Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali
Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar
"Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut
Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya.
Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya
"Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis
"Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Ehm saya mahasiswi yang mau magang disini. Kantor direktur keuangan dimana yah mbak." tanya Lisa
"Ouh kantor direktur keuangan ada dilantai 10 mbak, ruangannya ada paling ujung sebelah kiri."
"Ouh kalau gitu makasih yah mbak."
Lisa lantas berjalan menuju lift untuk menemui direktur keuangan perusahaan tersebut. Setelah tiba disana, ia langsung menuju kantor direktur seperti apa yang dikatakan oleh resepsionis tadi
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk-"
Lisa masuk saat dirinya dipersilahkan oleh pemilik ruangan, ia berjalan masuk dengan pelan lalu berdiri didepan meja seorang laki-laki yang umurnya mungkin hanya berbeda 4 tahun dengannya
"Ehm permisi pak, saya Lisa mahasiswi yang mau magang disini." ucap Lisa sesopan mungkin
"Ouh Lisa Pradita bukan? Dari kampus Abdi Jaya?" tanya lelaki dengan nama Seno tersebut
"Iya pak benar."
"Silahkan duduk, maaf yah meja saya berantakan." ucapnya sebari membersihkan sedikit tumpukan kertas dimejanya
"Gak papa pak,"
"Jadi kamu kapan bisa langsung kerja disini? Maksud saya magang." tanyanya to the point membuat Lisa sedikit kaget
"Ehm bapak gak mau wawancara saya dulu?"
"Loh buat apa? Kan kamu cuman magang disini. Dan lagi saya liat di proposal yang kamu kirim itu bagus. Cukup untuk saya menilai cara kerja kamu nanti."
Lisa sedikit terkejut namun ia akui bahwa dirinya senang karna bisa langsung diterima untuk magang disana padahal banyak mahasiswa seangkatannya yang ditolak untuk magang disana karna tak sesuai dengan apa yang diharapkan
"So kapan kamu bisa mulai magang disini?"
"Hari ini bisa kok pak." jawab Lisa antusias
"Ehm ok, tapi besok aja kali yah. Ini juga udah mau jam pulang-" ujar Seno menatap jam ditangannya "Hari ini kita perkenalan diri aja sama staf lainnya bagaimana?" lanjutnya
Lisa mengangguk antusias kala diajak untuk berkenalan dengan orang-orang disana dan tempat dimana ia akan ditugaskan
"Yaudah ayok ikut saya." ajaknya berdiri namun kembali ia menatap Lisa didepannya dan mengulurkan tangan kearah Lisa
"Seno Aidendra."
"Lisa Pradita Celestial" jawab Lisa menjabat tangan Seno
"Lucu yah nama kamu, kalau di film marvel Celestial itu nama alien loh."
"Eh itu saya juga kurang tau pak. Kakek saya yang kasih nama," cengir Lisa
Kini keduanya sudah berada di divisi akuntansi anggaran dan pajak. Terlihat dimata Lisa kesibukan para pegawai disana
"Perhatian semuanya." seru Seno menepuk tangannya dimana mata semua staf lantas tertuju kepadanya "Hari ini kita kedatangan mahasiswi magang di divisi kita."
"Wah hebat, pertama kalinya ada yang magang di divisi kita." ucap salah seorang staf
"Iyah, cantik lagi. Sabi nih-" timpal yg lainnya
"Baguslah biar ada yang bantu-bantu ye gak." senggol seorang perempuan pada lelaki disampingnya
Mendengar beberapa sambutan disana membuat jantung Lisa seketiga deg-degan bukan main. Bagaimana kalau nanti dirinya akan dijadikan kacung disana, apalagi ini pertama kalinya ada yang magang di divisi mereka katanya
"Udah-udah jangan ribut, nah Lisa perkenalkan diri kamu."
Seno melirik kearah Lisa yang dimana Lisa nampak sangat gugup sekarang. Kakinya gemetar melihat tatapan staf kepadanya. Namun ia mencoba menarik napasnya perlahan dan menghirup banyak oksigen untuk menghilangkan kegugupannya
"Lisss ayok, lo bisa. Jangan takut-" gumam Lisa dalam hatinya
"Ayo Liss.." seru Seno
"Ah iya pak, Ehm perkenalkan nama saya Lisa Pradita saya dari universitas Abdi Jaya. Mohon bantuannya untuk 2 bulan kedepan." ucap Lisa sedikit gugup
"Oh namanya Lisa, cantik kek orangnya"
"Hay dekk..."
"Mohon bantuannya juga Lisa yah,"
Itulah beberapa tanggapan dari perkenalan Lisa barusan. Sebelum semakin heboh mereka menggoda Lisa, Seno sudah lebih dulu memotong ucapan mereka
"He, heh kalian ini udah pada tua juga. Jangan genit ingat istri dirumah."
"Maaf pak, yah kan namanya juga senang ada anak magang."
"Modus tuh pak dia."
"Ehm pak, pembimbingnya siapa yah?" tanya salah seorang dipojokan
"Pembimbingnya Tiana, tapi karena dia cuti untuk lahiran jadi Jace yang gantiin Tiana." tunjuk Seno pada seorang cowok yang baru saja kembali dari pantri membuat kopi
Lisa mengikuti arah tunjuk Seno dan mendapati sosok lelaki tinggi, badan tegap, mata hitam legam dengan rambut yang sedikit panjang ikut menatap kearah Lisa
"Saya pak?" tanyanya menunjuk dirinya sendiri
"Iyah kamu,"
"Wihh ok pak siap." ujar Jace dengan wajah senangnya
Lisa hanya mencoba tersenyum menyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja untuk 2 bulan kedepan.
"Ok kalau gitu Lisa kamu kalau mau pulang boleh mau singgah disini sampai jam kantor selesai juga boleh. Saya ada rapat soalnya jadi buru-buru," ucap Seno
"Eh saya boleh disini aja gak pak, sekalian mau tanya-tanya struktur kerja disini kek gimana."
Seno mengangguk lalu membiarkan Lisa untuk berada disana sampai jam kantor selesai
"Gak masalah. Yasudah kalau begitu saya pergi dulu. Baik-baik kalian sama dia," ucap Seno lantas berbalik meninggalkan ruangan tersebut
"Paling di suruh bikin kopi pak." sahut seseorang diujung menatap ke Lisa
"Hy Lisa, aku Sindi."
Seorang perempuan menyapa Lisa di ikuti beberapa orang pula untuk berkenalan dengannya
"Hay aku Maira,"
"Kalau aku Fina semoga kita bisa akrab yah."
Lisa hanya menjabat tangan dari mereka satu persatu. Pikiran Lisa yang menyatakan dirinya akan dirudung ternyata tidak. Perempuan-perempuan disana justru menyambut dirinya dengan baik
"Semoga betah yah disini, yah maklumin aja kalau kamu nanti digodain sama mereka. Biasa jomblo ngenes lagi-" bisik Fina dimana Lisa terkekeh mendengarnya
"Eehh udah kenalannya, Lisa sini meja kamu disebelah aku." panggil Jace melambaikan tangannya
Lisa lantas datang menghampiri Jace dan duduk di meja yang disebutkan tadi. Jace langsung membuka komputer didepannya dan sedikit menjelaskan profit perusahaan kepada Lisa
***
Dirga baru saja selesai dengan kelasnya. Ia kini menuju ke kelas sang kekasih Indah yang hanya berbeda lantai dengannya.
Namun langkahnya yang menuruni anak tangga terhenti saat hp disakunya berdering"Halo bund..."
"Kamu dimana? Udah dirumah?"
"Belum bund, ini aku baru mau balik. Kenapa?"
"Jemput bunda yah, mobil bunda masuk bengkel."
Dirga melihat jam ditangannya, lalu menggaruk pelipisnya. Ia hendak pergi dengan Indah sore ini namun karena bundanya meminta jemput jadilah janjinya dibatalkan
"Ga-"
"Iyah bund-"
"Kamu denger bunda gak sih?"
"Iyah Dirga dengar kok. Yaudah tungguin aja dikantor. Dirga langsung jalan kesana."
"Ok, jangan lama-lama kamu."
"Iyah bund, seeyou." ucap Dirga memutuskan sambungan telfonnya
Saat sampai disana, Indahpun baru keluar dari dalam kelas dan langsung menghambur kepelukan Dirga
"Sayang, kamu udah nunggu lama yah?" tanya Indah dengan manja
Dirga tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Indah didekapannya "Aku baru sampai kok."
"Yaudah ayok kita pulang, aku masakin kamu makanan kesukaan kamu. Kamu maukan?"
Dirga kemudian melepaskan pelukan Indah padanya "Sayang hari ini kayaknya aku gak bisa nganter kamu gak papakan? Soalnya bunda tadi nelfon nyuruh aku jemput dia karena mobilnya masuk bengkel."
"Yah, yaudah deh gak papa." ujar Indah menampilkan senyumnya
"Maaf banget yah."
"Iyah gak papa, kan lain kali bisa."
"Yaudah kalau gitu aku duluan yah,"
Dirga mengecup kening Indah dan segera pergi meninggalkan Indah yang masih berdiri menatap dirinya menghilang dari balik tangga
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Pagi yang cukup cerah dikediaman Pradita. Seorang gadis yang kini mahasiswi semester 4 tengah bergelut dengan selimutnya. "Hoaaammm-" erang Lisa meregangkan badan dan mencoba mengumpulkan nyawa selepas begadang semalaman menonton drakor Tok... Tok.. Tok... Suara pintu kamar yang terdengar itu membuat Lisa sedikit menatap kearah pintu, ya ia tau bahwa itu adalah mamahnya Ratna "Lis, ayo bangun sayang udah jam 7 lo." serunya lembut dari balik pintu Lisa hanya tersenyum lalu menyahuti panggilan mamahnya. Setelah bersiap-siap kini Lisa sudah berada di meja makan bersama dengan ibu dan kakeknya. Yah Lisa adalah seorang anak tunggal yang dibesarkan oleh ibu dan kakek. Ayahnya meninggal sewaktu ia TK dulu dalam kecelakaan dikantor "Sayang kamu mau pakek selai kacang atau stroberi?" tanya Ratna yang kini menyiapkan roti untuk Lisa "Strober
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation