Dirga melirik kearah Farah lalu kembali menatap Lian yang masih menampilkan senyumnya. Merasa diperhatikan oleh Dirga segera saja Lian beralih berpura-pura kembali menyiapkan pesanan Dirga
"Biasa aja kali ngeliatnya-" ucap Dirga
Lian berdehem lalu meletakkan pesanan Dirga didepannya "Apanya," jawab Lian seolah tak tau
"Itu tadi." jawab Dirga
"Ouh itu, itu namanya Farah. Pelanggan tetap disini," jawab Lian cepat
"Gue gak nanya namanya," jawab Dirga dimana dengan cepat Lian mengalihkan padangannya dan beralih untuk membereskan meja yang kotor
"Dah ah gue mau beresin meja-"
Melihat itu Dirga hanya tersenyum pelan, atensinya teralih saat melihat sebuah chat masuk dihpnya. Dirga tak merespon chat tersebut hingga akhirnya panggilan telfon masuk kepada ia
"Halo-" jawab Dirga malas
"Kamu tuh dimana sih? Akukan udah bilang jemput aku," teriak seorang gadis dari seberang telfon
Dirga meggaruk pelipisnya pelan "Akukan udah bilang aku ada kelas hari ini. Gak bisa ngejemput kamu, kamu naik taksi aja pul-"
"Enggak. Pokoknya kamu jemput aku sekarang, kalau enggak kita putus-" ucapnya yang dimana diakhiri pula sambungan telfonnya
Dirga hanya menghela napas lalu meraih jaket didekatnya dan menuju kasir untuk membayar minumannya
"Loh Ga, dah pulang?" tanya Lian dimana hanya diangguki oleh Dirga
Dirga keluar dari dalam cafe dan langsung masuk kedalam mobilnya menuju salon dimana kekasihnya Indah berada
Kurang lebih 20 menit barulah Dirga sampai di salon tempat Indah kini. Dilihatnya Indah yang berdiri didepan dengan wajah yang sudah Dirga pastikan kesal
Indah masuk kedalam mobil dan membanting keras pintunya membuat Dirga sedikit kaget
"Kamu kenapasih? Kan aku udah jemput!" ucap Dirga lembut menatap kearah Indah
Indah hanya memutar bola matanya malas lalu melirik Dirga disebelahnya "Kamu pikir aku gak capek apa nungguin kamu? Mana aku kepanasan disana gak ada kursi, sekarang aku jadi bau keringat kan."
Dirga hanya diam sejenak lalu mencoba mengelus rambut Indah namun segera ditepis oleh Indah dengan kasar
"Udah gak usah pegang-pegang. Males aku sama kamu-" gerutu Indah kini menatap kedepan
Dirga hanya menghela napasnya lalu ikut menatap kedepan, kemudian ia meninggalkan salon tersebut untuk mengantarkan Indah pulang ke apartemennya
Sementara itu Lisa memasuki halaman rumahnya. Ia berjalan menuju ke pos satpam dimana ada supir sekaligus tukang kebunnya sedang mengobrol
"Sore semuanya-" ucap Lisa
Mendengar suara Lisa membuat para pekerja rumahnya berdiri dari duduknya
"Eehh udah gak usah berdiri, apaan sih kek sama siapa aja." kekeh Lisa menatap ketiganya bergantian
"Punten atuh non, non Lisa teh kok udah balik." tanya mang Supri tukang kebun dirumah Lisa
"Iyah non, kok gak nelfon saya. Biar saya jemput!" timpal pak Tino
"Udah gak papa pak, Lisa kan udah gede gak harus dianter jemput setiap saat kan."
"Jadi kenapa non? Ada yang bisa dibantu?" kini giliran pak Deden yang bertanya, satpam rumah Lisa
"Ouh enggak. Ini-" Lisa memberikan sekotak kue donat "Buat semuanya, dimakan yah." lanjut Lisa
"Aduh non jadi ngerepotin ini mah." sahut pak Tino
"Ih enggak kok, Lisa justru senang kalau direpotin sama mang Supri, pak Tino sama kang Deden." sahut Lisa dengan senyumnya
"Aduh baek bener ini non teh-" timpal mang Supri dimana diangguki oleh keduanya
"Yaudah kalau gitu Lisa masuk yah."
Ujar Lisa meninggalkan pos satpam dan masuk kedalam rumahnya. Didalam Lisa tak langsung menuju kamarnya, ia justru berjalan menuju halaman belakang dimana ada kakeknya disana tengah memberi makan ikan
"Hayooo-" seru Lisa mengagetkan Arman
"Astaga ya ampun kamu ini Lis,-" ucap Arman mengelus dadanya
Lisa hanya tertawa lantas memeluk lengan sang kakek dengan nyaman
"Kakek kaget yah?" tanya Lisa masih dengan tawanya
"Iyah kakek kaget. Kamu ngagetin gimana gak kaget," jawab Arman
Lisa dan kakeknya kini berjalan meninggalkan kolam ikan dan beralih duduk dikursi yang ada disana
"Kek, mamah mana?" tanya Lisa
"Mamahmu lagi ada arisan dirumahnya bu RT. Paling sebentar lagi dia pulang." jawab Arman kini meminum kopinya
Lisa hanya mengangguk lalu berdiri dari duduknya untuk menuju ke kamarnya membersihkan dirinya yang sudah bau keringat seharian ini
***
Dirga merebahkan kepalanya pada kasur empuk miliknya, ia tengah menstalk akun sosmed milik Indah kekasihnya
Dirga menatap postingan Indah satu persatu, tidak ada fotonya disana. Mereka sudah berpacaran kurang lebih hampir 2 tahun namun ia tak pernah memposting foto mereka berdua.
Dirga lantas bangkit dari tidurnya beralih kemejanya untuk mengerjakan laporan yang belum sempat ia serahkan kemarin. Disela itu ia tak sengaja menjatuhkan kertas milik gadis yang bernama Lisa dikakinya
Dirga meraih kertas tersebut dan kembali membacanya. Ia diam sejenak, apakah orang bernama Lisa tersebut akan mencari kertas yang kini ditangannya atau tidak sama sekali. Setelah terdiam cukup lama Dirga langsung meraih hp di tempat tidurnya dan mencoba menelfon seseorang
"Halo Put-" ucap Dirga saat sambungan telfonnya sudah diangkat
"Iyah Dir kenapa?" tanya Putra dari seberang telfon
"Gue mau nanya, lo di jurusan Ekonomi kan?" tanya Dirga kembali dengan tatapan yang masih menatap kertas didepannya
"Iyah, kenapa emangnya?"
"Enggak ini gue mau nanya, lo kenal sama yang namanya Lisa gak?"
"Lisa? Lisa Pradita maksud lo?" tanya Putra dimana wajah Dirga lansung tersenyum mendengarnya
"Iyah itu, lo kenal?"
"Iya kenal, dia teman sekelas gue. Kenapa emangnya?"
"Ehm gue boleh minta kontaknya gak? Ada hal yang gue mau omongin." ucap Dirga asal
Putra hanya menggumam lalu mematikan hpnya setelah mengatakan akan mengirim nomer Lisa melalui chat.
Dirga menunggu pesan dari Putra dan kini ia mendapatkan nomer gadis yang ia tabrak tadi siang
Tanpa basa basi Dirga langsung menelfon pemilik dari nomer tersebut. Tersambung namun belum ada jawaban.
"Halo-" ucap seorang gadis yang dimana membuat Dirga langsung diam sejenak
"Halo?" ucapnya lagi,
Dirga lantas menatap layar hpnya dan menjawab ucapan Lisa
"Ah iya halo,"
"Ini siapa yah?" tanya Lisa pelan
Dirga berdiri dari duduknya dan keluar menuju balkon kamarnya menatap kejalanan yang sudah cukup sepi
"Ini bener nomernya Lisa?" tanya Dirga
"Iyah ini nomer saya, ini siapa?" tanya Lisa lagi
"Gue Dirga, orang yang tadi gak sengaja tabrakan sama lo di tangga-" ucap Dirga
Lisa lantas menggumam karena mengingat kejadian tadi siang
"Ouh iya, kenapa yah?"
"Ini gue mau balikin rincian tugas lo yang ikut keselip di kertas gue."
Mendengar itu Lisa lantas menghela napasnya lega, ternyata benar kertas tersebut ada bersama dengan orang yang kini menelfonnya.
"Ouh iya, aduh aku kira udah ilang. Makasih yah kamu udah ngehubungin aku."
Dirga hanya mengangguk "Jadi aku kembaliin ke kamu dimana?"
"Ehm kita ketemu di Diera Cafe aja gimana? Kebetulan besok aku mau kesana." ajak Lisa
Dirga hanya mengiyakan ucapan Lisa, toh Diera cafe adalah tempat ia juga biasa menghabiskan waktu
Besoknya Dirga sudah lebih dulu menunggu di Diera cafe, ia duduk dipojokan menunggu sosok orang yang bernama Lisa
Tak cukup lama, Lisapun sampai didepan cafe menggunakan ojol. Setelah membayar ojol tersebut Lisa berjalan masuk mencoba mencari orang yang bernama Dirga
Dirga yang melihat Lisa seperti tengah mencari dirinya lantas melambaikan tangan kearahnya
"Haii..." ucap Dirga kini berdiri dari duduknya menyambut Lisa
"Hai-" balas Lisa kaku
"Ouh iya, kenalin Dirga." ucapnya lagi sebari mengulurkan tangannya kepada Lisa
Lisa menjabat tangan Dirga dengan tersenyum "Lisa."
"Ouh iya duduk," seru Dirga dimana Lisa mengikuti dirinya
"Kamu mau pesen?" tanya Dirga kembali
Lisa hanya mengangguk lalu meraih menu yang ada dimeja depannya
"Ice smooties coklat aja." ucap Lisa lantas kemudian Dirga berdiri dari duduknya menuju meja barista tempat Lian
"Lian ice smooties coklat 1." seru Dirga
Lian melirik kearah meja Lisa lalu kembali menatap Dirga didepannya
"Lo pacaran sama dia?" tanya Lian dengan sedikit wajah seriusnya
"Yeaahh sembarangan. Kenal aja baru hari ini,"
"Terus kok bisa?" tanya Lian lagi dengan tangannya yang sibuk membuat pesanan Dirga
"Adalah, emang kenapa sih?" tanya Dirga
"Dia temannya Farah yang kemarin minta kacang almond disini. Gue kira tadi dia mau nungguin Farah tapi ternyata malah nemuin ello."
Dirga menoleh kebelakang dimana Lisa duduk, lalu kembali menoleh kearah Lian saat pesanannya selesai
Farah menata rambutnya yang sedikit berantakan didepan mading. Tak lupa bahkan ia mengeluarkan segala macam alat make up miliknya tanpa perduli pandangan orang-orang terhadap dirinya Rial datang menghampiri Farah yang sibuk bercermin didepan mading, ia langsung dengan sengaja menyenggol badan Farah sehingga lipstiknya merembes kewajahnya "Hoiii-" "Aaahhhh muka gue-" Farah menoleh kearah Rial dan memukul lengannya dengan keras "Adduh sakit anjir." pekik Rial memegangi lengannya, "Ini muka gue liat, liat heh-" teriak Farah mendekatkan wajahnya kedepan Rial Rial yang melihat wajah Farah lantas tertawa terbahak-bahak "Hahahaha itu muka lo kenapa? Mau jadi joker lo?" Farah dengan ketus membersihkan kembali wajahnya yang tercoreng lipstik tadi "Kalau lo gak nyenggol gue, gak bakalan nih muka gue cemong kek gini." gerutu Farah kini menatap kearah Rial "Lagian kenapa? Ada urusan apa lo digedung fakul
Lisa melirik ke kanan dan kiri dengan tangan yang sibuk menekan nomer dihpnya. Ia mencoba menghubungi pak Tino sopirnya namun tak ada jawaban darinya. "Duh, pak Tino mana sih." gerutu Lisa kembali mencoba untuk menelfon pak Tino "Halo pak-" ucap Lisa saat sambungan telfonnya sudah terhubung "Halo non.." "Pak, bapak dimana? Saya udah nungguin di tempat biasa kok belum datang?" "Aduh maaf non, mobilnya mogok non. Ini saya lagi dibengkel. Jadi gak bisa ngejemput non Lisa." "Yaudah kalau gitu pak, Lisa pulang naik ojol aja." "Aduh maaf yah non." "Iyah gak papa. Okd kalau gitu Lisa tutup yah pak telfonnya." Lisa kemudian mematikan sambungan telfonnya dan mencoba untuk memesan ojek online. Namun sebuah mobil berhenti tepat didepannya membuat Lisa lantas mundur selangkah menatap siapa pemilik mobil berwarna putih tersebut "Hay Lis-" sapa Dirga setelah menurunkan kaca mobilnya Lisa sedikit menunduk
Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau Tokk... Tokkk... Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu "Siapa?" tanya Dirga "Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga "Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi. Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya, "Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum "Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? B
"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi "Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa "Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah" "Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!" "Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah." Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi "Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
"Nah ayok kalian makan sini-" ajak Arum kepasa Farah dan Lisa Farah dan Lisa hanya mengikuti dari belakang dan ikut duduk di meja makan bersamaan dengan Dirga "Loh Ga, kok murung?" tanya Arum Dirga yang mendengar perkataan Arum lantas tersenyum mencoba agar tidak terlalu menunjukan rasa cemasnya terhadap foto yang dilihatnya tadi "Ouh iya Lisa sama Farah kalian tinggal dimana?" tanya Wanda "Ehm kalau aku di jl, cempaka kak." jawab Lisa "Kamu Far?" "Aku di jl, gloria dekat taman kak." "Ouh kamu tinggal disana, aku punya teman kebetulan tinggal sekitaran situ juga sih." ujar Wanda mengangguk "Ouh gitu yah kak." "Terus alasan kalian magang dikantor bunda-" Belum selesai Wanda menanyakan apa yang ada dipikirannya, Arum sudah lebih dulu menegur Wanda "Wand kok kamu nanyain itu. Kamu tuh ngintimidasi aja, karyawan bunda lo mereka untuk 2 bulan kedepan." "Ih siapa yang ngintimidasi
Seminggu sudah berlalu semejak kedatangan Farah menjadi mahasiswi magang di ADHARA CORP, dan seperti biasa juga untuk Farah dan Lisa lembur karena membantu pekerjaan beberapa karyawan lainnya."Hoaammm" Farah menutup mulutnya menahan kantuk dimana justru Lisa hanya tersenyum dengan tangan yang sibuk dengan mouse memeriksa apa yang ada didepannya kini"Lo kenapa gak pulang aja sih, ngapain nungguin gue?"Farah mendongakkan kepalanya menatap kesamping dimana ia kini duduk ditempat Jace "Yakali gue ninggalin lo, mana lo sendiri lagi." ucap Farah menatap kanan dan kiri"Lagian ello juga ngapain dah pakek segala mau bantuin mbak Fina. Inikan kerjaan dia, baek banget lo jadi manusia" lanjut FarahLisa meregangkan badannya lalu memutar kursinya kearah Farah yang kini justru memandangi foto Jace dan beberapa pegawai kantor yang ada dimejanya"Udah selesai. Lagian gue bantuin mbak Fina itu karena mbak Finanya udah baik sama gue selama gue disin
Lisa dan Farah kini duduk dimeja kantin, mereka tengah menikmati nasi goreng yang dipesan oleh keduanya "Kenapa lo cengar-cengir gitu? Kesambet?" tanya Lisa memakan makanannya "He eh enggak." jawab Farah lalu mendekat kearah Lisa "Eh Lis, kak Jace punya cewek gak sih?" Mendengar pertanyaan Farah, Lisa yang hendak memakan makanannya langsung menatap curiga kearah Farah "Ya you knowlah, guekan udah lama menjomblo. Sabilah kalau gitu ehem-" ujar Farah cengengesan Lisa memutar matanya malas kepada Farah "Kalau lo mau ngedekatin kak Jace yaudah dekatin aja. Tapi jangan minta gue buat ngecomblangin lo ok." tolak Lisa seketika sebelum mendengarkan penjelasan Farah lebih lanjut "Lah Liss gue belum ngomong lo, kok udah main lo tolak aja." "Ya karena gue tau maksud tatapan lo itu ke gue makanya tanpa mengurangi rasa hormat gue, gue tolak dengan bismillah permintaan lo." ucap Lisa menahan sedikit kekehannya "Si babi, dah ah
"Baiklah semuanya kita kedatangan mahasiswa magang lagi dan dari kampus yang sama dengan Lisa." ucap Seno menatap Farah disebelahnya "Namanya Farah, ayok perkenalkan diri kamu." Farah melirik kearah Lisa dimana terlihat Lisa tengah menyemangati dirinya, melihat Lisa yang nampak senang-senang saja itu tandanya semua staf yang ada diruangan tersebut adalah orang-orang baik "Selamat pagi perkenalkan saya Faradila Azila, saya dari kampus Abdi Jaya dengan jurusan ekonomi dan bisnis sama kayak Lisa." "Ouh jadi temannya Lisa," ujar Jordan yang berdiri bersandar pada mejanya "Iyah pak tepatnya sahabatnya Lisa." "Farah lain kali kalau ditanya sama dia-" menunjuk Jordan "Udah gak usah ditanggepin, lagi modus dia." "Eh Maira sembarang lo yakk-" ucap Jordan membela diri "Lagian apa salahnya sih gak dapet Lisa, temannya pun jadi." "Heleh, mata mu." timpal Fina memutar matanya malas "Fin bilang aja lo belum move on kan sama gue. Yaka
Dirga duduk menunggu Rial yang tengah membeli coffe untuk keduanya, sesekali ia melirik jamnya dimana sudah menunjukan jam pulang kantor, waktunya ia menjemput Arum bundanya "Oii Ga, nih minuman lo." ucap Rial memberikan segelas coffe kepada Dirga Dirga menerima gelas coffe pemberian Rial kepadanya dan meneguknya pelan "Lo kenapa sih risau banget?" tanya Rial yang bersandar dimotornya "Gue mau jemput nyokap gue cuman Indah gak tau hari ini gak bisa gue hubungin, gue jadi khawatir. Seharian juga gue cariin gak ketemu." ujar Dirga risau "Lo udah tanya teman-teman Indah? Kali aja hpnya Indah lowbat atau gimana." Dirga menghela napasnya pelan dan menatap Rial didekatnya "Masalahnya gue gak ada nomer temannya Indah. Lagian gak penting juga sih gue tau nomernya." "Yaelah bucin-" cibir Rial Dirga kembali menatap jam ditangannya, seketika ia meneguk cepat minumannya hingga habis. "Ri, gue duluan yah. Nyokap gue
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation