"Zoya," ucap Adriana dalam hatinya saat melihat wajah Zoya.Sedangkan Zoya langsung menunjukkan senyum liciknya kepada Adriana. "Bagaimana apa kamu suka dengan tempat tinggal baru kamu?" tanya Zoya kepada Adriana."Sok jadi orang baik sih, kena karma kan sekarang?" ujar Zoya.Adriana marah dan kesal saat tahu jika Zoya lah yang menculiknya. Adriana langsung berontak menggerakkan kursinya, dan berusaha berteriak meski pun tidak bisa karena mulutnya dibekap oleh sarung tangan.Zoya yang melihat itu justru tertawa terbahak-bahak melihat Adriana yang terlihat seperti orang yang lemah."Jangan berontak Adriana semakin kamu berontak semakin tanganmu dan kakimu kesakitan," kata Zoya lagi.Adriana tidak peduli tangan atau kakinya sakit, ia kembali memberontak agar seseorang yang berada di luar tahu jika Adriana sedang di sekap oleh seseorang.Zoya lalu mendekati Andriana, Zoya memegang rahang Andriana dengan kasar hingga Adriana meringis kesakitan."Sakit kan, makanya nurut sama aku!" perinta
Selama dua hari menjadi tahanan Zoya, Adriana tidak dikasih makan, atau pun minum. Badan Adriana terasa lemas dan tenggorokannya terasa kering mungkin karena tenggorokan Adriana tidak tersentuh air sama sekali. Bahkan Adriana sudah tidak bisa berontak sama sekali.Brak!Pintu gudang itu terbuka, walaupun di gudang itu terlihat gelap, tapi Adriana yakin jika yang datang itu adalah Zoya. Perempuan jahat itu selalu datang di setiap harinya, mungkin untuk mengecek dirinya, atau memberikan rasa sakit kepada Adriana.Saat Zoya menghidupkan saklar di gudang itu, kini Adriana bisa melihat dengan jelas wajah Zoya, baju yang Zoya kenakan juga.Sedangkan Zoya langsung tertawa saat melihat kondisi Adriana yang terlihat sangat lemah.Entahlah Zoya merasa sangat senang saat melihat Adriana terlihat menyedihkan seperti ini, ia benar-benar ingin menambah kesedihan demi kesedihan untuk Adriana."Bagaimana, kamu merasa senang tinggal di sini?" tanya Zoya sambil berjalan mendekati tubuh Adriana.Mata Ad
Keesokkan harinya Dante bangun dalam keadaan sakit kepala, karena semalam ia tidak bisa tidur. Semalam Dante terus memikirkan Adriana, Dante juga pergi ke kosan Adriana dan Adriana benar-benar tidak ada di sana.Dan itu sangat membuat Dante frustasi, Dante tidak tahu keadaan Adriana sekarang. Dante juga merasa sangat menyesal karena dua hari lalu ia tidak datang ke kosannya Adriana, dan Dante pun tidak menjemput Adriana."Jika saja waktu itu aku menjemput Adriana, mungkin aku akan tahu ke mana dia pergi," ujar Dante sambil memijat pelipisnya."Apa Adriana pergi karena tidak mau diganggu olehku dan Neil?" gumam Dante."Apa aku sangat mengganggunya sehingga dia pergi tanpa berpamitan kepada siapa pun?" gumam Dante lagi.Semalam seharusnya Dante dan Neil bertemu, tapi Neil memiliki urusan lain, sehingga pertemuan mereka diundur menjadi hari ini.Dante melihat jam dinding di kamarnya, sudah waktunya ia mandi. Setelah mandi Dante segera turun. Saat Dante turun Nyonya Wanda langsung menyamb
"Ayo," ajak Dante. Tanpa basa-basi lagi, keduanya langsung pergi menuju ke kantor polisi terdekat di pusat kota.Mereka pergi menggunakan mobil mereka masing-masing. Saat sampai di kantor polisi, mereka langsung masuk ke dalam untuk membuat laporan.Dante dan Neil pun segera melaporkan kehilangan Adriana kepada polisi. Untung saja Dante dan Neil tidak harus menunggu satu kali 24 jam karena Adriana sudah hilang 3 hari.Polisi bilang mereka akan menindaklanjuti kasus kehilangan Adriana ini. Mereka lumayan puas karena polisi langsung menindaklanjuti kasus kehilangan Adriana ini.Namun begitu, sudah lazimnya yang terjadi, kinerja polisi pasti banyak prosedural sehingga tetap akan lebih lambat daripada yang mereka harapkan."Jadi apa rencana kita sekarang?" tanya Neil kepada Dante, setelah mereka ke luar dari kantor polisi."Kita juga harus mencari keberadaan Adriana, agar Adriana cepat ketemu," kata Dante penuh tekad. Mana mau dia menyerahkan semuanya hanya ke tangan polisi saja? Kecemasa
Dante dan Neil pun memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu di rumah mereka masing-masing, karena pencarian mereka tidak membuahkan hasil apa pun, dan malah membuat mereka pusing sendiri."Baiklah kalau begitu aku pulang duluan." Neil menepuk bahu Dante lalu berjalan ke arah mobilnya.Dante melihat Neil yang sedang berjalan ke arah mobilnya lalu ia memikirkan sesuatu."Neil!" panggil Dante saat Neil akan pergi ke dalam mobilnya.Neil langsung menghentikan langkah dan melihat ke arah Dante. "Ada apa?" tanya Neil."Lebih baik kamu istirahat di rumahku saja," ucap Dante."Agar lebih memudahkan jika ada apa-apa, dan ada baiknya kita mencari bersama-sama," kata Dante lagi.Untuk saat ini Dante melupakan terlebih dahulu jika nyatanya Neil dan dirinya adalah rival untuk mendapatkan Adriana. Dante lebih mengutamakan keberadaan dan keselamatan Adriana terlebih dahulu.Neil terlihat memikirkan sesuatu sampai akhirnya ia menganggukkan kepalanya. "Apa tidak akan merepotkan jika aku di rumahmu?"
Adriana kembali tertangkap oleh dua pria suruhan Zoya, tadi Adriana sudah berhasil berontak dan hendak berlari dari mereka berdua, tapi rupanya langkah 2 pria itu cukup besar sehingga pada akhirnya Adriana kembali tertangkap.Adriana kembali dibawa ke dalam gudang oleh dua pria suruhan Zoya itu. Kali ini tali yang mengikat tangan juga kakinya semakin kencang membuat Adriana sangat-sangat kesakitan. Bahkan kaki dan tangannya bertambah memar karena ikatan itu.Kedua pria itu juga kembali menyumpal mulut Adriana karena Adrian dia tidak bisa diajak kerjasama."Berani-beraninya kamu mau kabur dari kita ya," ujar salah satu pria itu."Kamu tidak akan semudah itu lepas dari kita, jadi jangan coba-coba lari dari kita lagi," timpal pria yang satunya."Kalau sekali lagi kamu coba-coba kabur dari kita, kita gak jamin besok kamu masih hidup atau tidak," tegas salah satu pria yang memiliki wajah lebih seram.Sedangkan Adriana tidak bisa menjawab ucapan dari mereka karena mulutnya disumpah oleh sar
Emosi Zoya sudah benar-benar di ujung tanduk. Ia menampar wajah Adriana, hingga wajah Adriana tersungkur ke samping. Adriana juga meneteskan air matanya karena pipinya terasa sakit akibat tamparan dari tangan Zoya.Zaya kembali menampar Adriana ke arah lain, lagi-lagi Adriana meringis kesakitan apalagi kali ini pipi Adriana sampai terluka akibat benturan dari cincin yang dipakai oleh Zoya."Kamu benar-benar membuatku muak, Adriana." Zoya lalu menarik rambut Adriana lagi ke belakang membuat Adriana tidak bisa lagi membendung air matanya yang kini semakin deras."Teruslah menangis karena aku menyukainya," bisik Zoya. Ada senyum sadis yang tercetak di bibir gadis kejam itu."Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Zoya.Adriana langsung mengangguk-anggukkan kepalanya. Zoya pun membuka sumpalan dari mulut Adriana."Tolong lepaskan aku, Zoya. Aku tahu sebenarnya kamu orang yang baik," ujar Adriana dengan begitu lirih.Bukannya melepaskan Adriana, Zoya justru malah tertawa di hadapan Adri
"Adriana! Adriana!" Dante memekik ngeri melihat gadis itu pingsan.Serta merta diangkat tubuh Adriana dan dibopongnya ke arah mobil Neil tadi. Ia dan Neil bergegas melajukan mobil secepatnya ke rumah sakit terdekat dari situ.Saat di perjalanan menuju ke rumah sakit, Neil bisa melihat dari pantulan cermin yang berada di depan mobilnya wajah dan terlihat sangat mengkhawatirkan Adriana.Ternyata bukan hanya dirinya lah yang sangat menyukai Adriana tapi sepertinya Dante juga sangat menyukai Adriana.Untuk saat ini tidak berpikir apapun tapi setelah Adriana sembuh Neil akan kembali memperjuangkan cintanya kepada Adriana, meskipun Adriana tidak menyukainya tapi Neil akan berusaha sampai Adriana membalas perasaannya.Sebelum benar-benar pergi ke rumah sakit, Dante menyuruh anak buahnya untuk pulang terlebih dahulu dan membiarkan dua pria yang bertubuh kekar itu berada di gudang itu.Di rumah sakit, Adriana segera dilarikan ke UGD dan mendapat penanganan langsung. Rupanya ia hanya banyak ter