Beranda / Rumah Tangga / AMBISI WANITA SIMPANAN / BAB 2. Wanita Cantik Yang Bersama Suami

Share

BAB 2. Wanita Cantik Yang Bersama Suami

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 07:45:03

"Maaf sebelumnya ya, Cit. Tapi aku baru saja melihat suami kamu di hotel tempatku berada bersama seorang wanita cantik dan seksi."

Bagai tersambar petir Citra mendengar itu. Hatinya tersentak luar biasa. "Ka-kamu jangan bercanda, Rin! Tidak lucu tau!"

"Kenapa juga aku harus bercanda?" sahut Usi tak kalah. "Memang kenyataannya begitu. Aku melihat Mas Galih di hotel bersama seorang wanita cantik."

"Memangnya kamu sekarang berada di hotel? Kok bisa melihat Mas Galih?"

"Iya. Aku sedang menemui temanku yang datang dari luar kota di hotel ini. Tapi dia sedang berada di kamar mandi sekarang. Makanya aku menelpon kamu tanpa mampu untuk menundanya."

"Aku rasa kamu salah lihat, Us. Masak sih Mas Galih di hotel bersama wanita lain."

"Entahlah. Tapi aku yakin itu adalah suamimu. Aku kan kenal sekali dengan Mas Galih. Tidak mungkin aku salah lihat."

"E... mungkin tidak kalau dia di sana untuk menemui pelanggan?" Citra berusaha untuk berpikir positif walaupun jantungnya sekarang berdegup kencang tidak karuan. "Dan pelanggan itu ya wanita itu."

"Di dalam kamar? Pertemuan macam apa di dalam kamar?"

Citra menelan saliva. Perasaannya makin tidak karuan mendengar pertanyaan Usi barusan. "Di dalam kamar? Maksudnya kamu melihat Mas Galih di dalam kamar bersama wanita itu? Bagaimana bisa? Aduh, kamu jangan membuat aku bingung deh."

"Aku minta maaf sekali lagi sama kamu ya, Cit. Jadi ceritanya tuh begini. Waktu aku sedang nyari kamar temanku itu, tiba-tiba aku melihat suami kamu keluar dari dalam sebuah kamar. Aku kaget kan? Aku hendak memanggil tapi suamimu keburu pergi. Jadi tidak jadi. Nah, pas aku jalan lagi. Dari kamar suamimu keluar tadi, keluar juga seorang perempuan cantik dan pakaiannya cukup seksi. Aku syok dong. Langsung muncul pikiran negatif ke dia. Sebenarnya aku tidak tega mau menyampaikan apa yang aku lihat itu. Tapi kalau aku tidak menyampaikannya, aku tidak tenang. Aku tidak ada maksud buruk, Cit. Hanya berharap setelah apa yang aku lihat, kamu harus lebih berhati-hati dan tidak ada salahnya untuk mencari tahu. Ini demi kebaikan kamu. Semoga saja, ini tidak seperti yang aku pikirkan."

Citra menghela nafas berat. Mencoba menghilangkan sesak di dada. "Aku mengerti maksud kamu. Ya, aku akan lebih berhati-hati dan mencari tahu. Terima kasih sudah memberitahu. Tapi sekarang aku mau pulang dulu."

"Ya ya ya. Hati-hati di jalan ya."

Panggilan diakhiri. Tapi tak langsung melajukan mobilnya, Citra justru diam termenung. Dia syok dengan apa yang dia dengar dari Usi bahwa sahabatnya itu melihat suaminya keluar dari kamar hotel yang di dalamnya ada seorang wanita cantik. Dengan mengacu pada kedekatannya selama ini sebagai sahabat, Usi tidak mungkin mengarang cerita. Namun setelah menjalani pernikahan selama beberapa tahun, rasanya juga tidak mungkin suaminya mengkhianatinya. Galih sangat sayang dan perhatian padanya. Bahkan sampai di detik pria itu akan berangkat kerja tadi pagi. Apakah orang yang mendua masih bisa bersikap seperti itu?

Dia tak tahu. Dia sungguh bingung saat ini. Apakah dia harus menanyakannya langsung pada orang yang bersangkutan dan meminta penjelasan?

"Siapa yang menelpon mama tadi? Apa itu Tante Usi?"

Citra terhenyak dari lamunannya. Dia menoleh pada Manisa dengan senyuman yang dipaksakan. "Iya, dia Tante Usi."

"Terus dia bilang apa sama mama? Kenapa menyebut-nyebut nama papa?"

Citra menggeleng pelan. "Bukan obrolan yang menarik. Hanya obrolan biasa orang dewasa. Tidak penting untuk kamu ketahui."

Manisa menggendikkan bahunya. Lalu dia membuang pandang ke luar jendela ke samping kirinya. "Orang dewasa selalu saja begitu. Sepertinya memiliki banyak rahasia yang tidak boleh diketahui oleh anak kecil."

"Karena dunia orang dewasa tak sama dengan dunia anak kecil. Rumit. Kalau anak kecil masuk ke dunia orang dewasa, nanti tidak fokus lagi sama sekolah."

Kedua alis Manisa bergerak ke atas. "Ya, oke. Ayo kita pulang sekarang. Aku mau makan."

"Baiklah Tuan Putri."

Citra pun segera melajukan mobilnya meninggalkan tempatnya. Tapi sepanjang perjalanan pulang, perasaannya tidak karuan. Dia terus bertanya-tanya dalam hati. Ada urusan apa suaminya di hotel? Siapa wanita cantik yang keluar dari dalam kamar yang sama dengan suaminya? Mungkinkah suaminya ada main dengan wanita cantik itu di belakangnya?

***

Citra menatap Galih yang sedang menikmati makan malam. Pria itu tampak makan dengan lahap. Sampai tidak tahu kalau sedang diperhatikan olehnya.

Setelah berjam-jam memikirkan apa yang disampaikan oleh Usi, Citra memutuskan untuk mencari tahu apa kira-kira yang dilakukan Galih bersama wanita cantik yang entah siapa di hotel itu dengan cara bertanya langsung pada suaminya tanpa menuduh.

Ya, menurutnya ini adalah cara yang paling mudah. Tapi sekali lagi tanpa menuduh karena dia tidak boleh mudah terpancing emosi untuk sesuatu yang masih gamang. Keharmonisan rumah tangganya bisa hancur oleh kebodohan semacam itu. Maka, dengan berat hati dan hati berdebar-debar, dia memulainya. "Mas?"

Galih yang sedang mengunyah makanan dalam mulut langsung mengalihkan pandang dari piring ke Citra. "Ya?"

"Hari ini kamu kemana saja selain ke toko kita?"

Kening Galih mengerut mendengar pertanyaan Citra yang dirasa aneh itu. "Kemana bagaimana maksudmu? Tentu saja hanya di toko saja."

"Kalau Mas di toko saja, bagaimana bisa ada seseorang melihat mas di sebuah hotel siang ini?"

Galih terhenyak. Makanan yang sedang dikunyahnya langsung ditelan. "Siapa yang melihat aku di hotel? Orang itu salah lihat mungkin."

"Usi tidak mungkin salah lihat, mas. Dia kan sangat paham sama mas."

Galih menelan saliva. 'Sial! Kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana aku harus menjawabnya sekarang?'

"Mas? Kok diam sih? Mas ke hotel ngapain?"

"Oh eh, itu. Iya. Aku memang ke salah satu hotel tadi." Galih terpaksa mengiyakan karena kalau sudah Usi yang melihat, tidak mungkin salah mengenali dirinya.

"Ngapain mas ke sana? Dan kenapa juga sebelumnya harus menyangkal?"

"Karena... karena aku takut kamu salah paham lalu curiga kepadaku. Aku ke sana bukan untuk berbuat macam-macam melainkan untuk bertemu dengan salah satu pelanggan dari luar kota yang tidak bisa datang ke toko kita."

"Pelanggan dari luar kota itu laki-laki atau wanita?"

"Ya laki-laki dong."

"Lalu siapa wanita yang Usi lihat keluar dari kamar yang sama dengan mas keluar? Makhluk gaib?"

Mati kutu! Galih tak menyangka ternyata Usi melihatnya di depan kamar hotel yang dia sewa dan bukan di area lain seperti lobby dan lainnya sehingga bisa beralasan sekehendak hati karena dia masuk dan keluar hotel tidak bersama-sama dengan Rini. Dan soalnya ternyata Rini keluar kamar itu beberapa saat setelah dia sehingga Usi masih sempat melihatnya. Sekarang dia harus menjawab apa?

"E... itu istrinya pelanggan. Pelanggan dari luar kota itu memang datang bersama istrinya. Tidak sendiri."

"Kamu yakin dia istri pelanggan dari luar kota itu? Kamu yakin tidak membohongiku kan, mas? Wanita itu bukan...." Citra melirik Manisa yang fokus dengan makanannya. Dia berharap putrinya itu tidak mengerti dengan yang sedang dia dan Galih bicarakan. "selingkuhan kamu?"

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

    "Kamu yakin dia istri pelanggan dari luar kota itu? Kamu yakin tidak membohongiku kan, mas? Wanita itu bukan.... selingkuhan kamu kan?"Galih terhenyak. Dia merasa sangat tertohok kali ini. "Ba-bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu, Cit? Kamu kan tahu kalau aku sangat menyayangi dan mencintai kamu. Jadi tidak mungkin kalau wanita itu adalah selingkuhanku."Citra tak merespon. Memilih diam sembari terus menatap Galih sebagai jawaban. Dua kali ralatan kebohongan Galih di obrolan ini membuatnya mulai merasa curiga. Galih mengerti maksud dari tatapan Citra. Dia pun mendengkus frustasi. "Ayolah, Cit. Percaya padaku. Pelanggan yang aku temui di hotel itu memang laki-laki dan wanita itu adalah istrinya. Bukan selingkuhanku seperti yang kamu pikirkan. Aku bersumpah tidak berkhianat sama kamu karena aku sangat mencintai kamu dan Manisa."Mendengar sumpah Galih, kecurigaan Citra sedikit menyurut. Biar begitu, hatinya masih tidak tenang."Kalau kamu tidak lagi ada rasa percaya kepadaku, maka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 4. Telpon Pagi-pagi Yang Membuat Curiga

    "Sayang, aku mau. Ayo kita lakukan dengan bersemangat," ucap Galih sembari memeluk Citra dari belakang. Sebenarnya dia sedang tidak berharap pada istrinya itu. Sebab hasratnya sudah terpenuhi tadi siang. Tapi gara-gara ketahuan bertemu dengan Rini, dia memaksakan diri untuk melakukannya. Tujuannya untuk menyenangkan Citra karena menurutnya kalau wanita telah dipuaskan, seluruh amarah dan kecurigaan wanita akan sirna. Kalau pun masih ada, hanya tinggal sisa-sisa.Citra yang belum bisa tidur karena merasa gamang, menjawab. "Maaf, mas. Malam ini aku capek sekali. Lain kali saja ya." Bohong! Dia berbohong. Sebenarnya dia tidak merasa capek. Tapi karena beberapa jam lalu dia melihat foto mesra suaminya itu dengan seorang wanita cantik, kecurigaannya kembali muncul. Hanya saja dia tidak mau jujur dengan rasa kecurigaanya itu karena memiliki alasan."Kenapa? Apa karena kamu masih memikirkan laporan Usi yang melihat aku bersama seorang wanita tadi? Kamu curiga? Kamu marah? Katanya kamu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 5. Antara Percaya Dan Tidak Percaya

    Beberapa saat sebelumnya."Nya, sarapan sudah siap," ucap Sumi di pintu kamar Manisa.Citra yang baru saja selesai merapikan rambut Manisa menoleh. "Iya, bi. Ini kami mau ke meja makan.""Baik, Nya. Tuan mau bibi panggilkan juga?""Biar aku saja, bi. Bibi lanjutkan pekerjaan saja.""Oh, baiklah, Nya. Kalau begitu, bibi kembali ke dapur." Sumi berbalik badan dan kemudian tubuhnya menghilang di balik tembok.Citra menatap Manisa yang sudah selesai dirias. "Kamu ke meja makan sekarang sendirian ya. Mulai sarapan saja. Mama mau memanggil papa dulu."Manisa mengangguk. "Iya, ma."Citra tersenyum. Dia kemudian meninggalkan kamar Manisa menuju kamarnya. Tapi begitu sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, langkah Citra terhenti tiba-tiba begitu mendengar suara Galih yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya. Suaranya sih lirih. Tapi Citra masih bisa mendengarnya."Apa-apaan kamu menelponku Pagi-pagi begini?! Aku kan sudah bilang sama kamu untuk tidak menghubungi dan mengirim pes

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

    Citra mendengkus pelan. Dia tidak punya jawaban pasti saat ini. Lebih baik dia hentikan obrolan ini mengingat dirinya harus mengantar Manisa pergi ke sekolah. "Aku datang untuk mengajak mas sarapan. Mungkin Manisa sudah di meja makan sekarang," ucap Citra sebelum akhirnya berbalik badan keluar dari dalam kamar itu. "Sial!" hardik Galih pada dirinya sendiri begitu Citra menghilang di balik pintu. "Sepertinya Citra benar-benar curiga. Ini gara-gara Rini. Sudah dibilang jangan menelponku di waktu pagi seperti ini, eh, malah melakukannya. Aku harus menegurnya sebelum dia membuat masalah yang lebih besar." Setelah memasukkan dompet dan ponsel ke saku celana serta mengambil kunci mobil, Galih keluar kamar menuju meja makan. Dia mendapati Citra dan Manisa sedang menikmati sarapan mereka tanpa suara. Citra dan Manisa sempat meliriknya. Tapi hanya sekilas sebelum kembali melanjutkan makan mereka. Galih menipiskan bibir mendapati reaksi Citra itu. Rasanya dia ingin bersumpah sekali lagi ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 7. Membalas Pesan Wanita Simpanan Suami

    Kening Usi mengerut dalam mendengar ucapan Citra. Dia tidak mengerti maksudnya. Meskipun begitu, dia mencoba untuk tidak panik agar tidak memperburuk emosi Citra. Dia mengusap punggung Citra dengan lembut hingga sahabatnya itu tampak sedikit tenang. Setelah itu, barulah dia membawa Citra ke ruangannya dan menyilahkan wanita itu duduk di sofa yang ada di sana."Ceritakan padaku apa yang menyebabkan kamu seperti ini?" tanya Usi tegas. Walaupun Citra baru saja selesai menangis, dia tahu Citra seperti dirinya. Yaitu wanita yang tidak menyek-menyek. Bukan tanpa sebab dia berpikir begitu, selama mereka bersahabat, baru kali ini Citra menangis.Citra mengusap basah di wajahnya dengan tisu yang diberi oleh Usi. "Aku bingung harus cerita darimana. Tapi aku benar-benar tidak menyangka akan mendapati kenyataan ini.""Kenyataan apa?""Kenyataan kalau... Mas Galih sepertinya memang benar-benar selingkuh."Usi tersentak kaget. "Bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan ini? Bukankah waktu itu kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 8. Berbalasan Pesan Dengan Wanita Simpanan Suami

    Citra menatap layar ponselnya lekat-lekat. Dia menunggu jawaban atas pesan balasan yang dia kirim pada wanita pemilik nomer asing yang mengirimkan foto dan video mesum antara suaminya dengan seorang wanita yang tidak dikenal itu. Dia begitu penasaran dengan orang ini dan siapa dirinya.Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesan balasan yang ditunggu-tunggunya datang juga. Dia langsung membaca pesan itu meskipun dengan hati yang sedikit berdebar. 'Aku telah mengirimkan foto dan video suamimu. Respon kamu seperti ini? Kamu tidak terkejut? Marah? Syok? Sakit hati? Atau yang lainnya?'Citra tersenyum miring. Jari-jarinya kemudian membalas. 'Kenapa kamu mau tahu apa yang aku rasakan? Pentingkah perasaanku buat kamu? Terus, memangnya kamu siapa mau tahu perasaanku? Bukan siapa-siapaku kan?'Jawaban Citra sontak membuat Rini menggeram kesal. Rahang wanita itu sampai mengencang dan wajahnya memerah karena sangking menahan marah. "Kurang ajar! Belum tahu saja kamu siapa aku! Nanti kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 9. Permintaan Citra Yang Sangat Mengejutkan

    Galih menyudahi obrolannya dengan Citra dengan senyum penuh arti. Bagaimana tidak, sepertinya istrinya itu sudah baik-baik saja meskipun tadi pagi ada kejadian yang cukup mengkhawatirkan. Tapi dia yakin, setelah pulang dari mall, keadaan akan semakin baik."Aku hanya perlu membelikan semua yang dia inginkan di mall nanti. Setelahnya, beres. Dan satu hal yang penting, aku masih bisa berhubungan dengan Rini. Soal permintaan Citra yang menyuruhku membawa satu karyawan pria ketika mau bertemu pelanggan di luar, itu mah gampang. Aku hanya perlu menyuap salah satu karyawan. Beres."Senyum Galih kian lebar. Dia merasa pintar.Singkat cerita. Galih dan Citra sudah bertemu di mall. Mereka bahkan sudah berbelanja. Semua barang yang dibelanjakan adalah barangnya Citra. Sayangnya raut wajah Citra tampak tidak sumringah. Terlihat biasa saja. Hal itu membuat Galih merasa tidak nyaman. "Kamu kenapa sih, sayang?" tanya Galih kemudian. Yaitu saat mereka sudah duduk di sebuah tempat makan dan makanan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 10. Balasan Untuk Sebuah Kebohongan

    'Kamu bisa cek pada ahlinya kalau foto dan video syur yang aku kirimkan padamu itu asli dan bukan editan.' Rini menatap pesannya yang dia kirim ke Citra sore tadi. Masih belum ada balasan. Bahkan dibaca saja tidak. Hal itu membuat Rini jadi merasa resah, gelisah, marah, penasaran bercampur aduk menjadi satu. "Ukh!" Rini melempar ponselnya. "Menyebalkan sekali sih dia! Tidak mau mundur meskipun aku sudah mengirimkan foto dan videoku dengan Mas Deni! Aku yakin dia juga tahu kalau foto dan video itu asli dan bukan editan! Dia hanya pura-pura tidak percaya karena tidak mau melepaskan hidup mewahnya! Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?! Apa aku harus mendatanginya langsung?! Tapi kalau itu aku lakukan, bagaimana kalau ketahuan Mas Galih? Nanti bukannya menjadi istri sahnya, eh malah ditinggalkan. Aduh, jadi aku harus melakukan apa?" Sementara itu, Citra menatap layar ponselnya dengan tersenyum samar. Dia sangat senang karena bisa membuat panik Galih dan selingkuhannya hari ini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 19. Hotel X Kamar 302

    'Karena aku merasa heran. Bagaimana bisa seorang istri diam saja ketika sudah tahu suaminya selingkuh? Apa... istrinya memang tidak keberatan kalau suaminya selingkuh asalkan tetap bisa hidup mewah?''Hah? Apa maksudmu dengan mengatakan aku membiarkan suamiku selingkuh agar bisa hidup mewah? Anda harus tahu ya, nona. Bahwa tanpa suamiku pun aku bisa hidup mewah. Ada baiknya kamu mencari tahu dulu sebelum bicara.''Oya? Apa karena kamu merasa cantik sehingga bisa mendekati laki-laki kaya selain Mas Galih?''Itu hanya ada dalam pemikiranmu, nona. Begini saja, sekarang katakan apa maumu sebenarnya, nona. Jangan berbelit-belit.''Oke, kalau itu mau kamu. Aku mau kamu melepaskan suami kamu karena sudah jelas suami kamu itu lebih mencintai aku daripada kamu. Jadi, cepat atau lambat, kamu bakal dibuang juga. Jadi, sebagai sesama wanita yang punya harga diri, lebih baik kamu pergi lebih dulu sebelum dibuang.''Tidak semudah itu. Kalau hanya dengan bukti-bukti video dan foto yang kamu berikan,

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 18. Siapa Yang Dikhianati Siapa Yang Panik

    "Bagaimana, bu? Apakah berhasil?" tanya Gina pada marni yang berada di luar toko.Marni menghela nafas berat. "Tidak."Kening Gina mengerut. "Kok tidak? Bukannya ibu yakin bakal menaklukkan Mbak Citra? Kata ibu mau mengancam Mbak Citra dengan memakai Mas Galih?""Sudah. Ibu sudah melakukannya. Tapi apa? Dia tidak takut sama sekali. Dia justru mengatakan kalau dia tidak merasa sayang telah kehilangan Mas-mu itu karena ketika menikah, mas-mu itu tidak mempunyai apa-apa."Mata Gina melebar begitu mendengar itu. "Benarkah Mbak Citra mengatakan itu, bu? Bukankah selama ini terlihat sangat menyayangi Mas Galih?""Memang begitu jawabannya. Ibu pun tidak mengerti kenapa dia bisa mengatakan itu. Seolah tidak ada rasa cinta lagi sama mas-mu.""Mungkin memang sudah tidak ada rasa cinta lagi, bu. Karena itu pula Mbak Citra tega menurunkan jabatan Mas Galih. Bukan hanya karena perkara Mbak Citra ingin kembali memimpin toko dan uang yang terpakai oleh Mas Galih."Marni tercenung mendengar itu. Lal

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 17. Ibu Mertua Yang Memaksa

    Citra mengalihkan pandangan dari layar komputer ke ponselnya. Karena rasa penasaran, dia mengambil benda pipih itu dan menelpon Galih. Ponsel suaminya aktif tapi panggilannya tidak diterima.Kening Citra mengerut mendapati hal ini. Tak begitu peduli, dia kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku blazernya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan ruangannya. Rencananya, dia mau mengecek apakah barang yang dipesannya kemarin sudah datang apa belum. Tapi begitu melihat pintu ruangan Galih sedikit terbuka seolah baru saja dimasuki seseorang, dia pun mengurungkan diri untuk turun. Yang dilakukan kemudian adalah mendekati ruangan Galih itu dan mengintip ke dalamnya. Matanya melebar begitu melihat Galih di sana."Mas tidur dimana semalam?" tanya Citra sembari melangkah masuk. "Kenapa tidak pulang?"Galih melirik Citra sekilas. "Tidur dimana semalam, itu bukan urusanmu. Untuk apa kamu mempertanyakan itu? Jangan sok perhatian sedangkan kenyataannya kamu tidak menghormati aku lagi sebagai suami."

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 16. Suami Yang Bermalam Dengan Selingkuhannya

    "Terserah ibu mau bilang aku pelit. Tapi izinkan aku menjelaskan. Aku menurunkan Mas Galih dari jabatannya, pertama karena aku mau kembali mengurus tokoku yang sudah lama aku tinggalkan. Tadinya, aku menurunkan jabatannya jadi manager. Tapi setelah tahu dia memakai begitu banyak uang toko, aku sangat kecewa. Makanya aku menurunkan lagi jabatannya menjadi supervisor.""Memangnya kamu tidak bertanya pada Galih untuk apa uang yang dia pakai itu sampai-sampai kamu menurunkan jabatannya sejauh itu padahal dia suami kamu yang juga punya jasa pada toko?!""Tanya, bu. Jawabannya untuk merenovasi rumah ibu.""Ya terus kenapa kamu tetap menurunkan jabatannya menjadi supervisor hah?! Kamu tidak suka Galih memakai uang itu untuk merenovasi rumah ibu?! Kamu tidak suka iya?! Kamu lupa kalau Galih turut mengurus toko kamu selama bertahun-tahun?!""Aku tidak lupa Mas Galih telah menggantikan posisiku di toko selama bertahun-tahun karena kepemimpinan dia lah toko nyaris bangkrut. Masalahnya, uang yang

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 15. Menantu Yang Pelit

    Dalam perjalanan pulang, Citra dan Galih sama-sama berdiam diri. Tak ada yang bersuara apalagi bercerita penuh keakraban. Dalam beberapa hari saja sejak Citra mengetahui kalau Galih selingkuh, hubungan dua anak manusia itu sudah dingin. Galih sendiri memang sengaja mendiamkan Citra. Itu adalah sebagai bentuk protes kalau dirinya tidak terima diberi jabatan yang sekarang. Harga dirinya sebagai suami pemilik toko seperti dijatuhkan. Dia marah. Dia sangat marah pada Citra.Sementara itu, Citra tidak peduli dengan sikap Galih saat ini. Itu karena dia sudah tidak respect lagi pada pria itu sejak ketahuan mengkhianatinya dan berniat memiliki tokonya. Sebenarnya, dia sudah ingin bercerai. Tapi itu butuh proses yang tidak bisa cepat.Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di rumah. Lagi-lagi tanpa kata, Galih keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah dengan wajah dan sikap yang jelas menampakkan kemarahan yang ditahan.Citra mendengkus keras melihat sikap Galih. "Harusnya aku yang marah

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 14. Hubungan Yang Sudah Tak Baik-Baik Saja

    "Ya, istri memang harus menghormati suami. Tapi dilihat dulu seperti apa suaminya. Kalau suaminya memang sosok yang baik dan tidak penuh tipu daya, ya... tentu harus dihormati," balas Citra keceplosan. Untung dia masih bisa mengontrol mulutnya sehingga tidak mengatakan apa yang dia ketahui. Yaitu tentang perselingkuhan Galih dan keinginan suaminya itu untuk memiliki toko ini.Kening Galih mengerut mendengar balasan Citra. "Apa maksudmu mengatakan itu? Memangnya aku bukan suami yang baik sampai kamu berkata seperti itu? Apa karena aku memakai uang toko sehingga kamu langsung menganggapku suami tidak baik? Jadi kemana larinya kasih sayang aku ke kamu dan Manisa selama ini?"'Kasih sayang? Ya, kamu memang terlihat menyayangi aku dan Manisa. Tapi setelah aku mengetahui semua kelakuanmu, aku ragu kamu menyayangi kami tulus dari hatimu. Aku lebih yakin kalau kamu berpura-pura menyayangi kami agar tidak curiga padamu sehingga kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Suami yang baik itu puny

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 13. Menurunkan Lagi Jabatan Suami

    Citra terhenyak mendengar jawaban Rudi. "Kalau begitu, sudah lama ya toko tidak lagi lengkap?""Di tahun-tahun awal sih masih lengkap, mbak. Tapi makin ke sini beberapa barang tidak dibeli lagi. Alasannya, yang penting ada barang sejenis. Tidak harus semua merk ada. Begitu, mbak. Tapi sebenarnya saya tidak tahu alasan sebenarnya," jawab Rudi apa adanya.Rahang Citra mengencang. Dia sangat marah mengetahui kenyataan ini. Tapi dia juga bersyukur karena dirinya memutuskan untuk secepatnya kembali mengambil alih toko. Karena kalau tidak, toko yang sudah puluhan tahun berdiri ini dan dibangun dengan kerja keras, akan hancur karena dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti suaminya."Kalau mbak mau melihat-lihat barang, saya bisa temani." Rudi menawarkan diri. Karena menurutnya, sang pemilik harus segera tahu keadaan toko ini. Bukan apa, dirinya dan semua karyawan toko bergantung hidup pada toko ini. Kalau toko bangkrut, semua akan menangis sedih. Dan kalau tidak segera disel

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 12. Rencana Untuk Menyerang Istri Sah

    Citra menghela nafas berat beberapa kali. Kenyataan buruk yang dialaminya membuat dadanya sesak. Dia kemudian mencoba untuk kembali fokus dengan layar komputernya. Dia amati setiap huruf dan angka yang ada di sana. Awalnya, wajahnya tampak biasa saja. Lalu keningnya mulai mengerut. Dan setelah lama, matanya melebar."Aku hampir saja tidak mempercayai ini. Kemana hilangnya uang toko yang sebanyak ini? Apa mungkin Mas Galih yang mengambilnya? Kalau iya, berarti dia jahat sekali. Sudah selingkuh, punya niat memiliki toko ini, sekarang ketahuan telah mengambil uang toko. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan bertindak secepatnya."Sementara itu di ruangan lain, Galih tampak gelisah. Bagaimana tidak, dia tahu kalau di ruangan sebelah, Citra sedang memeriksa pembukuan toko. Dia khawatir Citra mengetahui kecurangan yang sudah dia lakukan."Kalau Citra memang memeriksa pembukuan toko, sudah pasti dia akan tahu kecurangan yang sudah aku lakukan. Dia kan tidak bodoh. Dia lebih dulu mengendali

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 11. Niat Untuk Memiliki Toko

    Citra masuk ke dalam ruangannya yang sejak hamil ditempati oleh Galih. Dia sangat merindukan ruangan itu yang dulu adalah tempatnya menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Bahkan sering sampai malam. Tapi keadaan ruangan sudah jauh berbeda. Dia nyaris tak mengenalinya. Semerawut dan tampak tidak terurus meskipun bersih dari sampah dan debu. Rasanya dia ingin marah dengan keadaan ruangan yang jadi seperti ini. Namun, ini bukan saatnya mempermasalahkan ruangan. Ada hal yang lebih penting yang akan dilakukannya selama beberapa jam ke depan. Di belakangnya, Galih mengiringi langkah Citra dengan hati yang berdebar-debar. Rasanya dia ingin melarang Citra memegang komputer yang ada di ruangan ini agar kecurangannya selama ini tidak diketahui oleh sang istri. Tapi jika dia melakukan itu, dikhawatirkan Citra justru curiga dan malah mengeceknya. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah berdoa agar Citra tidak menyalakan komputer. Kalaupun melakukannya, hanya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status