Pagi yang cukup cerah dikediaman Pradita. Seorang gadis yang kini mahasiswi semester 4 tengah bergelut dengan selimutnya.
"Hoaaammm-" erang Lisa meregangkan badan dan mencoba mengumpulkan nyawa selepas begadang semalaman menonton drakor
Tok... Tok.. Tok...
Suara pintu kamar yang terdengar itu membuat Lisa sedikit menatap kearah pintu, ya ia tau bahwa itu adalah mamahnya Ratna
"Lis, ayo bangun sayang udah jam 7 lo." serunya lembut dari balik pintu
Lisa hanya tersenyum lalu menyahuti panggilan mamahnya.
Setelah bersiap-siap kini Lisa sudah berada di meja makan bersama dengan ibu dan kakeknya. Yah Lisa adalah seorang anak tunggal yang dibesarkan oleh ibu dan kakek. Ayahnya meninggal sewaktu ia TK dulu dalam kecelakaan dikantor
"Sayang kamu mau pakek selai kacang atau stroberi?" tanya Ratna yang kini menyiapkan roti untuk Lisa
"Stroberi aja mah," jawab Lisa kemudian beralih menatap kakek didekatnya "Kek,"
Panggil Lisa dimana kakeknya yang membaca koran hanya menggumam tanpa menatap cucunya tersebut
"Lisa boleh bawa motor gak hari ini?" tanya Lisa
"Buat apa kamu naik motor, panas nanti kamu sampai di sekolah bau knalpot bagaimana?" ujar kakek Lisa dimana membuat Lisa justru cemberut mendengarnya
"Yah kakek, Lisa bosen tau dianter terus tiap hari. Mending Lisa naik motor sendiri biar gak ngerepotin pak Tino."
Ratna hanya menggeleng mendengar ucapan Lisa, ia lantas menaruh roti yang diolesinya tadi kepiring didepan Lisa
"Thanks mam-" seru Lisa kepada Ratna
"Loh bukannya bagus yah kamu duduk aja dibelakang," jawab kakek
"Yah kakek-" rengek Lisa memohon
"Udah-udah Lisa ayo makan nanti telat lagi kamu." ucap Ratna dimana dituruti oleh Lisa
Jam sudah menunjukan pukul 08.15, masih ada 30 menit sebelum jam mata kuliah pertama dimulai. Seperti biasa Lisa akan menunggu di cafe dekat kampus sebari mengerjakan mata kuliah lain sekedar mengisi waktu kosongnya
Drrtttt... Drrttt...
Lisa melirik kearah hpnya dimana ada panggilan masuk dari seseorang yang ia tunggui untuk menemui dirinya di cafe itu
"Halo Far..." ucap Lisa kepada orang diseberang telfon tersebut
"Halo Lis, lo dimana? Masih di cafe?" tanyanya
"Iyah ini gue masih dicafe nungguin lo. Lo dimana? Kok belum nyampe?" ucap Lisa melirik kearah keluar jendela
"Duh sorry banget tapi ban mobil gue pecah. Sekarang gue lagi dibengkel nih, keknya gue gak bisa nemuin ello."
"Ouh gitu yah. Yaudah sih kita ketemu dikelas aja, ini tugas aku juga udah hampir kelar kok."
"Okd kalau gitu see you-" ucap Farah menutup telfonnya
Lisa hanya menghela napasnya lalu menatap jam ditangannya. Kemudian ia membereskan buku dan laptopnya lalu pergi meninggalkan cafe untuk menuju ruang kelasnya yang berada di lantai 12
Kini Lisa sudah berada didalam kelas memainkan hpnya sebari menunggu Farah yang belum juga sampai padahal waktu tinggal 5 menit sebelum kelas dimulai
"Lis gue boleh minta tolong gak?" tanya Putra yang dimana adalah penanggung jawab pada mata kuliah hari ini
"Iyah kenapa Put?" tanya Lisa memperbaiki duduknya menatap kesamping
"Ini lo bisa tulisin gak nama-nama yang ikut kelas hari ini. Soalnya gue mau masang lcd sekalian nyiapin bahan buat presentasi gue hari ini." ucapnya
Lisa hanya mengangguk lalu menatap map biru didepan Putra "Hari ini giliran lo presentasi yah?"
"Iyah, jadi deg-degan gue."
"Santai aja kali, pasti lo bisa kok." seru Lisa dengan tersenyum kearah Putra
"Yah semoga deh."
"Lisaaa...." pekik Farah kini sudah duduk dibelakang Lisa "Gue pikir gue telat anjir."
Farah mengatur napasnya yang tersenggal-senggal karena lari dari ujung lorong menuju kelasnya. Lisa dan Putra hanya tersenyum kala melihat sikap Farah
"Lo kenapa telat sih? Udah tau dosennya killer." sahut Putra
"Duh Put, ban mobil gue bocor jadinya gue harus naik ojek kesini. Eh tapi bu Oliv belum dateng kan yah?" tanya Farah menengadah ke depan
"Belum kok." balas Lisa
"Baguslah, kalau sampai dia ngeliat gue telat bisa ditendang gue." ucap Farah mengelus dadanya
***
Dirga memarkirkan mobilnya diparkiran. Lalu ia berjalan sebari membaca jadwalnya hari ini. Yah ia adalah mahasiswa dijurusan biologi yang kini sudah semester 4.
"Duh sampe sore ternyata gue hari ini." gumamnya yang kini berjalan menatap lembaran kertas ditangannya
Baru saja Dirga berbalik hendak menaiki tangga, ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis yang nampak tergesa-gesa dengan beberapa buku ditangannya
"Aduh sorry-sorry maaf yah." ucap gadis itu memunguti bukunya yang jatuh dengan lembaran kertas milik Dirga
Dirga hanya diam ditempatnya kala gadis tersebut membereskan kertas miliknya kemudian menyodorkannya kembali kepada dirinya
"Duh maaf yah aku gak sengaja, aku buru-buru soalnya. Maaf yah!"
Dirga belum sempat mengucapkan sepatah katapun gadis yang menabraknya barusan sudah melenggang pergi dari hadapannya
Baru saja Dirga hendak berbalik matanya tak sengaja menatap kertas yang berbeda ikut terselip pada lembaran miliknya. Dirga membaca kertas tersebut dimana itu adalah rincian catatan tugas milik gadis yang menabraknya barusan
Mata Dirga teralih pada sudut kanan atas kertas yang kini dipegangnya, sebuah nama tertulis disana yang mungkin adalah pemilik dari kertas tersebut
"Lisa Pradita-" seru Dirga
Lisa merogoh tasnya seperti tengah mencari sesuatu. Berulang kali pula ia membolak balikan bukunya mencari disetiap lembarannya namun apa yang ia cari tak juga ditemukan olehnya
"Lo nyari apa sih?" tanya Farah yang kini meneguk ice blend didepan Lisa
"Itu rincian tugas gue kok gak ada. Malah belum gue sempet foto lagi!" ucap Lisa masih dengan tangan yang gasrak gusruk mencari
"Emang lo taro dimana?"
"Perasaan gue tadi setelah kelasnya bu Maria itu gue selipin di buku ini tapi gak ada." ucap Lisa menunjukan sebuah buku didepan Farah
"Cari yang bener lagi, kali aja nyelip dibuku lain."
"Gak ada Faradilah Asila." pekik Lisa menyenderkan badannya pada kursi
Seketika ingatan mengenai dirinya yang tak sengaja menabrak seseorang terlintas dipikiran Lisa. Ia lalu menatap Farah didepannya membuat Farah hanya mengernyitkan keningnya heran
"Gue inget Far, tadi gue gak sengaja tabrakan sama cowok." seru Lisa
"Terus?"
"Dan buku gue sama kertas dia tadi jatuh. Mungkin aja kertas gue ikut nyelip dikertas dia kan?"
Lisa mencoba mengingat kembali kejadian tadi lantaran dirinya sendiri yang memungut kertas serta bukunya yang berserakan
"Yaudah lo cari aja lagi orangnya." sahut Farah dimana justru Lisa menekuk wajahnya
"Gue gak ingat orangnya siapa."
"Lah bisa-bisanya lo gak ingat, gimana sih." gerutu Farah menatap Lisa didepannya
"Yah gimana, lo kan tau gue tipikal orang yang gak gampang ingat sama muka orang lain." ucap Lisa mengacak rambutnya
Farah meneguk kembali minumannya lalu menatap keluar "Yah iyasih, dosen kita aja yang kemarin pas ketemu dijalan lo lupa."
"Jadi gue harus gimana dong Far..." pekik Lisa Kepada Farah
"Yah gak tau, andai lo inget mukanya kan bisa dicari. Tapi agak susah juga soalnya kan kampus luas. Eh btw lo tabrakan sama dia dimana?" tanya Farah merapatkan tangannya
Lisa sedikit memperbaiki posisi duduknya lalu meraih jus yang ia pesan sebelumnya
"Gue ketemu dia di gedung A dekat tangga utama." jawab Lisa kini mulai meminum jus didepannya
Farah mengangguk lalu kembali menatap Lisa dengan tangan yang sibuk mencicipi desert
"Kok lo disana? Ngapain?"
"Yah kan kalau mau ke cafe ini lewat situ paling deket." jawab Lisa
Farah hanya mengangguk lalu kembali memakan desertnya di ikuti oleh Lisa yang masih memikirkan rincian tugasnya tadi
Ding...
Bel pintu cafe yang dimana seorang cowok masuk kedalam cafe tersebut. Ia berjalan mendekat kearah barista dan duduk didepannya
"Oii Ga tumben kesini." ucap barista bername tag Lian
Dirga hanya tersenyum kecut lalu meraih menu didepannya sebari membaca satu persatu apa yang hendak dipesannya
"Mochalatte aja deh-" ucapnya lalu diangguki oleh Lian
"Gue ada kelas hari ini, tapi dibatalin sama dosen. Jadinya daripada pulang mending gue kesini." sambung Dirga dengan menatap samping kanan dan kirinya
"Ouh gitu toh-" ucap Lian yang kini tangannya sibuk membuatkan pesanan milik Dirga
"Lo sendiri gimana? Gak ngampus?" tanya Dirga
Lian hanya tersenyum lalu meraih cangkir didepannya "Masihlah, tapi sama kek lo. Dosen gue juga gak datang soalnya bini dia lagi lahiran."
Dirga hanya mengangguk paham lalu tersenyum.
"Mass saya bisa minta kacang almondnya gak?" ucap Farah yang kini sudah berdiri didekat Dirga
Dirga menoleh kearah gadis didekatnya, lalu beralih melirik Lian yang tersenyum kepada Farah dengan hangat
"Boleh dong, ini kacangnya." ucap Lian menyodorkan setoples kacang kepada Farah
"Makasih mass ganteng-" ucap Farah dengan kekekan kecilnya lantas pergi menuju kembali kemejanya
Dirga melirik kearah Farah lalu kembali menatap Lian yang masih menampilkan senyumnya. Merasa diperhatikan oleh Dirga segera saja Lian beralih berpura-pura kembali menyiapkan pesanan Dirga "Biasa aja kali ngeliatnya-" ucap Dirga Lian berdehem lalu meletakkan pesanan Dirga didepannya "Apanya," jawab Lian seolah tak tau "Itu tadi." jawab Dirga "Ouh itu, itu namanya Farah. Pelanggan tetap disini," jawab Lian cepat "Gue gak nanya namanya," jawab Dirga dimana dengan cepat Lian mengalihkan padangannya dan beralih untuk membereskan meja yang kotor "Dah ah gue mau beresin meja-" Melihat itu Dirga hanya tersenyum pelan, atensinya teralih saat melihat sebuah chat masuk dihpnya. Dirga tak merespon chat tersebut hingga akhirnya panggilan telfon masuk kepada ia "Halo-" jawab Dirga malas "Kamu tuh dimana sih? Akukan udah bi
Farah menata rambutnya yang sedikit berantakan didepan mading. Tak lupa bahkan ia mengeluarkan segala macam alat make up miliknya tanpa perduli pandangan orang-orang terhadap dirinya Rial datang menghampiri Farah yang sibuk bercermin didepan mading, ia langsung dengan sengaja menyenggol badan Farah sehingga lipstiknya merembes kewajahnya "Hoiii-" "Aaahhhh muka gue-" Farah menoleh kearah Rial dan memukul lengannya dengan keras "Adduh sakit anjir." pekik Rial memegangi lengannya, "Ini muka gue liat, liat heh-" teriak Farah mendekatkan wajahnya kedepan Rial Rial yang melihat wajah Farah lantas tertawa terbahak-bahak "Hahahaha itu muka lo kenapa? Mau jadi joker lo?" Farah dengan ketus membersihkan kembali wajahnya yang tercoreng lipstik tadi "Kalau lo gak nyenggol gue, gak bakalan nih muka gue cemong kek gini." gerutu Farah kini menatap kearah Rial "Lagian kenapa? Ada urusan apa lo digedung fakul
Lisa melirik ke kanan dan kiri dengan tangan yang sibuk menekan nomer dihpnya. Ia mencoba menghubungi pak Tino sopirnya namun tak ada jawaban darinya. "Duh, pak Tino mana sih." gerutu Lisa kembali mencoba untuk menelfon pak Tino "Halo pak-" ucap Lisa saat sambungan telfonnya sudah terhubung "Halo non.." "Pak, bapak dimana? Saya udah nungguin di tempat biasa kok belum datang?" "Aduh maaf non, mobilnya mogok non. Ini saya lagi dibengkel. Jadi gak bisa ngejemput non Lisa." "Yaudah kalau gitu pak, Lisa pulang naik ojol aja." "Aduh maaf yah non." "Iyah gak papa. Okd kalau gitu Lisa tutup yah pak telfonnya." Lisa kemudian mematikan sambungan telfonnya dan mencoba untuk memesan ojek online. Namun sebuah mobil berhenti tepat didepannya membuat Lisa lantas mundur selangkah menatap siapa pemilik mobil berwarna putih tersebut "Hay Lis-" sapa Dirga setelah menurunkan kaca mobilnya Lisa sedikit menunduk
Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau Tokk... Tokkk... Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu "Siapa?" tanya Dirga "Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga "Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi. Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya, "Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum "Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? B
"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi "Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa "Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah" "Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!" "Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah." Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi "Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation