"Ayo duduk, Adriana," ucap Nyonya Wanda menyuruh Adriana duduk di meja makan."Ah nggak usah repot-repot Tante, oh ya ngomong-ngomong kenapa Tante nyuruh saya ke sini ya?" tanya Adriana.Mendengar pertanyaan dari Adriana, nyonya Wanda langsung mengerutkan keningnya pasalnya Nyonya Wanda tidak menyuruh Adriana ke rumahnya. Lalu mata nyonya Wanda menatap ke arah Dante yang pura-pura tidak melihatnya, sekarang nyonya Wanda mengerti siapa yang menyuruh Adriana ke sini.Karena nyonya Wanda tidak ingin usaha anaknya itu gagal, nyonya Wanda pun tersenyum ke arah Adriana."Apa itu, Tante ingin berterima kasih banget sama kamu karena udah nyelamatin Dante dari kelicikan Zoya, dan kamu juga udah mau bantu Tante, tante sangat berterima kasih banget sama kamu."Nyonya Wanda memegang tangan Adriana dengan lembut, matanya juga menatap Adriana dengan tulus karena Adriana telah membantunya."Sama-sama, Tante.""Oh ya kamu udah nerima kue bolu dari tante kan?" tanya Nyonya Wanda."Iya udah Tante, maka
"Smpai kapan kamu mau seperti ini? Aku memiliki niat baik ingin mengantarmu pulang," ujar Dante."Jangan dengerin dia, pulang bareng aku aja," ujar Neil.Adriana pura-pura tidak melihat mereka berdua. Adriana benar-benar risih dengan kelakuan mereka berdua. Adrina tidak tahu kenapa Dante melakukan itu? Jika Neil yang melakukannya Adriana bisa mengerti karena Neil sudah jujur dengan perasaannya. Tapi Dante? Untuk apa dia menguntit Adriana karena itu tidak ada gunanya.Tanpa Adriana sadari jika sebenarnya Dante telah menyadari perasaannya terhadap Adriana sejak lama.Dante terus berbicara mengajak Adriana untuk pulang bersama, tapi Adriana tidak menggubris ucapan Dante. Hingga Dante dan Neil terlibat percekcokan, membuat Adriana frustrasi seketika."Bisakah kalian berdua pergi?!" ujar Adriana kesal dengan perilaku mereka berdua.Dante dan Neil langsung terdiam seketika, karena Adriana memarahi mereka berdua."Dan kau! Aku tidak mau ikut denganmu, jadi berhentilah terus menguntitku setia
Adriana semakin panik ketika melihat orang-orang di kampus sudah pulang, Adriana takut jika ada orang jahat mendekatinya. Apalagi sekarang sudah larut malam."Ke mana mereka berdua, di saat seperti ini saja mereka tidak ada," gumam Adriana.Adriana merasa kesal karena Dante dan Neil tidak menunjukkan batang hidungnya di saat Adriana membutuhkan tumpangan seperti ini.Adriana juga merasa menyesal telah menolak mereka kemarin-kemarin jika karmanya akan seperti ini."Ayolah kumohon salah satu dari kalian datanglah!" gumam Adriana.Adriana mulai merasa takut, apalagi jam di dinding halte sudah menunjukan pukul 11 malam, Adriana memejamkan tangannya berharap ada tumpangan, jika tidak Adriana berharap bisa datang."Bus juga ke mana sih, gak biasanya gini," gumam Adriana lagi.Adriana pun mematikan headset bluetooth miliknya itu, lalu memasukkannya ke dalam tas. Karena perasaannya mulai tidak tenang."Apa aku jalan kaki saja ya?" Adriana lagi-lagi bermonolog seorang diri.Adriana pun kembali
"Zoya," ucap Adriana dalam hatinya saat melihat wajah Zoya.Sedangkan Zoya langsung menunjukkan senyum liciknya kepada Adriana. "Bagaimana apa kamu suka dengan tempat tinggal baru kamu?" tanya Zoya kepada Adriana."Sok jadi orang baik sih, kena karma kan sekarang?" ujar Zoya.Adriana marah dan kesal saat tahu jika Zoya lah yang menculiknya. Adriana langsung berontak menggerakkan kursinya, dan berusaha berteriak meski pun tidak bisa karena mulutnya dibekap oleh sarung tangan.Zoya yang melihat itu justru tertawa terbahak-bahak melihat Adriana yang terlihat seperti orang yang lemah."Jangan berontak Adriana semakin kamu berontak semakin tanganmu dan kakimu kesakitan," kata Zoya lagi.Adriana tidak peduli tangan atau kakinya sakit, ia kembali memberontak agar seseorang yang berada di luar tahu jika Adriana sedang di sekap oleh seseorang.Zoya lalu mendekati Andriana, Zoya memegang rahang Andriana dengan kasar hingga Adriana meringis kesakitan."Sakit kan, makanya nurut sama aku!" perinta
Selama dua hari menjadi tahanan Zoya, Adriana tidak dikasih makan, atau pun minum. Badan Adriana terasa lemas dan tenggorokannya terasa kering mungkin karena tenggorokan Adriana tidak tersentuh air sama sekali. Bahkan Adriana sudah tidak bisa berontak sama sekali.Brak!Pintu gudang itu terbuka, walaupun di gudang itu terlihat gelap, tapi Adriana yakin jika yang datang itu adalah Zoya. Perempuan jahat itu selalu datang di setiap harinya, mungkin untuk mengecek dirinya, atau memberikan rasa sakit kepada Adriana.Saat Zoya menghidupkan saklar di gudang itu, kini Adriana bisa melihat dengan jelas wajah Zoya, baju yang Zoya kenakan juga.Sedangkan Zoya langsung tertawa saat melihat kondisi Adriana yang terlihat sangat lemah.Entahlah Zoya merasa sangat senang saat melihat Adriana terlihat menyedihkan seperti ini, ia benar-benar ingin menambah kesedihan demi kesedihan untuk Adriana."Bagaimana, kamu merasa senang tinggal di sini?" tanya Zoya sambil berjalan mendekati tubuh Adriana.Mata Ad
Keesokkan harinya Dante bangun dalam keadaan sakit kepala, karena semalam ia tidak bisa tidur. Semalam Dante terus memikirkan Adriana, Dante juga pergi ke kosan Adriana dan Adriana benar-benar tidak ada di sana.Dan itu sangat membuat Dante frustasi, Dante tidak tahu keadaan Adriana sekarang. Dante juga merasa sangat menyesal karena dua hari lalu ia tidak datang ke kosannya Adriana, dan Dante pun tidak menjemput Adriana."Jika saja waktu itu aku menjemput Adriana, mungkin aku akan tahu ke mana dia pergi," ujar Dante sambil memijat pelipisnya."Apa Adriana pergi karena tidak mau diganggu olehku dan Neil?" gumam Dante."Apa aku sangat mengganggunya sehingga dia pergi tanpa berpamitan kepada siapa pun?" gumam Dante lagi.Semalam seharusnya Dante dan Neil bertemu, tapi Neil memiliki urusan lain, sehingga pertemuan mereka diundur menjadi hari ini.Dante melihat jam dinding di kamarnya, sudah waktunya ia mandi. Setelah mandi Dante segera turun. Saat Dante turun Nyonya Wanda langsung menyamb
"Ayo," ajak Dante. Tanpa basa-basi lagi, keduanya langsung pergi menuju ke kantor polisi terdekat di pusat kota.Mereka pergi menggunakan mobil mereka masing-masing. Saat sampai di kantor polisi, mereka langsung masuk ke dalam untuk membuat laporan.Dante dan Neil pun segera melaporkan kehilangan Adriana kepada polisi. Untung saja Dante dan Neil tidak harus menunggu satu kali 24 jam karena Adriana sudah hilang 3 hari.Polisi bilang mereka akan menindaklanjuti kasus kehilangan Adriana ini. Mereka lumayan puas karena polisi langsung menindaklanjuti kasus kehilangan Adriana ini.Namun begitu, sudah lazimnya yang terjadi, kinerja polisi pasti banyak prosedural sehingga tetap akan lebih lambat daripada yang mereka harapkan."Jadi apa rencana kita sekarang?" tanya Neil kepada Dante, setelah mereka ke luar dari kantor polisi."Kita juga harus mencari keberadaan Adriana, agar Adriana cepat ketemu," kata Dante penuh tekad. Mana mau dia menyerahkan semuanya hanya ke tangan polisi saja? Kecemasa
Dante dan Neil pun memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu di rumah mereka masing-masing, karena pencarian mereka tidak membuahkan hasil apa pun, dan malah membuat mereka pusing sendiri."Baiklah kalau begitu aku pulang duluan." Neil menepuk bahu Dante lalu berjalan ke arah mobilnya.Dante melihat Neil yang sedang berjalan ke arah mobilnya lalu ia memikirkan sesuatu."Neil!" panggil Dante saat Neil akan pergi ke dalam mobilnya.Neil langsung menghentikan langkah dan melihat ke arah Dante. "Ada apa?" tanya Neil."Lebih baik kamu istirahat di rumahku saja," ucap Dante."Agar lebih memudahkan jika ada apa-apa, dan ada baiknya kita mencari bersama-sama," kata Dante lagi.Untuk saat ini Dante melupakan terlebih dahulu jika nyatanya Neil dan dirinya adalah rival untuk mendapatkan Adriana. Dante lebih mengutamakan keberadaan dan keselamatan Adriana terlebih dahulu.Neil terlihat memikirkan sesuatu sampai akhirnya ia menganggukkan kepalanya. "Apa tidak akan merepotkan jika aku di rumahmu?"