Sudah 3 hari Aleeka di rumah sakit tanpa ada sanak keluarga yang menjenguknya, sedangkan dia tau bahwa Felisha dan Darius hampir setiap hari datang untuk melihat keadaan Aqeela yang dirawat di sebelah ruanganya. Aleeka juga yakin bahwa kedua orangtuanya mengetahui bahwa dirinya pun di rawat di rumah sakit yang sama denga kakak kembarnya, karena rumah sakit ini milik ayahnya, dan ibunya adalah salah seorang dokter disana.Aleeka beberapa kali mencoba menghubungi Nancy, namun sayang nomornya selalu tidak aktip, hanya petugas operator yang selalu menjawab panggilanya.“Apa Nancy baik-baik saja? aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu Nancy, please jawab panggilanku”Saat dirinya hampir putus asa karena tak dapat menghubungi Nancy, sosok yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri, pintu ruangan Aleeka tiba-tiba saja terbuka. Suara langkah sepatu wanita yang beradu dengan lantai pun bergema memenuhi ruangan yang selalu sunyi itu.“Aleeka!”Aleeka memejamkan matanya, dan menarik napa
Disebuah gedung pencakar langit, tepatnya di satu ruangan mewah, dua orang pria tengah bercakap cakap. Satu dari mereka dengan posisi duduk di kursi layaknya seorang bos, dan pria satunya berdiri menjawab semua pertanyaan dari pria yang sedang duduk.“Informasi apa yang kau dapatkan?” tanya pria yang duduk membelakangi pria yang berdiri dengan sikap segan dan menghormatinya.“Tuan besar, Klan Genaaro saat ini sedang mengalami krisis, mungkin sebentar lagi di Sisilia akan terjadi perubahan”“Apa kau sudah tau siapa yang menyebabkan klan terkuat itu menjadi tak berdaya untuk saat ini?”“Kami masih menyelidiki hal ini tuan besar, tapi sepertinya ini adalah ulah dari orang dalam mereka sendiri”“Hahaha... Ini cukup menarik. Saat ini klan terkuat masih dipegang oleh keluarga Genaaro, yang hampir menguasai seluruh aspek perdagangan ilegal disana, bahkan mereka juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat, aku jadi penasaran siapa yang telah menggoyahkan posisi William”“Anda benar sekali
Sean menarik napasnya lega, dia keluar dari tempat persembunyianya, Jerome tak menyadari bahwa kakaknya menyusup kedalam pesawatnya dan ikut keluar dari pulau rahasia keluarga mereka. Sean merasa dia harus turun tangan, terutama untuk masalah Aleeka, hanya saja dia ingin tak ada seorang pun yang mengetahui bahwa dia akan pergi ke Indonesia.Diam-diam Seam melakukan penyamaran, sama seperti Jerome, dengan menyusup ke dalam pesawat yang membawa adiknya itu, Sean pun kini berhasil tiba di bandara dan secara rahasia bertemu dengan Arik yang memberikanya dokumen jatidirinya yang baru.“Terimakasih Arik, kau memang selalu bisa diandalkan”“Hei, kita sudah berteman lama, tak perlu mengucapkan terimakasih, tapi... sebenarnya apa yang ingin kau lakukan Sean? Bukankah cukup aku dan Jerome saja yang menangani masalah disini? apa kau tidak emmpercayai kami?”“Bukan begitu Arik, aku harus ke Indonesia, ada hal yang harus kuluruskan disana”“Apa ini tentang Gibran dan Aleeka?”“Kurang lebih”“Baikl
Gibran tak menjawab pertanyaan Aleeka, dia hanya berlalu keluar ruangan untuk memanggil dokter, karena dia khawatir akan kondisi kehamilan Aqeela.Diamnya Gibran diartikan oleh Aleeka bahwa Aqeela memang benar hamil anaknya Sean, hati Aleeka terasa perih bagai teriris pisau. Kini Sean benar-benar akan menikah dengan Aqeela, bukankah memang mereka adalah pasangan yang dijodohkan oleh keluarga yang sesugguhnya? Dan kini dengan kehamilan Aqeela, sudah pasti pernikahan antara Sean dan Aqeela hanya tinggal menunggu waktu.Aleeka berjalan menghampiri Aqeela yang terbaring diatas brankar.“Aqeela, apa itu anaknya Sean?” tanyanya dengan tatapan sendu.“Kau pikir saja sendiri, selama ini aku tinggal di rumah keluarga Genaaro, dan hampir setiap hari bahkan setiap saat aku menghabiskan waktu bersama Sean, memangnya kenapa jika aku mengandung anak Sean?” Aqeela duduk bersandar dan mengangkat dagunya saat menjawab pertanyaan Aleeka.Setengah mati Aleeka menahan cairan bening yang terus mendesak ke
Aleeka memejamkan matanya, dan menghirup udara Singapura. Saat ini kakinya baru saja menginjakan tangga terakhir pesawatnya yang barusan landing di Changi Airport. Bisa kembali ke Singapura rasanya seperti pulang kampung bagi Aleeka. Diluar sebuah mobil sedan hitam telah menunggunya.Begitu Aleeka terlihat berjalan mendekati mobil, Richard yang duduk di kursi pengemudi itu langsung keluar dan menyambut Aleeka.“Wellcomeback baby, aku senang sekali saat kau menelponku dan mengatakan bahwa kau akan kembali kesini”“Terimakasih kau sudah repot-repot mau menjemputku Richi”Keduanya nampak berpelukan, Richard mengusap punggung Aleeka lembut, diam-diam dia mengusap ujung matanya yang terasa basah.“Hei, itu memang sudah tugasku, kau adalah satu-satunya sahabat dan saudara bagiku”Aleeka mengurai pelukan mereka. “Ouwh Richi... aku merasa tersanjung”Richard membukakan pintu mobil untuk Aleeka.“Masuklah baby, aku akan mengantarmu kemanapun yang kau inginkan” ucapnya.Aleeka menuruti perkataa
Jakarta.Aqeela kembali ke rumah orangtuanya setelah dokter menyatakan bahwa dia sudah boleh pulang, dia tak mengerti mengapa rumah keluarga Genaaro tampak sepi, tak ada satu orang pun disana, bahkan Liliana pun tak diketahui kabarnya, seolah semua orang telah menghilang bak ditelan bumi.Saat ini Aqeela sedang berada di dalam kamarnya, ditemani Felisha. Keduanya sedang asik memakan rujak.“Mommy, mengapa aku tidak boleh tinggal lagi di rumah Sean? Mengapa mommy membawaku ke rumah?” tanya Aqeela.“Saat ini rumah mereka dalam keadaan kosong Aqeela, tapi beberapa minggu lagi juga semua akan normal kembali, kau sudah bisa bertemu lagi dengan Sean”Aqeela mengerutkan dahinya, ingin bertanya lebih lanjut, tetapi kemudian diurungkanya niatnya itu, karena dia berpikir mungkin saat ini lebih baik baginya untuk menjauh dulu dari Sean.Saat masih berada di rumah sakit, Aqeela dibuat bimbang dengan ancaman Gibran. Pria itu ngotot mengklaim bahwa bayi yang dikandung Aqeela adalah anaknya, meskipu
Sean menjauhkan kembali tubuhnya, dan berjalan ke arah meja makan, dengan sekali ayun dia telah duduk di atas meja, mengambil apel dari tempat buah yang ada tak jauh darinya. Dengan tatapan mata masih terpaku pada wajah Aleeka, Sean menggigit apelnya.“Ss... Sean, kau tidak seharusnya berada disini”Dengan susah payah Aleeka berusaha menetralkan debaran jantungnya, tatapan mata Sean kali ini berbeda. Aleeka tak dapat menebaknya tetapi dia merasa ada yang lain dari Sean kali ini.“Lalu seharusnya aku berada dimana Aleeka? hmm?”Aleeka semakin gugup mendapat pertanyaan demikian dari Sean. Kembali Aleeka teringat pada ucapan Aqeela yang mengatakan bahwa dirinya saat itu sedang hamil anak Sean. Ada sesak yang dirasakanya, hatinya seakan tercubit mengetahui bahwa dia bukanlah satu-satunya wanita bagi Sean.Tiba-tiba saja Aleeka merasa matanya memanas, dia pun menengadahkan wajahnya dan menarik napas dalam guna mencegah airmatanya keluar. untuk mengalihkan pikiranya, kemudian Aleeka melangk
Beberapa hari telah berlalu sejak Aleeka memergoki Sean masuk kedalam unit apartemenya, setelah hari itu dia tak lagi bertemu ataupun melihat sosok pria itu lagi. Ada rasa kehilangan dalam hatinya, namun dia menguatkan dan meyakinkan diri bahwa inilah yang diinginkanya, karena keinginan terbesar Aleeka adalah terbebas dari ikatan keluarga dengan saudara kembarnya dan juga kedua orangtuanya.Jika dengan melepaskan Sean sama artinya dengan memutuskan ikatan dengan keluarganya di Jakarta, sungguh Aleeka rela. Kedua orangtua Aleeka hanya akan menemuinya jika mereka membutuhkan sesuatu dari gadis itu, begitu pun kakak kembarnya, dan jika dia tak memenuhi keinginan mereka, ketiga orang itu bisa mengambil tindakan yang membahayakan keselamatan Aleeka. Hal ini membuat Aleeka muak, jika saja dia bisa meminta untuk dilahirkan dari rahim wanita lain, sudah pasti dia akan memilih tidak memiliki ibu seperti Felisha Cordova, wanita asal Mexico yang menjadi istri ayahnya.Tanpa sadar Aleeka menatap