Panji tersenyum kecil. “Lu makin cantik, Din.”
Tanpa banyak berekspresi dan sambil ia terus memperhatikan catatan, Dinda hanya menjawab singkat. “Thanks.”
“Pasti lu ikut pilates ya?”
“Mmm…”
“Nge-gym juga kali.”
“………..”
“Luluran?”
Dinda menghela nafas, melepas kacamata, dan mulai bicara. “OK, gue udah cek. Datanya cukup ini aja dulu. Mudah-mudahan aja gue bisa bantu ngatasin.”
“Makasih. Lu yakin kasus ini bisa selesai cepat kan?”
“Yakin.”
“Terus, bayarnya gimana?”
“Lu punya duit berapa?”
“Ga ada,” jawab Panji tandas. “Tapi kalo lu mau gue bisa kasih ciuman lagi.”
Muka Dinda spontan memerah. “Sialan. Ngungkit-ngungkit aja lu.”
“Tapi lu suka kan?&rdquo
“Lu punya duit berapa?”“Ga ada,” jawab Panji tandas. “Tapi kalo lu mau gue bisa kasih ciuman lagi.”Muka Dinda spontan memerah. “Sialan. Ngungkit-ngungkit aja lu.”“Tapi lu suka kan?”“Buat gue itu bukan ciuman.”“Apa dong?”“Tipuan. Hukuman atas kelalaian gue dalam menghadapi elo.”“Ayolah, Din. Gue tahu itu first kiss-nya buat lu. Mustinya itu hal berkesan dong. Iya kan? Ayo dong jawab.”Dinda lantas pergi begitu saja. Sadar bahwa mereka sehabis ini memang harus berpisah, Panji tidak mengejar dan hanya meneriaki dari jauh:“Hei! Gue serius!”*Orang-orang yang bangkit dari masa lalu sekarang ngejar Dinda. Kalo tadi adalah kasusnya Panji, hari ini kasus baru yang muncul di depan mukanya adalah Sandro.Pasca tamat SMA, hubungan Dinda dengan Sandro biasa-biasa aja sih. Dekat nggak, akrab nggak. Yang pasti, mereka nggak musuhan. Mereka nggak bisa lagi akrab seperti saat SMA karena Dinda kan udah tinggal di tempat lain bareng suaminya.Nggak tahu gimana ceritanya, itu orang tau-tau aja
Mereka hanya kasih saran-saran sederhana yang intinya bagaimana pun juga hidup itu punya tantangan sendiri. Nggak ada seorang pun di dunia yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi besok. Jadi karena itulah perlu untuk manusia itu dalam ketidaktahuannya malah jangan jadi sok, jumawa, atau percaya diri terlalu berlebihan yang cenderung mendewakan kekuatan diri sendiri.Mengenai teknis bagaimana nanti nolong Sandro, Dinda dan Sandro akan pikirin lebih lanjut.*Biarpun udah sukses ngerjain pak Satya sampe putus hubungannya dengan calon yang jadi bininya, Rojab masih belum puas. Dia masih ingin membalas dan kalo perlu menjatuhkan pak Satya sampe orang itu kapok sekapok-kapoknya. Ancaman itu bukan hanya sekedar om-do, alias omong doang. Dengan didampingin tiga anak buahnya yang bodinya paling item, paling serem, paling tinggi, paling jelek, Rojab sampein pesan itu dengan dia mendatangi langsung di kantornya. Dan begitu ketemu langsung, makin stress aja itu orang. Pak Satya gementar keta
“Bukan mau negative thinking, tapi adakalanya kita juga harus ingat bahwa di dunia ini akan ada aja orang-orang yang manfaatin kebaikan kita.”Ceret yang tengah dipakai menjerang air, berbunyi. Dinda mau bangkit ke dapur tapi Ramond buru-buru mendahului.“Udah Mama duduk aja dulu. Biar Papa yang urus di dapur,” katanya. Ia mematikan kompor dan dengan sigap melakukan tugas lain yaitu menyiapkan makan malam.“Papa ada usulan apa yang kita perlu lakuin ke Sandro?”“Kalo maksud Mama adalah nyari pekerjaan ke dia, Papa nggak tau. Dengan skill dan pengalaman yang terbatas dari Sandro, memang apa yang bisa kita tawarin?” Sambil mulutnya berbicara, tangan Ramond juga sibuk menyiapkan makan malam yang menunya telah mereka pesan secara online.“Ayo Manis, duduk di sini.” Ramond menarik kursi dan menyilakan Dinda duduk.&nbs
Padahal semua orang tahu bahwa milih jodoh bukanlah hal yang gampang karena itu menentukan hidup seseorang di masa depan. Mau rumah tangga bahagia atau hancur, semua ditentukan dari kehidupan pernikahan yang bahagiaKasus yang dialami Pak Gumelar adalah contoh betapa Dinda sekarang jadi merasa bersalah karena merasa dirinya ikut bertanggungjawab atas hancurnya pernikahan orang itu. Belum lagi kasus Sandro yang merasa tercampakkan. Mengenai Bimbim, Dinda belum pernah ketemu atau ditelpon orang itu. Tapi apa yang dia alami juga membuktikan bahwa saran dari aplikasi ternyata nggak tepat karena – pikir mereka – kalo saran itu tepat, seharusnya Bimbim nggak perlu memutus hubungan dengan Bunga. Dimana Bunga jadi akhirnya ngambil kehidupan yang kacau dengan hidup bersama orang lain.Dan selain masalah berkaitan aplikasi, Dinda masih dihadapkan dua masalah rumit lain. Pertama, soal munculnya kembali Panji. Dan kedua, munculnya kembali Mi
Gadis itu berasal dari sebuah suku pedalaman Kalimantan dimana klan keluarga-nya memiliki askineya - suatu ikatan kepercayaan turun-temurun berdasarkan tradisi nenek moyang. Dan salah satu ikatan hukum tradisi untuk klan ini adalah bahwa jodoh itu ditentukan oleh fenomena alam. Melalui semacam wangsit, sudah ditentukan bahwa jodoh bagi Angel adalah pria yang datang di bulan purnama saat hari jadinya ke-17 sambil membawa bunga berwarna merah. Dan di hari dan malam itu, Ramond memang mendatangi ketika mobil yang dikendarai Angelica gembos bannya.“Permisi. Maaf, ada yang perlu dibantu?”Tanpa pamrih, setelah diizinkan tentu saja, ia memberikan pertolongan dengan mengganti ban lama dan memasangkan ban baru. Ramond memang tidak membawa bunga. Tapi motif baju yang dikenakan yang penuh dengan bunga – dimana ada juga bunga berwarna merah – membuat Angel merasa bahwa Ramond adalah pria yang dikirim dari Kahyangan ke
Ditambah dengan adanya motor sebagai sarana pendukung dan kehati-hatian pengelolaan keuangan, bisnisnya pun mulai berjalan. Di lain pihak kegigihannya bekerja membuat dirinya secara tanpa disadari menarik perhatian pedagang-pedagang lain. Kegalauan yang sempat begitu mencekam perlahan sirna.Kepandaiannya memperbaiki barang-barang elektronik rusak makin meningkat. Yang namanya televisi, kipas angin, AC, kulkas, mesin cuci, sampe barang-barang ukuran lebih kecil seperti setrikaan, radio tape, bisa dibetulin.Suatu waktu ia singgah di sebuah warung nasi yang belum pernah dikunjungi sebelumnya untuk makan siang. Bagai kena sengatan panah Cupid, Sandro mendadak jatuh cinta waktu ngeliat mbak yang melayani ternyata manis. Rambutnya panjang dan bodinya juga semlohay. Sandro udah naksir sejak pandangan pertama. Umurnya mungkin 20an tahun.Sebetulnya Sandro nggak boleh lakuin gitu karena dulu waktu sama Rannie dia juga jat
Pria yang ia dambakan, Ramond, harus diperjuangkan. Pertama karena pria itu tergolong pemalu. Kedua, ia bukan tipikal yang sabar menunggu. Terakhir, ia percaya bahwa seorang wanita yang berani ‘nembak’ duluan sebetulnya menunjukkan sikap pemberani dimana bagi sukunya wanita yang pemberani itu dianggap ‘seksi’ dan menawan. Ini seperti gadis-gadis lajang di bagian dunia lain yang mencoba tampil cantik dengan pola fisik seperti memperpanjang bentuk leher. Atau gadis di suku tertentu yang mengenakan anting super duper berat agar daun telinga memanjang ke bawah karena menurut mereka itulah kecantikan. Atau bisa juga seperti gadis suku tertentu di pedalaman yang memiliki telapak kaki kecil akibat diikat paksa dimana kaki kecil itulah kecantikan sebenarnya.Sayangnya, saat ia menyatan cinta, situasi sudah terlambat. Ramond sudah terlanjur memilih seseorang untuk menjadi kekasihnya. Seorang gadis sederhana, cerdas, lumayan cantik. J
Rumah tangga pak Galih memang sedang di ujung tanduk. Ekonomi mereka mulai aman karena dapet dropping dana dari Dinda yang rutin kirim sebagain gajinya yang lumayan gede ke orangtuanya. Tapi di saat ekonomi udah aman gitu, rumah tangganya dilanda prahara. Pak Galih sedih karena isterinya ia nilai mulai nggak bener. Bisnis nasi uduk yang tadinya ia pikir akan menopang ekonomi malah jadi jalan retaknya hubungan mereka berdua. Tentu bukan salah di bisnisnya karena semua ini murni kesalahan Amih, isterinya.Hubungan suami-isteri yang awalnya akrab, sekarang berubah dingin. Mereka belum bercerai, tapi tetap meneruskan perkawinan walau dengan jalan terseok-seok. O ya, jualan nasi uduk udah lama berhenti dan sekarang mereka buka warung kelontong di depan rumah dimana untuk Apih yang sekarang jadi cemburuan, hal ini juga sering memicu konflik antar mereka berdua.“Orang kan bisa aja melakukan kekhilafan, Apih.&rdquo