Rahasia Keluarga Mafia
Lara, seorang remaja berusia 16 tahun, menjalani kehidupan biasa hingga suatu hari ia menemukan kotak kayu tua yang mengungkap masa lalu gelap ayahnya sebagai anggota mafia. Terjerat dalam dunia berbahaya yang penuh rahasia dan ancaman, Lara, bersama ibunya, Ratna, dan sahabatnya, Maya, harus mencari kebenaran dan menghadapi musuh yang mengintai. Dalam petualangan penuh ketegangan ini, Lara menemukan kekuatan dan keberanian yang tak pernah ia sadari. Bisakah ia menguak rahasia keluarga mafia dan melindungi orang-orang yang dicintainya?
Read
Chapter: BAB 38: Kemenangan yang ManisSetelah operasi besar yang berhasil, suasana di markas lebih ringan dari sebelumnya. Lara dan timnya merasakan lega yang dalam, mengetahui bahwa mereka telah menghancurkan jaringan kriminal terbesar yang pernah mereka hadapi. Namun, tugas mereka sebagai penjaga kota belum selesai. Suatu pagi, saat Lara sedang menyusun laporan di kantornya, Arman masuk dengan senyum lebar di wajahnya."Lara, kamu harus melihat ini," kata Arman sambil menyerahkan sebuah amplop.Lara membuka amplop itu dan menemukan surat penghargaan dari pemerintah atas keberhasilan tim mereka. "Penghargaan ini adalah untuk seluruh tim. Tanpa kalian semua, ini tidak mungkin terjadi," kata Lara dengan mata berbinar.Maya yang baru masuk mendengar percakapan itu dan tersenyum lebar. "Kita layak mendapatkannya. Kita sudah melalui banyak hal bersama."Beberapa hari kemudian, diadakan upacara penghargaan di balai kota. Tim Lara berdiri di atas panggung, menerima medali dan pujian dari para pejabat dan masyarakat. Elena juga
Last Updated: 2024-08-08
Chapter: BAB 37: Jejak Menuju KebenaranSetelah operasi global yang sukses, suasana di markas lebih tenang. Namun, Lara dan timnya tahu bahwa ketenangan ini mungkin hanya sementara. Meskipun mereka berhasil memukul mundur 'The Serpents', ancaman yang lebih besar bisa saja muncul kapan saja.Suatu pagi, saat Lara sedang menikmati secangkir kopi di ruang tamu markas, Arman mendekatinya dengan ekspresi serius.“Lara, aku baru saja mendapat telepon dari Elena. Dia bilang ada sesuatu yang kita harus lihat,” kata Arman sambil menyerahkan ponsel kepadanya.Lara melihat pesan di layar ponsel. “Ada koordinat yang dikirimkan Elena. Dia menyebutkan bahwa ini adalah lokasi penyimpanan data rahasia dari 'The Serpents'. Kita harus pergi ke sana segera.”Lara, Arman, dan Maya bergegas menuju lokasi yang diberikan Elena. Koordinat itu membawa mereka ke sebuah gudang tua di pinggiran kota. Gudang itu tampak sepi dan terbengkalai, tetapi mereka tahu bahwa penampilan bisa menipu.“Berhati-hatilah. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di
Last Updated: 2024-07-29
Chapter: BAB 36: Cahaya di Ujung TerowonganSetelah penangkapan 'The Oracle', ketegangan di kota mulai mereda. Lara dan timnya mendapat pengakuan atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam membongkar jaringan kriminal yang telah mengancam kedamaian kota. Namun, meskipun ancaman besar telah diatasi, pekerjaan mereka belum selesai.Suatu pagi, saat sinar matahari menyinari markas, Lara menerima pesan dari seseorang yang tidak terduga – seorang detektif internasional bernama Elena Rodriguez. Pesan itu berisi permintaan pertemuan mendesak.“Kenapa detektif internasional ingin bertemu dengan kita?” tanya Arman, membaca pesan di atas bahu Lara.“Aku tidak tahu, tapi sepertinya ini penting,” jawab Lara. “Mari kita temui dia dan cari tahu.”Di sebuah kafe kecil di pusat kota, Lara dan Arman bertemu dengan Elena, seorang wanita dengan penampilan tegas dan mata tajam. Dia segera membuka pembicaraan.“Lara, Arman, saya sudah mendengar banyak tentang kalian dan apa yang telah kalian capai. Pekerjaan kalian luar biasa,” kata Elena sambil me
Last Updated: 2024-07-26
Chapter: BAB 35: Bayangan Masa LaluSetelah keberhasilan besar mereka, Lara dan timnya menikmati momen damai yang jarang terjadi. Namun, Lara merasa bahwa masih ada sesuatu yang belum terselesaikan. Dia sering terjaga di malam hari, memikirkan fragmen informasi yang belum sepenuhnya terungkap.Suatu pagi, saat matahari baru saja terbit, Arman menemukan Lara duduk di balkon markas, memandangi kota yang perlahan terbangun.“Kamu tidak bisa tidur lagi?” tanya Arman sambil membawa dua cangkir kopi.Lara menghela napas dan menerima kopi dari Arman. “Aku merasa ada sesuatu yang terlewat. Semua ini terasa terlalu mudah. Viktor dan Alexei memang ancaman besar, tapi aku merasa mereka masih menyembunyikan sesuatu.”Arman menatap Lara dengan penuh perhatian. “Kamu merasa ada orang lain di balik semua ini?”Lara mengangguk. “Ya, dan kita harus mencari tahu siapa.”Di markas, Lara memutuskan untuk membuka kembali semua file dan data yang mereka kumpulkan selama ini. Maya dan Arman membantunya, meneliti setiap detail dengan cermat.“
Last Updated: 2024-07-24
Chapter: BAB 34: Di Balik TiraiSetelah berhasil menangkap Viktor Ivanov dan mengumpulkan cukup bukti untuk menghubungkannya dengan ‘The Serpents’, Lara dan timnya merasa sedikit lega. Namun, mereka tahu bahwa ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Ada lebih banyak hal yang harus diungkap dan musuh-musuh yang harus dihadapi.Di markas, Lara dan Arman sedang memeriksa data yang mereka dapatkan dari komputer Viktor. Maya bergabung dengan mereka, membawa laporan hasil analisisnya.“Data ini menunjukkan bahwa Viktor bukanlah satu-satunya pemain besar di sini,” kata Maya. “Ada beberapa nama lain yang terkait dengan operasi ‘The Serpents’. Mereka semua adalah orang berpengaruh dengan sumber daya yang sangat besar.”Arman menyipitkan matanya sambil melihat layar. “Jadi, kita hanya menyingkirkan salah satu kepala dari banyak kepala. Kita perlu mengincar semua pemimpin ini untuk benar-benar menghentikan mereka.”Lara mengangguk setuju. “Kita harus menyusun rencana yang lebih besar. Kita perlu mengidentifikasi semua target d
Last Updated: 2024-07-24
Chapter: BAB 33: Mencari JawabanBeberapa hari setelah operasi sukses melumpuhkan markas utama ‘The Serpents’, markas Lara dan timnya kembali ke rutinitas biasa. Namun, Lara tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa sesuatu yang besar masih mengintai di luar sana. Pagi itu, Lara menemukan Arman sedang membaca laporan di ruang briefing. “Ada yang baru?” tanya Lara sambil duduk di sebelah Arman.Arman menggeleng. “Tidak banyak. Hanya laporan rutin. Tapi ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, kan?”Lara menatap layar dengan mata penuh tekad. “Aku merasa kita hanya menggaruk permukaan. ‘The Serpents’ terlalu terorganisir untuk sebuah kelompok yang baru saja muncul. Mereka pasti memiliki dukungan besar dari belakang.”Arman mengangguk setuju. “Mungkin kita harus menggali lebih dalam. Cari tahu siapa yang benar-benar menarik tali di balik layar.”Di malam harinya, Lara dan Arman duduk di ruang kerja mereka, menganalisis data dari operasi sebelumnya. Mereka memutuskan untuk fokus pada jejak keuangan dan komunikasi dari para
Last Updated: 2024-07-20
Chapter: BAB 9: Jejak yang TerhapusPagi itu, suasana kantor terasa lebih tenang di permukaan, tapi gue bisa merasakan ketegangan yang bersembunyi di balik setiap pandangan dan gerakan orang-orang. Semua terlihat bekerja seperti biasa, tapi gue tahu mereka masih resah setelah apa yang terjadi dengan peretasan dan kabar buruk yang menyebar tentang kemungkinan ancaman yang lebih besar.Gue tiba di kantor lebih awal dari biasanya, merasa lebih baik setelah tidur semalam. Meskipun sempat terbangun beberapa kali dengan pikiran tentang Alma dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya, setidaknya gue merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi hari ini. Gue langsung menuju ruangan gue, berharap Bima udah ada di sana seperti yang dijanjikannya kemarin. Dan benar aja, dia udah duduk di kursi tamu dengan wajah serius.“Gue nemuin sesuatu,” kata Bima begitu gue masuk. Dia menggeser laptopnya ke arah gue, menunjukkan beberapa laporan dari tim IT.Gue berjalan mendekat dan menatap layar. “Apa ini?”“Kita dapet jejak aktivitas tambahan d
Last Updated: 2024-09-08
Chapter: BAB 8: Ketukan di Tengah MalamMalam itu terasa sunyi di apartemen gue. Setelah berbicara dengan Bima, gue memutuskan untuk menutup laptop dan mengambil waktu buat diri sendiri. Gue pesan makanan dari restoran favorit gue dan menonton film untuk melepas penat. Semuanya berjalan biasa aja—sampai terdengar ketukan keras di pintu apartemen gue, membuat gue melompat dari sofa.Ketukan itu terdengar tergesa-gesa, seperti orang yang panik atau marah. Jantung gue berdetak lebih cepat, otak gue otomatis berpikir kalau ini sesuatu yang buruk. Siapa yang akan datang jam segini?Gue berjalan ke pintu dengan sedikit ragu. Ketika gue buka pintu, gue langsung tersentak. Di depan gue berdiri seorang wanita dengan wajah tegang, rambutnya acak-acakan, dan bajunya terlihat kotor seperti habis lari seharian. Dia menarik napas berat, seolah berusaha menenangkan dirinya sendiri.“Lo... lo harus bantuin gue,” kata wanita itu dengan suara terengah-engah, air mata mulai mengalir di pipinya.Gue menatapnya dengan bingung. “Maaf, lo siapa?”
Last Updated: 2024-09-07
Chapter: BAB 7: Membangun KembaliPagi itu, kantor mulai terasa sedikit lebih ringan setelah ketegangan yang panjang. Sudah hampir seminggu sejak penangkapan Rian dan pengungkapan dalang sebenarnya di balik semua sabotase. Meski kepercayaan publik terhadap perusahaan sudah mulai pulih, tantangan baru tetap ada, dan beban untuk memperbaiki kerusakan besar masih ada di pundak gue dan Bima.“Gue rasa kita udah bisa bernapas sedikit lebih lega,” ujar Bima sambil berjalan masuk ke ruang rapat pagi itu. Tapi sorot matanya, meski hangat, tetap mengandung sedikit kekhawatiran.“Yah, lega mungkin, tapi ini belum selesai sepenuhnya, Bim,” jawab gue, melihat dokumen-dokumen yang tersebar di depan gue. “Masih ada beberapa klien besar yang ragu untuk melanjutkan kerja sama. Mereka butuh jaminan bahwa kita udah memperbaiki semuanya.”Dia mengangguk, mengerti maksud gue. Peretasan kemarin gak cuma menyebabkan kerugian finansial, tapi juga menimbulkan keraguan yang mendalam terhadap integritas sistem keamanan kami. Dan sekarang, semu
Last Updated: 2024-09-06
Chapter: BAB 6: Musuh di Dalam BayanganPagi itu, suasana di kantor terasa tegang. Semua orang tahu ada sesuatu yang besar sedang terjadi, tapi gak ada yang berani bertanya. Gue dan Bima sudah mempersiapkan tim untuk menghadapi segala kemungkinan. Kami mengadakan rapat darurat dengan semua kepala divisi."Tim, kita baru saja mendapat informasi dari pihak berwenang bahwa ada dalang di balik peretasan ini," kata Bima membuka rapat. "Kita harus ekstra waspada dan pastikan setiap langkah yang kita ambil terjaga keamanannya."Gue melanjutkan, "Mulai hari ini, semua komunikasi internal harus melalui jalur aman. Jangan ada informasi penting yang keluar dari sini tanpa izin. Kita harus temukan siapa dalang ini sebelum mereka melakukan kerusakan lebih besar."Setelah rapat selesai, gue kembali ke meja gue dan mulai menganalisis data yang kami miliki. Gue merasa ada sesuatu yang belum terungkap, sesuatu yang menghubungkan semua kejadian ini.Tiba-tiba, Nia datang dengan wajah pucat. "Dita, lo harus lihat ini," katanya sambil menyerah
Last Updated: 2024-08-08
Chapter: BAB 5: Rahasia yang TerbongkarPagi itu, gue baru aja selesai siap-siap untuk ke kantor. Tiba-tiba, handphone gue bergetar keras. Telepon dari Bima. Gue segera menjawabnya, suara Bima terdengar panik di ujung sana."Dita, lo harus datang ke kantor secepatnya. Ada sesuatu yang gawat banget terjadi," katanya cepat tanpa menjelaskan lebih lanjut.Jantung gue langsung berdebar. "Oke, gue segera ke sana," jawab gue sambil langsung berlari keluar rumah dan memanggil ojek online.Perjalanan ke kantor terasa lama banget, meski kenyataannya hanya beberapa menit. Pikiran gue dipenuhi dengan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Begitu sampai, gue langsung berlari masuk ke kantor dan menuju ruangan Bima.Pas gue masuk ke ruangan Bima, gue lihat dia sedang berdiri dengan wajah tegang di depan layar komputer. "Bima, ada apa?" tanya gue sambil berusaha mengatur napas.Bima menunjuk ke layar. "Lo harus lihat ini, Dita. Ini lebih dari sekadar peretasan."Gue mendekat dan melihat layar. Di sana ada rekaman CCTV dari kantor ki
Last Updated: 2024-08-08
Chapter: BAB 4: Temuan MengejutkanPagi itu, gue datang ke kantor lebih awal dari biasanya. Gue masih merasa euforia dari kesuksesan makan malam dengan klien semalam. Gue duduk di meja gue, mulai menyalakan laptop, dan langsung sibuk dengan persiapan presentasi mingguan.Namun, baru beberapa menit bekerja, tiba-tiba Nia, sahabat gue di kantor, datang dengan wajah panik. "Dita, lo harus liat ini sekarang!" katanya sambil menyeret gue ke ruangannya."Nia, ada apa sih?" tanya gue bingung, sambil berusaha mengikuti langkah cepatnya."Ini serius, lo harus liat sendiri," jawab Nia sambil menunjukkan layar komputernya.Di layar itu, gue melihat sebuah email yang baru saja masuk dari salah satu tim IT. Judulnya bikin jantung gue langsung berdebar kencang: "URGENT: Data Breach Alert."Gue langsung baca email itu dengan cepat. Isinya memberitahu bahwa ada upaya peretasan ke sistem kita semalam, dan beberapa data penting proyek kita berpotensi bocor."Astaga, ini gawat banget," kata gue sambil menatap Nia dengan cemas. "Kita haru
Last Updated: 2024-07-29