"Apakah mereka hewan sungguhan atau mahluk jadi-jadian!?" tanya Langit pada dirinya sendiri. "Sepertinya mereka bukan hewan biasa! Baiklah, kita akan bertanya langsung ke mereka!" Langit dengan segera memanjat pohon besar tersebut! Berkat kemampuannya sekarang, dengan mudah dia bisa menaiki pohon besar itu tanpa masalah. Dalam sekejap dia sudah berada di dahan besar tempat Angeline dan Fifi berada! Diiringi riuh rendah dan berisiknya suara mahluk-mahluk primata tersebut. Mereka seolah tidak senang dengan keberadaan Langit di sana. "Siapa kau! Berani datang kemari, apa kau sudah bosan hidup!?" suara Angeline terdengar tinggi, serak dan berat. "Lepaskan mereka, aku bisa melihatmu, Gorila! Mereka bukan mainanmu! Mereka bukanlah bagian dari pengikutmu! Jangan sampai kamu menahannya untuk kesenanganmu sendiri! Aku memintamu secara baik-baik! Lepaskan mereka!" ujar Langit tegas. Dia bisa melihat bahwa Angeline dan Fifi tengah di peluk oleh dua ekor Gorila besar hampir dua kali ukuran m
"Ada tujuh kelompok, setidaknya seratus sepuluh orang yang belum datang! Ini sepertinya merupakan situasi yang tidak bisa dianggap enteng! Kita khawatir mereka semua tersesat!" Farell sang Ketua Panitia memulai pembicaraan. Ada sekitar 30 orang lebih yang terlibat dalam pertemuan itu. Mereka membuat lingkaran yang cukup besar di tengah Lapang. Selebihnya, para Panita segera di turunkan ke bawah puncak, untuk mencoba memulai pencarian! "Kalian sudah memperhitungkan hal ini kan? Ini masalahnya adalah keselamatan dan nyawa mereka! Kalau seandainya ada apa-apa dengan mereka di sana, apa yang harus kita katakan kepada publik?" Pria setengah baya dengan wajah keras berbicara. Dia adalah Pak Tomo, Dosen penanggung jawab Fakultas Hukum. "Kita sudah chek ulang pa, dan kita juga sudah mengadakan kegiatan ini tiga kali dengan sekarang, selama ini tidak ada kejadian-kejadian serius seperti yang di alami sekarang ini!" Farell membela diri. "Tapi kita tidak ada acara Kegiatan malam seperti sekar
"Ada apa dengan dia?*seru Pak Tomo. Di hadapannya, sosok Miss Irene tiba-tiba terjatuh ke tanah, dan mulai bergulingan. Lalu mulai menggeram dan bertindak seperti layaknya seekor hewan, berjalan dengan kedua tangan dan kakinya! "Aku menyukai orang sombong seperti dia! Wanita ini akan jadi pelayanku! Dia tidak akan bisa keluar dari sini untuk selamanya! Grrooarrhh! Grrooarrhh!" Miss Irene mulai mengaum seperti seekor macan! "Astagfirullah! Kejadian lagi! Dia sudah kerasukan Siluman Macan! Bagaimana ini!?" "Celaka! Dia akan dibawa jadi pelayannya! Kita harus segera menolongnya, kalau tidak, Miss Irene tidak akan selamat!" "Tenang! Tenang semua! Kita coba tangkap dia! Jangan sampai dia kabur! Aku yakin kita bisa menolongnya!" "Bagaimana caranya Erik? Kamu ingin di lempar lagi seperti kasus Angeline tadi!?" Amir mengingatkan. Erik terdiam. Benar juga, punggungnya masih belum sembuh karena insiden tadi, dan sekarang harus di tambah dengan insiden baru pula? "Kamu benar juga, ini s
"Siapa Langit sebenarnya? Kenapa selama ini kita tidak tahu apa-apa tentang dia!?" ujar Farell terperangah. "Dia adalah orang biasa yang selalu teraniaya, dan sekarang Tuhan Yang Maha Kuasa membukakan mata kalian, bahwa Langit adalah orang yang terpilih untuk menolong kita semua yang ada di sini!" Cahyo berkomentar. Sudut matanya mengembang. Dia sudah melihat kejutan-kejutan yang di berikan oleh Langit sejak tadi. Dia benar-benar merasa kagum, bangga dan terharu dengan sahabatnya ini! Langit adalah sosok hebat yang selama ini nyaris tidak pernah diperhitungkan dan dianggap oleh siapapun juga! "Luar biasa! Aku tidak menduganya sama sekali! Tapi aku tidak pernah mengejeknya, aku bahkan tidak mengenalnya! Tapi mulai saat ini dan kedepannya, dia akan selalu jadi temanku! Untuk selamanya!" ujar Farell ikut merasa bangga. Sementara yang lain hanya bisa terdiam. Mereka yang pernah berhubungan dengan Langit, membully Langit, menyakiti Langit, menganggap Langit adalah Badut dan sampah, semua
"Untuk itu hamba bersedia membantu, tapi saat ini waktu sudah menjelang subuh! Cahaya di ufuk timur akan segera keluar, dan itu tandanya hamba harus segera pamit, undur diri dari sini! Karena siang hari adalah waktu yang kurang baik buat hamba berada di sini! Tapi hamba hanya bisa menolong Yang Mulia, setelah Yang Mulia bertemu dengan Ratu Kumala Suci, karena mereka semua disekap dan berada di bawah kekuasaan dan pengawasannya! Yang Mulia bisa menemui beliau ketika Matahari sudah sampai pada Puncaknya! Yakni saat waktu Dhuhur!" "Hmm, baiklah! Dimana aku harus menemui Ratu Kumala Suci?" "Beliau ada di Puncak Teratas Gunung Mulia, yakni di tepian Kaldera Kawah Putih di atas sana! Beliau hanya bisa di temui pada waktu itu!" "Aku tidak bisa menemuinya sekarang? Aku khawatir dengan keselamatan teman-temanku!" "Tidak bisa Yang Mulia, beliau hanya bisa di temui di waktu-waktu tersebut, yakni ketika tengah hari dan tengah malam! Mereka yang disekap, Yang Mulia tidak perlu khawatir, mereka
Langit, Cahyo dan Audrey merasakan suatu sensasi yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Berbagai macam perasaan bercampur aduk menjadi satu dalam benak dan hati mereka masing-masing. Rasa takut, khawatir, kagum, dan tidak percaya dengan apa yang terjadi, apa yang dilihat dalam pandangan mereka, menjadikan semuanya adalah sebuah pengalaman nyata yang luar biasa. Tidak bisa dilukiskan dengan kanvas apapun dan tidak dapat di jabarkan dengan kata-kata sepanjang apapun! Di hadapan mereka, di tengah Balairung Istana nampak berdiri tegak beberapa puluh orang dengan pakaian kebesaran yang indah, dan terlihat sangat mahal. Pakaian dengan jubah kebesaran yang berwarna-warni, berhiaskan batu-batu perhiasan mewah dari mulai Berlian dan Mutiara Mutu Manikam yang memancar di setiap jubah mereka, seolah mereka adalah para Pembesar dan Kaum Bangsawan besar yang tengah berkumpul dan sedang mengadakan sebuah Perhelatan Pesta yang sangat Akbar dan fenomenal! Di depannya, di sebuah singgasana
Langit, Cahyo dan Audrey merasakan sakit luar biasa ketika tubuh ketiganya terhempas dengan keras ke lantai! Setelah sebelumnya mereka terangkat oleh sebuah kekuatan hebat yang tidak terlihat, yang dimiliki oleh Ratu Kumala Suci! "Audrey, kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Cahyo sambil tertatih. Berusaha berdiri walau terpincang-pincang. "Ka..kakiku sepertinya patah, ..." keluh Audrey. Dia merasakan sakit di pergelangan kakinya yang bengkak. "Maaf, kalian berdua jadi ikut terkena masalahnya, Cahyo tolong bawa Audrey agak jauh dari sini! Sebaiknya kalian agak mundur ke belakang!" Langit memberi instruksi. Dia merasakan kakinya sedikit bermasalah. Namun dia berusaha untuk berdiri dengan tegak. Dia tidak akan menyerah begitu saja! "Kamu bukanlah tandinganku! Kamu akan mati disini sebagai tumbal kekuasaanku! Naik!" Sang Ratu kembali mengangkat tangannya. Dan Langit kembali terangkat ke udara. Kekuatan Telekinesis yang dimiliknya sungguh luar biasa! Dan sekejap kemudian Langit dilempar
"Kakimu kuat untuk jalan, Audrey?" "Emmh, sepertinya kuat, tapi ..." "Ya sudah, kamu tidak keberatan aku gendong?" tanya Langit terus terang. Wajah cantik Audrey bersemu merah. Tentu saja dia tidak keberatan! "Ayolah, kamu bisa naik di punggungku atau Cahyo, terserah kamu saja!" "Baiklah, semoga aku tidak merepotkan mu!" Audrey dengan segan dan malu-malu naik ke punggung Langit. Menaruh kedua tangannya di pundak Langit dengan ragu-ragu. Cahyo hanya bisa tersenyum masam sambil menghela napasnya. Dia memang tidak akan pernah bisa menang melawan Langit, dalam hal apapun! "Kita akan tiba di bawah dalam satu jam kurang! Cahyo, kamu bisa jalan duluan dan memberi tahu mereka tentang posisi seluruh kawan-kawan kita!" instruksi Langit. Cahyo mengerti. Dia langsung dengan sigap berlari sambil mengacungkan jempolnya. Pertama dia memang ingin segera menolong teman-teman mereka, dan kedua, dia tentu saja tidak mau mengganggu kesenangan Langit dan Audrey yang tengah asyik berdua. "Kamu jan
Langit sudah tahu siapa orang ini sebenarnya. Bahkan dia adalah sosok yang selama ini diingat dan sedang di cari olehnya. Laporan dari teman-temannya di Sky Kingdom tempo hari, ketika ada penyerangan ke Kampus, terkait Kasus Bintang Pop Jepang Yuni Hanasaki yang menyebabkan Langit kena Skrosing keras. Dan muaranya adalah dia dan Kelompoknnya. Hazel, Golden Table dan Royal Knight! Sejatinya Langit sudah melupakan masalah itu, karena insiden ini sudah memakan waktu cukup lama. Bahkan ketika pertemuannya dengan Royal Knight di Istana William Burgez, dan akhirnya bertemu dengan Hazel, Bullock, Neil dan lainnya, dia menganggap semuanya biasa-biasa saja. Namun karena sikap dari Hazel yang selama ini selalu menyebalkan, dan selalu memancing konfrontasi dengannya, membuat Langit yang semula santai dan enggan menggubris akhirnya mulai tersulut juga. Walau dia masih melihat beberapa tokoh konkrit dan sangat penting di Royal Knight, dari mulai Master Shin Wu, Bullock, Neil bahkan Roman Arc
'Kenapa aku tidak boleh memukulnya Tuan?" Bullock berusaha menahan diri. Langit menggelengkan kepalanya."Kamu tidak boleh melakukannya Bullock....""Tapi mereka sudah menghina dan menuduh Tuan Langit!""Betul Tuan! Mereka sudah berani merendahkan Tuan! Mereka memang wajib di hajar!" David Huang ikut merasa geram."Setuju! Kita tidak boleh diam saja, nanti mereka bisa ngelunjak dan menghina kita terus Tuan!" timpal yang lain."Tuan, tolong untuk kali ini izinkan aku untuk memberi mereka pelajaran!" Bullock setengah memaksa."Ya, aku juga akan menghajarnya! Aku tidak peduli walau harus dapat hukuman atau di diskualifikasi sekalipun!""Sudahlah, kalian jangan terbawa emosi,""Tidak bisa Tuan, baiknya, kita sikat saja sekalian biar mereka tidak kurang ajar lagi kedepannya!""Sudah kubilang, tidak boleh!""Ta..Tapi kenapa Tuan?""Kalian tidak perlu banyak bertanya!""Tapi kami ingin kejelasan Tuan!""Kalian ini! Sudah kubilang, jangan lakukan itu...! Karena....Aku sendiri yang akan mengha
Beberapa saat sebelumnya. Zaghold dan Gurrick tidak menduga sama sekali ada serangan cepat dan mendadak, disertai dengan kekuatan yang tidak main-main siap menghantam keduanya! "Sialan! Aku tidak sempat..." Zaghold panik. "Kekuatan ini...Matilah kita!" teriak Gurick ikut ketakutan. Dia merasa kekuatan tinju yang datang ini jauh lebih kuat dari yang tadi. Sebelum kedua tinju Langit sampai dan mengenai mereka... "Berhenti anak muda!" sebuah suara keras entah datang dari mana mengejutkan semuanya. Bersamaan dengan itu sebuah bayangan Luning keemasan bergerak sangat cepat menghadang kedua tinju Langit! Dess! Dess! Duaarrr! Dua kekuatan besar beradu secara berturut-turut, menimbulkan. suara ledakan yang dahsyat seperti bom, hempasan angin yang ditimbulkannya mampu menerbangkan jutaan material pasir dan batuan, bahkan sanggup menerbangkan Zaghold dan Gurock secara bersamaan. Namun justru itu yang menyelamatkan mereka, karena kedua Tinju Langit ada yang meng-counter, hingga tid
"Kenapa kalian lama sekali heh? Kami sudah boson menunggu!" seru seseorang di muka gerbang. Mereka adalah beberapa orang yang sudah berada di Pintu Gerbang Akademu yang nampak berdiri dengan megah dan menjulang. "Nel!? ....l Neil!" Bullock berteriak gembira. Di Pintu Gerbang berdiri beberapa orang yang sudah menunggu mereka. Para sisa Kandidat yang sepertinya sudah lolos dari Ujian Masuk Akademi. Jumlah mereka tidak lebih dari Dua Puluh Orang saja! Neil Langsung menyambut Bullock, keduanya saling berpelukan seperti layaknya sahabat karib. yang sudah lama tidak bertemu. "Kalian hanya bertiga? Mana Jones dan yang lainnya?" tanya Bullock. "Jones...Dia...Dia..." "Tidak perlu kamu tanyakan itu! Dia adalah bibit gagal yang memang sudah seharusnya disingkirkan sejak lama!" jawab Hazel dingin. Bullock terdiam. Neil dan Chen nampak saling pandang, namun tidak berani berkomentar. "Selamat Kak Bullock, kamu berhasil. Dan sepertinya... Kalian semua masih dengan Kelompok yang Utuh seja
Langit bukannya tidak mengetahui kekuatan para Mahluk menyeramkan di depannya. Jika dibandingkan dengan kelompoknya, mereka jelas berada di atas kelompok Langit. Bahkan masih berada di atas Bullock yang menguasai Ranah Cakra Langit Level dua! Setidaknya diantara mereka berada satu dua tingkat di atasnya. Dan itu tidak termasuk Zaghold! Langit melihat Salah satu Kepala Suku Ras Terkuat Bangsawan Troll itu berada di ranah Alam Master tingkat Enam, satu tingkat di atas Gurrick, sang Jenderal Goblin! "Mungkin ini adalah satu-satunya cara terbaik aku menguji kekuatan ku, sebelum kedepannya aku harus menyimpan rapat-rapat ketika aku masuk Akademi! Mungkin akan kelihatan aneh dan timpang nantinya.Tetapi tidak masalah. Aku sudah berada di sini. Aku jelas harus membela diri. Dan aku akan berjuang untuk melakukan yang terbaik! Biarlah aku memberi sedikit kejutan pada mereka. Pada Kumpulan Badut ini, juga kepada orang-orang yang sejak tadi terus mengawasi kami. Ya, semoga aku tidak salah b
Sialan! Kenapa mereka bisa ada di sini? Bukankah mereka harusnya berada di... " Sharock bergumam kesal dalam hatinya. "Kakak, kenapa para Bajingan Troll ini bisa berada di wilayah kita?" "Ya, mereka seharusnya berada di Padang Monster bersama dengan Mahluk sialan lainnya. Bahkan mereka dengan seenaknya menerobos Gua Kabut. Apa tidak ada yang menjaga di sana?" "Kakak, bukankah idemu yang menyuruh kita mengerahkan hampir setengah Pasukan untuk menyambut mereka di sini? Karena kamu khawatr Gua Kabut akan hancur?' "Ya, kamu benar Rydock. Coba kamu lihat sekarang. bahkan para pasukan kita masih belum bisa siuman. Dia berhasil menghajar telak Pasukan Inti kita! Hei, ini adalah Visiku! Penerawanganku! Aku akhirnya berhasil menghindarkan malapetaka yang seharusnya terjadi!" Sharok teringat sesuatu. "Maksudmu?" "Dasar bodoh! Belajarlah menjadi Goblin yang cerdas! Kamu lihat apa yang sudah dia lakukan dengan area ini? Dia berhasil membuatnya hancur berantakan! Bukan cuma pasukan, daerah
"Ada apa sebenarnya dengan para Penguji di sana? Apa mereka hendak membunuh para Kandidat?" Andromeda memukul meja dengan geram. "Itu adalah bagian dari prosedur yang aku ceritakan kepadamu. Setiap Kandidat disesuaikan dengan para Pengujinya. Aku fikir ini masih dalam tahapan yang wajar dan bisa di benarkan," "Wajar apanya? Ratusan Goblin dan Tiga Jenderal nya ikut turun tangan. Ini jelas tidak bisa di benarkan sama sekali, Tuan Muda Veganza!" "Kakak, sabarlah, tidak perlu panik dan protes seperti itu. Ini adalah kurikulum yang sudah disetujui oleh para Petinggi Akademi, dan juga... " "Diam kau Aurora! Apa kamu tidak pernah berfikir, sehebat-hebatnya para pemuda ini, mereka tetaplah Kandidat yang belum memiliki Pengalaman luas dan Mental yang kuat! Walau terlihat berbakat..." "Mereka, terutama pemuda ini terlihat spesial Kak. Dan aku yakin, dia masih sanggup mengatasinya, justru ujian ini sangat penting untuk menentukan sampai dimana batas kekuatannya, Kak!" "Tapi ini sudah san
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer