Setelah berhasil menangkap Viktor Ivanov dan mengumpulkan cukup bukti untuk menghubungkannya dengan ‘The Serpents’, Lara dan timnya merasa sedikit lega. Namun, mereka tahu bahwa ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Ada lebih banyak hal yang harus diungkap dan musuh-musuh yang harus dihadapi.Di markas, Lara dan Arman sedang memeriksa data yang mereka dapatkan dari komputer Viktor. Maya bergabung dengan mereka, membawa laporan hasil analisisnya.“Data ini menunjukkan bahwa Viktor bukanlah satu-satunya pemain besar di sini,” kata Maya. “Ada beberapa nama lain yang terkait dengan operasi ‘The Serpents’. Mereka semua adalah orang berpengaruh dengan sumber daya yang sangat besar.”Arman menyipitkan matanya sambil melihat layar. “Jadi, kita hanya menyingkirkan salah satu kepala dari banyak kepala. Kita perlu mengincar semua pemimpin ini untuk benar-benar menghentikan mereka.”Lara mengangguk setuju. “Kita harus menyusun rencana yang lebih besar. Kita perlu mengidentifikasi semua target d
Setelah keberhasilan besar mereka, Lara dan timnya menikmati momen damai yang jarang terjadi. Namun, Lara merasa bahwa masih ada sesuatu yang belum terselesaikan. Dia sering terjaga di malam hari, memikirkan fragmen informasi yang belum sepenuhnya terungkap.Suatu pagi, saat matahari baru saja terbit, Arman menemukan Lara duduk di balkon markas, memandangi kota yang perlahan terbangun.“Kamu tidak bisa tidur lagi?” tanya Arman sambil membawa dua cangkir kopi.Lara menghela napas dan menerima kopi dari Arman. “Aku merasa ada sesuatu yang terlewat. Semua ini terasa terlalu mudah. Viktor dan Alexei memang ancaman besar, tapi aku merasa mereka masih menyembunyikan sesuatu.”Arman menatap Lara dengan penuh perhatian. “Kamu merasa ada orang lain di balik semua ini?”Lara mengangguk. “Ya, dan kita harus mencari tahu siapa.”Di markas, Lara memutuskan untuk membuka kembali semua file dan data yang mereka kumpulkan selama ini. Maya dan Arman membantunya, meneliti setiap detail dengan cermat.“
Setelah penangkapan 'The Oracle', ketegangan di kota mulai mereda. Lara dan timnya mendapat pengakuan atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam membongkar jaringan kriminal yang telah mengancam kedamaian kota. Namun, meskipun ancaman besar telah diatasi, pekerjaan mereka belum selesai.Suatu pagi, saat sinar matahari menyinari markas, Lara menerima pesan dari seseorang yang tidak terduga – seorang detektif internasional bernama Elena Rodriguez. Pesan itu berisi permintaan pertemuan mendesak.“Kenapa detektif internasional ingin bertemu dengan kita?” tanya Arman, membaca pesan di atas bahu Lara.“Aku tidak tahu, tapi sepertinya ini penting,” jawab Lara. “Mari kita temui dia dan cari tahu.”Di sebuah kafe kecil di pusat kota, Lara dan Arman bertemu dengan Elena, seorang wanita dengan penampilan tegas dan mata tajam. Dia segera membuka pembicaraan.“Lara, Arman, saya sudah mendengar banyak tentang kalian dan apa yang telah kalian capai. Pekerjaan kalian luar biasa,” kata Elena sambil me
Setelah operasi global yang sukses, suasana di markas lebih tenang. Namun, Lara dan timnya tahu bahwa ketenangan ini mungkin hanya sementara. Meskipun mereka berhasil memukul mundur 'The Serpents', ancaman yang lebih besar bisa saja muncul kapan saja.Suatu pagi, saat Lara sedang menikmati secangkir kopi di ruang tamu markas, Arman mendekatinya dengan ekspresi serius.“Lara, aku baru saja mendapat telepon dari Elena. Dia bilang ada sesuatu yang kita harus lihat,” kata Arman sambil menyerahkan ponsel kepadanya.Lara melihat pesan di layar ponsel. “Ada koordinat yang dikirimkan Elena. Dia menyebutkan bahwa ini adalah lokasi penyimpanan data rahasia dari 'The Serpents'. Kita harus pergi ke sana segera.”Lara, Arman, dan Maya bergegas menuju lokasi yang diberikan Elena. Koordinat itu membawa mereka ke sebuah gudang tua di pinggiran kota. Gudang itu tampak sepi dan terbengkalai, tetapi mereka tahu bahwa penampilan bisa menipu.“Berhati-hatilah. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di
Setelah operasi besar yang berhasil, suasana di markas lebih ringan dari sebelumnya. Lara dan timnya merasakan lega yang dalam, mengetahui bahwa mereka telah menghancurkan jaringan kriminal terbesar yang pernah mereka hadapi. Namun, tugas mereka sebagai penjaga kota belum selesai. Suatu pagi, saat Lara sedang menyusun laporan di kantornya, Arman masuk dengan senyum lebar di wajahnya."Lara, kamu harus melihat ini," kata Arman sambil menyerahkan sebuah amplop.Lara membuka amplop itu dan menemukan surat penghargaan dari pemerintah atas keberhasilan tim mereka. "Penghargaan ini adalah untuk seluruh tim. Tanpa kalian semua, ini tidak mungkin terjadi," kata Lara dengan mata berbinar.Maya yang baru masuk mendengar percakapan itu dan tersenyum lebar. "Kita layak mendapatkannya. Kita sudah melalui banyak hal bersama."Beberapa hari kemudian, diadakan upacara penghargaan di balai kota. Tim Lara berdiri di atas panggung, menerima medali dan pujian dari para pejabat dan masyarakat. Elena juga
Lara sedang membereskan gudang rumahnya pada suatu siang yang panas di Jakarta. Gudang itu penuh dengan barang-barang lama yang sudah tidak terpakai lagi, dan Ratna, ibunya, memintanya untuk membersihkan beberapa bagian yang sudah terlalu berdebu. Lara mengangkat satu per satu kotak kardus dan meletakkannya di sudut lain ruangan.Saat sedang memindahkan sebuah kardus besar, dia menemukan sebuah kotak kayu tua yang terkunci. Kotak itu tersembunyi di bawah tumpukan kain-kain tua dan buku-buku usang. Dengan rasa penasaran, dia mengeluarkan kotak itu dan membawanya ke ruang tamu."Bu, ini apa sih?" tanya Lara sambil memegang kotak kayu tersebut. "Kok kelihatan kayak kotak rahasia gitu?"Ratna, yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku, menoleh dan melihat kotak itu. Wajahnya tiba-tiba berubah pucat. "Dari mana kamu dapat kotak itu, Lara?""Di gudang, di bawah tumpukan barang-barang lama. Aku penasaran, ada apa di dalamnya?"Ratna menghela napas panjang dan menatap Lara dengan ta
Hari-hari setelah penemuan kotak kayu itu dipenuhi dengan rasa penasaran dan kegelisahan bagi Lara. Setiap kali dia melihat kotak itu, pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang ayahnya. Siapakah sebenarnya Fajar? Kenapa dia terlibat dalam dunia mafia? Dan mengapa rahasia ini disembunyikan darinya selama ini?Suatu pagi, di sekolah, Lara bertemu dengan sahabatnya, Maya, di kantin."Lara, kamu kelihatan nggak tenang belakangan ini. Ada apa?" tanya Maya sambil menyesap jus jeruknya.Lara menarik napas dalam-dalam dan menceritakan semuanya. Tentang kotak kayu, foto-foto, dan rahasia yang diungkapkan ibunya."Jadi, ayahmu dulu mafia? Gila, Lara. Ini kayak di film!" kata Maya dengan mata terbuka lebar."Iya, tapi ini nyata, May. Aku nggak tahu harus bagaimana. Aku mau tahu lebih banyak, tapi Ibu nggak mau cerita lebih jauh," jawab Lara dengan wajah serius."Kita harus cari tahu sendiri. Kita mulai dari mana?" Maya terlihat antusias, seolah-olah mereka sedang merencanakan petualangan besar.
Malam itu, setelah berjam-jam terjaga, Lara akhirnya terlelap dengan pikiran penuh kekhawatiran. Keesokan paginya, dia terbangun dengan tekad baru. Dia tahu bahwa menemukan kebenaran adalah satu-satunya cara untuk melindungi keluarganya dan mungkin menemukan kedamaian bagi dirinya sendiri.Sepulang sekolah, Lara dan Maya kembali ke rumah Lara untuk berdiskusi lebih lanjut tentang langkah berikutnya."Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang Riko dan bagaimana dia terlibat dengan ayahmu," kata Maya, membuka laptopnya."Iya, tapi di mana kita mulai? Ini bukan sesuatu yang bisa kita temukan di Google," jawab Lara, merasa putus asa."Tunggu sebentar. Bagaimana kalau kita mulai dari artikel lama atau berita tentang kejadian kriminal di masa lalu? Mungkin ada petunjuk tentang Riko di sana," saran Maya.Lara mengangguk setuju. Mereka mulai mencari artikel lama tentang kejahatan di Jakarta pada tahun 90-an, terutama yang terkait dengan nama Fajar atau keluarga mafia lainnya. Setelah beber