Lisa melirik ke kanan dan kiri dengan tangan yang sibuk menekan nomer dihpnya. Ia mencoba menghubungi pak Tino sopirnya namun tak ada jawaban darinya.
"Duh, pak Tino mana sih." gerutu Lisa kembali mencoba untuk menelfon pak Tino
"Halo pak-" ucap Lisa saat sambungan telfonnya sudah terhubung
"Halo non.."
"Pak, bapak dimana? Saya udah nungguin di tempat biasa kok belum datang?"
"Aduh maaf non, mobilnya mogok non. Ini saya lagi dibengkel. Jadi gak bisa ngejemput non Lisa."
"Yaudah kalau gitu pak, Lisa pulang naik ojol aja."
"Aduh maaf yah non."
"Iyah gak papa. Okd kalau gitu Lisa tutup yah pak telfonnya."
Lisa kemudian mematikan sambungan telfonnya dan mencoba untuk memesan ojek online. Namun sebuah mobil berhenti tepat didepannya membuat Lisa lantas mundur selangkah menatap siapa pemilik mobil berwarna putih tersebut
"Hay Lis-" sapa Dirga setelah menurunkan kaca mobilnya
Lisa sedikit menunduk sehingga melihat sosok Dirga di sisi kanan kemudi mobil
"Ouh Dirga, hay-"
"Lo ngapain disini?" tanya Dirga
"Ini aku lagi nunggu sopir aku cuman katanya gak bisa jemput jadi aku mau pesen ojol aja." jawab Lisa
Dirga hanya mengangguk lalu kembali menatap Lisa diluar mobilnya "Udah pesen?"
Lisa menggeleng "Belum-"
"Gue anterin aja gimana?" usul Dirga dimana Lisa diam sejenak
"Itu sih kalau lo mau, tapi kalau lo was-was sama gue its ok gak papa."
Lisa kemudian tersenyum dan membuka pintu mobil milik Dirga. Lisa kini duduk disebelahnya dengan tangan yang memasang safety belt
"Ok lo ikut-" kekeh Dirga "So rumah lo dimana? Masukin gih ke navigasinya." lanjutnya lagi
Lisa lantas menekan alamat rumahnya pada navigasi yang tertera pada mobil milik Dirga. Dirga lantas mengemudikan mobilnya meninggalkan kampus yang masih ramai
"Lo emang tiap hari diantar jemput yah?" tanya Dirga dengan mata yang tetap menatap kedepan
"Iyah diantar jemput." jawab Lisa melirik kearah Dirga
Dirga hanya mengangguk lalu melirik Lisa sekilas yang dilihatnya nampak kehausan
"Lo aus?" tanya Dirga
Lisa mengangguk sebari memegang lehernya "Iyah. Soalnya tadi kelamaan diruangan berac,"
"Itu di dasbor ada air mineral. Lo minum aja," ucap Dirga masih dengan mata yang fokus kedepan
Lisa mencari air yang dimaksud Dirga, dan menemukan sebotol air mineral yang masih tersegel disana
"Masih baru kok itu, minum aja."
"Thanks yah." seru Naila mulai meminum air tersebut
Kini Dirga sudah berada didepan rumah Lisa, sebelum turun Lisa menawarkan untuk Dirga singgah terlebih dahulu namun segera saja ditolak olehnya karena mengatakan ada urusan lain
Setelah mobil Dirga menghilang dari matanya, Lisa dengan tersenyum masuk kedalam rumah.
"Ciye diantarin siapa itu-" seru Ratna yang berada di taman tengah menyiram bunga
Lisa beralih menatap mamahnya lalu memeluknya sebari tersenyum
"Apaan sih mah. Temen doang itu-" jawab Lisa
"Temen apa temen?" goda Ratna terhadap putri semata mayangnya tersebut
"Ih mamah serius, dah ah Lisa masuk yah!" sahut Lisa lantas masuk kedalam rumah
Ratna hanya tersenyum kala melihat raut wajah Lisa yang nampak memerah bak tomat saat ia goda
***
Dirga memarkirkan mobilnya pada sebuah bar. Ia masuk kedalam bar yang cukup ramai pengunjung tersebut. Langkahnya menuntun ia langsung duduk pada sebuah meja didekat bartender
"Oi Dir." sapa seorang pria mendekat kearah Dirga
"Ello Bay... Hei-" balas Dirga menyalami
"Tumben lo kesini. Indah mana?" tanya orang bernama Bayu tersebut ikut duduk didekat Dirga
"Indah ada acara katanya."
"Loh kenapa kek gak mood gitu? Ada masalah?"
Dirga mengederkan pandangannya menatap orang-orang yang nampak sibuk berjoget ria seakan tak ada masalah
"Yahhh kalau gak ada masalah, gak mungkin lah gue kesini." lirik Dirga dengan kekehan kecilnya
Bayu lantas menepuk pundak Dirga disampingnya
"Come on, lupain masalah lo, lupain Indah sejenak. Nikmatin apa yang ada disini-" ucapnya dengan senyum nakal sebari menatap gadis yang berdiri didekat Dirga
Dirga melirik kearah pandang Bayu lantas berdecak dengan senyumnya
"Mangsa baru?" bisik Dirga dimana lantas diangguki oleh Bayu
Bayupun mendekati gadis tersebut dan mengajaknya berkenalan. Setelah itu kini Bayu sudah berada diantara kerumunan orang-orang yang berjoget ria bersama gadis yang ia ajak kenalan tadi
Melihat itu Dirga hanya menghela napasnya lalu kembali menatap bertender didepannya sebari meminta segelas minuman beralkohol
Yah Dirga adalah orang yang cukup menikmati hidupnya namun untuk bermain-main dengan perempuan ia tak melakukan itu. Ia hanya akan duduk diam menghabiskan alkohol, karena hanya dengan begitu perasaannya yang kacau menjadi lebih baik
Sementara itu disebuah restoran mewah, Indah sedang duduk mengobrol bersama dengan teman-temannya
"Indah lo serius ini dibeliin sama Dirga?" tanya Eva menatap cincin berlian dijari Indah
Dengan bangga Indah memamerkan barang yang dibelikan Dirga untuknya, bahkan tak sekali-kali ia mengatakan bahwa semua yang ia pakai adalah pemberian Dirga
"Iyalah, Dirga kan sayang banget sama gue. Jadi setiap kali gue marah tuh dia selalu ngasih barang mahal buat gue." seru Indah
"Wah parah sih, enak banget jadi lo. Kalau gue ello udah tiap hari deh tuh gue marah-marah sama Dirga." sahut Melani
"Iya bener banget. Mana Dirga selain kaya, muka dia itu asli titipan Dewa banget gak sih?" timpal Citra memuji Dirga
Indah semakin bangga kala teman-temannya yang lain iri akan apa yang Indah punya. Yah Indah memiliki segalanya, meskipun bukan dari kalangan keluarga terpandang namun bagi Indah bukan masalah selama Dirga masih tetap mencintai dirinya
"Tapi ngomong-ngomong soal Dirga, tadi gue liat dia pulang nganter cewek," seru Melani dimana semua mata tertuju kepadanya
"Maksud lo Dirga selingkuh?" tanya Eva dimana langsung dibantah oleh Indah
"Enggak, Dirga gak selingkuh. Dia itu teman sekelas Dirga, dia juga udah bilang kalau mau nganterin tuh cewek." ujar Indah asal
Teman-teman Indah hanya beroh ria setelah mendengar itu lalu kembali melanjutkan obrolan mereka, sementara Indah mulai memikirkan siapa gadis yang diantarkan Dirga pulang sore ini.
Karena setau Indah, Dirga tak pernah tertarik berteman dengan seorang perempuan. Tak ada yang dekat dengannya selain dirinya.
"Ndah makan lagi yuk-" seru Citra kepada Indah yang melamun saat itu
Indah hanya mengangguk iya, namun pikirannya masih tertuju memikirkan apa yang dikatakan temannya barusan
Jam sudah menujukan pukul 22.15, Dirga tak langsung pulang ke rumahnya. Ia mampir ke apartemen miliknya dimana ditinggali Indah saat itu
Dirga masuk kedalam apartemen dengan sendirinya karena ia tau pasword apartemennya. Saat masuk ia mendapati Indah tengah berada didapur meminum segelas air
"Hay sayang," ucap Dirga lirih
Dirga sedikit mabuk namun ia masih sadar dengan baik. Ia mendekat kearah Indah lalu memeluknya dengan erat
"Kamu taunggak, akutuh sayang banget sama kamuu-"
Ucap Dirga dengan tersenyum lalu menenggelamkan wajahnya diceruk leher Indah namun segera saja Indah melepas paksa pelukan Dirga padanya
"Kamu kenapa sayang?" tanya Dirga lagi
"Kenapa kamu bilang? Kamu yang kenapa?-" jawab Indah bersedekap dada didepan Dirga
"Siapa perempuan yang kamu antar balik tadi?" tanya Indah to the point
Dirga sedikit mengingat kejadian sore tadi, dan ia mengingat jelas bahwa dirinya mengantar Lisa pulang kerumahnya
"Aku ngaterin Lisa," jawab Dirga dimana lantas membuat Indah berdecak kepadanya
"Lisa? Jadi perempuan itu namanya Lisa?"
"Kamu jangan marah, dia itu gak ada yang jemput. Makanya aku anterin!"
Dirga mencoba mendekat kearah Indah menggenggam kedua tangannya namun lagi-lagi Indah menepis tangan Dirga dan berjalan ke ruang tengah
"Jadi setiap ada cewek yang gak punya jemputan kamu bakalan jadi sopir mereka gitu." gerutu Indah
Dirga menyusul Indah keluar masih dengan badan yang sempoyongan
"Kamu tuh gak bisa banget jagain perasaan aku. Apa kata temen-temen aku kalau tau cowok aku lebih milih nganter cewek lain daripada pacarnya sendiri."
Dirga duduk didekat Indah yang dimana masih kesal terhadapnya
"Kan kamu sendiri yang bilang kalau ada acara, jadi aku gak usah jemput kamu." seru Dirga
Indah menatap kearah Dirga dengan nyalang "Tapi bukan berarti kamu bebas nganterin cewek lain."
"Auh udah ah males aku ngomong sama kamu."
Indah lantas masuk kedalam kamar dan membanting pintu dengan keras membuat Dirga sedikit kaget. Dirga menghela napasnya berat, pasokan oksigen yang ia punya nampaknya habis karena melihat Indah marah terhadapnya
Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau Tokk... Tokkk... Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu "Siapa?" tanya Dirga "Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga "Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi. Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya, "Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum "Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? B
"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi "Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa "Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah" "Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!" "Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah." Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi "Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation