Jakarta.Aqeela kembali ke rumah orangtuanya setelah dokter menyatakan bahwa dia sudah boleh pulang, dia tak mengerti mengapa rumah keluarga Genaaro tampak sepi, tak ada satu orang pun disana, bahkan Liliana pun tak diketahui kabarnya, seolah semua orang telah menghilang bak ditelan bumi.Saat ini Aqeela sedang berada di dalam kamarnya, ditemani Felisha. Keduanya sedang asik memakan rujak.“Mommy, mengapa aku tidak boleh tinggal lagi di rumah Sean? Mengapa mommy membawaku ke rumah?” tanya Aqeela.“Saat ini rumah mereka dalam keadaan kosong Aqeela, tapi beberapa minggu lagi juga semua akan normal kembali, kau sudah bisa bertemu lagi dengan Sean”Aqeela mengerutkan dahinya, ingin bertanya lebih lanjut, tetapi kemudian diurungkanya niatnya itu, karena dia berpikir mungkin saat ini lebih baik baginya untuk menjauh dulu dari Sean.Saat masih berada di rumah sakit, Aqeela dibuat bimbang dengan ancaman Gibran. Pria itu ngotot mengklaim bahwa bayi yang dikandung Aqeela adalah anaknya, meskipu
Sean menjauhkan kembali tubuhnya, dan berjalan ke arah meja makan, dengan sekali ayun dia telah duduk di atas meja, mengambil apel dari tempat buah yang ada tak jauh darinya. Dengan tatapan mata masih terpaku pada wajah Aleeka, Sean menggigit apelnya.“Ss... Sean, kau tidak seharusnya berada disini”Dengan susah payah Aleeka berusaha menetralkan debaran jantungnya, tatapan mata Sean kali ini berbeda. Aleeka tak dapat menebaknya tetapi dia merasa ada yang lain dari Sean kali ini.“Lalu seharusnya aku berada dimana Aleeka? hmm?”Aleeka semakin gugup mendapat pertanyaan demikian dari Sean. Kembali Aleeka teringat pada ucapan Aqeela yang mengatakan bahwa dirinya saat itu sedang hamil anak Sean. Ada sesak yang dirasakanya, hatinya seakan tercubit mengetahui bahwa dia bukanlah satu-satunya wanita bagi Sean.Tiba-tiba saja Aleeka merasa matanya memanas, dia pun menengadahkan wajahnya dan menarik napas dalam guna mencegah airmatanya keluar. untuk mengalihkan pikiranya, kemudian Aleeka melangk
Beberapa hari telah berlalu sejak Aleeka memergoki Sean masuk kedalam unit apartemenya, setelah hari itu dia tak lagi bertemu ataupun melihat sosok pria itu lagi. Ada rasa kehilangan dalam hatinya, namun dia menguatkan dan meyakinkan diri bahwa inilah yang diinginkanya, karena keinginan terbesar Aleeka adalah terbebas dari ikatan keluarga dengan saudara kembarnya dan juga kedua orangtuanya.Jika dengan melepaskan Sean sama artinya dengan memutuskan ikatan dengan keluarganya di Jakarta, sungguh Aleeka rela. Kedua orangtua Aleeka hanya akan menemuinya jika mereka membutuhkan sesuatu dari gadis itu, begitu pun kakak kembarnya, dan jika dia tak memenuhi keinginan mereka, ketiga orang itu bisa mengambil tindakan yang membahayakan keselamatan Aleeka. Hal ini membuat Aleeka muak, jika saja dia bisa meminta untuk dilahirkan dari rahim wanita lain, sudah pasti dia akan memilih tidak memiliki ibu seperti Felisha Cordova, wanita asal Mexico yang menjadi istri ayahnya.Tanpa sadar Aleeka menatap
Sosok pria itu pun membuka pintu dan keluar dari sana setelah memastikan situasi di luar aman. Dia berjalan dan masuk kedalam lift yang akan membawanya ke basement.Sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti tepat di samping pria itu yang baru keluar dari dalam lift dan berjalan menuju parkiran mobil.“Mengapa kau lama sekali Sean?” ucap Arik sambil menurunkan kaca mobilnya dan menatap pria yang ternyata adalah Sean.“Kau ini cerewet sekali, seperti sikap seorang istri pada suaminya” gerutu Sean sambil membuka pintu dan masuk kedalam mobil.Arik hanya mendengkus kesal dan melirik sosok laki-laki yang kini tengah duduk disampingnya, setelahnya dia pun langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobil keluar dari area gedung apartemen tempat tinggal Aleeka.“Kita mau sampai kapan hampir setiap hari bolak balik Singapura – Bali begini Sean? Memangnya kau tidak pusing? hampir setiap hari berada dalam pesawat”Kembali Arik menggerutu, dia menjadi orang yang paling repot dengan ulah Sean yan
“Cuih! Dasar keluarga jahanam! Kalian berdua sama-sama seperti dajal” teriak Prabhu dengan menatap tajam ke arah Felisha, amarahnya semakin memuncak saat melihat wajah wanita yang dinilainya licik itu.“Apa-apan kamu Prabhu?! Lepaskan Mark!” Darius ikut membentak adiknya.Prabhu Widjaya adalah adik dari Darius Widjaya, meskipun keduanya bukan saudara kandung, tetapi Darius telah diangkat anak oleh kedua orangtua Prabhu dari sejak dia masih bayi, dua tahun setelah mengangkat anak, ibu angkat Darius hamil, dan sembilan bulan kemudian mereka berhasil memiliki anak kandung, yaitu Prabhu Widjaya.“Apa kau buta Darius? Yang kau lihat hanya aku yang sedang menghajar laki-laki bejat ini, kau lihatlah kondisi putrimu, dialah korban yang sebenarnya”Dengan penuh emosi Prabhu berusaha menjelaskan pada kakak angkatnya. Darius melirik ke arah Aqeela yang dalam kondisi polos tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, setelah itu dia pun melihat kondisi Mark yang tak jauh berbeda dari Aqeela.“Apa-
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
"Jangan mengetes kesabaranku, Aqeela." Mendengar ucapan pria berjas hitam di hadapannya, gadis itu cemberut. Tampak tidak senang. Wajahnya memerah dan fokus matanya tampak kabur, seperti sedang mabuk.Namun, ia tidak menuruti ucapan pria itu dan justru menarik leher sosok gagah itu agar mendekat padanya. Tanpa menunggu lagi, gadis itu melumat bibirnya, mencoba menghilangkan haus yang sangat menyiksa. Tangannya meraba dada bidang terbalut jas rapi. Tangan lainnya yang berada di leher si pria menekan untuk mendalamkan ciuman mereka."Cukup." Pria itu menarik diri, melepaskan rangkulan si gadis. Ia tampak frustrasi. "Kamu mabuk."Bibir gadis di hadapannya merekah sempurna, tampak menggoda. Belum lagi pakaian pesta yang tengah digunakan oleh perempuan itu sudah berantakan--menambah kesan seksi sekaligus menggoda."Istiharatlah. Jangan melakukan sesuatu yang nanti kamu sesali." Pria itu, Sean, kembali berucap. Sekuat tenaga, ia mencoba mengendalikan diri. Setelah itu, ia berbalik pergi.Namun,