Dante duduk di kamarnya sambil menopang dagu, Ia merasa bingung karna rencananya untuk bikin Adriana cemburu malah gagal total dan malah bikin dia hampir kehilangan aset penting.Dante tidak percaya dengan apa yang Zoya lakukan, Dante pikir Zoya tidak akan senekat itu mengambil dokumen penting milik perusahaannya.Jika saja Adriana tidak memberitahunya mungkin saja sekarang perusahaan sudah tinggal nama. Dante sangat berterima kasih kepada Adriana tapi ia tidak sanggup untuk mengatakan hal itu kepadanya.Ego Dante terlalu tinggi untuk mengatakan terima kasih kepada Adriana, tapi dalam hati Dante, ia sungguh-sungguh berterima kasih kepada Adriana, karena Adriana sudah mau membantu ibunya untuk mengatakan hal itu kepadanya."Dia benar-benar gadis yang baik," gumam Dante.Dante ingin bertemu dengan Adriana, tapi tetap saja egonya terlalu tinggi untuk itu.Dante juga sempat kena marah ibunya gara-gara dirinya terlalu mempercayai Zoya, apalagi dengan bangganya Dante bilang mengangkat Zoya s
Adriana yang baru saja bangun dari tidurnya langsung meraih ponsel, mencari notifikasi yang sangat penting. Jika ada Adriana akan langsung membalasnya jika tidak Adriana akan mengabaikannya, seperti chat dari Neil yang selalu Adriana abaikan.Karena tidak ada satu pun chat yang penting, Adriana langsung menyimpan kembali ponselnya. Ia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat gigi. Setelah itu, Adriana berjalan ke arah lemari yang selalu ia isi makanan.Adriana mengambil dua lembar roti dan susu, lalu ia memakannya untuk mengganjal perut. Cukup sebagai bekal cadangan perut, pikirnya membatin. Begitulah kehidupan anak kos.Tiba-tiba suara dering ponsel membuat Adriana terkejut. Adriana langsung mengambil ponselnya. Saat tahu jika yang menghubunginya Neil, Adriana langsung mengabaikannya. Tapi Neil tidak menyerah begitu saja, Neil menghubunginya sampai lima kali.Adriana merasa terganggu. Ia pun segera meraih ponselnya kemba
Saat di dalam kosan, Adriana baru sadar jika dirinya di perintahkan oleh Dante tadi. Ia juga baru sadar jika ia hanya diam saja pas Dante mengusir Neil, Adriana merasa dirinya terhipnotis oleh tatapan Dante."Apa yang dia lakuin sama aku, aku ko nurut-nurut aja?" gumam Adriana kesal sendiri setelah masuk ke dalam kosannya.Sampai Adriana sadar jika Dante tadi bilang Nyonya Wanda menyuruh Adriana datang ke rumahnya.Mau tak mau, Adriana pun berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya. Adriana sendiri tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Nyonya Wanda sehingga Nyonya Wanda menyuruhnya datang ke sana.Tidak mau banyak pikiran, Adriana pun cepat mandi dan memakai pakaian yang sopan. Setelah selesai berdandan, Adriana langsung keluar dari kosannya. Saat Adriana keluar, Adriana hanya melihat mobil Dante saja, ia tidak melihat si empunya.Adriana tidak tahu jika sebenarnya Dante menunggunya di dalam mobil, sebab di luar sangat panas menyengat ke dalam kulitnya.Dante yang menya
"Ayo duduk, Adriana," ucap Nyonya Wanda menyuruh Adriana duduk di meja makan."Ah nggak usah repot-repot Tante, oh ya ngomong-ngomong kenapa Tante nyuruh saya ke sini ya?" tanya Adriana.Mendengar pertanyaan dari Adriana, nyonya Wanda langsung mengerutkan keningnya pasalnya Nyonya Wanda tidak menyuruh Adriana ke rumahnya. Lalu mata nyonya Wanda menatap ke arah Dante yang pura-pura tidak melihatnya, sekarang nyonya Wanda mengerti siapa yang menyuruh Adriana ke sini.Karena nyonya Wanda tidak ingin usaha anaknya itu gagal, nyonya Wanda pun tersenyum ke arah Adriana."Apa itu, Tante ingin berterima kasih banget sama kamu karena udah nyelamatin Dante dari kelicikan Zoya, dan kamu juga udah mau bantu Tante, tante sangat berterima kasih banget sama kamu."Nyonya Wanda memegang tangan Adriana dengan lembut, matanya juga menatap Adriana dengan tulus karena Adriana telah membantunya."Sama-sama, Tante.""Oh ya kamu udah nerima kue bolu dari tante kan?" tanya Nyonya Wanda."Iya udah Tante, maka
"Smpai kapan kamu mau seperti ini? Aku memiliki niat baik ingin mengantarmu pulang," ujar Dante."Jangan dengerin dia, pulang bareng aku aja," ujar Neil.Adriana pura-pura tidak melihat mereka berdua. Adriana benar-benar risih dengan kelakuan mereka berdua. Adrina tidak tahu kenapa Dante melakukan itu? Jika Neil yang melakukannya Adriana bisa mengerti karena Neil sudah jujur dengan perasaannya. Tapi Dante? Untuk apa dia menguntit Adriana karena itu tidak ada gunanya.Tanpa Adriana sadari jika sebenarnya Dante telah menyadari perasaannya terhadap Adriana sejak lama.Dante terus berbicara mengajak Adriana untuk pulang bersama, tapi Adriana tidak menggubris ucapan Dante. Hingga Dante dan Neil terlibat percekcokan, membuat Adriana frustrasi seketika."Bisakah kalian berdua pergi?!" ujar Adriana kesal dengan perilaku mereka berdua.Dante dan Neil langsung terdiam seketika, karena Adriana memarahi mereka berdua."Dan kau! Aku tidak mau ikut denganmu, jadi berhentilah terus menguntitku setia
Adriana semakin panik ketika melihat orang-orang di kampus sudah pulang, Adriana takut jika ada orang jahat mendekatinya. Apalagi sekarang sudah larut malam."Ke mana mereka berdua, di saat seperti ini saja mereka tidak ada," gumam Adriana.Adriana merasa kesal karena Dante dan Neil tidak menunjukkan batang hidungnya di saat Adriana membutuhkan tumpangan seperti ini.Adriana juga merasa menyesal telah menolak mereka kemarin-kemarin jika karmanya akan seperti ini."Ayolah kumohon salah satu dari kalian datanglah!" gumam Adriana.Adriana mulai merasa takut, apalagi jam di dinding halte sudah menunjukan pukul 11 malam, Adriana memejamkan tangannya berharap ada tumpangan, jika tidak Adriana berharap bisa datang."Bus juga ke mana sih, gak biasanya gini," gumam Adriana lagi.Adriana pun mematikan headset bluetooth miliknya itu, lalu memasukkannya ke dalam tas. Karena perasaannya mulai tidak tenang."Apa aku jalan kaki saja ya?" Adriana lagi-lagi bermonolog seorang diri.Adriana pun kembali
"Zoya," ucap Adriana dalam hatinya saat melihat wajah Zoya.Sedangkan Zoya langsung menunjukkan senyum liciknya kepada Adriana. "Bagaimana apa kamu suka dengan tempat tinggal baru kamu?" tanya Zoya kepada Adriana."Sok jadi orang baik sih, kena karma kan sekarang?" ujar Zoya.Adriana marah dan kesal saat tahu jika Zoya lah yang menculiknya. Adriana langsung berontak menggerakkan kursinya, dan berusaha berteriak meski pun tidak bisa karena mulutnya dibekap oleh sarung tangan.Zoya yang melihat itu justru tertawa terbahak-bahak melihat Adriana yang terlihat seperti orang yang lemah."Jangan berontak Adriana semakin kamu berontak semakin tanganmu dan kakimu kesakitan," kata Zoya lagi.Adriana tidak peduli tangan atau kakinya sakit, ia kembali memberontak agar seseorang yang berada di luar tahu jika Adriana sedang di sekap oleh seseorang.Zoya lalu mendekati Andriana, Zoya memegang rahang Andriana dengan kasar hingga Adriana meringis kesakitan."Sakit kan, makanya nurut sama aku!" perinta
Selama dua hari menjadi tahanan Zoya, Adriana tidak dikasih makan, atau pun minum. Badan Adriana terasa lemas dan tenggorokannya terasa kering mungkin karena tenggorokan Adriana tidak tersentuh air sama sekali. Bahkan Adriana sudah tidak bisa berontak sama sekali.Brak!Pintu gudang itu terbuka, walaupun di gudang itu terlihat gelap, tapi Adriana yakin jika yang datang itu adalah Zoya. Perempuan jahat itu selalu datang di setiap harinya, mungkin untuk mengecek dirinya, atau memberikan rasa sakit kepada Adriana.Saat Zoya menghidupkan saklar di gudang itu, kini Adriana bisa melihat dengan jelas wajah Zoya, baju yang Zoya kenakan juga.Sedangkan Zoya langsung tertawa saat melihat kondisi Adriana yang terlihat sangat lemah.Entahlah Zoya merasa sangat senang saat melihat Adriana terlihat menyedihkan seperti ini, ia benar-benar ingin menambah kesedihan demi kesedihan untuk Adriana."Bagaimana, kamu merasa senang tinggal di sini?" tanya Zoya sambil berjalan mendekati tubuh Adriana.Mata Ad