“Sepertinya kita berada dalam pesawat nak”Gibran cepat menoleh ke arah suara yang dikenalnya, dilihatnya ayahnya sedang duduk tak jauh dari dirinya dengan tangan dan kaki terikat.“Papa? Mengapa kau ada disini? apa yang terjadi?”“Seseorang membawa kita, entah kemana tujuanya”“Seseorang? Siapa?” Gibran memicingkan matanya, merasa curiga pada ayahnya, bahwa ayahnya memiliki musuh dan melibatkan dirinya yang tidak tau menahu akan permasalahan tersebut.“Dia adalah kakeknya Sean, sahabatmu itu”“Kakek Sean?” ualngnya.Pikiran Gibran langsung tertuju pada Aleeka, dan sedikit mengerti maksud dari penangkapan dirinya dan sang ayah.“Jadi mereka sudah mengetahui bahwa kau menculik Aleeka? dan kini mereka juga menangkapku karena perbuatanmu itu?”“Mereka juga menangkapmu karena kau malah membawa lari Aleeka ke Paris”Gibran menghembuskan napasnya kasar, dia teringat bahwa dia merencanakan pernikahanya dengan Aleeka yang seharusnya terjadi hari ini.“Mengapa kau begitu amat ceroboh Gibran?!
Saat pesawat pribadi milik Zain telah sampai di Italia, saat itu Jerome dan Arik masih berada di rumah sakit dan menunggui Aqeela yang mereka duga adalah Aleeka.“Siapa suami pasien?”Seorang pria berpakaian serba putih keluar ruangan dan menanyakan suami dari Aqeela, membuat Jerome dan Arik saling berpandangan.“Kami bukan suaminya dokter, tapi kami adalah keluarganya” Arik yang akhirnya menjawab.“Baiklah tuan-tuan, pasien dan bayinya berhasil selamat, tapi pasien harus bedrest, karena kondisi janinya lemah”“Baik dok, kami akan memperhatikan hal tersebut, apakah sekarang kami sudah boleh melihatnya?”Dokter pun mempersilahkan Arik dan Jerome untuk masuk ke dalam ruangan tempat Aqeela dirawat. Sementara beberapa orang anak buah Arik berjaga di depan pintu.Aqeela sudah sadarkan diri pada saat Jerome dan Arik masuk ke ruangan, wajah Aqeela langsung memucat melihat kehadiran Jerome. Aqeela langsung teringat dia telah kabur dari rumah sakit yang dijaga ketat oleh adik kandung Sean itu.
“Dad, apa yang sedang direncanakan oleh grandpa sebenarnya? Aku sungguh penasaran”Sean berjalan bersisian dengan Patricia yang menggandeng lenganya, sedangkan William berjalan didepan mereka. Saat ini ketiganya telah sampai di tempat tujuanya, sebuah bangunan kuno menjulang megah dengan disekelilingnya dibatasi tembok tinggi, dari jauh itu terlihat seperti sebuah benteng pada jaman perang, namun jika kita masuk dari gerbang utama, maka kita akan menemui sebuah taman nan asri, dengan kolam ikan memanjang seolah itu adalah rumah bertema kekeluargaan yang kental.Membuka pintu utama gedung itu kita akan disuguhkan pemandangan menakjubkan dari ruang tamu yang tertata sangat artisrik dan elegan, masuk lebih jauh lagi, didalamnya ada ruang-ruang yang difungsikan sebagai kantor, dan ada juga ruang pengawas di lantai dua, karena seluruh gedung itu dipasang CCTV.Namun jika kita turun ke ruang bawah tanah, aura mengerikan akan langsung menyergap, membuat siapapun yang berada disana bergidik
Berbeda halnya dengan Patricia, dia menatap Adi dengan tatapan rumit yang tak bisa dimengerti. Namun Adi hanya melirik sekilas padanya.“Ardian... aku sudah lama mencarimu, kau menghilang begitu saja pada hari pernikahanku”Dengan suara bergetar, William membuka percakapan antara mereka, Adi memalingkan wajahnya kearah lain, kedua tanganya terkepal dibawa meja.“Ardian.. apa... kau marah padaku? Sungguh aku tidak tau bahwa kau juga mencintai Patty, jika saja saat itu kau berterus terang padaku, sudah pasti aku akan membunuh perasaanku sendiri dan menolak perjodohan ini”Mendengar ucapan suaminya, Patricia langsung memalingkan wajahnya, menatap tajam ke arah William, namun sesaat kemudian dia kembali ke posisi semula dan menundukan kepalanya, namun gerakan kecil itu tertangkap mata Adi, yang merasa kesal dan ada nyeri didadanya saat William menyebut nama Patricia dengan panggilan Patty. Dulu saat menjadi kekasihnya, panggilan itu hanya untuk Adi.“William, kau pikir dengan menangkap da
Beberapa pria dengan wajah tertutup masker memasuki ruangan, mereka melemparkan sesuatu yang membuat ledakan kecil dan asap tebal dimana-mana.“Hahaha..... William, kau pikir aku tidak memperhitungkan bahwa hari ini akan datang? Aku sudah mengetahui dan mempelajari cara kerja kalian, dan juga tentang markas rahasia ini, aku sudah mengetahuinya sejak lama, jauh sebelum kau mengenal Patricia”Adi menyeringai sambil menoleh ke belakang, terlihat olehnya William dan Sean sedang berusaha melindungi Patricia dan juga Zain dari serangan anak buahnya. Dengan cepat Adi masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan, sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan persenjataan dan juga dilapisi anti peluru. Adi sudah memperhitungkan segalanya untuk membalaskan sakit hatinya.“Dimana anak buahmu Alvaro? Mengapa mereka lama sekali menyelamatkan putraku?” Adi menoleh ke arah pria berambut pirang yang sedang menyetir mobil.“Sabar Tuan Ardian, tangan kananku tak pernah mengecewakan, dia pasti berhasil membawa T
Aleeka terbangun, dia mengerjapkan matanya, kepalanya terasa berat, entah berapa lama dia tertidur atau mungkin pingsan. Karena saat ini dia merasa terbangun di tempat asing. Hal terakhir yang dia ingat adalah dia dibawa ke sebuah rumah besar dan mewah yang merupakan kediaman utama keluarga Genaaro di Sisilia. Aleeka juga ingta bahwa dia ditempatkan di sebuah kamar tamu yang lumayan besar, kamar yang di dominasi warna putih dan cream. Namun saat ini dia terbangun di kamar berbeda, Aleeka juga tidak mengingat kapan dia pindah kamar.“Dimana aku?” gumamnya.Bau desinfektan yang kuat kini tercium olehnya, Aleeka pun langsung mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan.“Ini? seperti ruangan di rumah sakit”Aleeka masih berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ini terhadap dirinya, namun dia hanya tau bahwa hal terakhir yang diingatnya adalah dia sedang beristirahat di salah satu kamar tamu di mansion keluarga Genaaro.“Kenapa aku berada di rumah sakit sekarang? apa yang terjadi dengank
Sudah 3 hari Aleeka di rumah sakit tanpa ada sanak keluarga yang menjenguknya, sedangkan dia tau bahwa Felisha dan Darius hampir setiap hari datang untuk melihat keadaan Aqeela yang dirawat di sebelah ruanganya. Aleeka juga yakin bahwa kedua orangtuanya mengetahui bahwa dirinya pun di rawat di rumah sakit yang sama denga kakak kembarnya, karena rumah sakit ini milik ayahnya, dan ibunya adalah salah seorang dokter disana.Aleeka beberapa kali mencoba menghubungi Nancy, namun sayang nomornya selalu tidak aktip, hanya petugas operator yang selalu menjawab panggilanya.“Apa Nancy baik-baik saja? aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu Nancy, please jawab panggilanku”Saat dirinya hampir putus asa karena tak dapat menghubungi Nancy, sosok yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri, pintu ruangan Aleeka tiba-tiba saja terbuka. Suara langkah sepatu wanita yang beradu dengan lantai pun bergema memenuhi ruangan yang selalu sunyi itu.“Aleeka!”Aleeka memejamkan matanya, dan menarik napa
Disebuah gedung pencakar langit, tepatnya di satu ruangan mewah, dua orang pria tengah bercakap cakap. Satu dari mereka dengan posisi duduk di kursi layaknya seorang bos, dan pria satunya berdiri menjawab semua pertanyaan dari pria yang sedang duduk.“Informasi apa yang kau dapatkan?” tanya pria yang duduk membelakangi pria yang berdiri dengan sikap segan dan menghormatinya.“Tuan besar, Klan Genaaro saat ini sedang mengalami krisis, mungkin sebentar lagi di Sisilia akan terjadi perubahan”“Apa kau sudah tau siapa yang menyebabkan klan terkuat itu menjadi tak berdaya untuk saat ini?”“Kami masih menyelidiki hal ini tuan besar, tapi sepertinya ini adalah ulah dari orang dalam mereka sendiri”“Hahaha... Ini cukup menarik. Saat ini klan terkuat masih dipegang oleh keluarga Genaaro, yang hampir menguasai seluruh aspek perdagangan ilegal disana, bahkan mereka juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat, aku jadi penasaran siapa yang telah menggoyahkan posisi William”“Anda benar sekali