Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya
"Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa
Tok....tok...tok...
"Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu
"Iyah mah."
Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu
"Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa
"Thanks mom."
Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh
"Kamu mau magang di Adhara corperation? Kok enggak di kantor mamah aja?" tanya Ratna
"Mah, Lisa pengen mandiri. Pengen ngerasain gimana jadi mahasiswi magang biasa. Kalau dikantor mamah yang ada aku dihormatin lagi kek tiang bendera." jawab Lisa
Ratna sedikit bingung dengan alasan Lisa padanya,
"Tapikan mereka gak kenal sama kamu."
"Ada beberapa yang kenal sama Lisa. Terus sisanya bakalan tau juga kalau ngeliat biodata akukan nantinya?" ujar Lisa kembali
Ratna hanya memalingkan wajahnya tak menatap kearah Lisa. Sementara itu Lisa memegang kedua tangan Ratna mencoba meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja meskipun bukan di perusahaan keluarganya
"Mamah percaya sama Lisa. Lagian masa mamah gak ngedukung aku sih, please." mohon Lisa menyatukan kedua tangannya
Melihat anaknya yang nampak sangat menginginkan magang diperusahaan lain membuat Ratna lantas mengangguk iya kepada Lisa
"Yaudah deh terserah kamu aja."
"Aaahh mamah makasih," seru Lisa memeluk Ratna disampingnya
"Iyah. Yaudah kamu tidur gih mamah juga udah ngantuk." ucapnya melepas pelukan Lisa
"Bentar lagi mah nanggung soalnya."
"Beneran yah bentar lagi, awas lo jangan begadang. Itu susu kamu jangan lupa diminum." sahut Ratna keluar dari dalam kamar Lisa
"Iyah mahh-"
Sementara itu disebuah restoran berbintang lima Wanda yang baru saja selesai mengadakan rapat makan malam dengan sesama dokter tak sengaja bertemu dengan Indah
"Kalau begitu kami duluan yah dok-" ucap beberap dokter meminta pamit kepada Wanda
"Iyah dok, hati-hati dijalan."
Baru saja Wanda berbalik hendak kembali masuk kedalam restoran, ia tak sengaja menabrak Indah dimana minuman yang dipegang Indah tertumpah kebajunya
"Aawwhhh-" pekik Indah
Wanda menatap gadis didepannya dan membekap mulutnya reflek kala minuman yang dipegang gadis tersebut mengenai pakaiannya
"Aduh maaf yah, maaf saya gak sengaja." ucap Wanda
Indah menatap dirinya yang lengket terkena coffe yang ia bawa tadi
"Heh mbak, mbak punya mata gak sih. Bsju saya jadi kotor kan." sahutnya dengan nada kesal
"Maaf saya bener-bener gak sengaja. Eh saya kasih uang buat laundry aja gimana?"
Usul Wanda namun dengan segera ditolak oleh Indah
"Cih-" decak Indah "Mbak maaf yah pakaian saya itu mahal jadi gak bisa main laundry gitu aja. Dan lagi tas saya jadi kena cipratannya juga kan, mbak taunggak sih harga tas saya berapa." teriak Indah kepada Wanda dimana justru mengundang tatapan orang terhadapnya
Wanda menatap kearah tas yang tengah dipegang gadis didepannya. Tas bermerek chanel dimana ia seperti pernah melihat tas tersebut tapi dimana
"Ah udah deh mbak gak usah repot-repot. Misi saya mau lewat." lanjutnya lalu pergi begitu saja
Wanda menatap heran kearah gadis tersebut lalu ia mengingat bahwa Dirga sempat membeli tas yang sama dengan tas yang dikenakan oleh gadis yang meneriaki dirinya barusan
"Masa iya dia pacar Dirga?" gumam Wanda
Wanda lantas mengeluarkan hpnya dari saku celananya dan menekan nomer seseorang
"Halo, pak Ilham. Saya mau minta tolong buat cari tau siapa pacar adik saya Dirga. Tapi ini jangan sampai diketahui oleh bunda saya." ucap Wanda
***
Indah masuk kedalam apartemen dengan kesal. Dirga yang berada disana memainkan game sebari menunggu Indah lantas berlari keluar menghampirinya
"Sayang kamu udah pulang."
Indah tak menjawab, justru ia dengan kesal melewati Dirga yang hendak menciumnya. Ia duduk dengan wajah kesal membuat Dirga mendekat kearahnya mencoba mencari tau apa yang tengah terjadi dengan kekasihnya
"Kamu kenapa sih hah? Kok pulang-pulang kamu udah marah-marah gitu aja." tanya Dirga mengelus rambut Indah
"Akutuh kessel, hari ini aku ketemu cewek myebelin banget. Liat nih dia numpahin coffe ke baju yang kamu beliin pas ulangtahun aku."
"Yaudah gak papa, kan bisa dicuci."
Mendengar itu Indah kemudian menatap Dirga dengan wajah semakin kesal seakan ingin menghajarnya habis-habisan
"Kamu tuh sama aja taunggak. Sama-sama nyebelin," ucapnya lalu pergi masuk kedalam kamar
Dirga yang sedikit heran hanya menggaruk alisnya yang tak gatal
"Lah salah gue dimana? Masa iya gue bilang beli baru. Yakali padahal cuman ketumpahan kopi." gumam Dirga
"Aaaarrgghhhh.... Tau ah," ucapnya lagi dengan mengacak rambut frustasi
Lisa keluar dari dalam perpustakaan membawa beberapa buku ditangannya, karena tak hati-hati ia jadi keteteran dan akhirnya buku yang ia bawa terhambur dilantai.
Dirga yang baru saja tiba tak sengaja melihat Lisa memungut buku dihalaman perpustakaan mendekat dan ikut membantunya merapikan buku yang berserakan
Lisa menoleh keorang yang membantunya kala melihat uluran tangan yang ikut meraih buku yang ia jatuhkan
"Dirga..." gumam Lisa pelan
"Gue bantuin yah." ucap Dirga
Setelah selesai, Dirga tak sengaja membaca salah satu sampul buku yang Lisa bawa. Dimana tertulis Panduan untuk mahasiswa magang
"Lo mau magang?" tanya Dirga
Lisa hanya mengangguk sebari meraih buku yang ada ditangan Dirga kini. Dirga hanya mengangguk lalu menawarkan diri untuk membantu Lisa membawa buku yang nampak berat dimata Dirga
"Mau gue bantuin?"
"Gak usah Dir ga papa. Aku habis ini mau langsung ke parkiran jadi dekat kok."
"Serius? Itu berat lo." seru Dirga sedikit ragu
"Iyah gak usah. Kamu duluan aja"
Dirga lantas mengangguk dan pergi dari perpustakaan dimana Lisa juga meninggalkan perpustakaan menuju parkiran dimana mobilnya ia parkir. Yah hari ini ia membawa mobil setelah membujuk sang kakek pagi tadi
Lisa masuk kedalam mobil menaruh bukunya dikursi belakang, lalu mulai menyalakan mesinnya. Namun sebelum itu ia memasang earphone ditelinganya untuk menelfon Farah saat itu
"Halo Far.." seru Lisa saat panggilannya terhubung
"Halo iyah Lis."
"Lo dimana?"
"Ini difoodcourd lagi makan sama Rial-" ucapnya
"Ouh lo sama Rial."
"Iyah ini sama dia. Malu-maluin banget udah ngabisin 2 mangkok bakso." gerutu Farah
Mendengar itu Lisa lantas terkekeh sejenak kala Rial membalas ucapan Farah diseberang sana
"Eh btw lo udah dimana? Udah nyerahin belum proposal pendaftaran lo?" tanya Farah
"Ini gue baru jalan sebenarnya kesana, sekalian biar pas masuk besok gak kaku-kaku amat. Iyanggak sih!"
"Hah andai aja nilai gue gak ada masalah 1 mungkin sekarang gue sama lo. Tapi gak papa bentar lagi gue nyusul ello,"
"Makanya rajin jangan ngebolos terus sama si Rial. Ouh iya ini gue keknya udah deket jadi gue tutup yah telfonnya. Ntar gue kabarin lagi,"
"Ouh ok. Take care and fighting Lisa." ucap Farah lantas mematikan sambungan telfonnya
Farah menatap kearah Rial yang menatapnya cengo dengan kerupuk ditangannya
"Lo shama wlisya uyah mulai maghang?" tanyanya dengan mulu penuh
"Makan dulu ae bambang." gerutu Farah melempar sisa kerupuknya kearah Rial "Ho oh gue sama dia udah mulai magang, cuman si Lisa turun duluan soalnya nilai dia udah lengkap dan udah dapat persetujuan dari kaprodi juga."
"Emang lo berdua magang dimana?" tanya Rial kini mulai meneguk air mineral didekatnya
"Di Adhara corperation" jawab Farah
"Lah itukan perusahaan milik keluarganya si Dirga."
"Hah?" beo Farah membuat beberapa orang menatap kearahnya
"Biasa aja kali,"
"Lo serius itu milik keluarga Dirga?" tanya Farah tak percaya
"Iyeh. Lah nama Dirga aja ada tuh dicantumin Dirga Adhara Prasetya. Emang gue gak pernah ngomong yah?" tanya Rial kembali
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation