Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
"Jangan mengetes kesabaranku, Aqeela." Mendengar ucapan pria berjas hitam di hadapannya, gadis itu cemberut. Tampak tidak senang. Wajahnya memerah dan fokus matanya tampak kabur, seperti sedang mabuk.Namun, ia tidak menuruti ucapan pria itu dan justru menarik leher sosok gagah itu agar mendekat padanya. Tanpa menunggu lagi, gadis itu melumat bibirnya, mencoba menghilangkan haus yang sangat menyiksa. Tangannya meraba dada bidang terbalut jas rapi. Tangan lainnya yang berada di leher si pria menekan untuk mendalamkan ciuman mereka."Cukup." Pria itu menarik diri, melepaskan rangkulan si gadis. Ia tampak frustrasi. "Kamu mabuk."Bibir gadis di hadapannya merekah sempurna, tampak menggoda. Belum lagi pakaian pesta yang tengah digunakan oleh perempuan itu sudah berantakan--menambah kesan seksi sekaligus menggoda."Istiharatlah. Jangan melakukan sesuatu yang nanti kamu sesali." Pria itu, Sean, kembali berucap. Sekuat tenaga, ia mencoba mengendalikan diri. Setelah itu, ia berbalik pergi.Namun,
“Pesandari siapa, Sayang?”Kaget,Aleeka langsung membalikkan handphonenya. Tidak tahu Sean sudah bangun.“Bukandari siapa-siapa,” jawab Aleeka buru-buru. Aleeka berharap dia tidak terlihatgelagapan di mata Sean.“Emm,”jawab Sean malas sambil mempererat pelukannya, menarik Aleeka bersandar di dadabidangnya. lalu mengecup puncak kepala Aleeka. “Apamasih sakit?” tanya Sean lagi sambil menenggelamkan wajahnya di tengkukAleeka.Maludan menyesal, itulah yang Aleeka rasakan. Mengingat Aleeka-lah yang memulaikegilaan semalam. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, menggeleng. Apayang sebenarnya dia minum malam kemarin? Bagaimana bisa dia bisa hilang kendaliseperti itu?“Ma-maafsoal semalam, aku mabuk dan tidak sadar berbuat seperti itu padamu,” gumamAleeka. “Tidakmasalah, tapi kedepannya kamu tidak boleh mabuk jika tidak bersamaku,” Seanmenjawab dengan santai.Mendengarucapan Sean, Aleeka hanya bisa tersenyum miris. Kalau Aqeela tahu apa yangsudah dia lakukan. Pasti Ale
“Aqeela sayang, tidak bisa kamu pergi nanti saat kamu sudah sehat sepenuhnya,” ucap Liliana saat Aleeka pamit untuk pergi.Aleeka berbohong pada Liliana, kalau dia pergi untuk bertemu teman-teman sekolahnya dulu.Malam itu, saat hasil tes menunjukan positif, Aleeka lemas. Dia bingung harus bagaimana. Apakah dia harus merelakan bayi itu pergi tanpa lahir ke dunia, atau membesarkannya seorang diri. Tapi bagaimana, penghasilannya bahkan tidak cukup untuk membayar pengobatan ibu asuhnya.Ting!Bunyi notifikasi muncul, ada chat masuk dari Aqeela.[Jangan telat, aku tunggu di hotel dekat bandara sesuai perjanjian kita, besok.]Perjanjian antara Aleeka dan Aqeela akhirnya akan berakhir. Usaha Aqeela untuk menjadi model ternama di Paris tidak membuahkan hasil, membuat Aqeela kembali lebih cepat dari perjanjian awal.Aleeka membalas pesan itu, dan mulai bersiap. Fokus Aleeka saat ini untuk segera pergi dari kediaman Genaaro, pergi sejauh mungkin dari Aqeela dan Sean. Dia harus menyembunyikan k
Aleeka bernapas lega kembali menghirup udara di negara Singapura, tempat dia tumbuh dari bayi hingga sekarang ini, taksi yang membawanya sudah sampai di gedung apartemen yang selama ini ditinggalinya dengan ibu asuhnya. “Akhirnya aku pulang” Aleeka menarik napas dalam dan menghembuskanya perlahan, menatap tatanan kota yang dirindukanya. Aleeka tinggal di lantai sepuluh gedung tersebut, flatnya terdiri dari 2 lantai, dengan kamar pribadi Aleeka berada di lantai atas. Apartemen itu sebenarnya pemberian dari ayah kandungnya, Darius Widjaya. Ting Lift yang membawa Aleeka telah sampai di lantai yang di tuju, Aleeka buru-buru mengeluarkan kunci dan membuka pintunya. “Nancy..” teriak Aleeka tak sabar ingin memeluk ibu asuhnya tersebut. Seorang wanita paruh baya dengan tubuh kurus keluar dari salah satu kamar, Aleeka langsung memeluk Nancy dengan rasa haru, betapa dia merindukan sosok wanita yang merawat dan membesarkanya dari bayi dengan penuh kasih sayang, bahkan Nancy tidak menikah han
Aleeka terlihat gugup saat dirinya ditempatkan di ruang IGD, menunggu dokter yang akan memeriksanya tiba, dia bahkan tak menyadari saat Gibran, pemuda yang menolongnya berpamitan untuk pergi. Hanya Nancy yang mengucapkan terimakasih pada Gibran sebelum pria berwajah tampan itu meninggalkan rumah sakit.“Aleeka, kau baik-baik saja kan selama di Jakarta sana? Mengapa aku merasa kau terlihat lebih pucat dan lemah setelah kembali dari sana?” Nancy mengusap lembut lengan Aleeka penuh kasih, dia benar-benar mengkhawatirkan kondisi Aleeka saat ini.“Nancy, aku... ehm.. begini Nancy... sebenarnya aku-“Belum sempat Aleeka menyelesaikan kalimatnya, dokter yang di tunggu pun tiba. Gadis berusia 23 tahun itu pun mengikuti arahan sang dokter yang memeriksanya, hingga dokter tersebut menyarankan dirinya untuk memeriksakan diri ke dokter obgyn.Aleeka sebenarnya sudah tau apa yang akan dikatakan oleh dokter, namun karena Nancy berkeras untuk menuruti semua anjuran dokter, maka mereka pun kini suda
“Apa yang sudah kau lakukan Aleeka? kau membuat kekacauan disini! sudah kukatakan jaga sikapmu! Jangan pernah mendekati apalagi merayu calon suamiku, tapi apa nyatanya hah?! Kau membuat semua rencanaku jadi berantakan” Suara Aqeela langsung terdengar nyaring begitu Aleeka menggeser tombol hijau di ponselnya, sampai-sampai dia harus menjauhkan benda tersebut dari telinganya. “Apa maksudmu Aqeela?! Bukankah aku sudah menuruti semua yang kau pinta? Dan kini tolong tepati kata-katamu! Menjauhlah! Dan JANGAN KAU GANGGU HIDUPKU LAGI!” Aleeka kesal atas semua tuduhan Aqeela, terlebih dia merasa sudah berkorban menghabiskan waktunya selama satu bulan untuk menuruti kemauan kakak kembarnya itu. “Dengan Aleeka aku tidak akan-“ “Kau yang seharusnya mendengarkan aku Aqeela, jangan kau anggap diriku lemah hanya karena papa dan mama selalu ada di pihakmu. Berhentilah menjadi anak manja yang sellau mengandalkan ornag lain untuk mendapatkan semua yang kau inginkan! Aku sudah tidak sudi lagi menur
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William