Home / Fiksi Remaja / 8 Tahun Mencintainya / The Second Game (3)

Share

The Second Game (3)

Author: syelvalerie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

...

Beberapa jam sebelumnya..

Letta bersembunyi di balik pilar. Dari lantai dua, ia dapat melihat Anara yang berlari dari ujung ke ujung. Sekali, ia dapat mendengar Anara bertanya keberadaan Daver pada salah satu murid SMA Ravalis.

Letta buru-buru turun ke lantai bawah. Ia berlari cepat melalui jalur lain ke arah lorong Ravalis yang tampaknya akan Anara tuju.

Berhasil dengan langkahnya yang cepat dan kuat, Letta berjalan mengendap-endap dan tanpa suara mendekati Anara yang tengah berjongkok kelelahan.

Dengan sapu tangan yang telah diberikan klorofrom,  Letta langsung membekap Anara dari belakang saat gadis itu berdiri.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 8 Tahun Mencintainya   Adik Tiri

    "She is a mess,but she is a masterpiece."-Barbara Letta(l.x)***Rabu.09. 30 WIB.Daver, Anara, dan Letta tidak masuk sekolah pada hari Selasa kemarin. Mereka memiliki urusan masing-masing yang tidak bisa ditoleran. Daver harus menjalani rawat jalan di rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya, Anara harus menghadiri sidang perceraian kedua orang tuanya, dan Letta harus menghadiri pemakaman kakak tirinya, Rezo.Tetapi hari ini semuanya masuk seperti biasa. Walaupun Daver masih memiliki banyak luka dan perban di beberapa bagian tubuhnya, laki-laki it

  • 8 Tahun Mencintainya   Reno Tertarik

    ***Setibanya di UKS, Anara meminta Daver untuk duduk di tempat tidur, sedangkan dirinya duduk di kursi yang memang disediakan di ruangan tersebut."Maaf ya gak bisa nemenin ke rumah sakit kemarin," ucap Anara seraya melihat-lihat luka di wajah Daver dengan intens.Daver tersenyum tipis. "Gimana sidangnya kemarin?""Biasa aja gak ada yang spesial." Anara mengembuskan napas begitu melihat setitik darah segar keluar dari bibir Daver. "Ini ada yang belum kering, ya? Duh, kenapa masuk sih hari ini? Harusnya di rumah aja, istirahat!"Anara mengambil cairan hidrogen peroksida, lalu menuangkannya ke kapas. Pelan-pelan, ia membersihkan darah di bibir Daver.

  • 8 Tahun Mencintainya   Savage

    ***Sesaat setelah bel pulang sekolah berdentang, Anara mengajak Fara untuk menyamperi Daver di UKS. Sekarang keduanya pun tengah berdiri bersama Daver untuk menunggu ketiga sahabat mereka yang lain.Omong-omong, Fara tidak henti-hentinya memaksa Anara untuk bercerita sejak jam istirahat pertama tadi. Pada akhirnya, Anara memberi tahu juga pada Fara tentang Daver dan Rezo dua hari kemarin. Kini, sahabatnya itu tak kunjung henti mencaci-maki Rezo dan Letta."Wah, wah, masih gak ngerti lagi sih gue, Ra." Fara memijit keningnya. Ia menahan gusar. "Yang aneh itu Letta pake acara nurut bawa-bawa lo segala. Astaga.."Anara mengelus pundak sahabatnya itu untuk memberi ketenangan. "Udah, Far. Gak usah dibahas lagi. Semuanya udah selesai kok. Gue cerita ke lo bukan biar lo ngoceh-ngoceh

  • 8 Tahun Mencintainya   Letta

    ***"Sebenernya Daver kenapa sih?" Ander memasukkan asal buku-bukunya ke dalam tas begitu tadi mendengar dering bel.Evan melihat Ander. "Apanya yang kenapa?""Ya babak belur kayak gitu. Gue liat tadi ada perban juga di dadanya. Dia kasih tunjuk.""Ribut lagi kali dia. Gak tau dah. Lo tau sendiri dia mana mau ditanya-tanyain," sahut Rino membopong tas ranselnya dengan bahu kanannya."Itu anak bener-bener dah. Demennya bonyokin badan sendiri," desis Evan.Evan, Ander, dan Rino berbincang seraya keluar dari kelas. Mereka berjalan melewati kelas Anara dan Fara, lalu mengintip ke dalamnya. Ternyata, kelas mere

  • 8 Tahun Mencintainya   Izin

    "Things get worse, squad slays those."-Zhenix***"Haieverything!" Daver menyapa Evan, Ander, dan Rino yang sudah tiba duluan di dalam apartemennya.Untung sekali, Ander masih ingatpasswordapartemen Daver. Kalau tidak, pasti mereka bertiga terkunci di luar karena Daver lama sekali sampainya."Tadi gue sama Ander mampir dulu kevape store, habis itu sempet isi bensin dulu, Rino juga udah ngegodain cewek, terus masih belum nyampe juga lo."Ander ikut menyahut, "Curiga gak sih, Van, kalo dia jalan-jalan ke Monas dulu?"

  • 8 Tahun Mencintainya   Kepercayaan

    ***Setelah selesai ngumpul, mereka pulang masing-masing berdua kecuali Anara. Daver memaksa gadis itu untuk ia antar sampai rumah. Sekalian Daver beralasan mau bertemu dengan Lena."Masih sakit?" tanya Anara di dalam mobil, sedang dalam perjalanan bersama Daver menuju rumahnya."Gak begitu sih."Lidah Anara berdecak."Kenapaaa?" Daver langsung melihat Anara.Anara mencibir sinis, "Kalo ditanya pasti ngejawabnya seakan-akan lo gapapa mulu."Daver tertawa kecil. "Apa sih orang emang gapapa! Gimana kamu liat luka aku waktu masih tanding, Ra. Nangis-nangis kali ya?""Ngapain gu

  • 8 Tahun Mencintainya   Nilai C

    "The only man who deserves you is the one who thinks he doesn't."-Davenara(unknown)***Drrrrt.. drrrrt..Evan iseng mengetuk-ngetuk jemari keMacBook, menunggu Elena yang dari tadi belum menjawab panggilan videonya.Video calltidak pernah menjadi secanggung ini kalau tidak ada sesuatu aneh yang dirasakan Evan. Butuh beberapa menit baginya untuk bertapa dulu sebelum memutuskan untuk menelepon cewek itu. Jujur, ia merasaawkward."Halooo!" sapa Elena membuat Evan terperanjat. Menyadari hal itu, Elena tertawa. "Kena

  • 8 Tahun Mencintainya   Alvano Bawel

    ***"Ahay, setelah sekian lama Daver gak dapet surat dari dede gemes, akhirnya dia dapet lagi,guys!" teriak Evan menggebu-gebu. Ia yang pertama kali sampai ke meja kantin yang biasa mereka tempati. Lalu, ia melihat ada seamplop kertas bertuliskan "To: Kak Daver N.""Masih ada yang berani ya jaman sekarang kirim surat ke kakak kelas," tutur Rino tidak paham lagi.Daver mencibir, "Anak Ravalis doang emang yang demennya gini-ginian.""Buka Dav, mumpung Anara belom dateng," papar Ander terkikih."Kalo Anara liat juga dia gak peduli." Evan tertawa."Sini-sini gue yang buka! Kelamaan lo." Rino mengambil alih amplop yang terletak di depan Daver. Ia me

Latest chapter

  • 8 Tahun Mencintainya   Epilog

    ...Saat Daver mengatakan itu, suasana semakin haru. Ada yang menyembunyikan air mata, ada yang berusaha untuk tetap senyum, ada yang cemberut karena sedih."Oh iya, gue titip Anara ke kalian ya. Dia suka mendem sendiri kalo ada apa-apa. Jadi tolong didengerin kalo dia emang butuh temen cerita, peluk dia kalo lagi sedih, bikin dia ketawa. Pokoknya tanyain terus dia kenapa," pinta Daver pelan.Zhenix mengangguki perkataan Daver. Evan dan Rino, mereka mengacungkan jempol.Daver mundur beberapa langkah, kembali lekat dengantrolley-nya. Setelah melambaikan tangan, ia mulai membawa pergi benda yang menampung segala kebutuhannya itu.Sesekali Daver menengok ke belakang. Barangkali ia melihat seseorang berlari menghampi

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End!

    ..."Aku salah banget ya?" tanya Daver kemudian menatap Giselle.Giselle tersenyum lembut, lalu mengacak rambut Daver selayaknya anak kecil. Ia tertawa sekejap."Kok malah diketawain sih," gerutu Daver. "Ini udah tinggal 40 menit lagi, Kak. Zhenix udah pada bilangotw, tapi mereka bilang Anara gak mau ikut.""Siapa tau Anara tiba-tiba dateng?""Dia aja gak angkat telepon atau bacachataku sama sekali. Nih, liat. Aku udah ada ratusan kali nelepon dia. Gak ada satupun yang diangkat."Giselle menatap Daver sebentar, lalu ia mengatakan sesuatu yang sedikit melegakan hati Daver. "Gini, Dav. Anggap aja untuk sekarang, Anara lagi marah sebentar. Sebe

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End?

    "We start this story by together. It must be the same way when we end this."—Daver Negarald—***"Daver, bangun! Bisa-bisanya kamu gak pasang alarm. Ayo siap-siap!" oceh Natasya, membuka gorden kamar Daver. Wanita itu sengaja menginap di apartemen Daver, sekalian membantu anaknya membereskan barang-barang.Daver memicingkan mata begitu sinar mentari menerobos kaca kamarnya. Ia terkejut dengan dirinya sendiri sampai langsung mengubah posisi menjadi duduk.Jadi tadi gue cuma mimpi?!"Kenapa?" Natasya bingung melihat gerak-gerik Daver

  • 8 Tahun Mencintainya   End to Begin

    ***17.38 WIB.Shit!Rasanya Daver mau mengumpat berkali-kali. Kenapa Anara tidak kunjung membalas pesannya? Membaca pun tidak!Apakah Daver harus pergi dengan perasaan ganjalnya ini? Juga dengan ketidakjelasan hubungannya dengan Anara?"Kamu nungguin apa sih? Dari tadi bolak-balik liat hp terus." Giselle ternyata memperhatikan kegelisahan Daver."Calm down." Gantara menepuk bahu Daver dengan gagah, lalu tersenyum. Aura keayahan laki-laki paruh baya itu sangat kental. "Calon penerus Negarald Group harusstay cool, oke?"Daver tersenyum berat, lalu menganggukkan kepalanya.

  • 8 Tahun Mencintainya   Sembunyi Sedu

    ***"Ra? Kok manyun sih? Seneng dong harusnya karena tau Mama demen sama kamu."Daver dan Anara baru saja sampai di danau yang pernah mereka kunjungi waktu lalu. Memang gelap jadinya karena ini sudah malam. Akan tetapi, ada banyak lampu yang menyala dan beberapa pedagang yang masih menggelar lapak.Anara tidak menanggapi. Pikirannya sedang tidak fokus. Ia juga tadi lagi sibuk mengetik sesuatu di ponselnya."Are you okay?""Ya?" sahut Anara asal."Kamu gak apa-apa?" ulang Daver sabar. Ia menatap Anara. "Dari kemarin, kamu agak beda. Aku mau nunggu kamu cerita sebelum aku duluan yang tanya. Eh, kamu gak cerita-cerita." Ia terkekeh bercanda.

  • 8 Tahun Mencintainya   Pulih

    "So, it does end like this, doesn't it?"-Davenara***Sesuatu yang sangatrareakan terjadi malam ini di rumah Giselle. Bayangkan saja, Gantara dan Natasya mau menghadiri makan malam bersama. Padahal sejak bertahun-tahun lalu diajak, mereka tidak pernah mau.Mungkin bisa jadi karena hari ini adalah hari ulang tahun Grace, anak Giselle. Jadi Gantara dan Natasya selaku opa-oma anak empat tahun itu mau turut serta.Tentu di kesempatan berharga ini Daver mengajak Anara. Bahkan cowok itu membelikan Anaradressformal supaya mereka semua bisa berseragam."Happy birthday to Grac

  • 8 Tahun Mencintainya   Pikiran Negatif

    ***Anara selesai dengan aktivitas bersih-bersihnya. Dari yang bau keringat karena habisworkout,kini gadis itu sudah kembali wangi semerbak.Anara menyisir rambut, setelah itu mengambil vitamin rambutnya. Namun, ketika mengambil benda tersebut, ia melihat ada ransel Daver."Dav, kok tas kamu nyasar di sini?" teriak Anara dari dalam kamar."Iya, Ra! Tadi aku minjem kamar mandi kalian buat mandi, terus sekalian aku pindahin tasnya biar gampang cari baju, parfum, dll," jawab Daver dengan suara yang besar.Anara mengangguk paham. Lalu, ia memakai vitamin rambutnya dan kembali menyisir."Itu apaan dah?" gumam Anara kecil, salah fokus ke amplop berisi surat yang

  • 8 Tahun Mencintainya   Rino Merana

    "We called it family."-ZHENIX***Sudah pukul 3 subuh, tapi Rino belum bisa tidur. Padahal yang lain udah tepar dari jam 12 malam. Karena lapar, ia pun akhirnya keluar kamar untuk mencari cemilan.Ceklek!Rino menyalakan lampu. Ia berjalan ke dapur. Agak sedikit heran karena ada suara air mendidih."Oy!" panggil Letta, ternyata lagi masak mie instan. "Ngapain lo?""Kaget, kirain siapa." Rino mengelus dada, lalu tertawa. "Bikin apaan, Ta?""Mie. Mau?"

  • 8 Tahun Mencintainya   To Lombok

    ***"Na, jadian yuk!""HA?" Elena kaget dengan ucapan Evan yang tiba-tiba. Ia mengambil es kelapa dan memberikannya. "Mabok lo!""Ih, serius, Na. Emangnya lo gak mau punya cowok cakep plus humoris kayak gue?" Evan mengedikkan alisnya sambil mengelus-elus dagu.Elena tertawa melihat kepedean yang Evan tampilkan. "Udah-udah, gak usah ngaco deh, ayo balik. Yang lain juga pada mau minum es-nya.""Lo mah gitu, Na. Digantung mulu gue." Evan ngambek."Emang lo mau nerima kekurangan gue?" tanya Elena, sebenarnya hanya bergurau.Namun, Evan menanggapinya dengan serius. "Lo pikir gue sesempurna itu untuk gak milih lo dengan alesan yang

DMCA.com Protection Status