Berbeda halnya dengan Patricia, dia menatap Adi dengan tatapan rumit yang tak bisa dimengerti. Namun Adi hanya melirik sekilas padanya.“Ardian... aku sudah lama mencarimu, kau menghilang begitu saja pada hari pernikahanku”Dengan suara bergetar, William membuka percakapan antara mereka, Adi memalingkan wajahnya kearah lain, kedua tanganya terkepal dibawa meja.“Ardian.. apa... kau marah padaku? Sungguh aku tidak tau bahwa kau juga mencintai Patty, jika saja saat itu kau berterus terang padaku, sudah pasti aku akan membunuh perasaanku sendiri dan menolak perjodohan ini”Mendengar ucapan suaminya, Patricia langsung memalingkan wajahnya, menatap tajam ke arah William, namun sesaat kemudian dia kembali ke posisi semula dan menundukan kepalanya, namun gerakan kecil itu tertangkap mata Adi, yang merasa kesal dan ada nyeri didadanya saat William menyebut nama Patricia dengan panggilan Patty. Dulu saat menjadi kekasihnya, panggilan itu hanya untuk Adi.“William, kau pikir dengan menangkap da
Beberapa pria dengan wajah tertutup masker memasuki ruangan, mereka melemparkan sesuatu yang membuat ledakan kecil dan asap tebal dimana-mana.“Hahaha..... William, kau pikir aku tidak memperhitungkan bahwa hari ini akan datang? Aku sudah mengetahui dan mempelajari cara kerja kalian, dan juga tentang markas rahasia ini, aku sudah mengetahuinya sejak lama, jauh sebelum kau mengenal Patricia”Adi menyeringai sambil menoleh ke belakang, terlihat olehnya William dan Sean sedang berusaha melindungi Patricia dan juga Zain dari serangan anak buahnya. Dengan cepat Adi masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan, sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan persenjataan dan juga dilapisi anti peluru. Adi sudah memperhitungkan segalanya untuk membalaskan sakit hatinya.“Dimana anak buahmu Alvaro? Mengapa mereka lama sekali menyelamatkan putraku?” Adi menoleh ke arah pria berambut pirang yang sedang menyetir mobil.“Sabar Tuan Ardian, tangan kananku tak pernah mengecewakan, dia pasti berhasil membawa T
Aleeka terbangun, dia mengerjapkan matanya, kepalanya terasa berat, entah berapa lama dia tertidur atau mungkin pingsan. Karena saat ini dia merasa terbangun di tempat asing. Hal terakhir yang dia ingat adalah dia dibawa ke sebuah rumah besar dan mewah yang merupakan kediaman utama keluarga Genaaro di Sisilia. Aleeka juga ingta bahwa dia ditempatkan di sebuah kamar tamu yang lumayan besar, kamar yang di dominasi warna putih dan cream. Namun saat ini dia terbangun di kamar berbeda, Aleeka juga tidak mengingat kapan dia pindah kamar.“Dimana aku?” gumamnya.Bau desinfektan yang kuat kini tercium olehnya, Aleeka pun langsung mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan.“Ini? seperti ruangan di rumah sakit”Aleeka masih berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ini terhadap dirinya, namun dia hanya tau bahwa hal terakhir yang diingatnya adalah dia sedang beristirahat di salah satu kamar tamu di mansion keluarga Genaaro.“Kenapa aku berada di rumah sakit sekarang? apa yang terjadi dengank
Sudah 3 hari Aleeka di rumah sakit tanpa ada sanak keluarga yang menjenguknya, sedangkan dia tau bahwa Felisha dan Darius hampir setiap hari datang untuk melihat keadaan Aqeela yang dirawat di sebelah ruanganya. Aleeka juga yakin bahwa kedua orangtuanya mengetahui bahwa dirinya pun di rawat di rumah sakit yang sama denga kakak kembarnya, karena rumah sakit ini milik ayahnya, dan ibunya adalah salah seorang dokter disana.Aleeka beberapa kali mencoba menghubungi Nancy, namun sayang nomornya selalu tidak aktip, hanya petugas operator yang selalu menjawab panggilanya.“Apa Nancy baik-baik saja? aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu Nancy, please jawab panggilanku”Saat dirinya hampir putus asa karena tak dapat menghubungi Nancy, sosok yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri, pintu ruangan Aleeka tiba-tiba saja terbuka. Suara langkah sepatu wanita yang beradu dengan lantai pun bergema memenuhi ruangan yang selalu sunyi itu.“Aleeka!”Aleeka memejamkan matanya, dan menarik napa
Disebuah gedung pencakar langit, tepatnya di satu ruangan mewah, dua orang pria tengah bercakap cakap. Satu dari mereka dengan posisi duduk di kursi layaknya seorang bos, dan pria satunya berdiri menjawab semua pertanyaan dari pria yang sedang duduk.“Informasi apa yang kau dapatkan?” tanya pria yang duduk membelakangi pria yang berdiri dengan sikap segan dan menghormatinya.“Tuan besar, Klan Genaaro saat ini sedang mengalami krisis, mungkin sebentar lagi di Sisilia akan terjadi perubahan”“Apa kau sudah tau siapa yang menyebabkan klan terkuat itu menjadi tak berdaya untuk saat ini?”“Kami masih menyelidiki hal ini tuan besar, tapi sepertinya ini adalah ulah dari orang dalam mereka sendiri”“Hahaha... Ini cukup menarik. Saat ini klan terkuat masih dipegang oleh keluarga Genaaro, yang hampir menguasai seluruh aspek perdagangan ilegal disana, bahkan mereka juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat, aku jadi penasaran siapa yang telah menggoyahkan posisi William”“Anda benar sekali
Sean menarik napasnya lega, dia keluar dari tempat persembunyianya, Jerome tak menyadari bahwa kakaknya menyusup kedalam pesawatnya dan ikut keluar dari pulau rahasia keluarga mereka. Sean merasa dia harus turun tangan, terutama untuk masalah Aleeka, hanya saja dia ingin tak ada seorang pun yang mengetahui bahwa dia akan pergi ke Indonesia.Diam-diam Seam melakukan penyamaran, sama seperti Jerome, dengan menyusup ke dalam pesawat yang membawa adiknya itu, Sean pun kini berhasil tiba di bandara dan secara rahasia bertemu dengan Arik yang memberikanya dokumen jatidirinya yang baru.“Terimakasih Arik, kau memang selalu bisa diandalkan”“Hei, kita sudah berteman lama, tak perlu mengucapkan terimakasih, tapi... sebenarnya apa yang ingin kau lakukan Sean? Bukankah cukup aku dan Jerome saja yang menangani masalah disini? apa kau tidak emmpercayai kami?”“Bukan begitu Arik, aku harus ke Indonesia, ada hal yang harus kuluruskan disana”“Apa ini tentang Gibran dan Aleeka?”“Kurang lebih”“Baikl
Gibran tak menjawab pertanyaan Aleeka, dia hanya berlalu keluar ruangan untuk memanggil dokter, karena dia khawatir akan kondisi kehamilan Aqeela.Diamnya Gibran diartikan oleh Aleeka bahwa Aqeela memang benar hamil anaknya Sean, hati Aleeka terasa perih bagai teriris pisau. Kini Sean benar-benar akan menikah dengan Aqeela, bukankah memang mereka adalah pasangan yang dijodohkan oleh keluarga yang sesugguhnya? Dan kini dengan kehamilan Aqeela, sudah pasti pernikahan antara Sean dan Aqeela hanya tinggal menunggu waktu.Aleeka berjalan menghampiri Aqeela yang terbaring diatas brankar.“Aqeela, apa itu anaknya Sean?” tanyanya dengan tatapan sendu.“Kau pikir saja sendiri, selama ini aku tinggal di rumah keluarga Genaaro, dan hampir setiap hari bahkan setiap saat aku menghabiskan waktu bersama Sean, memangnya kenapa jika aku mengandung anak Sean?” Aqeela duduk bersandar dan mengangkat dagunya saat menjawab pertanyaan Aleeka.Setengah mati Aleeka menahan cairan bening yang terus mendesak ke
Aleeka memejamkan matanya, dan menghirup udara Singapura. Saat ini kakinya baru saja menginjakan tangga terakhir pesawatnya yang barusan landing di Changi Airport. Bisa kembali ke Singapura rasanya seperti pulang kampung bagi Aleeka. Diluar sebuah mobil sedan hitam telah menunggunya.Begitu Aleeka terlihat berjalan mendekati mobil, Richard yang duduk di kursi pengemudi itu langsung keluar dan menyambut Aleeka.“Wellcomeback baby, aku senang sekali saat kau menelponku dan mengatakan bahwa kau akan kembali kesini”“Terimakasih kau sudah repot-repot mau menjemputku Richi”Keduanya nampak berpelukan, Richard mengusap punggung Aleeka lembut, diam-diam dia mengusap ujung matanya yang terasa basah.“Hei, itu memang sudah tugasku, kau adalah satu-satunya sahabat dan saudara bagiku”Aleeka mengurai pelukan mereka. “Ouwh Richi... aku merasa tersanjung”Richard membukakan pintu mobil untuk Aleeka.“Masuklah baby, aku akan mengantarmu kemanapun yang kau inginkan” ucapnya.Aleeka menuruti perkataa