Home / Rumah Tangga / AMBISI WANITA SIMPANAN / BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

Share

BAB 6. Video Yang Diterima Dari Nomer Asing

Author: Mayangnoura
last update Last Updated: 2025-03-17 15:32:52

Citra mendengkus pelan. Dia tidak punya jawaban pasti saat ini. Lebih baik dia hentikan obrolan ini mengingat dirinya harus mengantar Manisa pergi ke sekolah.

"Aku datang untuk mengajak mas sarapan. Mungkin Manisa sudah di meja makan sekarang," ucap Citra sebelum akhirnya berbalik badan keluar dari dalam kamar itu.

"Sial!" hardik Galih pada dirinya sendiri begitu Citra menghilang di balik pintu. "Sepertinya Citra benar-benar curiga. Ini gara-gara Rini. Sudah dibilang jangan menelponku di waktu pagi seperti ini, eh, malah melakukannya. Aku harus menegurnya sebelum dia membuat masalah yang lebih besar."

Setelah memasukkan dompet dan ponsel ke saku celana serta mengambil kunci mobil, Galih keluar kamar menuju meja makan. Dia mendapati Citra dan Manisa sedang menikmati sarapan mereka tanpa suara. Citra dan Manisa sempat meliriknya. Tapi hanya sekilas sebelum kembali melanjutkan makan mereka.

Galih menipiskan bibir mendapati reaksi Citra itu. Rasanya dia ingin bersumpah sekali lagi bahwa dia tidak selingkuh walaupun kenyataannya memang selingkuh. Tapi karena ada Manisa, dia mengurungkan keinginan itu. Akhirnya dia hanya mengambil duduk di kursi yang ada di sebelah kursi yang ditempati oleh Citra dan menikmati sarapannya dengan perasaan yang kurang nyaman. Ya, bagaimana tidak, Citra bersikap dingin kepadanya. Hal yang tidak pernah dia dapati selama pernikahan mereka.

"Ma, aku sudah sarapannya." Tiba-tiba Manisa berdiri dari duduknya. "Ayo antar aku sekolah."

Manisa yang juga telah selesai dengan sarapannya, tersenyum. "Oh, oke. Kita berangkat sekarang." Manisa menoleh pada Galih. "Aku duluan ya, mas."

Galih mengangguk cepat. "Oh, i-iya. Hati-hati di jalan."

Setelah Manisa menyalami Galih, ibu dan anak itu pun meninggalkan ruang makan. Tinggallah Galih sendiri menikmati sarapannya. Tapi karena kejadian tadi, dimana Citra memergokinya sedang mengobrol dengan Rini, selera makan Galih hilang. Akhirnya, Galih pun memilih untuk berangkat ke toko saja. Di perjalanan, Galih menelpon Rini.

"Ya, mas?" tanya Rini yang berada di seberang setelah menerima panggilan dari Galih.

"Aku hanya mau memperingatkan kamu sekali lagi untuk tidak menelponku di waktu-waktu yang sudah kita sepakati. Karena ulahmu pagi ini, Citra berubah sikap kepadaku."

Mata Rini melebar mendengar pengakuan Galih barusan. "Oya? Kok bisa?"

"Kok bisa! Kok bisa! Ya bisa!" balas Galih jengkel. "Waktu kita mengobrol di telpon tadi, rupanya Citra ada di belakangku! Untung saja dia tidak bisa mendengar suara kamu karena aku tidak menyalakan mode pengeras suara! Tapi kan dia mendengar apa yang aku katakan! Dan itu membuatnya curiga!"

"Jadi tadi kalian bertengkar?" tanya Rini dengan antusias.

"Untungnya aku bisa ngeles dengan mengatakan kalau yang menelponku bukan selingkuhanku melainkan teman kuliah yang bernama Rino. Jadi tidak jadi bertengkar."

Pundak Rini langsung turun mendengar itu. Padahal dia berharap Citra memergoki Galih punya selingkuhan sehingga pasangan suami istri itu bertengkar hebat lalu memutuskan segera bercerai. "O, jadi kalian tidak bertengkar?"

"Tidak. Tapi sepertinya Citra mulai curiga. Tugasku sekarang adalah meyakinkannya bahwa aku tidak selingkuh. Makanya, aku meminta kepadamu untuk tidak gegabah seperti tadi pagi. Aku tidak segan-segan untuk mengakhiri hubungan kita jika hubungan kita sampai ketahuan oleh Citra. Kamu mengerti?!"

Bola mata Rini berputar ke atas. Tidak terlihat raut ketakutan sedikit pun di wajahnya mendapat ancaman itu. "Iya. Iya, aku paham. Ya sudah. Aku mau siap-siap berangkat kerja." Lalu dia mematikan panggilan Galih tanpa pikir dua kali. Selanjutnya dia tersenyum miring penuh kelicikan. "Kamu tidak akan bisa melepaskan aku, Mas. Lihat saja, bukannya berakhir, hubungan kita justru akan menjadi lebih serius. Aku yang kemudian akan menjadi istri kamu."

Rini menggerakkan jari di atas ponsel lagi. "Bagaimana jika aku mempercepat hancurnya pernikahanmu dengan istri tercintamu itu, mas?" Lalu dia mengirimkan sebuah video ke nomer Citra.

Sementara itu, Citra yang baru saja melepas Manisa berlari ke halaman sekolah, masuk ke dalam mobil ketika dia menerima sebuah pesan di ponselnya. Dia segera mengecek benda pipihnya itu dengan antusias. Tapi wajahnya seketika berubah begitu mendapati kalau itu adalah pesan video dari nomer asing yang mengirimkan foto mesra Galih dengan seorang wanita asing semalam.

"Nomer ini lagi. Dia mengirim video apa kali ini? Tidak mungkin kan video mesum antara Mas Galih dengan wanita yang ada di foto tadi malam itu?" tanya Citra pada dirinya sendiri. Tapi seketika dadanya berdebar-debar. Dia sangat takut kalau video itu adalah video mesum suaminya dengan wanita lain.

"Dibuka tidak ya? Bagaimana kalau isinya ternyata ada Mas Galihnya? Atau... tidak usah aku buka saja?"

Citra kian bimbang. Inginnya dia tidak melihat isi dari video itu. Akan tetapi, dia sangat penasaran.

"Aku harus melihatnya. Apapun isinya, aku harus tahu. Hanya orang bodoh yang takut untuk sakit hati dan tak mau menghadapi kenyataan. Tapi Mudah-mudahan isinya tidak seperti yang aku pikirkan."

Dengan jantung yang berdegup kencang, Citra membuka kolom pesan dari nomer asing itu dan memutar video yang ada di dalamnya. Wajahnya seketika pucat pasi dan tubuhnya gemetar begitu melihatnya. Ternyata isi video itu seperti dugaannya. Yaitu berisi adegan mesum antara Galih dengan seorang wanita yang tidak dia kenal.

"Astaga... apa ini? Ya Tuhan... Mas Galih.... Ternyata kamu seperti ini di belakangku...."

Tangis Citra pecah. Dunia seakan runtuh saat ini juga. Dia tidak menyangka kalau suami yang terkesan sangat mencintainya ternyata adalah seorang pengkhianat.

Citra menyudahi menonton video itu. Dia tidak sanggup untuk melihat lanjutannya. Hanya melihat sedikit saja, hatinya sakit sekali seperti dicabik-cabik. Apalagi melihat lebih jauh. Akhirnya, dia menelpon Usi.

"Halo, Cit?" tanya Uci di seberang.

"Ka-kamu a-ada di bu-butik kan sekarang?"

"Iya, aku di butik. Kenapa suara kamu gemetar begitu? Kamu baik-baik saja kan?"

"A-aku a-akan cerita nanti. Ka-kalau ka-kamu tidak sedang si-sibuk, aku mau ke sa-sana sekarang."

"Aku tidak sedang sibuk kok. Iya, kamu ke sini saja sekarang. Tapi kamu baik-baik saja kan? Bisa menyetir mobil dengan baik kan? Kalau tidak bisa, biar aku yang jemput."

"A-aku bisa kok. A-aku baik-baik saja."

"Baiklah kalau kamu yakin. Tapi pelan-pelan saja ya. Hubungi aku segera jika terjadi sesuatu dengan dirimu."

"I-iya. Sudah ya. Aku mau berangkat sekarang."

"Oke. Hati-hati ya. Aku tunggu kamu di sini."

"Iya."

Citra segera mematikan panggilannya. Dengan airmata yang mengalir dan hati yang luar biasa sakit, dia melajukan mobilnya menuju butiknya Uci. Karena letaknya tak jauh, dalam waktu kurang dari 10 menit, dia sudah sampai. Dan Usi menyambutnya dengan wajah lega.

"Syukurlah kamu sampai dengan selamat. Memangnya apa yang membuat kamu gemetaran seperti ini?"

Tak langsung menjawab, Citra justru memeluk Usi. "Katakan padaku kalau ini hanya mimpi, Us. Katakan padaku kalau ini hanya mimpi."

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 7. Membalas Pesan Wanita Simpanan Suami

    Kening Usi mengerut dalam mendengar ucapan Citra. Dia tidak mengerti maksudnya. Meskipun begitu, dia mencoba untuk tidak panik agar tidak memperburuk emosi Citra. Dia mengusap punggung Citra dengan lembut hingga sahabatnya itu tampak sedikit tenang. Setelah itu, barulah dia membawa Citra ke ruangannya dan menyilahkan wanita itu duduk di sofa yang ada di sana."Ceritakan padaku apa yang menyebabkan kamu seperti ini?" tanya Usi tegas. Walaupun Citra baru saja selesai menangis, dia tahu Citra seperti dirinya. Yaitu wanita yang tidak menyek-menyek. Bukan tanpa sebab dia berpikir begitu, selama mereka bersahabat, baru kali ini Citra menangis.Citra mengusap basah di wajahnya dengan tisu yang diberi oleh Usi. "Aku bingung harus cerita darimana. Tapi aku benar-benar tidak menyangka akan mendapati kenyataan ini.""Kenyataan apa?""Kenyataan kalau... Mas Galih sepertinya memang benar-benar selingkuh."Usi tersentak kaget. "Bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan ini? Bukankah waktu itu kamu b

    Last Updated : 2025-03-19
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 8. Berbalasan Pesan Dengan Wanita Simpanan Suami

    Citra menatap layar ponselnya lekat-lekat. Dia menunggu jawaban atas pesan balasan yang dia kirim pada wanita pemilik nomer asing yang mengirimkan foto dan video mesum antara suaminya dengan seorang wanita yang tidak dikenal itu. Dia begitu penasaran dengan orang ini dan siapa dirinya.Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesan balasan yang ditunggu-tunggunya datang juga. Dia langsung membaca pesan itu meskipun dengan hati yang sedikit berdebar. 'Aku telah mengirimkan foto dan video suamimu. Respon kamu seperti ini? Kamu tidak terkejut? Marah? Syok? Sakit hati? Atau yang lainnya?'Citra tersenyum miring. Jari-jarinya kemudian membalas. 'Kenapa kamu mau tahu apa yang aku rasakan? Pentingkah perasaanku buat kamu? Terus, memangnya kamu siapa mau tahu perasaanku? Bukan siapa-siapaku kan?'Jawaban Citra sontak membuat Rini menggeram kesal. Rahang wanita itu sampai mengencang dan wajahnya memerah karena sangking menahan marah. "Kurang ajar! Belum tahu saja kamu siapa aku! Nanti kalau

    Last Updated : 2025-03-20
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 9. Permintaan Citra Yang Sangat Mengejutkan

    Galih menyudahi obrolannya dengan Citra dengan senyum penuh arti. Bagaimana tidak, sepertinya istrinya itu sudah baik-baik saja meskipun tadi pagi ada kejadian yang cukup mengkhawatirkan. Tapi dia yakin, setelah pulang dari mall, keadaan akan semakin baik."Aku hanya perlu membelikan semua yang dia inginkan di mall nanti. Setelahnya, beres. Dan satu hal yang penting, aku masih bisa berhubungan dengan Rini. Soal permintaan Citra yang menyuruhku membawa satu karyawan pria ketika mau bertemu pelanggan di luar, itu mah gampang. Aku hanya perlu menyuap salah satu karyawan. Beres."Senyum Galih kian lebar. Dia merasa pintar.Singkat cerita. Galih dan Citra sudah bertemu di mall. Mereka bahkan sudah berbelanja. Semua barang yang dibelanjakan adalah barangnya Citra. Sayangnya raut wajah Citra tampak tidak sumringah. Terlihat biasa saja. Hal itu membuat Galih merasa tidak nyaman. "Kamu kenapa sih, sayang?" tanya Galih kemudian. Yaitu saat mereka sudah duduk di sebuah tempat makan dan makanan

    Last Updated : 2025-03-21
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 10. Balasan Untuk Sebuah Kebohongan

    'Kamu bisa cek pada ahlinya kalau foto dan video syur yang aku kirimkan padamu itu asli dan bukan editan.' Rini menatap pesannya yang dia kirim ke Citra sore tadi. Masih belum ada balasan. Bahkan dibaca saja tidak. Hal itu membuat Rini jadi merasa resah, gelisah, marah, penasaran bercampur aduk menjadi satu. "Ukh!" Rini melempar ponselnya. "Menyebalkan sekali sih dia! Tidak mau mundur meskipun aku sudah mengirimkan foto dan videoku dengan Mas Deni! Aku yakin dia juga tahu kalau foto dan video itu asli dan bukan editan! Dia hanya pura-pura tidak percaya karena tidak mau melepaskan hidup mewahnya! Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?! Apa aku harus mendatanginya langsung?! Tapi kalau itu aku lakukan, bagaimana kalau ketahuan Mas Galih? Nanti bukannya menjadi istri sahnya, eh malah ditinggalkan. Aduh, jadi aku harus melakukan apa?" Sementara itu, Citra menatap layar ponselnya dengan tersenyum samar. Dia sangat senang karena bisa membuat panik Galih dan selingkuhannya hari ini.

    Last Updated : 2025-03-22
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 11. Niat Untuk Memiliki Toko

    Citra masuk ke dalam ruangannya yang sejak hamil ditempati oleh Galih. Dia sangat merindukan ruangan itu yang dulu adalah tempatnya menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Bahkan sering sampai malam. Tapi keadaan ruangan sudah jauh berbeda. Dia nyaris tak mengenalinya. Semerawut dan tampak tidak terurus meskipun bersih dari sampah dan debu. Rasanya dia ingin marah dengan keadaan ruangan yang jadi seperti ini. Namun, ini bukan saatnya mempermasalahkan ruangan. Ada hal yang lebih penting yang akan dilakukannya selama beberapa jam ke depan. Di belakangnya, Galih mengiringi langkah Citra dengan hati yang berdebar-debar. Rasanya dia ingin melarang Citra memegang komputer yang ada di ruangan ini agar kecurangannya selama ini tidak diketahui oleh sang istri. Tapi jika dia melakukan itu, dikhawatirkan Citra justru curiga dan malah mengeceknya. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah berdoa agar Citra tidak menyalakan komputer. Kalaupun melakukannya, hanya

    Last Updated : 2025-03-24
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 12. Rencana Untuk Menyerang Istri Sah

    Citra menghela nafas berat beberapa kali. Kenyataan buruk yang dialaminya membuat dadanya sesak. Dia kemudian mencoba untuk kembali fokus dengan layar komputernya. Dia amati setiap huruf dan angka yang ada di sana. Awalnya, wajahnya tampak biasa saja. Lalu keningnya mulai mengerut. Dan setelah lama, matanya melebar."Aku hampir saja tidak mempercayai ini. Kemana hilangnya uang toko yang sebanyak ini? Apa mungkin Mas Galih yang mengambilnya? Kalau iya, berarti dia jahat sekali. Sudah selingkuh, punya niat memiliki toko ini, sekarang ketahuan telah mengambil uang toko. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan bertindak secepatnya."Sementara itu di ruangan lain, Galih tampak gelisah. Bagaimana tidak, dia tahu kalau di ruangan sebelah, Citra sedang memeriksa pembukuan toko. Dia khawatir Citra mengetahui kecurangan yang sudah dia lakukan."Kalau Citra memang memeriksa pembukuan toko, sudah pasti dia akan tahu kecurangan yang sudah aku lakukan. Dia kan tidak bodoh. Dia lebih dulu mengendali

    Last Updated : 2025-03-26
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 13. Menurunkan Lagi Jabatan Suami

    Citra terhenyak mendengar jawaban Rudi. "Kalau begitu, sudah lama ya toko tidak lagi lengkap?""Di tahun-tahun awal sih masih lengkap, mbak. Tapi makin ke sini beberapa barang tidak dibeli lagi. Alasannya, yang penting ada barang sejenis. Tidak harus semua merk ada. Begitu, mbak. Tapi sebenarnya saya tidak tahu alasan sebenarnya," jawab Rudi apa adanya.Rahang Citra mengencang. Dia sangat marah mengetahui kenyataan ini. Tapi dia juga bersyukur karena dirinya memutuskan untuk secepatnya kembali mengambil alih toko. Karena kalau tidak, toko yang sudah puluhan tahun berdiri ini dan dibangun dengan kerja keras, akan hancur karena dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti suaminya."Kalau mbak mau melihat-lihat barang, saya bisa temani." Rudi menawarkan diri. Karena menurutnya, sang pemilik harus segera tahu keadaan toko ini. Bukan apa, dirinya dan semua karyawan toko bergantung hidup pada toko ini. Kalau toko bangkrut, semua akan menangis sedih. Dan kalau tidak segera disel

    Last Updated : 2025-03-28
  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 14. Hubungan Yang Sudah Tak Baik-Baik Saja

    "Ya, istri memang harus menghormati suami. Tapi dilihat dulu seperti apa suaminya. Kalau suaminya memang sosok yang baik dan tidak penuh tipu daya, ya... tentu harus dihormati," balas Citra keceplosan. Untung dia masih bisa mengontrol mulutnya sehingga tidak mengatakan apa yang dia ketahui. Yaitu tentang perselingkuhan Galih dan keinginan suaminya itu untuk memiliki toko ini.Kening Galih mengerut mendengar balasan Citra. "Apa maksudmu mengatakan itu? Memangnya aku bukan suami yang baik sampai kamu berkata seperti itu? Apa karena aku memakai uang toko sehingga kamu langsung menganggapku suami tidak baik? Jadi kemana larinya kasih sayang aku ke kamu dan Manisa selama ini?"'Kasih sayang? Ya, kamu memang terlihat menyayangi aku dan Manisa. Tapi setelah aku mengetahui semua kelakuanmu, aku ragu kamu menyayangi kami tulus dari hatimu. Aku lebih yakin kalau kamu berpura-pura menyayangi kami agar tidak curiga padamu sehingga kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Suami yang baik itu puny

    Last Updated : 2025-03-30

Latest chapter

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 19. Hotel X Kamar 302

    'Karena aku merasa heran. Bagaimana bisa seorang istri diam saja ketika sudah tahu suaminya selingkuh? Apa... istrinya memang tidak keberatan kalau suaminya selingkuh asalkan tetap bisa hidup mewah?''Hah? Apa maksudmu dengan mengatakan aku membiarkan suamiku selingkuh agar bisa hidup mewah? Anda harus tahu ya, nona. Bahwa tanpa suamiku pun aku bisa hidup mewah. Ada baiknya kamu mencari tahu dulu sebelum bicara.''Oya? Apa karena kamu merasa cantik sehingga bisa mendekati laki-laki kaya selain Mas Galih?''Itu hanya ada dalam pemikiranmu, nona. Begini saja, sekarang katakan apa maumu sebenarnya, nona. Jangan berbelit-belit.''Oke, kalau itu mau kamu. Aku mau kamu melepaskan suami kamu karena sudah jelas suami kamu itu lebih mencintai aku daripada kamu. Jadi, cepat atau lambat, kamu bakal dibuang juga. Jadi, sebagai sesama wanita yang punya harga diri, lebih baik kamu pergi lebih dulu sebelum dibuang.''Tidak semudah itu. Kalau hanya dengan bukti-bukti video dan foto yang kamu berikan,

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 18. Siapa Yang Dikhianati Siapa Yang Panik

    "Bagaimana, bu? Apakah berhasil?" tanya Gina pada marni yang berada di luar toko.Marni menghela nafas berat. "Tidak."Kening Gina mengerut. "Kok tidak? Bukannya ibu yakin bakal menaklukkan Mbak Citra? Kata ibu mau mengancam Mbak Citra dengan memakai Mas Galih?""Sudah. Ibu sudah melakukannya. Tapi apa? Dia tidak takut sama sekali. Dia justru mengatakan kalau dia tidak merasa sayang telah kehilangan Mas-mu itu karena ketika menikah, mas-mu itu tidak mempunyai apa-apa."Mata Gina melebar begitu mendengar itu. "Benarkah Mbak Citra mengatakan itu, bu? Bukankah selama ini terlihat sangat menyayangi Mas Galih?""Memang begitu jawabannya. Ibu pun tidak mengerti kenapa dia bisa mengatakan itu. Seolah tidak ada rasa cinta lagi sama mas-mu.""Mungkin memang sudah tidak ada rasa cinta lagi, bu. Karena itu pula Mbak Citra tega menurunkan jabatan Mas Galih. Bukan hanya karena perkara Mbak Citra ingin kembali memimpin toko dan uang yang terpakai oleh Mas Galih."Marni tercenung mendengar itu. Lal

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 17. Ibu Mertua Yang Memaksa

    Citra mengalihkan pandangan dari layar komputer ke ponselnya. Karena rasa penasaran, dia mengambil benda pipih itu dan menelpon Galih. Ponsel suaminya aktif tapi panggilannya tidak diterima.Kening Citra mengerut mendapati hal ini. Tak begitu peduli, dia kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku blazernya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan ruangannya. Rencananya, dia mau mengecek apakah barang yang dipesannya kemarin sudah datang apa belum. Tapi begitu melihat pintu ruangan Galih sedikit terbuka seolah baru saja dimasuki seseorang, dia pun mengurungkan diri untuk turun. Yang dilakukan kemudian adalah mendekati ruangan Galih itu dan mengintip ke dalamnya. Matanya melebar begitu melihat Galih di sana."Mas tidur dimana semalam?" tanya Citra sembari melangkah masuk. "Kenapa tidak pulang?"Galih melirik Citra sekilas. "Tidur dimana semalam, itu bukan urusanmu. Untuk apa kamu mempertanyakan itu? Jangan sok perhatian sedangkan kenyataannya kamu tidak menghormati aku lagi sebagai suami."

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 16. Suami Yang Bermalam Dengan Selingkuhannya

    "Terserah ibu mau bilang aku pelit. Tapi izinkan aku menjelaskan. Aku menurunkan Mas Galih dari jabatannya, pertama karena aku mau kembali mengurus tokoku yang sudah lama aku tinggalkan. Tadinya, aku menurunkan jabatannya jadi manager. Tapi setelah tahu dia memakai begitu banyak uang toko, aku sangat kecewa. Makanya aku menurunkan lagi jabatannya menjadi supervisor.""Memangnya kamu tidak bertanya pada Galih untuk apa uang yang dia pakai itu sampai-sampai kamu menurunkan jabatannya sejauh itu padahal dia suami kamu yang juga punya jasa pada toko?!""Tanya, bu. Jawabannya untuk merenovasi rumah ibu.""Ya terus kenapa kamu tetap menurunkan jabatannya menjadi supervisor hah?! Kamu tidak suka Galih memakai uang itu untuk merenovasi rumah ibu?! Kamu tidak suka iya?! Kamu lupa kalau Galih turut mengurus toko kamu selama bertahun-tahun?!""Aku tidak lupa Mas Galih telah menggantikan posisiku di toko selama bertahun-tahun karena kepemimpinan dia lah toko nyaris bangkrut. Masalahnya, uang yang

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 15. Menantu Yang Pelit

    Dalam perjalanan pulang, Citra dan Galih sama-sama berdiam diri. Tak ada yang bersuara apalagi bercerita penuh keakraban. Dalam beberapa hari saja sejak Citra mengetahui kalau Galih selingkuh, hubungan dua anak manusia itu sudah dingin. Galih sendiri memang sengaja mendiamkan Citra. Itu adalah sebagai bentuk protes kalau dirinya tidak terima diberi jabatan yang sekarang. Harga dirinya sebagai suami pemilik toko seperti dijatuhkan. Dia marah. Dia sangat marah pada Citra.Sementara itu, Citra tidak peduli dengan sikap Galih saat ini. Itu karena dia sudah tidak respect lagi pada pria itu sejak ketahuan mengkhianatinya dan berniat memiliki tokonya. Sebenarnya, dia sudah ingin bercerai. Tapi itu butuh proses yang tidak bisa cepat.Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di rumah. Lagi-lagi tanpa kata, Galih keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah dengan wajah dan sikap yang jelas menampakkan kemarahan yang ditahan.Citra mendengkus keras melihat sikap Galih. "Harusnya aku yang marah

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 14. Hubungan Yang Sudah Tak Baik-Baik Saja

    "Ya, istri memang harus menghormati suami. Tapi dilihat dulu seperti apa suaminya. Kalau suaminya memang sosok yang baik dan tidak penuh tipu daya, ya... tentu harus dihormati," balas Citra keceplosan. Untung dia masih bisa mengontrol mulutnya sehingga tidak mengatakan apa yang dia ketahui. Yaitu tentang perselingkuhan Galih dan keinginan suaminya itu untuk memiliki toko ini.Kening Galih mengerut mendengar balasan Citra. "Apa maksudmu mengatakan itu? Memangnya aku bukan suami yang baik sampai kamu berkata seperti itu? Apa karena aku memakai uang toko sehingga kamu langsung menganggapku suami tidak baik? Jadi kemana larinya kasih sayang aku ke kamu dan Manisa selama ini?"'Kasih sayang? Ya, kamu memang terlihat menyayangi aku dan Manisa. Tapi setelah aku mengetahui semua kelakuanmu, aku ragu kamu menyayangi kami tulus dari hatimu. Aku lebih yakin kalau kamu berpura-pura menyayangi kami agar tidak curiga padamu sehingga kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Suami yang baik itu puny

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 13. Menurunkan Lagi Jabatan Suami

    Citra terhenyak mendengar jawaban Rudi. "Kalau begitu, sudah lama ya toko tidak lagi lengkap?""Di tahun-tahun awal sih masih lengkap, mbak. Tapi makin ke sini beberapa barang tidak dibeli lagi. Alasannya, yang penting ada barang sejenis. Tidak harus semua merk ada. Begitu, mbak. Tapi sebenarnya saya tidak tahu alasan sebenarnya," jawab Rudi apa adanya.Rahang Citra mengencang. Dia sangat marah mengetahui kenyataan ini. Tapi dia juga bersyukur karena dirinya memutuskan untuk secepatnya kembali mengambil alih toko. Karena kalau tidak, toko yang sudah puluhan tahun berdiri ini dan dibangun dengan kerja keras, akan hancur karena dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti suaminya."Kalau mbak mau melihat-lihat barang, saya bisa temani." Rudi menawarkan diri. Karena menurutnya, sang pemilik harus segera tahu keadaan toko ini. Bukan apa, dirinya dan semua karyawan toko bergantung hidup pada toko ini. Kalau toko bangkrut, semua akan menangis sedih. Dan kalau tidak segera disel

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 12. Rencana Untuk Menyerang Istri Sah

    Citra menghela nafas berat beberapa kali. Kenyataan buruk yang dialaminya membuat dadanya sesak. Dia kemudian mencoba untuk kembali fokus dengan layar komputernya. Dia amati setiap huruf dan angka yang ada di sana. Awalnya, wajahnya tampak biasa saja. Lalu keningnya mulai mengerut. Dan setelah lama, matanya melebar."Aku hampir saja tidak mempercayai ini. Kemana hilangnya uang toko yang sebanyak ini? Apa mungkin Mas Galih yang mengambilnya? Kalau iya, berarti dia jahat sekali. Sudah selingkuh, punya niat memiliki toko ini, sekarang ketahuan telah mengambil uang toko. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan bertindak secepatnya."Sementara itu di ruangan lain, Galih tampak gelisah. Bagaimana tidak, dia tahu kalau di ruangan sebelah, Citra sedang memeriksa pembukuan toko. Dia khawatir Citra mengetahui kecurangan yang sudah dia lakukan."Kalau Citra memang memeriksa pembukuan toko, sudah pasti dia akan tahu kecurangan yang sudah aku lakukan. Dia kan tidak bodoh. Dia lebih dulu mengendali

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 11. Niat Untuk Memiliki Toko

    Citra masuk ke dalam ruangannya yang sejak hamil ditempati oleh Galih. Dia sangat merindukan ruangan itu yang dulu adalah tempatnya menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Bahkan sering sampai malam. Tapi keadaan ruangan sudah jauh berbeda. Dia nyaris tak mengenalinya. Semerawut dan tampak tidak terurus meskipun bersih dari sampah dan debu. Rasanya dia ingin marah dengan keadaan ruangan yang jadi seperti ini. Namun, ini bukan saatnya mempermasalahkan ruangan. Ada hal yang lebih penting yang akan dilakukannya selama beberapa jam ke depan. Di belakangnya, Galih mengiringi langkah Citra dengan hati yang berdebar-debar. Rasanya dia ingin melarang Citra memegang komputer yang ada di ruangan ini agar kecurangannya selama ini tidak diketahui oleh sang istri. Tapi jika dia melakukan itu, dikhawatirkan Citra justru curiga dan malah mengeceknya. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah berdoa agar Citra tidak menyalakan komputer. Kalaupun melakukannya, hanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status