Chapter: Mimpi yang SamaSenja kini kembali ke peraduannya, di gantikan oleh kegelapan yang kini menguasai. Namun, gemerlap bintang-bintang dan sinar rembulan mampu menyaingi gelapnya malam.Kini, semua insan telah mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah seharian beraktivitas, dan larut dalam mimpinya masing-masing.Tidak terkecuali, Dewi yang kini larut dalam mimpi yang sama dengan mimpinya yang lalu."Kok aku seperti mengenali tempat ini ya? ini di mana, kok familiar sekali?" ucap Dewi pada dirinya sendiri."Tunggu, bukannya ini tempat Dewa ya? tapi kok aku bisa ke sini lagi? Tidak mungkin kan orang akan memimpikan sesuatu yang sama untuk kesekian kalinya. Apa ini kebetulan, ataukah memang ada dunia lain? ataukah aku memang kembali ke sebuah sejarah di masa lalu? huuuffttt ini membuatku bingung saja. Ya sudahlah, aku akan berkeliling di tempat ini duluh. Siapa tahu ketemu sesuatu yang bisa aku jadikan petunjuk, mengapa aku bisa bermimpi seperti ini," ucap Dewi sambil berjalan
Terakhir Diperbarui: 2021-05-08
Chapter: DilemaSetelah berendam, kini mereka pergi memakai pakaian masing-masing. Namun, saat ingin memakai pakaian, Dewi pun bingung. Soalnya dia tidak memiliki baju selain yang di kenakan sekarang, dia makin bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Masa ia bajunya harus kering di badan, kan nggak lucu.Dia pun menuju ke tempat Dewa dan menanyakan apakah ada pakaian yang bisa ia kenakan."Dewa, apa di sini ada pakaian yang bisa aku kenakan? Aku tidak memiliki pakaian lagi selain yang ku kenakan sekarang," tanya Dewi dengan panik."Hei, mengapa kamu panik? Kemarilah biar aku tunjukkan sesuatu padamu," jawab Dewa dengan tersenyum sambil membawa Dewi ke kamarnya."Mengapa kita kesini?" tanya Dewi ragu-ragu."Tenang saja, aku tidak akan macam-macam. Aku hanya akan menunjukkan ini padamu," jawab Dewa dengan antusias sambil membuka lemari."Waaa pakaian-pakaian ini indah sekali. Eh, tapi tunggu, mengapa banyak sekali pakaian perempuan di sini?" tanya Dewi sekali
Terakhir Diperbarui: 2021-05-08
Chapter: Aku MencintaimuSetiap saat dalam hidup ini, Dewa ingin selalu berada di dekat Dewi. Dia tidak mau melepaskannya walau hanya sedetik saja.Itulah yang Dewa inginkan dalam hidupnya. Bisa bersama dengan Dewi selamanya adalah sebuah harapan terbesar dalam hidupnya.Dia tidak pernah membayangkan bagaimana hidupnya bila suatu saat Dewi hilang dari kehidupannya. Dia sangat mencintainya lebih dari hidupnya sendiri."Dewi, apakah kamu mau hidup denganku selamanya?" tanya Dewa tiba-tiba."Mengapa kamu menanyakan hal seperti itu Dewa," tanya Dewi balik."Aku hanya takut, bila suatu hari nanti kamu pergi dari hidupku," jawab Dewa dengan wajah lesuh dan sedih.Dewi pun di landa kecemasan. pasalnya, dia bukan berasal dari negeri ini. Dan tempat ini bukanlah tempatnya, karena dia berasal dari masa depan.Bagaimana mungkin dua generasi yang berbeda bisa bersatu, itu sangat mustahil.Dia tidak tahu saja, kalau ini adalah bumi di zaman duluh. Sebuah zaman yang j
Terakhir Diperbarui: 2021-04-30
Chapter: Negeri dalam Mimpi"Dewaaaa, kamu di mana? Aku takut," teriak Dewi memanggil Dewa sambil menangis ketakutan, dan duduk di pojok lemari bersembunyi.Tadi, Dewa menyuruhnya untuk menunggu di tempat penjual barang-barang antik. Katanya, dia mau mencari makanan buat Dewi, karena dia masih lapar. Ya elah, perutnya karet kali ya, hehehe.Tapi, di saat Dewi menunggu Dewa, ada segerombolan penjahat mengganggunya. Ya, katanya makmur, kok masih ada penjahat ya. Aduh, dunia dunia."Hai nona cantik, sedang apa di sini. Mengapa engkau sendirian? Kita temani main-main ya," ucap salah satu dari mereka ketawa sambil memegang tangan Dewi."Maaf pak, saya sedang menunggu teman saya," jawab Dewi tenang sambil melepaskan tangannya."Main sama kita-kita saja, kita kasih yang enak-enak. Hahahaha," kata yang lainnya lagi memegang rambut Dewi sambil tertawa."Pak, maaf ya saya sedang menunggu teman saya. Kenapa bapak-bapak ini selalu mengganggu? Saya sudah bilang saya tidak mau
Terakhir Diperbarui: 2021-04-20
Chapter: Mulai Mendengar Suara HatiHari minggu adalah hari istirahat bagi sebagian orang, begitu pula dengan Dewi.Hari minggu dia nggak ngampus, jadi dia berencana untuk jalan-jalan saja di sekitaran kompleks rumahnya.Setelah bersiap-siap, dia pun berangkat. Hari ini, dia memilih untuk jalan kaki saja. Dia ingin menghirup udara bebas setelah banyaknya problem yang telah terjadi. Apalagi jalan kaki pagi-pagi itu bagus untuk kesehatan."Kenapa ya hidupku berantakan gini? apa yang harus aku katakan pada mama? mama maafkan Lala," ucap seseorang yang Dewi tidak tau darimana asalnya."Siapa ya yang bicara? Mengapa suaranya begitu dekat?" Gumam Dewi sambil melihat sekeliling, tapi terlalu banyak orang, jadi dia sulit untuk menemukan pemilik suara itu."Aduh, uang kuliahku belum lunas lagi. Mana ujian sudah dekat, dapat uang darimana ya? Ya Tuhan, saya harus bagaimana?" suara itu muncul lagi, namun suaranya beda dari yang tadi."Waaa, orang itu pasti kaya. Mana perhiasann
Terakhir Diperbarui: 2021-04-19
Chapter: Di PutuskanHari ini adalah hari rabu, hari di mana Dewa keluar dari rumah sakit. Karena Dewi di minta oleh Bu Laras ke rumah sakit pagi ini, makanya Dewi pun bersiap-siap.Tapi karena ada kendala, mungkin dia berangkat agak siang. Karena Dewa keluar dari rumah sakit juga sore sekitar pukul 16.00.Hari ini Dewi harus menuntaskan naskahnya duluh dan harus di kirim sebelum sore untuk review.***Setelah menyelesaikan naskah, Dewi mengirimnya lalu berangkat ke rumah sakit. Di perjalanan, Dewi di telepon ole Bu Laras dan di suruh cepat-cepat ke rumah sakit. Katanya Dewa mengamuk, jadi Dewi cepat-cepat.Setelah sampai di rumah sakit, Dewi langsung menuju ke kamar Dewa. Sampai di kamarnya, Dewi sangat kaget karena di sana sudah ada Rini beserta orang tuanya."Ada apa ini tante? kok semuanya tegang gini?" tanya Dewi penasaran.Tapi tidak ada yang menjawab, Dewi melihat Bu Laras tapi dia hanya nangis. Pak Bambang juga diam saja, sementara Dewa diam
Terakhir Diperbarui: 2021-04-19
Chapter: Sebuah KejutanHari kini menjelang sore, kedua keluarga itu pun asyik bercengkerama mengenang masa mudanya.Kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka adalah kebahagiaan yang tak bisa di jelaskan dan di gambarkan oleh apa pun juga.Sementara itu, Raidi dan Rino masih bercengkerama di pinggir sungai sambil mengingat pertemuan pertama mereka. Sudah 2 hari Rino dan orang tuanya berada di kampung halamannya, kini mereka akan kembali ke kota untuk melanjutkan tugas masing masing.Setelah pamit pada nenek Siti tadi, pak Harnono, Bu Rini dan Rino pergi ke rumah pak Ridwan untuk berpamitan juga."Oh ia Wan, bagaimana dengan tawaran yang kami berikan kemarin? Apakah kamu dan Nana setuju kalau aku dan Rini membawa serta Raidi. Aku janji, aku akan menyekolahkan dia sampai berhasil. Aku juga akan menganggap dia seperti anakku sendiri," ucap pak Hartono."Jujur ya, aku sebenarnya tidak enak sama kamu Har, masak ia aku harus menambah bebanmu dengan mengizin
Terakhir Diperbarui: 2021-06-11
Chapter: I Miss YouMenunggu adalah sebuah hal yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, ketika kita menunggu kita pasti di hadpkan pada banyak sekali masalah. Entah itu rasa bosan, atau yang lain. Pagi ini, Raidi dan keluarganya sedang sibuk gotong royong membersihkan istana kecil mereka. Mereka berbagi tugas agar pekerjaan cepat selesai. Pak Ridwan dan Dimas bertugas untuk membersihkan pekarangan rumah, sedangkan Raidi dan Isda bertugas membersihkan bagian dalam rumah. Sedangkan Bu Nana bertugas untuk pergi ke pasar membeli kebutuhan sehari hari. "Ayah, ibu belum pulang ya?" Tanya Raidi. "Sebentar lagi, kan pasarnya jauh. Tunggu saja," jawab pak Ridwan sambil terus membersihkan. "Ia ayah, Rai lanjut dukuh membersihkan ya," jawab Rai lalu kembali melanjutkan tugasnya. Tidak lama setelah itu, Bu Nana pulang dari pasar dan di sambut senang oleh anak anaknya. "Yeeeeyyy ibu sudah pulang," sorak Isda gembira. Bagaimana tidak setiap
Terakhir Diperbarui: 2021-06-11
Chapter: AKU MERINDUKANMUSiang ini, Raidi pergi memetik sayur di kebunnya sendirian. Walaupun begitu, dia tetap senang melakukannya, karena dia tahu, hidup memang sangat kejam.Dengan perasaan yang gembira, dia pun mulai memetik sayuran dengan hati hati. Soalnya, kebunnya itu terbilang cukup ektrim untuk di lewati, hehehehe. Ya mau tidak mau harus berhati-hati demi menjaga keselamatan."Huuuffttt capek juga ya memetik sayur, hidup hidup, mengapa engkau serumit ini? Mengapa engkau sekejam ini pada anak yang masih belasan tahun? Tidak tahukah kamu bahwa aku sungguh capek?" Omel Raidi pada kehidupan. Emang kehidupan akan mendengarkan dan meminta maaf? Hahaha ada ada ajah deh kelakuan."Aku pergi memetik buah jambu duluh deh, soalnya aku lapar. Pasti jambu jambu di kebun sudah pada masak, soalnya terakhir kali aku datang, jambunta sudah besar besar," ucap Raidi pada dirinya sendiri.Tanpa pikir panjang, dia pun langsung menuju ke tempat pohon jambu. Dan benar saja dugaannya, ja
Terakhir Diperbarui: 2021-06-09
Chapter: Ku Harap Kita Bertemu KembaliSang fajar telah terbit menyingkirkan gelapnya malam. Raidi dan keluarganya tengah berkumpul di ruang tamu untuk merencanakan kegiatan yang akan di lalui hati ini.Mereka memamg keluarga yang sangat harmonis dan saling melengkapi. Keluarga kecil yang selalu bahagia di tengah kehidupan yang kejam. Walau demikian, mereka tetap bahagia dan semangat untuk melanjutkan hidup."Ayah, ibu, kakak, Isda aku mau ke rumah nenek Siti duluh," ucap Raidi pada keluarganya."Ia nak, hati-hati di jalan. Oh ia nak, salam sama nenek Siti, ibu sudah jarang sekali ke rumahnya," jawab Bu Nana."Baik Bu," jawab Raidi sambil pergi yang di ikuti oleh tatapan heran dari keluarganya, pasalnya Raidi akhir-akhir ini sering ke rumah nenek Siti.***"Nenek, aku pamit duluh ya. Nenek jaga diri baik-baik. Rino pasti ke sini lagi untuk menjenguk nenek kalau libur kampus."Ia nak, hati-hati di jalan. Ingat, belajar baik-baik, buat orang tuamu bangga," jawab nenek
Terakhir Diperbarui: 2021-05-05
Chapter: Bertemu untuk BerpisahKetika senja mulai mendominasi, sepasang insan sedang dalam gunda gulana. Yang satu sibuk memikirkan cara bagaimana menyampaikan sesuatu hal yang ia rasakan, sedangkan yang satu sibuk memikirkan bagaimana untuk mengatakan salam perpisahan.Di pinggir sungai, di gadis tomboy sedang duduk sambil merenung di sebuah batu besar sambil menjentikkan jarinya di air.Dari arah belakang, Rino mulai menghampiri Raidi. Dia berjalan dengan sangat hati-hati, agar Raidi tidak mengetahui kehadirannya."Oiiii, ngelamun ajah. Nanti kesambet hantu air baru tau rasa," ucap Rino mengagetkan Raidi."Astaga Rino, kamu membuatku kaget saja. Kalau aku jangrungan bagaimana? Kamu mau tanggung jawab?" Ucap sambil kesal."Ya maaf, lagian kamu sih begong ajah. Di pinggir sungai pula, kalau kesambet bagaimana?" ucap Rino membelah diri."Hmmm, ya ini adalah tempat favorit aku. Setiap ada masalah yang membuatku mau menyerah, putus asa, pasti aku ke sini. Kalau d
Terakhir Diperbarui: 2021-05-04
Chapter: Seorang Teman (2)"Nenek tau rumah Raidi di mana?" Tanya Rino pada nenek Siti."Itu yang dekat pohon bambu, kamu tinggal lurus saja. Kalau sudah nampak pohon bambu, terus ada rumah di situ, ya itulah rumah Raidi," jawab nenek Siti dari dapur."Hehehe liat saja besok, kamu akan terkejut dengan kejutan yang akan aku berikan," kata Rino pada dirinya sendiri sambil tersenyum licik.Sepanjang malam, Rino selalu memikirkan Raidi. Entah mengapa, Raidi sangat menarik perhatiannya.***Pagi pun menjelang, mentari kini menampakkan dirinya dengan bangga di atas cakrawala yang menawan.Rino kini bersiap siap untuk pergi ke rumah Raidi. Padahal, ini masih pagi, apa kata keluarga kecil itu nanti kedatangan tamu tak di kenal, kecuali Raidi. Dia kan sudah mengenalnya.Perubahan sikap Rino saat berada di kampung neneknya adalah rajin bangun pagi-pagi, yang biasanya susah di bangunkan.***"Selamat pagi semua," sapa Raidi dengan cerianya kepada keluarga ke
Terakhir Diperbarui: 2021-05-03