Home / Rumah Tangga / AMBISI WANITA SIMPANAN / BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

Share

BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

Author: Mayangnoura
last update Last Updated: 2025-03-09 07:46:50

"Kamu yakin dia istri pelanggan dari luar kota itu? Kamu yakin tidak membohongiku kan, mas? Wanita itu bukan.... selingkuhan kamu kan?"

Galih terhenyak. Dia merasa sangat tertohok kali ini. "Ba-bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu, Cit? Kamu kan tahu kalau aku sangat menyayangi dan mencintai kamu. Jadi tidak mungkin kalau wanita itu adalah selingkuhanku."

Citra tak merespon. Memilih diam sembari terus menatap Galih sebagai jawaban. Dua kali ralatan kebohongan Galih di obrolan ini membuatnya mulai merasa curiga.

Galih mengerti maksud dari tatapan Citra. Dia pun mendengkus frustasi. "Ayolah, Cit. Percaya padaku. Pelanggan yang aku temui di hotel itu memang laki-laki dan wanita itu adalah istrinya. Bukan selingkuhanku seperti yang kamu pikirkan. Aku bersumpah tidak berkhianat sama kamu karena aku sangat mencintai kamu dan Manisa."

Mendengar sumpah Galih, kecurigaan Citra sedikit menyurut. Biar begitu, hatinya masih tidak tenang.

"Kalau kamu tidak lagi ada rasa percaya kepadaku, maka rumah tangga kita tidak akan lagi berjalan dengan baik-baik saja. Karena saling percaya adalah kunci dalam keharmonisan rumah tangga. Lagian mau membantah seperti apa pun kalau kamu tidak percaya lagi, ya... percuma. Sekarang terserah kamu saja."

Citra menghela nafas berat. Dia mencoba untuk mempercayai pengakuan Galih yang tidak mengkhianatinya dan wanita itu hanyalah istri pelanggan toko dari luar kota. Dan Usi salah kira karena memang kejadiannya mengundang rasa curiga.

"Aku percaya kok, mas," ucap Citra tak terduga. Membuat Galih langsung merasa agak lega. "Tapi tolong ke depannya untuk tidak melakukan sesuatu yang membuat orang jadi salah paham begini. Jika mas mau menemui pelanggan di tempat lain selain di toko kita, ajaklah salah satu karyawan laki-laki kita. Dengan begitu, ada satu saksi yang bisa membuktikan kalau kamu tidak selingkuh."

Galih mengangguk cepat dengan sebuah senyum getir di bibir. "Iya, baik. Ke depannya aku akan membawa salah satu karyawan laki-laki jika mau bertemu pelanggan di luar toko. Tapi kamu benar-benar sudah percaya kalau aku tidak selingkuh kan?"

Citra mengangguk. "Iya."

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya."

Citra tersenyum samar. Dia kemudian melanjutkan makannya yang entah mengapa jadi terasa hambar.

***

'Mas Galih mengaku kalau dia memang datang ke salah satu hotel. Tapi untuk menemui seorang pelanggan toko kami dari luar kota. Nah, wanita cantik yang kamu lihat itu adalah istri pelanggan itu.'

Citra mengirimkan pesan di atas pada Usi. Hanya beberapa saat, langsung mendapatkan balasan.

'O... istri pelanggan. Bikin kaget saja. Syukurlah kalau memang begitu. Aku lega sekarang,' balas Usi.

Usi bisa merasa lega. Tapi tidak begitu dengan dirinya. Dia masih menaruh curiga pada suaminya.

'Iya. Tapi aku berpesan padanya untuk ke depannya membawa salah satu karyawan laki-laki kami jika mau bertemu pelanggan di luar toko. Dengan begitu, orang-orang yang mengenalnya yang secara tidak sengaja melihatnya, tidak salah paham lagi.'

'Benar itu. Memang harus seperti itu. Kalau begitu, aku minta maaf karena sudah membuat kamu terkejut. Jujur aku tidak ada maksud buruk. Aku melakukannya karena kamu sahabat aku.'

'Tidak perlu minta maaf. Kamu tidak salah. Yang kamu lakukan sudah benar. Kalau aku jadi kamu, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama.'

'Terima masih kamu memahami aku.'

'Aku yang harus berterima kasih karena kamu sudah perhatian sama aku.'

Citra menghela nafas panjang sembari menurunkan tangan yang memegang ponsel ke atas pangkuannya. Tatapannya kemudian mengarah ke depan. Nanar. Kecurigaannya siang tadi memang sudah terjawab. Bahwa wanita itu adalah istri pelanggan. Tapi... kenapa hatinya masih tidak tenang?

Citra baru akan mengalihkan pandangan ke Manisa yang sedang mengerjakan PR ketika ponselnya berdenting. Citra pun mengangkat kembali tangannya yang memegang benda pipih itu untuk dilihat siapa yang baru saja mengirim pesan tersebut. Dia sih menduga itu Usi. Tapi begitu melihat notifikasinya, ternyata dari satu nomor yang belum tersimpan di kontak ponselnya. Dan notifikasinya menunjukkan kalau nomor asing itu mengirimkan pesan foto.

"Nomor siapa ini? Dia mengirim foto apa?" tanya Citra lirih pada dirinya sendiri. Kemudian dengan rasa penasaran, dia membuka kolom pesan itu untuk mengetahui fotonya.

'Astaga!' Citra tersentak kaget luar biasa di dalam hati begitu melihat foto itu. Dunia seakan runtuh. Bagaimana tidak, di foto itu tampak Galih sedang berpose mesra dengan seorang wanita cantik dan seksi.

'Ini....' Hati Citra bergemuruh seketika sekaligus ingin menangis. Rasanya seperti mimpi. Tapi kenyataannya ini bukan mimpi. Pria yang ada di foto itu benar-benar Galih.

'Apa ini benar-benar Mas Galih?' Masih setengah tak percaya, dia bertanya pada dirinya sendiri. 'Kalau iya, bukankah tadi waktu makan malam dia bersumpah kalau dia tidak selingkuh? Tapi foto ini?'

Bingung dan nyeri hati Citra melihat foto itu. Rasanya dia ingin menunjukkan foto itu kepada Galih sebagai bukti kalau pria itu memang selingkuh. Kata lainnya, Galih sudah membuat dengan mengaku kalau pria itu tidak selingkuh. Tapi begitu ingat tadi Galih sudah bersumpah kalau dirinya tidak selingkuh, Citra pun gamang. Citra jadi belum bisa memastikan apakah Galih memang selingkuh atau tidak meskipun sudah ada bukti foto.

'Sebaiknya aku jangan bertindak gegabah. Aku harus mencari tahu dulu apakah Mas Galih memang berkhianat atau ada orang yang berniat untuk menghancurkan rumah tangga ini. Bukankah di zaman seperti itu, foto bisa diedit?'

Sementara itu di tempat lain, Rini tersenyum miring begitu mendapati pesan fotonya telah dilihat oleh Citra. Dia yakin saat ini Citra merasa hatinya hancur mendapati kenyataan kalau suami tercinta telah mendua. Atau Citra bertindak lebih cepat. Yaitu sudah memarahi Galih dengan airmata yang mengalir dari hati yang terluka.

"Marahlah pada Suami pengkhianatmu itu wanita tidak berguna! Lampiaskan semua emosi kamu dengan sepuasnya! Buat suamimu itu mengakui perbuatannya sehingga kamu menyadari bahwa kehadiranmu tidak mampu membuatnya setia! Kalau perlu, kamu langsung siapkan berkas perceraian ke pengadilan agama. Dengan begitu, posisimu akan tergantikan olehku."

Perlahan Rini merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Pandangannya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Dia membayangkan hidupnya setelah menjadi istri Galih. Tinggal di rumah bagus yang sekarang ditempati oleh Galih dan Citra, lalu dipanggil nyonya oleh pembantu dan para karyawan Galih.

Ah, benar-benar hidup yang dia impian selama ini.

"Tidak lama lagi, kehidupanku akan berubah menjadi berstatus Nyonya Galih. Aku yakin itu. Mas Galih boleh tidak menginginkan aku menjadi istrinya karena dia terlalu menyayangi istrinya. Tapi apa yang aku lakukan ini, akan membuat Mas Galih mau tidak mau akan menikahi aku."

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 4. Telpon Pagi-pagi Yang Membuat Curiga

    "Sayang, aku mau. Ayo kita lakukan dengan bersemangat," ucap Galih sembari memeluk Citra dari belakang. Sebenarnya dia sedang tidak berharap pada istrinya itu. Sebab hasratnya sudah terpenuhi tadi siang. Tapi gara-gara ketahuan bertemu dengan Rini, dia memaksakan diri untuk melakukannya. Tujuannya untuk menyenangkan Citra karena menurutnya kalau wanita telah dipuaskan, seluruh amarah dan kecurigaan wanita akan sirna. Kalau pun masih ada, hanya tinggal sisa-sisa.Citra yang belum bisa tidur karena merasa gamang, menjawab. "Maaf, mas. Malam ini aku capek sekali. Lain kali saja ya." Bohong! Dia berbohong. Sebenarnya dia tidak merasa capek. Tapi karena beberapa jam lalu dia melihat foto mesra suaminya itu dengan seorang wanita cantik, kecurigaannya kembali muncul. Hanya saja dia tidak mau jujur dengan rasa kecurigaanya itu karena memiliki alasan."Kenapa? Apa karena kamu masih memikirkan laporan Usi yang melihat aku bersama seorang wanita tadi? Kamu curiga? Kamu marah? Katanya kamu sudah

    Last Updated : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 5. Antara Percaya Dan Tidak Percaya

    Beberapa saat sebelumnya."Nya, sarapan sudah siap," ucap Sumi di pintu kamar Manisa.Citra yang baru saja selesai merapikan rambut Manisa menoleh. "Iya, bi. Ini kami mau ke meja makan.""Baik, Nya. Tuan mau bibi panggilkan juga?""Biar aku saja, bi. Bibi lanjutkan pekerjaan saja.""Oh, baiklah, Nya. Kalau begitu, bibi kembali ke dapur." Sumi berbalik badan dan kemudian tubuhnya menghilang di balik tembok.Citra menatap Manisa yang sudah selesai dirias. "Kamu ke meja makan sekarang sendirian ya. Mulai sarapan saja. Mama mau memanggil papa dulu."Manisa mengangguk. "Iya, ma."Citra tersenyum. Dia kemudian meninggalkan kamar Manisa menuju kamarnya. Tapi begitu sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, langkah Citra terhenti tiba-tiba begitu mendengar suara Galih yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya. Suaranya sih lirih. Tapi Citra masih bisa mendengarnya."Apa-apaan kamu menelponku Pagi-pagi begini?! Aku kan sudah bilang sama kamu untuk tidak menghubungi dan mengirim pes

    Last Updated : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

    Citra mendengkus pelan. Dia tidak punya jawaban pasti saat ini. Lebih baik dia hentikan obrolan ini mengingat dirinya harus mengantar Manisa pergi ke sekolah. "Aku datang untuk mengajak mas sarapan. Mungkin Manisa sudah di meja makan sekarang," ucap Citra sebelum akhirnya berbalik badan keluar dari dalam kamar itu. "Sial!" hardik Galih pada dirinya sendiri begitu Citra menghilang di balik pintu. "Sepertinya Citra benar-benar curiga. Ini gara-gara Rini. Sudah dibilang jangan menelponku di waktu pagi seperti ini, eh, malah melakukannya. Aku harus menegurnya sebelum dia membuat masalah yang lebih besar." Setelah memasukkan dompet dan ponsel ke saku celana serta mengambil kunci mobil, Galih keluar kamar menuju meja makan. Dia mendapati Citra dan Manisa sedang menikmati sarapan mereka tanpa suara. Citra dan Manisa sempat meliriknya. Tapi hanya sekilas sebelum kembali melanjutkan makan mereka. Galih menipiskan bibir mendapati reaksi Citra itu. Rasanya dia ingin bersumpah sekali lagi ba

    Last Updated : 2025-03-17
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 7. Membalas Pesan Wanita Simpanan Suami

    Kening Usi mengerut dalam mendengar ucapan Citra. Dia tidak mengerti maksudnya. Meskipun begitu, dia mencoba untuk tidak panik agar tidak memperburuk emosi Citra. Dia mengusap punggung Citra dengan lembut hingga sahabatnya itu tampak sedikit tenang. Setelah itu, barulah dia membawa Citra ke ruangannya dan menyilahkan wanita itu duduk di sofa yang ada di sana."Ceritakan padaku apa yang menyebabkan kamu seperti ini?" tanya Usi tegas. Walaupun Citra baru saja selesai menangis, dia tahu Citra seperti dirinya. Yaitu wanita yang tidak menyek-menyek. Bukan tanpa sebab dia berpikir begitu, selama mereka bersahabat, baru kali ini Citra menangis.Citra mengusap basah di wajahnya dengan tisu yang diberi oleh Usi. "Aku bingung harus cerita darimana. Tapi aku benar-benar tidak menyangka akan mendapati kenyataan ini.""Kenyataan apa?""Kenyataan kalau... Mas Galih sepertinya memang benar-benar selingkuh."Usi tersentak kaget. "Bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan ini? Bukankah waktu itu kamu b

    Last Updated : 2025-03-19
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 8. Berbalasan Pesan Dengan Wanita Simpanan Suami

    Citra menatap layar ponselnya lekat-lekat. Dia menunggu jawaban atas pesan balasan yang dia kirim pada wanita pemilik nomer asing yang mengirimkan foto dan video mesum antara suaminya dengan seorang wanita yang tidak dikenal itu. Dia begitu penasaran dengan orang ini dan siapa dirinya.Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesan balasan yang ditunggu-tunggunya datang juga. Dia langsung membaca pesan itu meskipun dengan hati yang sedikit berdebar. 'Aku telah mengirimkan foto dan video suamimu. Respon kamu seperti ini? Kamu tidak terkejut? Marah? Syok? Sakit hati? Atau yang lainnya?'Citra tersenyum miring. Jari-jarinya kemudian membalas. 'Kenapa kamu mau tahu apa yang aku rasakan? Pentingkah perasaanku buat kamu? Terus, memangnya kamu siapa mau tahu perasaanku? Bukan siapa-siapaku kan?'Jawaban Citra sontak membuat Rini menggeram kesal. Rahang wanita itu sampai mengencang dan wajahnya memerah karena sangking menahan marah. "Kurang ajar! Belum tahu saja kamu siapa aku! Nanti kalau

    Last Updated : 2025-03-20
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 9. Permintaan Citra Yang Sangat Mengejutkan

    Galih menyudahi obrolannya dengan Citra dengan senyum penuh arti. Bagaimana tidak, sepertinya istrinya itu sudah baik-baik saja meskipun tadi pagi ada kejadian yang cukup mengkhawatirkan. Tapi dia yakin, setelah pulang dari mall, keadaan akan semakin baik."Aku hanya perlu membelikan semua yang dia inginkan di mall nanti. Setelahnya, beres. Dan satu hal yang penting, aku masih bisa berhubungan dengan Rini. Soal permintaan Citra yang menyuruhku membawa satu karyawan pria ketika mau bertemu pelanggan di luar, itu mah gampang. Aku hanya perlu menyuap salah satu karyawan. Beres."Senyum Galih kian lebar. Dia merasa pintar.Singkat cerita. Galih dan Citra sudah bertemu di mall. Mereka bahkan sudah berbelanja. Semua barang yang dibelanjakan adalah barangnya Citra. Sayangnya raut wajah Citra tampak tidak sumringah. Terlihat biasa saja. Hal itu membuat Galih merasa tidak nyaman. "Kamu kenapa sih, sayang?" tanya Galih kemudian. Yaitu saat mereka sudah duduk di sebuah tempat makan dan makanan

    Last Updated : 2025-03-21
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 10. Balasan Untuk Sebuah Kebohongan

    'Kamu bisa cek pada ahlinya kalau foto dan video syur yang aku kirimkan padamu itu asli dan bukan editan.' Rini menatap pesannya yang dia kirim ke Citra sore tadi. Masih belum ada balasan. Bahkan dibaca saja tidak. Hal itu membuat Rini jadi merasa resah, gelisah, marah, penasaran bercampur aduk menjadi satu. "Ukh!" Rini melempar ponselnya. "Menyebalkan sekali sih dia! Tidak mau mundur meskipun aku sudah mengirimkan foto dan videoku dengan Mas Deni! Aku yakin dia juga tahu kalau foto dan video itu asli dan bukan editan! Dia hanya pura-pura tidak percaya karena tidak mau melepaskan hidup mewahnya! Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?! Apa aku harus mendatanginya langsung?! Tapi kalau itu aku lakukan, bagaimana kalau ketahuan Mas Galih? Nanti bukannya menjadi istri sahnya, eh malah ditinggalkan. Aduh, jadi aku harus melakukan apa?" Sementara itu, Citra menatap layar ponselnya dengan tersenyum samar. Dia sangat senang karena bisa membuat panik Galih dan selingkuhannya hari ini.

    Last Updated : 2025-03-22
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 11. Niat Untuk Memiliki Toko

    Citra masuk ke dalam ruangannya yang sejak hamil ditempati oleh Galih. Dia sangat merindukan ruangan itu yang dulu adalah tempatnya menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Bahkan sering sampai malam. Tapi keadaan ruangan sudah jauh berbeda. Dia nyaris tak mengenalinya. Semerawut dan tampak tidak terurus meskipun bersih dari sampah dan debu. Rasanya dia ingin marah dengan keadaan ruangan yang jadi seperti ini. Namun, ini bukan saatnya mempermasalahkan ruangan. Ada hal yang lebih penting yang akan dilakukannya selama beberapa jam ke depan. Di belakangnya, Galih mengiringi langkah Citra dengan hati yang berdebar-debar. Rasanya dia ingin melarang Citra memegang komputer yang ada di ruangan ini agar kecurangannya selama ini tidak diketahui oleh sang istri. Tapi jika dia melakukan itu, dikhawatirkan Citra justru curiga dan malah mengeceknya. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah berdoa agar Citra tidak menyalakan komputer. Kalaupun melakukannya, hanya

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 19. Hotel X Kamar 302

    'Karena aku merasa heran. Bagaimana bisa seorang istri diam saja ketika sudah tahu suaminya selingkuh? Apa... istrinya memang tidak keberatan kalau suaminya selingkuh asalkan tetap bisa hidup mewah?''Hah? Apa maksudmu dengan mengatakan aku membiarkan suamiku selingkuh agar bisa hidup mewah? Anda harus tahu ya, nona. Bahwa tanpa suamiku pun aku bisa hidup mewah. Ada baiknya kamu mencari tahu dulu sebelum bicara.''Oya? Apa karena kamu merasa cantik sehingga bisa mendekati laki-laki kaya selain Mas Galih?''Itu hanya ada dalam pemikiranmu, nona. Begini saja, sekarang katakan apa maumu sebenarnya, nona. Jangan berbelit-belit.''Oke, kalau itu mau kamu. Aku mau kamu melepaskan suami kamu karena sudah jelas suami kamu itu lebih mencintai aku daripada kamu. Jadi, cepat atau lambat, kamu bakal dibuang juga. Jadi, sebagai sesama wanita yang punya harga diri, lebih baik kamu pergi lebih dulu sebelum dibuang.''Tidak semudah itu. Kalau hanya dengan bukti-bukti video dan foto yang kamu berikan,

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 18. Siapa Yang Dikhianati Siapa Yang Panik

    "Bagaimana, bu? Apakah berhasil?" tanya Gina pada marni yang berada di luar toko.Marni menghela nafas berat. "Tidak."Kening Gina mengerut. "Kok tidak? Bukannya ibu yakin bakal menaklukkan Mbak Citra? Kata ibu mau mengancam Mbak Citra dengan memakai Mas Galih?""Sudah. Ibu sudah melakukannya. Tapi apa? Dia tidak takut sama sekali. Dia justru mengatakan kalau dia tidak merasa sayang telah kehilangan Mas-mu itu karena ketika menikah, mas-mu itu tidak mempunyai apa-apa."Mata Gina melebar begitu mendengar itu. "Benarkah Mbak Citra mengatakan itu, bu? Bukankah selama ini terlihat sangat menyayangi Mas Galih?""Memang begitu jawabannya. Ibu pun tidak mengerti kenapa dia bisa mengatakan itu. Seolah tidak ada rasa cinta lagi sama mas-mu.""Mungkin memang sudah tidak ada rasa cinta lagi, bu. Karena itu pula Mbak Citra tega menurunkan jabatan Mas Galih. Bukan hanya karena perkara Mbak Citra ingin kembali memimpin toko dan uang yang terpakai oleh Mas Galih."Marni tercenung mendengar itu. Lal

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 17. Ibu Mertua Yang Memaksa

    Citra mengalihkan pandangan dari layar komputer ke ponselnya. Karena rasa penasaran, dia mengambil benda pipih itu dan menelpon Galih. Ponsel suaminya aktif tapi panggilannya tidak diterima.Kening Citra mengerut mendapati hal ini. Tak begitu peduli, dia kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku blazernya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan ruangannya. Rencananya, dia mau mengecek apakah barang yang dipesannya kemarin sudah datang apa belum. Tapi begitu melihat pintu ruangan Galih sedikit terbuka seolah baru saja dimasuki seseorang, dia pun mengurungkan diri untuk turun. Yang dilakukan kemudian adalah mendekati ruangan Galih itu dan mengintip ke dalamnya. Matanya melebar begitu melihat Galih di sana."Mas tidur dimana semalam?" tanya Citra sembari melangkah masuk. "Kenapa tidak pulang?"Galih melirik Citra sekilas. "Tidur dimana semalam, itu bukan urusanmu. Untuk apa kamu mempertanyakan itu? Jangan sok perhatian sedangkan kenyataannya kamu tidak menghormati aku lagi sebagai suami."

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 16. Suami Yang Bermalam Dengan Selingkuhannya

    "Terserah ibu mau bilang aku pelit. Tapi izinkan aku menjelaskan. Aku menurunkan Mas Galih dari jabatannya, pertama karena aku mau kembali mengurus tokoku yang sudah lama aku tinggalkan. Tadinya, aku menurunkan jabatannya jadi manager. Tapi setelah tahu dia memakai begitu banyak uang toko, aku sangat kecewa. Makanya aku menurunkan lagi jabatannya menjadi supervisor.""Memangnya kamu tidak bertanya pada Galih untuk apa uang yang dia pakai itu sampai-sampai kamu menurunkan jabatannya sejauh itu padahal dia suami kamu yang juga punya jasa pada toko?!""Tanya, bu. Jawabannya untuk merenovasi rumah ibu.""Ya terus kenapa kamu tetap menurunkan jabatannya menjadi supervisor hah?! Kamu tidak suka Galih memakai uang itu untuk merenovasi rumah ibu?! Kamu tidak suka iya?! Kamu lupa kalau Galih turut mengurus toko kamu selama bertahun-tahun?!""Aku tidak lupa Mas Galih telah menggantikan posisiku di toko selama bertahun-tahun karena kepemimpinan dia lah toko nyaris bangkrut. Masalahnya, uang yang

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 15. Menantu Yang Pelit

    Dalam perjalanan pulang, Citra dan Galih sama-sama berdiam diri. Tak ada yang bersuara apalagi bercerita penuh keakraban. Dalam beberapa hari saja sejak Citra mengetahui kalau Galih selingkuh, hubungan dua anak manusia itu sudah dingin. Galih sendiri memang sengaja mendiamkan Citra. Itu adalah sebagai bentuk protes kalau dirinya tidak terima diberi jabatan yang sekarang. Harga dirinya sebagai suami pemilik toko seperti dijatuhkan. Dia marah. Dia sangat marah pada Citra.Sementara itu, Citra tidak peduli dengan sikap Galih saat ini. Itu karena dia sudah tidak respect lagi pada pria itu sejak ketahuan mengkhianatinya dan berniat memiliki tokonya. Sebenarnya, dia sudah ingin bercerai. Tapi itu butuh proses yang tidak bisa cepat.Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di rumah. Lagi-lagi tanpa kata, Galih keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah dengan wajah dan sikap yang jelas menampakkan kemarahan yang ditahan.Citra mendengkus keras melihat sikap Galih. "Harusnya aku yang marah

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 14. Hubungan Yang Sudah Tak Baik-Baik Saja

    "Ya, istri memang harus menghormati suami. Tapi dilihat dulu seperti apa suaminya. Kalau suaminya memang sosok yang baik dan tidak penuh tipu daya, ya... tentu harus dihormati," balas Citra keceplosan. Untung dia masih bisa mengontrol mulutnya sehingga tidak mengatakan apa yang dia ketahui. Yaitu tentang perselingkuhan Galih dan keinginan suaminya itu untuk memiliki toko ini.Kening Galih mengerut mendengar balasan Citra. "Apa maksudmu mengatakan itu? Memangnya aku bukan suami yang baik sampai kamu berkata seperti itu? Apa karena aku memakai uang toko sehingga kamu langsung menganggapku suami tidak baik? Jadi kemana larinya kasih sayang aku ke kamu dan Manisa selama ini?"'Kasih sayang? Ya, kamu memang terlihat menyayangi aku dan Manisa. Tapi setelah aku mengetahui semua kelakuanmu, aku ragu kamu menyayangi kami tulus dari hatimu. Aku lebih yakin kalau kamu berpura-pura menyayangi kami agar tidak curiga padamu sehingga kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Suami yang baik itu puny

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 13. Menurunkan Lagi Jabatan Suami

    Citra terhenyak mendengar jawaban Rudi. "Kalau begitu, sudah lama ya toko tidak lagi lengkap?""Di tahun-tahun awal sih masih lengkap, mbak. Tapi makin ke sini beberapa barang tidak dibeli lagi. Alasannya, yang penting ada barang sejenis. Tidak harus semua merk ada. Begitu, mbak. Tapi sebenarnya saya tidak tahu alasan sebenarnya," jawab Rudi apa adanya.Rahang Citra mengencang. Dia sangat marah mengetahui kenyataan ini. Tapi dia juga bersyukur karena dirinya memutuskan untuk secepatnya kembali mengambil alih toko. Karena kalau tidak, toko yang sudah puluhan tahun berdiri ini dan dibangun dengan kerja keras, akan hancur karena dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti suaminya."Kalau mbak mau melihat-lihat barang, saya bisa temani." Rudi menawarkan diri. Karena menurutnya, sang pemilik harus segera tahu keadaan toko ini. Bukan apa, dirinya dan semua karyawan toko bergantung hidup pada toko ini. Kalau toko bangkrut, semua akan menangis sedih. Dan kalau tidak segera disel

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 12. Rencana Untuk Menyerang Istri Sah

    Citra menghela nafas berat beberapa kali. Kenyataan buruk yang dialaminya membuat dadanya sesak. Dia kemudian mencoba untuk kembali fokus dengan layar komputernya. Dia amati setiap huruf dan angka yang ada di sana. Awalnya, wajahnya tampak biasa saja. Lalu keningnya mulai mengerut. Dan setelah lama, matanya melebar."Aku hampir saja tidak mempercayai ini. Kemana hilangnya uang toko yang sebanyak ini? Apa mungkin Mas Galih yang mengambilnya? Kalau iya, berarti dia jahat sekali. Sudah selingkuh, punya niat memiliki toko ini, sekarang ketahuan telah mengambil uang toko. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan bertindak secepatnya."Sementara itu di ruangan lain, Galih tampak gelisah. Bagaimana tidak, dia tahu kalau di ruangan sebelah, Citra sedang memeriksa pembukuan toko. Dia khawatir Citra mengetahui kecurangan yang sudah dia lakukan."Kalau Citra memang memeriksa pembukuan toko, sudah pasti dia akan tahu kecurangan yang sudah aku lakukan. Dia kan tidak bodoh. Dia lebih dulu mengendali

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 11. Niat Untuk Memiliki Toko

    Citra masuk ke dalam ruangannya yang sejak hamil ditempati oleh Galih. Dia sangat merindukan ruangan itu yang dulu adalah tempatnya menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Bahkan sering sampai malam. Tapi keadaan ruangan sudah jauh berbeda. Dia nyaris tak mengenalinya. Semerawut dan tampak tidak terurus meskipun bersih dari sampah dan debu. Rasanya dia ingin marah dengan keadaan ruangan yang jadi seperti ini. Namun, ini bukan saatnya mempermasalahkan ruangan. Ada hal yang lebih penting yang akan dilakukannya selama beberapa jam ke depan. Di belakangnya, Galih mengiringi langkah Citra dengan hati yang berdebar-debar. Rasanya dia ingin melarang Citra memegang komputer yang ada di ruangan ini agar kecurangannya selama ini tidak diketahui oleh sang istri. Tapi jika dia melakukan itu, dikhawatirkan Citra justru curiga dan malah mengeceknya. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah berdoa agar Citra tidak menyalakan komputer. Kalaupun melakukannya, hanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status