Home / Rumah Tangga / AMBISI WANITA SIMPANAN / BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

Share

BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

Author: Mayangnoura
last update Last Updated: 2025-03-09 07:46:50

"Kamu yakin dia istri pelanggan dari luar kota itu? Kamu yakin tidak membohongiku kan, mas? Wanita itu bukan.... selingkuhan kamu kan?"

Galih terhenyak. Dia merasa sangat tertohok kali ini. "Ba-bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu, Cit? Kamu kan tahu kalau aku sangat menyayangi dan mencintai kamu. Jadi tidak mungkin kalau wanita itu adalah selingkuhanku."

Citra tak merespon. Memilih diam sembari terus menatap Galih sebagai jawaban. Dua kali ralatan kebohongan Galih di obrolan ini membuatnya mulai merasa curiga.

Galih mengerti maksud dari tatapan Citra. Dia pun mendengkus frustasi. "Ayolah, Cit. Percaya padaku. Pelanggan yang aku temui di hotel itu memang laki-laki dan wanita itu adalah istrinya. Bukan selingkuhanku seperti yang kamu pikirkan. Aku bersumpah tidak berkhianat sama kamu karena aku sangat mencintai kamu dan Manisa."

Mendengar sumpah Galih, kecurigaan Citra sedikit menyurut. Biar begitu, hatinya masih tidak tenang.

"Kalau kamu tidak lagi ada rasa percaya kepadaku, maka rumah tangga kita tidak akan lagi berjalan dengan baik-baik saja. Karena saling percaya adalah kunci dalam keharmonisan rumah tangga. Lagian mau membantah seperti apa pun kalau kamu tidak percaya lagi, ya... percuma. Sekarang terserah kamu saja."

Citra menghela nafas berat. Dia mencoba untuk mempercayai pengakuan Galih yang tidak mengkhianatinya dan wanita itu hanyalah istri pelanggan toko dari luar kota. Dan Usi salah kira karena memang kejadiannya mengundang rasa curiga.

"Aku percaya kok, mas," ucap Citra tak terduga. Membuat Galih langsung merasa agak lega. "Tapi tolong ke depannya untuk tidak melakukan sesuatu yang membuat orang jadi salah paham begini. Jika mas mau menemui pelanggan di tempat lain selain di toko kita, ajaklah salah satu karyawan laki-laki kita. Dengan begitu, ada satu saksi yang bisa membuktikan kalau kamu tidak selingkuh."

Galih mengangguk cepat dengan sebuah senyum getir di bibir. "Iya, baik. Ke depannya aku akan membawa salah satu karyawan laki-laki jika mau bertemu pelanggan di luar toko. Tapi kamu benar-benar sudah percaya kalau aku tidak selingkuh kan?"

Citra mengangguk. "Iya."

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya."

Citra tersenyum samar. Dia kemudian melanjutkan makannya yang entah mengapa jadi terasa hambar.

***

'Mas Galih mengaku kalau dia memang datang ke salah satu hotel. Tapi untuk menemui seorang pelanggan toko kami dari luar kota. Nah, wanita cantik yang kamu lihat itu adalah istri pelanggan itu.'

Citra mengirimkan pesan di atas pada Usi. Hanya beberapa saat, langsung mendapatkan balasan.

'O... istri pelanggan. Bikin kaget saja. Syukurlah kalau memang begitu. Aku lega sekarang,' balas Usi.

Usi bisa merasa lega. Tapi tidak begitu dengan dirinya. Dia masih menaruh curiga pada suaminya.

'Iya. Tapi aku berpesan padanya untuk ke depannya membawa salah satu karyawan laki-laki kami jika mau bertemu pelanggan di luar toko. Dengan begitu, orang-orang yang mengenalnya yang secara tidak sengaja melihatnya, tidak salah paham lagi.'

'Benar itu. Memang harus seperti itu. Kalau begitu, aku minta maaf karena sudah membuat kamu terkejut. Jujur aku tidak ada maksud buruk. Aku melakukannya karena kamu sahabat aku.'

'Tidak perlu minta maaf. Kamu tidak salah. Yang kamu lakukan sudah benar. Kalau aku jadi kamu, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama.'

'Terima masih kamu memahami aku.'

'Aku yang harus berterima kasih karena kamu sudah perhatian sama aku.'

Citra menghela nafas panjang sembari menurunkan tangan yang memegang ponsel ke atas pangkuannya. Tatapannya kemudian mengarah ke depan. Nanar. Kecurigaannya siang tadi memang sudah terjawab. Bahwa wanita itu adalah istri pelanggan. Tapi... kenapa hatinya masih tidak tenang?

Citra baru akan mengalihkan pandangan ke Manisa yang sedang mengerjakan PR ketika ponselnya berdenting. Citra pun mengangkat kembali tangannya yang memegang benda pipih itu untuk dilihat siapa yang baru saja mengirim pesan tersebut. Dia sih menduga itu Usi. Tapi begitu melihat notifikasinya, ternyata dari satu nomor yang belum tersimpan di kontak ponselnya. Dan notifikasinya menunjukkan kalau nomor asing itu mengirimkan pesan foto.

"Nomor siapa ini? Dia mengirim foto apa?" tanya Citra lirih pada dirinya sendiri. Kemudian dengan rasa penasaran, dia membuka kolom pesan itu untuk mengetahui fotonya.

'Astaga!' Citra tersentak kaget luar biasa di dalam hati begitu melihat foto itu. Dunia seakan runtuh. Bagaimana tidak, di foto itu tampak Galih sedang berpose mesra dengan seorang wanita cantik dan seksi.

'Ini....' Hati Citra bergemuruh seketika sekaligus ingin menangis. Rasanya seperti mimpi. Tapi kenyataannya ini bukan mimpi. Pria yang ada di foto itu benar-benar Galih.

'Apa ini benar-benar Mas Galih?' Masih setengah tak percaya, dia bertanya pada dirinya sendiri. 'Kalau iya, bukankah tadi waktu makan malam dia bersumpah kalau dia tidak selingkuh? Tapi foto ini?'

Bingung dan nyeri hati Citra melihat foto itu. Rasanya dia ingin menunjukkan foto itu kepada Galih sebagai bukti kalau pria itu memang selingkuh. Kata lainnya, Galih sudah membuat dengan mengaku kalau pria itu tidak selingkuh. Tapi begitu ingat tadi Galih sudah bersumpah kalau dirinya tidak selingkuh, Citra pun gamang. Citra jadi belum bisa memastikan apakah Galih memang selingkuh atau tidak meskipun sudah ada bukti foto.

'Sebaiknya aku jangan bertindak gegabah. Aku harus mencari tahu dulu apakah Mas Galih memang berkhianat atau ada orang yang berniat untuk menghancurkan rumah tangga ini. Bukankah di zaman seperti itu, foto bisa diedit?'

Sementara itu di tempat lain, Rini tersenyum miring begitu mendapati pesan fotonya telah dilihat oleh Citra. Dia yakin saat ini Citra merasa hatinya hancur mendapati kenyataan kalau suami tercinta telah mendua. Atau Citra bertindak lebih cepat. Yaitu sudah memarahi Galih dengan airmata yang mengalir dari hati yang terluka.

"Marahlah pada Suami pengkhianatmu itu wanita tidak berguna! Lampiaskan semua emosi kamu dengan sepuasnya! Buat suamimu itu mengakui perbuatannya sehingga kamu menyadari bahwa kehadiranmu tidak mampu membuatnya setia! Kalau perlu, kamu langsung siapkan berkas perceraian ke pengadilan agama. Dengan begitu, posisimu akan tergantikan olehku."

Perlahan Rini merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Pandangannya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Dia membayangkan hidupnya setelah menjadi istri Galih. Tinggal di rumah bagus yang sekarang ditempati oleh Galih dan Citra, lalu dipanggil nyonya oleh pembantu dan para karyawan Galih.

Ah, benar-benar hidup yang dia impian selama ini.

"Tidak lama lagi, kehidupanku akan berubah menjadi berstatus Nyonya Galih. Aku yakin itu. Mas Galih boleh tidak menginginkan aku menjadi istrinya karena dia terlalu menyayangi istrinya. Tapi apa yang aku lakukan ini, akan membuat Mas Galih mau tidak mau akan menikahi aku."

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 4. Telpon Pagi-pagi Yang Membuat Curiga

    "Sayang, aku mau. Ayo kita lakukan dengan bersemangat," ucap Galih sembari memeluk Citra dari belakang. Sebenarnya dia sedang tidak berharap pada istrinya itu. Sebab hasratnya sudah terpenuhi tadi siang. Tapi gara-gara ketahuan bertemu dengan Rini, dia memaksakan diri untuk melakukannya. Tujuannya untuk menyenangkan Citra karena menurutnya kalau wanita telah dipuaskan, seluruh amarah dan kecurigaan wanita akan sirna. Kalau pun masih ada, hanya tinggal sisa-sisa.Citra yang belum bisa tidur karena merasa gamang, menjawab. "Maaf, mas. Malam ini aku capek sekali. Lain kali saja ya." Bohong! Dia berbohong. Sebenarnya dia tidak merasa capek. Tapi karena beberapa jam lalu dia melihat foto mesra suaminya itu dengan seorang wanita cantik, kecurigaannya kembali muncul. Hanya saja dia tidak mau jujur dengan rasa kecurigaanya itu karena memiliki alasan."Kenapa? Apa karena kamu masih memikirkan laporan Usi yang melihat aku bersama seorang wanita tadi? Kamu curiga? Kamu marah? Katanya kamu sudah

    Last Updated : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 5. Antara Percaya Dan Tidak Percaya

    Beberapa saat sebelumnya."Nya, sarapan sudah siap," ucap Sumi di pintu kamar Manisa.Citra yang baru saja selesai merapikan rambut Manisa menoleh. "Iya, bi. Ini kami mau ke meja makan.""Baik, Nya. Tuan mau bibi panggilkan juga?""Biar aku saja, bi. Bibi lanjutkan pekerjaan saja.""Oh, baiklah, Nya. Kalau begitu, bibi kembali ke dapur." Sumi berbalik badan dan kemudian tubuhnya menghilang di balik tembok.Citra menatap Manisa yang sudah selesai dirias. "Kamu ke meja makan sekarang sendirian ya. Mulai sarapan saja. Mama mau memanggil papa dulu."Manisa mengangguk. "Iya, ma."Citra tersenyum. Dia kemudian meninggalkan kamar Manisa menuju kamarnya. Tapi begitu sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, langkah Citra terhenti tiba-tiba begitu mendengar suara Galih yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya. Suaranya sih lirih. Tapi Citra masih bisa mendengarnya."Apa-apaan kamu menelponku Pagi-pagi begini?! Aku kan sudah bilang sama kamu untuk tidak menghubungi dan mengirim pes

    Last Updated : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

    Citra mendengkus pelan. Dia tidak punya jawaban pasti saat ini. Lebih baik dia hentikan obrolan ini mengingat dirinya harus mengantar Manisa pergi ke sekolah. "Aku datang untuk mengajak mas sarapan. Mungkin Manisa sudah di meja makan sekarang," ucap Citra sebelum akhirnya berbalik badan keluar dari dalam kamar itu. "Sial!" hardik Galih pada dirinya sendiri begitu Citra menghilang di balik pintu. "Sepertinya Citra benar-benar curiga. Ini gara-gara Rini. Sudah dibilang jangan menelponku di waktu pagi seperti ini, eh, malah melakukannya. Aku harus menegurnya sebelum dia membuat masalah yang lebih besar." Setelah memasukkan dompet dan ponsel ke saku celana serta mengambil kunci mobil, Galih keluar kamar menuju meja makan. Dia mendapati Citra dan Manisa sedang menikmati sarapan mereka tanpa suara. Citra dan Manisa sempat meliriknya. Tapi hanya sekilas sebelum kembali melanjutkan makan mereka. Galih menipiskan bibir mendapati reaksi Citra itu. Rasanya dia ingin bersumpah sekali lagi ba

    Last Updated : 2025-03-17
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 1. Waktunya Merebut Status Istri Sah

    Rini memperhatikan Galih yang sedang mengenakan pakaiannya dengan seksama. Laki-laki itu terlihat memesona dengan ketampanannya. Tapi bukan karena itu dia rela menjadi wanita simpanan Galih. Dia tidak peduli seberapa tampan dan gagah seorang laki-laki. Satu-satunya hal yang menjadi perhatiannya adalah seberapa tebal dompet laki-laki. Jika Galih tidak kaya, mana mungkin dia mau dijadikan pelampiasan hawa nafsu tanpa ikatan yang sah.No! Dia bukan wanita bodoh!Dan misinya sekarang adalah ingin merebut status istri sah dari istri Galih. Dia merasa lebih pantas menyandangnya karena selain cantik, dia memiliki pekerjaan meskipun hanya sebagai sales promotion girl (SPG). Tidak seperti istri sah Galih yang hanya seorang wanita pengangguran yang hanya bisa menghabiskan uang suami saja."Baru juga selesai, mas. Langsung pergi saja," ucap Rini dengan suara yang manja. Dia sendiri masih berada di bawah selimut."Aku tidak boleh keluar toko lebih dari satu jam. Nanti khawatir karyawan akan curig

    Last Updated : 2025-03-09
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 2. Wanita Cantik Yang Bersama Suami

    "Maaf sebelumnya ya, Cit. Tapi aku baru saja melihat suami kamu di hotel tempatku berada bersama seorang wanita cantik dan seksi."Bagai tersambar petir Citra mendengar itu. Hatinya tersentak luar biasa. "Ka-kamu jangan bercanda, Rin! Tidak lucu tau!""Kenapa juga aku harus bercanda?" sahut Usi tak kalah. "Memang kenyataannya begitu. Aku melihat Mas Galih di hotel bersama seorang wanita cantik.""Memangnya kamu sekarang berada di hotel? Kok bisa melihat Mas Galih?""Iya. Aku sedang menemui temanku yang datang dari luar kota di hotel ini. Tapi dia sedang berada di kamar mandi sekarang. Makanya aku menelpon kamu tanpa mampu untuk menundanya.""Aku rasa kamu salah lihat, Us. Masak sih Mas Galih di hotel bersama wanita lain.""Entahlah. Tapi aku yakin itu adalah suamimu. Aku kan kenal sekali dengan Mas Galih. Tidak mungkin aku salah lihat.""E... mungkin tidak kalau dia di sana untuk menemui pelanggan?" Citra berusaha untuk berpikir positif walaupun jantungnya sekarang berdegup kencang ti

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

    Citra mendengkus pelan. Dia tidak punya jawaban pasti saat ini. Lebih baik dia hentikan obrolan ini mengingat dirinya harus mengantar Manisa pergi ke sekolah. "Aku datang untuk mengajak mas sarapan. Mungkin Manisa sudah di meja makan sekarang," ucap Citra sebelum akhirnya berbalik badan keluar dari dalam kamar itu. "Sial!" hardik Galih pada dirinya sendiri begitu Citra menghilang di balik pintu. "Sepertinya Citra benar-benar curiga. Ini gara-gara Rini. Sudah dibilang jangan menelponku di waktu pagi seperti ini, eh, malah melakukannya. Aku harus menegurnya sebelum dia membuat masalah yang lebih besar." Setelah memasukkan dompet dan ponsel ke saku celana serta mengambil kunci mobil, Galih keluar kamar menuju meja makan. Dia mendapati Citra dan Manisa sedang menikmati sarapan mereka tanpa suara. Citra dan Manisa sempat meliriknya. Tapi hanya sekilas sebelum kembali melanjutkan makan mereka. Galih menipiskan bibir mendapati reaksi Citra itu. Rasanya dia ingin bersumpah sekali lagi ba

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 5. Antara Percaya Dan Tidak Percaya

    Beberapa saat sebelumnya."Nya, sarapan sudah siap," ucap Sumi di pintu kamar Manisa.Citra yang baru saja selesai merapikan rambut Manisa menoleh. "Iya, bi. Ini kami mau ke meja makan.""Baik, Nya. Tuan mau bibi panggilkan juga?""Biar aku saja, bi. Bibi lanjutkan pekerjaan saja.""Oh, baiklah, Nya. Kalau begitu, bibi kembali ke dapur." Sumi berbalik badan dan kemudian tubuhnya menghilang di balik tembok.Citra menatap Manisa yang sudah selesai dirias. "Kamu ke meja makan sekarang sendirian ya. Mulai sarapan saja. Mama mau memanggil papa dulu."Manisa mengangguk. "Iya, ma."Citra tersenyum. Dia kemudian meninggalkan kamar Manisa menuju kamarnya. Tapi begitu sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, langkah Citra terhenti tiba-tiba begitu mendengar suara Galih yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya. Suaranya sih lirih. Tapi Citra masih bisa mendengarnya."Apa-apaan kamu menelponku Pagi-pagi begini?! Aku kan sudah bilang sama kamu untuk tidak menghubungi dan mengirim pes

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 4. Telpon Pagi-pagi Yang Membuat Curiga

    "Sayang, aku mau. Ayo kita lakukan dengan bersemangat," ucap Galih sembari memeluk Citra dari belakang. Sebenarnya dia sedang tidak berharap pada istrinya itu. Sebab hasratnya sudah terpenuhi tadi siang. Tapi gara-gara ketahuan bertemu dengan Rini, dia memaksakan diri untuk melakukannya. Tujuannya untuk menyenangkan Citra karena menurutnya kalau wanita telah dipuaskan, seluruh amarah dan kecurigaan wanita akan sirna. Kalau pun masih ada, hanya tinggal sisa-sisa.Citra yang belum bisa tidur karena merasa gamang, menjawab. "Maaf, mas. Malam ini aku capek sekali. Lain kali saja ya." Bohong! Dia berbohong. Sebenarnya dia tidak merasa capek. Tapi karena beberapa jam lalu dia melihat foto mesra suaminya itu dengan seorang wanita cantik, kecurigaannya kembali muncul. Hanya saja dia tidak mau jujur dengan rasa kecurigaanya itu karena memiliki alasan."Kenapa? Apa karena kamu masih memikirkan laporan Usi yang melihat aku bersama seorang wanita tadi? Kamu curiga? Kamu marah? Katanya kamu sudah

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 3. Foto Mesra Suami Bersama Wanita Lain

    "Kamu yakin dia istri pelanggan dari luar kota itu? Kamu yakin tidak membohongiku kan, mas? Wanita itu bukan.... selingkuhan kamu kan?"Galih terhenyak. Dia merasa sangat tertohok kali ini. "Ba-bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu, Cit? Kamu kan tahu kalau aku sangat menyayangi dan mencintai kamu. Jadi tidak mungkin kalau wanita itu adalah selingkuhanku."Citra tak merespon. Memilih diam sembari terus menatap Galih sebagai jawaban. Dua kali ralatan kebohongan Galih di obrolan ini membuatnya mulai merasa curiga. Galih mengerti maksud dari tatapan Citra. Dia pun mendengkus frustasi. "Ayolah, Cit. Percaya padaku. Pelanggan yang aku temui di hotel itu memang laki-laki dan wanita itu adalah istrinya. Bukan selingkuhanku seperti yang kamu pikirkan. Aku bersumpah tidak berkhianat sama kamu karena aku sangat mencintai kamu dan Manisa."Mendengar sumpah Galih, kecurigaan Citra sedikit menyurut. Biar begitu, hatinya masih tidak tenang."Kalau kamu tidak lagi ada rasa percaya kepadaku, maka

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 2. Wanita Cantik Yang Bersama Suami

    "Maaf sebelumnya ya, Cit. Tapi aku baru saja melihat suami kamu di hotel tempatku berada bersama seorang wanita cantik dan seksi."Bagai tersambar petir Citra mendengar itu. Hatinya tersentak luar biasa. "Ka-kamu jangan bercanda, Rin! Tidak lucu tau!""Kenapa juga aku harus bercanda?" sahut Usi tak kalah. "Memang kenyataannya begitu. Aku melihat Mas Galih di hotel bersama seorang wanita cantik.""Memangnya kamu sekarang berada di hotel? Kok bisa melihat Mas Galih?""Iya. Aku sedang menemui temanku yang datang dari luar kota di hotel ini. Tapi dia sedang berada di kamar mandi sekarang. Makanya aku menelpon kamu tanpa mampu untuk menundanya.""Aku rasa kamu salah lihat, Us. Masak sih Mas Galih di hotel bersama wanita lain.""Entahlah. Tapi aku yakin itu adalah suamimu. Aku kan kenal sekali dengan Mas Galih. Tidak mungkin aku salah lihat.""E... mungkin tidak kalau dia di sana untuk menemui pelanggan?" Citra berusaha untuk berpikir positif walaupun jantungnya sekarang berdegup kencang ti

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 1. Waktunya Merebut Status Istri Sah

    Rini memperhatikan Galih yang sedang mengenakan pakaiannya dengan seksama. Laki-laki itu terlihat memesona dengan ketampanannya. Tapi bukan karena itu dia rela menjadi wanita simpanan Galih. Dia tidak peduli seberapa tampan dan gagah seorang laki-laki. Satu-satunya hal yang menjadi perhatiannya adalah seberapa tebal dompet laki-laki. Jika Galih tidak kaya, mana mungkin dia mau dijadikan pelampiasan hawa nafsu tanpa ikatan yang sah.No! Dia bukan wanita bodoh!Dan misinya sekarang adalah ingin merebut status istri sah dari istri Galih. Dia merasa lebih pantas menyandangnya karena selain cantik, dia memiliki pekerjaan meskipun hanya sebagai sales promotion girl (SPG). Tidak seperti istri sah Galih yang hanya seorang wanita pengangguran yang hanya bisa menghabiskan uang suami saja."Baru juga selesai, mas. Langsung pergi saja," ucap Rini dengan suara yang manja. Dia sendiri masih berada di bawah selimut."Aku tidak boleh keluar toko lebih dari satu jam. Nanti khawatir karyawan akan curig

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status