Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah
Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau
Tokk... Tokkk...
Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu
"Siapa?" tanya Dirga
"Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga
"Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi
Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi.
Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya,
"Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum
"Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? Berangkat pagi?" tanyanya
Dirga yang meraih roti didepannya hanya mengangguk lalu meneguk susu yang disiapkan bi Irah padanya
"Makasih bi-" ucap Dirga tersenyum
"Dirga, bunda mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap Arum kini meletakakkan tabnya
"Apa bund?" tanya Dirga dengan mulut yang penuh roti
"Kamu punya pacar?" tanya Arum lantas membuat Dirga menghentikan makannya
"Yah bunda cuman mau tau aja, karena akhir-akhir ini bunda liat kamu semakin boros. Dan bunda tau kamu gak akan mungkin menghabiskan uang kamu sendirian, kalaupun sama temen kamu bunda yakin gak akan sebanyak itu." ucap Arum masih dengan menatap Dirga
Dirga tak menjawab atau bahkan menggeleng, ia diam saja. Yah ia memang boros akhir-akhir ini karena harus memenuhi apa yang diinginkan oleh Indah
"Ga, kamu dengar bunda kan?"
Dirga menatap kearah Arum lalu melanjutkan makannya "Dengar kok bund,"
Arum menghela napasnya lalu menggenggam tangan Dirga
"Bunda gak ngelarang kamu buat pacaran, malahan bunda senang kalau kamu punya pacar. Tapi bunda mau kamu bertanggung jawab, dengan gak menghamburkan uang apalagi kalau gak terlalu penting. Kamu paham kan maksud bunda?" tanya Arum lagi
Dirga mengangguk pelan kearah Arum "Iyah bund, Dirga ngerti."
Ditengah obrolan Arum dan Dirga, Wanda kakak perempuan Dirga datang dengan rambut yang masih dicepol ikut duduk dimeja makan bersama dengan keduanya
"Morning bund," ucapnya mengecup pipi kanan dan kiri Arum sama seperti apa yang dilakukan Dirga
"Morning Ga," ucapnya lagi dimana hanya diangguki oleh Dirga
"Morning sayang, lo kamu gak kerja?" tanya Arum terhadap putri sulungnya itu
"Enggak, hari ini aku ada seminar jadinya masuk siang."
"Ouh. Yaudah kalau gitu bunda ke kantor duluan. Dirga kamu hati-hati jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."
Dirga lantas berdiri kembali mencium tangan dan pipi Arum di ikuti Wanda.
"Take care bund-" seru Wanda lagi
Suara mobil Arum dihalaman yang perlahan menghilang membuat Wanda lantas menatap kearah Dirga yang masih mengunyah rotinya pelan
"Ga, kakak boleh nanya?" tanya Wanda membuat Dirga lantas menaikkan alisnya heran
"Kamu beli tas cewek buat siapa?" tanya Wanda membuat Dirga terdiam menatapnya
Melihat sikap Dirga yang tiba-tiba diam membuat Wanda melirik kesembarang arah
"Kakak tau kalau kakak gak berhak nanya gini, tapi kemarin kakak gak sengaja nemu struk belanjaan ditempat sampah kamar kamu." lirih Wanda berucap
"Kakak masuk kamar aku?" tanya Dirga
"Iyah, kemarin kakak masuk kamar kamu soalnya mau minta tolong bantuin kakak mindahin lemari. Tapi kamunya gak ada," jawab Wanda menyesap jusnya
"Ouh,"
"Kakak gak mau ikut campur tapi kakak cuman mau ngasih saran sama kamu. Tolong yah jangan sampai karena perempuan kamu jadi begok, lagian kalau dia sayang sama kamu dia gak bakalan tuh minta barang-barang mewah ke kamu." tambah Wanda
"Iyah kak." jawab Dirga singkat
"Kenalin sama kakak-"
"Hah-"
Ucapan Wanda lantas membuat Dirga terperanjak kaget. Untuk pertama kalinya Wanda ingin bertemu dengan pacarnya. Padahal selama ini ia tau bahwa Wanda tak pernah perduli dengan urusannya
***
"Ini lucu deh, pesen yang ini aja." ujar Lisa pada Rial
Rial dan Lisa kini tengah melihat online shop mencari kacamata selam untuk dipakai Rial berlibur bersama dengan teman-temannya
"Lo serius dong Liss, ini mah kacamata bocah. Mana ada tanduknya lagi apaan, yakali emang aku bahy shark apa" sahut Rial menirukan gerakan bayi hiu dengan tangannya
Lisa terkekeh melihat ekspresi wajah Rial yang kesal disampingnya
"Ih tapi bagus tau. Itu tanduknya kek hiu gemoy-gemoy gimana gitu."
"Ah enggak-enggak. Enak aja, gue mau cari yang simple tapi keliatan berkelas gitu kalau gue yang pakek biar cewek-cewek pada pangling ngeliat gue."
"Ihiii pedee." cibir Lisa
"Emang, eh asal lo tau yah cewek mana yang gak tertarik sama gue. Mana coba sini biar gue godain,"
Farah datang dengan membawa 2 kaleng minuman ditangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang cofee yang baru saja ia beli dari cofeeshop depan kampus
Farah menabok kepala Rial sehingga membuatnya meringis kesakitan
"Addoohhh-" pekik Rial mengusap kepalanya "Sakit anjir."
"Ouh maaf gak liat-" seru Farah memeletkan lidahnya pada Rial
"Nih Lis, Al." ucapnya sebari memberikan 2 kaleng minuman yang dibelinya tadi
"Thankyou Far..." sahut Lisa
"Eh tapi Lis, serius yah di kampus ini yang gak ke goda sama rayuan gue itu tinggal kalian berdua doang." ujar Rial dengan bangga
"Heleh emang siapa mau ketipu sama buaya kek ello. Idih ngeri gue,"
Farah menggelengkan kepalanya amit-amit kepada Rial.
"Wah lo gak tau aja pesona seorang Arial Savian Altheza. Bisa keguncang nih kampus,"
"Hoeeekkk kantong plastik mana Liss cepetan." seru Farah menutup mulutnya
Sementara ketiganya asik tertawa, dering hp Rial membuat ia lantas sedikit menjauh memisah dari Farah dan Lisa
"Halo Ga. Ada apa, whats why brother?" tanya Rial setelah menggeser tombol hijau di hpnya
Dirga yang baru saja memasuki fakultas kampusnya berjalan pelan hendak menuju kelas
"Nggak usah sok ngengres, lo dimana?"
"Hahaha selow ae broku, gue lagi ada di taman dekat patung kuda. Kenape?"
Dirga menghentikan langkahnya menatap keluar jendela "Lo ngapain disitu?"
"Ketemu temen lama gue. Eh lo kesini aja, sekalian gue kenalin. Mereka pada bening lo kek bihun kali aja lo minat-" bisik Rial melirik kearah Farah dan Lisa
"Ogah,"
"Hahaha canda, yaudah lo kesini aja kan kelas diundur sejam sama Bu Intan," sahut Rial
Dirga hanya menghela napasnya lalu mengiyakan panggilan Rial terhadapnya.
Setelah menutup telfonnya, Dirga langsung menuju ke tempat dimana Rial berada"Siapa Al?" tanya Lisa saat Rial kembali duduk didekatnya
"Temen gue mau kesini."
"Lah ngapain temen lo kesini," sahut Farah
"Yah biarin aja kali, sekalian kenalan ama kalian." seru Rial
"Ih enggak-enggak. Paling yah temen lo sifatnya gak jauh beda sama lo. Modelan kek lo hahaha-" kekeh Farah
"Wahh ngadi-ngadi lo, lo ketemu temen gue awas naksir lo yah."
"Hah, mana ada. Temen lo paling kalau gak modelan kek ello yah mungkin nerd ya gak Liss.."
Lisa hanya mengangkat bahunya tak tahu lantas membuat Farah kesal karena Lisa tak memihaknya
"Ihh Lisaa mihak gue ngapa,"
"Yah gue gak tau masalahnya temen Rial itu kek gimana. Kali aja kita ngira dia culun dan ternyata enggak gimana." ujar Lisa
"Halah gak mungkin. Gue yakin 1000% temen dia gak ada yang masuk kategori ganteng banget bahkan menghampiri enggak," tukas Farah yakin
"Wahh si keong. Awas lo kalau sampai beneran naksir entar. Gue cabutin tuh bulu mata lo." seru Rial kembali
"Riall..."
Suara barington yang memanggil nama Rial lantas membuat ketiganya menoleh kearah sumber suara.
Rial melambaikan tangannya kepada Dirga, dimana Farah dan Lisa tertegun saat melihat sosok yang kini berjalan kearah mereka
"Titisan malaikat mana nih yang jalan kesini," seru Farah tak berkedip
Rial mendengus "Cih gue bilang juga apa hah-" ucapnya mengusap wajah Farah dengan tangannya
"Gue lama yah-" tanya Dirga saat sampai dihadapan Rial
"Enggak kok, ouh iya ini kenalin teman gue."
Dirga melirik kearah Farah dan Lisa. Ia sedikit terkejut ketika melihat Lisa disebelah Rial.
"Loh Liss," seru Dirga dimana membuat Rial dan Farah saling menatap
"Kalian udah kenal?" tanya Rial
"Iyah, dia yang kemarin nemu rincian tugas gue." jawab Lisa
"Ouhhh jadi si Dirga, haelah gue kira siapa."
"Lo kok gak bilang kalau yang nemu rincian tugaslo cogant-" bisik Farah menyikut lengan Lisa
"Lo gak nanya-" bisik Lisa kembali
"Eh Dir ini kenalin satu berudu-" ujar Rial memegang kepala Farah
Farah lantas menepis tangan Rial dikepalanya dan kembali tersenyum kepada Dirga didepannya
"Hay, kenalin nama aku Farah."
Dirga membalas senyum kearah Farah kemudian menjabat tangan Farah yang terulur didepannya
"Dirga temen sekelasnya Rial."
"Ehm Dirga kamu taunggak." seru Farah saat melepas jabatan tangannya
Dirga melirik kearah Rial heran "Tau apa?"
"Cita-cita aku dulu itu jadi Model, tapi setelah ngeliat kamu cita-cita aku jadi berubah buat jadi pacar kamu." ucap Farah dimana Rial dengan segera menepuk keningnya
"Adduhh sakit setan-"
Farah menutup mulutnya kaget karena kelepasan didepan Dirga
"Nyebut neng, si Dirga udah punya cewek." ujar Rial menyadarkan Farah
"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi "Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa "Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah" "Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!" "Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah." Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi "Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation