"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya
Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi
"Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa
"Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah"
"Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!"
"Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah."
Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi
"Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Terus?" tanya Lisa heran
"Yah maksud gue, gue sedikit iri lah sama dia. Udah cantik, kaya, banyak yang suka lagi." ujar Farah mencicipi minumannya
"Yaelah Far menurut gue dia biasa aja tuh. Lagian yah mungkin menurut lo dia itu sempurna tapi bagi dia sendiri mungkin enggak. Kan kita gak ada yang tau luar dalemnya mereka."
Farah terdiam lalu mengangguki ucapan Lisa seakan membenarkan apa yang baru saja dikatakan olehnya
"Yah iyasih emang. Eh setau gue dia masih jomblo lo, belum punya pacar juga. Padahal banyak yang dekat sama dia tapi katanya ditolak semua."
"Husstt udah ah ngapain ngurusin hidup orang. Urusin aja noh tugas-tugas lo masih pada belum selesai kan?" seru Lisa
Farah lantas menekuk wajahnya kesal kala mengingat tugas kuliahnya yang masih menumpuk belum ia kerjakan sama sekali
"Aaahhh lo mah ngeselin pakek ngingetin lagi."
Di lain tempat tepatnya di fakultas Biologi Dirga dan Rial tengah mengobrol bersama beberapa orang lainnya mendiskusikan tugas yang diberikan oleh dosen yang baru saja meninggalkan kelas mereka"Nah jadi buat risetnya itu kita turun lapangan aja langsung gimana," ucap Yudha meminta persetujuan kelompoknya
"Gue sih setuju aja, tapi risetnya nanti kita mau dimana?" tanya Lucki
"Pasar aja gimana?" jawab Dirga
"Heh enggak-enggak. Becek tau" timpal Rial tak setuju
"Lah terus lo mau dimana ayam? Kan ini kita disuruh ngitung harga tapi harus sama pendapatan perkapitanya." tukas Lucki
"Yah selain pasar kek, mall aja gimana? Kan sama tuh dan tingkat pemasaran mall lebih baik daripada pasar. Lagian jurusan biologi tapi itungnya laba emang kita anak akuntan" usul Rial namun hanya digelengi kepala oleh ketiganya
"Al, masalahnya ini sistim penjualan mall sama di pasar langsung itu beda." jawab Yudha
"Beda gimana maksud lo? Sama-sama jualan kan"
"Al, harga jual pasar sama mall itu 20% beda. Contoh lo beli ayam dipasar sekilo itu harganya 35k dan itu udah termasuk 1 ekor ayam. Tapi kalau di mall yang ada ayamnya dibagi beberapa bagian terus dikemasanin dan harganya justru kadang biasa lebih mahal lagi." ucap Lucki panjang kali lebar
"Gitu yah? Cih yaudah deh serah kalian aja. Gue ngikut baek-"
Rial mengalah lantaran apa yang dikatakan temannya yang lain cukup masuk akal baginya dan lagi ia tak ingin berdebat lama-lama karena harus menemui gebetan barunya
Setelah mendiskusikan tugasnya, Dirga mengecek hpnya dimana ada pesan dari Indah disana
"Ehm gaes gue duluan yah. Sisanya lo kabarin gue aja"
"Ouh okd, hati-hati." jawab Lucki
Melihat Dirga beranjak pergi, Rial pun ikut meminta pamit kepada keduanya
"Eh gue duluan juga yakk." ucap Rial memakai tasnya
"Mau kemana lo?" tanya Yudha
"Biasa..." cengir Rial dimana langsung dipahami oleh keduanya
"Heleh dasar pakboy kampus." cibir Lucky
***Dirga menghampiri Indah disebuah cafe dimana Indah terlihat sedang sibuk memainkan hpnya menunggu kedatangan Dirga
"Hay sayang," seru Dirga dimana tangannya ia lingkarkan dipinggang Indah dan mengecup keningnya
"Hey-" jawab Indah acuh
"Kamu masih marah?" tanya Dirga kala melihat raut wajah Indah yang cemberut
"Menurut kamu."
"Udahan dong marahnya, masa kamu marah terus sih sama aku."
"Yah gimana aku gak marah Dir, kamu tuh gak ngejaga image aku taunggak didepan teman-teman aku. Kemarin sore kamu jalan sama yang namanya Lisa terus malamnya kamu mabok-mabokan dibar. Mau taruh dimana muka aku,"
Indah geram mengingat kelakuan menyebalkan Dirga terhadapnya. Sementara Dirga hanya terdiam melihat sikap Indah yang memojokkan dirinya
Padahal Dirga hanya berniat baik dengan mengantarkan Lisa pulang dan mengenai ia ke bar itu, itu karena Dirga stress memikirkan Indah yang terus-terusan marah tidak jelas kepadanya
"Yaudah aku minta maaf, maafin aku yah."
Indah menghela napasnya lalu melirik kearah Dirga
"Tas yang aku suruh beli mana? Kamu bawakan?" tanya Indah masih dengan suara datarnya
Dirga lantas meraih paperbag berwarna kuning disebelahnya dan memberikannya pada Indah
Melihat itu wajah Indah nampak tersenyum saat meraihnya. Dilihatnya tas berwarna putih tersebut
"Ehm kali ini aku maafin kamu, tapi lain kali kamu jangan ulangin lagi." ucap Indah kepada Dirga
Dirga lantas tersenyum mendengar apa yang dikatakan Indah padanya, ia benar-benar menyayangi Indah bahkan sangat menyayanginya melebih dirinya sendiri
"Yaudah yukk kita pesen, kamu belum makan kan?" tanya Indah
"Belum kok."
"Ehm mbak menunya tolong bawa sini," panggil Indah pada salah satu pegawai yang ada
Setelah membayar makanannya Dirga melirik kearah Indah yang masih memandangi tas yang dikenakan olehnya.Dirga mendekat kearah Indah dan memainkan rambut Indah didepannya
"Kamu mau aku antar langsung ke apartemen atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Dirga
"Eh gak usah, kebetulan aku mau ketemu teman aku disekitar sini. Kamu balik duluan aja, tapi inget jangan jalan sama cewek lain lagi atau kita putus." ancam Indah
Dirga lantas tersenyum dan mencubit kedua pipi chuby Indah dengan gemash
"Iyah sayang, yaudah kamu hati-hati yah."
Dirga kemudian mengecup kening Indah dan memeluknya. Setelah itu barulah Dirga masuk kedalam mobilnya meninggalkan Indah disana
"Bye.. Hati-hati" ucap Indah melambaikan tangannya
Sementara itu di Lisa yang baru saja pulang bersama dengan Farah disambut baik oleh Ratna"Tantee..." teriak Farah memeluk Ratna yang tengah meminum tehnya bersantai
"Eehh Farah..."
Ratna dan Farah berpelukan layaknya orang yang sudah lama tak bertemu. Dimana justru Lisa hanya tersenyum melihat keduanya
"Kamu apa kabar? Kok baru dateng sih?" tanya Ratna melepas pelukannya
"Aduh maaf banget tan, Farah tuh sibuk akhir-akhir ini. Apalagi kan Farah udah mulai mau magang."
"Oh yah? Kok tante gak tau?" ujar Ratna melirik kearah Lisa
"Lisa kok kamu gak kasih tau mamah?"
"Yah kan Lisa rencana mau kasih tau nanti aja," jawab Lisa
"Jadi kamu mau magang dimana?" tanya Ratna kepada Farah
"Eh belum tau sih tan masih cari-cari perusahaan yang bisa ngeeh gitu dihati Farah. Eh tan, tante buatin aku puding dong. Aku kangen lo sama masakan tante."
Ratna tersenyum kala melihat Farah didepannya
"Yaudah ayok tante buatin, tapi kamu bantuin yah."
"Siap ibu boss.." jawab Farah hormat
Lisa beranjak dari duduknya "Yaudah kalau gitu Lisa mau mandi dulu yah mah, Far-"
Ratna dan Farah hanya mengangguk lalu kembali menuju dapur sementara Lisa menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya yang seharian ini berada dikampus
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation