Beranda / Fantasi / Sang Malaikat / Mimpi yang Sama

Share

Mimpi yang Sama

Penulis: Sermiati mdk
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Senja kini kembali ke peraduannya, di gantikan oleh kegelapan yang kini menguasai. Namun, gemerlap bintang-bintang dan sinar rembulan mampu menyaingi gelapnya malam.

Kini, semua insan telah mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah seharian beraktivitas, dan larut dalam mimpinya masing-masing.

Tidak terkecuali, Dewi yang kini larut dalam mimpi yang sama dengan mimpinya yang lalu.

"Kok aku seperti mengenali tempat ini ya? ini di mana, kok familiar sekali?" ucap Dewi pada dirinya sendiri.

"Tunggu, bukannya ini tempat Dewa ya? tapi kok aku bisa ke sini lagi? Tidak mungkin kan orang akan memimpikan sesuatu yang sama untuk kesekian kalinya. Apa ini kebetulan, ataukah memang ada dunia lain? ataukah aku memang kembali ke sebuah sejarah di masa lalu? huuuffttt ini membuatku bingung saja. Ya sudahlah, aku akan berkeliling di tempat ini duluh. Siapa tahu ketemu sesuatu yang bisa aku jadikan petunjuk, mengapa aku bisa bermimpi seperti ini," ucap Dewi sambil berjalan

Sermiati mdk

Salam Literasi. Mohon saran dan kritikannya untuk membangun semangat author dalam berkarya. Terima kasih

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Malaikat   Tentang Hati

    "Mengapa engkau berpaling? apakah aku tidak baik, ataukah aku terlalu terobsesi memilikimu? katakanlah apa yang kamu inginkan agar aku perbaiki," ucap gadis itu dengan nada sedih."Aku sudah bosan sama kamu, kamu sudah tidak menarik bagiku. Aku sudah memiliki pujaan hati," jawab sang laki laki tanpa rasa bersalah."Tidak sadarkah kamu akan ucapanmu? bosan itu hanya sementara, tidak untuk selamanya," ucap sang gadis lagi."Aahhh jangan banyak omong. Pokoknya hari ini juga aku ingin mengakhiri hubungan ini," jawab si laki laki dengan tegas."Baiklah, aku bukan orang yang sempurna. Aku juga tidak bisa melarangmu memilih pasangan hidupmu, karena itulah yang akan menjadi teman hidupmu selamanya," ucap si gadis lagi dengan perasaan sedih."Ok, hari ini kita akhiri hubungan kita. Sekarang kamu bebas, aku tidak akan ikut campur lagi," jawab sang laki laki sambil tersenyum sinis."Baiklah, a

  • Sang Malaikat   Keadaan yang Menyakitkan

    Mentari telah hadir menyinari bumi, menandakan bahwa dirinya masih bersinar.Pagi ini, Dewi berencana pergi ke rumah sakit menjenguk Dewa. Walaupun sudah mantan, bukan berarti kita harus saling membenci kan"Selamat pagi mama," sapa Dewi"Selamat pagi juga sayang," jawab Bu Susan"Ma, hari ini aku mau ke rumah sakit jenguk Dewa. Mungkin aku pulang agak sore, karena aku mau ke toko buku juga," ucap Dewi pada Bu Susan."Hati-hati di jalan ya Nak, salam sama Dewa dan orang tuanya," jawab Bu Susan."Ia ma, Dewi pergi duluh," ucap Dewi lagi sambil pergi.Sepanjang perjalanan, Dewi selalu memikirkan Dewa. Mau bagaimana lagi, dia masih sayang. Tapi apa hendak di kata, takdir berkata lain, dia harus berpisah dengan kekasihnya.Sesampainya di rumah sakit, Dewi langsung menuju ke kamar Dewa. Di sana sudah ada orang tua Dewa. Dan betapa kagetnya Dewi saat sampai di kamar Dewa, soalnya Bu Laras, alias mamanya Dewa menangis. Dewi kira terjadi

  • Sang Malaikat   Di Putuskan

    Hari ini adalah hari rabu, hari di mana Dewa keluar dari rumah sakit. Karena Dewi di minta oleh Bu Laras ke rumah sakit pagi ini, makanya Dewi pun bersiap-siap.Tapi karena ada kendala, mungkin dia berangkat agak siang. Karena Dewa keluar dari rumah sakit juga sore sekitar pukul 16.00.Hari ini Dewi harus menuntaskan naskahnya duluh dan harus di kirim sebelum sore untuk review.***Setelah menyelesaikan naskah, Dewi mengirimnya lalu berangkat ke rumah sakit. Di perjalanan, Dewi di telepon ole Bu Laras dan di suruh cepat-cepat ke rumah sakit. Katanya Dewa mengamuk, jadi Dewi cepat-cepat.Setelah sampai di rumah sakit, Dewi langsung menuju ke kamar Dewa. Sampai di kamarnya, Dewi sangat kaget karena di sana sudah ada Rini beserta orang tuanya."Ada apa ini tante? kok semuanya tegang gini?" tanya Dewi penasaran.Tapi tidak ada yang menjawab, Dewi melihat Bu Laras tapi dia hanya nangis. Pak Bambang juga diam saja, sementara Dewa diam

  • Sang Malaikat   Mulai Mendengar Suara Hati

    Hari minggu adalah hari istirahat bagi sebagian orang, begitu pula dengan Dewi.Hari minggu dia nggak ngampus, jadi dia berencana untuk jalan-jalan saja di sekitaran kompleks rumahnya.Setelah bersiap-siap, dia pun berangkat. Hari ini, dia memilih untuk jalan kaki saja. Dia ingin menghirup udara bebas setelah banyaknya problem yang telah terjadi. Apalagi jalan kaki pagi-pagi itu bagus untuk kesehatan."Kenapa ya hidupku berantakan gini? apa yang harus aku katakan pada mama? mama maafkan Lala," ucap seseorang yang Dewi tidak tau darimana asalnya."Siapa ya yang bicara? Mengapa suaranya begitu dekat?" Gumam Dewi sambil melihat sekeliling, tapi terlalu banyak orang, jadi dia sulit untuk menemukan pemilik suara itu."Aduh, uang kuliahku belum lunas lagi. Mana ujian sudah dekat, dapat uang darimana ya? Ya Tuhan, saya harus bagaimana?" suara itu muncul lagi, namun suaranya beda dari yang tadi."Waaa, orang itu pasti kaya. Mana perhiasann

  • Sang Malaikat   Negeri dalam Mimpi

    "Dewaaaa, kamu di mana? Aku takut," teriak Dewi memanggil Dewa sambil menangis ketakutan, dan duduk di pojok lemari bersembunyi.Tadi, Dewa menyuruhnya untuk menunggu di tempat penjual barang-barang antik. Katanya, dia mau mencari makanan buat Dewi, karena dia masih lapar. Ya elah, perutnya karet kali ya, hehehe.Tapi, di saat Dewi menunggu Dewa, ada segerombolan penjahat mengganggunya. Ya, katanya makmur, kok masih ada penjahat ya. Aduh, dunia dunia."Hai nona cantik, sedang apa di sini. Mengapa engkau sendirian? Kita temani main-main ya," ucap salah satu dari mereka ketawa sambil memegang tangan Dewi."Maaf pak, saya sedang menunggu teman saya," jawab Dewi tenang sambil melepaskan tangannya."Main sama kita-kita saja, kita kasih yang enak-enak. Hahahaha," kata yang lainnya lagi memegang rambut Dewi sambil tertawa."Pak, maaf ya saya sedang menunggu teman saya. Kenapa bapak-bapak ini selalu mengganggu? Saya sudah bilang saya tidak mau

  • Sang Malaikat   Aku Mencintaimu

    Setiap saat dalam hidup ini, Dewa ingin selalu berada di dekat Dewi. Dia tidak mau melepaskannya walau hanya sedetik saja.Itulah yang Dewa inginkan dalam hidupnya. Bisa bersama dengan Dewi selamanya adalah sebuah harapan terbesar dalam hidupnya.Dia tidak pernah membayangkan bagaimana hidupnya bila suatu saat Dewi hilang dari kehidupannya. Dia sangat mencintainya lebih dari hidupnya sendiri."Dewi, apakah kamu mau hidup denganku selamanya?" tanya Dewa tiba-tiba."Mengapa kamu menanyakan hal seperti itu Dewa," tanya Dewi balik."Aku hanya takut, bila suatu hari nanti kamu pergi dari hidupku," jawab Dewa dengan wajah lesuh dan sedih.Dewi pun di landa kecemasan. pasalnya, dia bukan berasal dari negeri ini. Dan tempat ini bukanlah tempatnya, karena dia berasal dari masa depan.Bagaimana mungkin dua generasi yang berbeda bisa bersatu, itu sangat mustahil.Dia tidak tahu saja, kalau ini adalah bumi di zaman duluh. Sebuah zaman yang j

  • Sang Malaikat   Dilema

    Setelah berendam, kini mereka pergi memakai pakaian masing-masing. Namun, saat ingin memakai pakaian, Dewi pun bingung. Soalnya dia tidak memiliki baju selain yang di kenakan sekarang, dia makin bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Masa ia bajunya harus kering di badan, kan nggak lucu.Dia pun menuju ke tempat Dewa dan menanyakan apakah ada pakaian yang bisa ia kenakan."Dewa, apa di sini ada pakaian yang bisa aku kenakan? Aku tidak memiliki pakaian lagi selain yang ku kenakan sekarang," tanya Dewi dengan panik."Hei, mengapa kamu panik? Kemarilah biar aku tunjukkan sesuatu padamu," jawab Dewa dengan tersenyum sambil membawa Dewi ke kamarnya."Mengapa kita kesini?" tanya Dewi ragu-ragu."Tenang saja, aku tidak akan macam-macam. Aku hanya akan menunjukkan ini padamu," jawab Dewa dengan antusias sambil membuka lemari."Waaa pakaian-pakaian ini indah sekali. Eh, tapi tunggu, mengapa banyak sekali pakaian perempuan di sini?" tanya Dewi sekali

Bab terbaru

  • Sang Malaikat   Mimpi yang Sama

    Senja kini kembali ke peraduannya, di gantikan oleh kegelapan yang kini menguasai. Namun, gemerlap bintang-bintang dan sinar rembulan mampu menyaingi gelapnya malam.Kini, semua insan telah mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah seharian beraktivitas, dan larut dalam mimpinya masing-masing.Tidak terkecuali, Dewi yang kini larut dalam mimpi yang sama dengan mimpinya yang lalu."Kok aku seperti mengenali tempat ini ya? ini di mana, kok familiar sekali?" ucap Dewi pada dirinya sendiri."Tunggu, bukannya ini tempat Dewa ya? tapi kok aku bisa ke sini lagi? Tidak mungkin kan orang akan memimpikan sesuatu yang sama untuk kesekian kalinya. Apa ini kebetulan, ataukah memang ada dunia lain? ataukah aku memang kembali ke sebuah sejarah di masa lalu? huuuffttt ini membuatku bingung saja. Ya sudahlah, aku akan berkeliling di tempat ini duluh. Siapa tahu ketemu sesuatu yang bisa aku jadikan petunjuk, mengapa aku bisa bermimpi seperti ini," ucap Dewi sambil berjalan

  • Sang Malaikat   Dilema

    Setelah berendam, kini mereka pergi memakai pakaian masing-masing. Namun, saat ingin memakai pakaian, Dewi pun bingung. Soalnya dia tidak memiliki baju selain yang di kenakan sekarang, dia makin bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Masa ia bajunya harus kering di badan, kan nggak lucu.Dia pun menuju ke tempat Dewa dan menanyakan apakah ada pakaian yang bisa ia kenakan."Dewa, apa di sini ada pakaian yang bisa aku kenakan? Aku tidak memiliki pakaian lagi selain yang ku kenakan sekarang," tanya Dewi dengan panik."Hei, mengapa kamu panik? Kemarilah biar aku tunjukkan sesuatu padamu," jawab Dewa dengan tersenyum sambil membawa Dewi ke kamarnya."Mengapa kita kesini?" tanya Dewi ragu-ragu."Tenang saja, aku tidak akan macam-macam. Aku hanya akan menunjukkan ini padamu," jawab Dewa dengan antusias sambil membuka lemari."Waaa pakaian-pakaian ini indah sekali. Eh, tapi tunggu, mengapa banyak sekali pakaian perempuan di sini?" tanya Dewi sekali

  • Sang Malaikat   Aku Mencintaimu

    Setiap saat dalam hidup ini, Dewa ingin selalu berada di dekat Dewi. Dia tidak mau melepaskannya walau hanya sedetik saja.Itulah yang Dewa inginkan dalam hidupnya. Bisa bersama dengan Dewi selamanya adalah sebuah harapan terbesar dalam hidupnya.Dia tidak pernah membayangkan bagaimana hidupnya bila suatu saat Dewi hilang dari kehidupannya. Dia sangat mencintainya lebih dari hidupnya sendiri."Dewi, apakah kamu mau hidup denganku selamanya?" tanya Dewa tiba-tiba."Mengapa kamu menanyakan hal seperti itu Dewa," tanya Dewi balik."Aku hanya takut, bila suatu hari nanti kamu pergi dari hidupku," jawab Dewa dengan wajah lesuh dan sedih.Dewi pun di landa kecemasan. pasalnya, dia bukan berasal dari negeri ini. Dan tempat ini bukanlah tempatnya, karena dia berasal dari masa depan.Bagaimana mungkin dua generasi yang berbeda bisa bersatu, itu sangat mustahil.Dia tidak tahu saja, kalau ini adalah bumi di zaman duluh. Sebuah zaman yang j

  • Sang Malaikat   Negeri dalam Mimpi

    "Dewaaaa, kamu di mana? Aku takut," teriak Dewi memanggil Dewa sambil menangis ketakutan, dan duduk di pojok lemari bersembunyi.Tadi, Dewa menyuruhnya untuk menunggu di tempat penjual barang-barang antik. Katanya, dia mau mencari makanan buat Dewi, karena dia masih lapar. Ya elah, perutnya karet kali ya, hehehe.Tapi, di saat Dewi menunggu Dewa, ada segerombolan penjahat mengganggunya. Ya, katanya makmur, kok masih ada penjahat ya. Aduh, dunia dunia."Hai nona cantik, sedang apa di sini. Mengapa engkau sendirian? Kita temani main-main ya," ucap salah satu dari mereka ketawa sambil memegang tangan Dewi."Maaf pak, saya sedang menunggu teman saya," jawab Dewi tenang sambil melepaskan tangannya."Main sama kita-kita saja, kita kasih yang enak-enak. Hahahaha," kata yang lainnya lagi memegang rambut Dewi sambil tertawa."Pak, maaf ya saya sedang menunggu teman saya. Kenapa bapak-bapak ini selalu mengganggu? Saya sudah bilang saya tidak mau

  • Sang Malaikat   Mulai Mendengar Suara Hati

    Hari minggu adalah hari istirahat bagi sebagian orang, begitu pula dengan Dewi.Hari minggu dia nggak ngampus, jadi dia berencana untuk jalan-jalan saja di sekitaran kompleks rumahnya.Setelah bersiap-siap, dia pun berangkat. Hari ini, dia memilih untuk jalan kaki saja. Dia ingin menghirup udara bebas setelah banyaknya problem yang telah terjadi. Apalagi jalan kaki pagi-pagi itu bagus untuk kesehatan."Kenapa ya hidupku berantakan gini? apa yang harus aku katakan pada mama? mama maafkan Lala," ucap seseorang yang Dewi tidak tau darimana asalnya."Siapa ya yang bicara? Mengapa suaranya begitu dekat?" Gumam Dewi sambil melihat sekeliling, tapi terlalu banyak orang, jadi dia sulit untuk menemukan pemilik suara itu."Aduh, uang kuliahku belum lunas lagi. Mana ujian sudah dekat, dapat uang darimana ya? Ya Tuhan, saya harus bagaimana?" suara itu muncul lagi, namun suaranya beda dari yang tadi."Waaa, orang itu pasti kaya. Mana perhiasann

  • Sang Malaikat   Di Putuskan

    Hari ini adalah hari rabu, hari di mana Dewa keluar dari rumah sakit. Karena Dewi di minta oleh Bu Laras ke rumah sakit pagi ini, makanya Dewi pun bersiap-siap.Tapi karena ada kendala, mungkin dia berangkat agak siang. Karena Dewa keluar dari rumah sakit juga sore sekitar pukul 16.00.Hari ini Dewi harus menuntaskan naskahnya duluh dan harus di kirim sebelum sore untuk review.***Setelah menyelesaikan naskah, Dewi mengirimnya lalu berangkat ke rumah sakit. Di perjalanan, Dewi di telepon ole Bu Laras dan di suruh cepat-cepat ke rumah sakit. Katanya Dewa mengamuk, jadi Dewi cepat-cepat.Setelah sampai di rumah sakit, Dewi langsung menuju ke kamar Dewa. Sampai di kamarnya, Dewi sangat kaget karena di sana sudah ada Rini beserta orang tuanya."Ada apa ini tante? kok semuanya tegang gini?" tanya Dewi penasaran.Tapi tidak ada yang menjawab, Dewi melihat Bu Laras tapi dia hanya nangis. Pak Bambang juga diam saja, sementara Dewa diam

  • Sang Malaikat   Keadaan yang Menyakitkan

    Mentari telah hadir menyinari bumi, menandakan bahwa dirinya masih bersinar.Pagi ini, Dewi berencana pergi ke rumah sakit menjenguk Dewa. Walaupun sudah mantan, bukan berarti kita harus saling membenci kan"Selamat pagi mama," sapa Dewi"Selamat pagi juga sayang," jawab Bu Susan"Ma, hari ini aku mau ke rumah sakit jenguk Dewa. Mungkin aku pulang agak sore, karena aku mau ke toko buku juga," ucap Dewi pada Bu Susan."Hati-hati di jalan ya Nak, salam sama Dewa dan orang tuanya," jawab Bu Susan."Ia ma, Dewi pergi duluh," ucap Dewi lagi sambil pergi.Sepanjang perjalanan, Dewi selalu memikirkan Dewa. Mau bagaimana lagi, dia masih sayang. Tapi apa hendak di kata, takdir berkata lain, dia harus berpisah dengan kekasihnya.Sesampainya di rumah sakit, Dewi langsung menuju ke kamar Dewa. Di sana sudah ada orang tua Dewa. Dan betapa kagetnya Dewi saat sampai di kamar Dewa, soalnya Bu Laras, alias mamanya Dewa menangis. Dewi kira terjadi

  • Sang Malaikat   Tentang Hati

    "Mengapa engkau berpaling? apakah aku tidak baik, ataukah aku terlalu terobsesi memilikimu? katakanlah apa yang kamu inginkan agar aku perbaiki," ucap gadis itu dengan nada sedih."Aku sudah bosan sama kamu, kamu sudah tidak menarik bagiku. Aku sudah memiliki pujaan hati," jawab sang laki laki tanpa rasa bersalah."Tidak sadarkah kamu akan ucapanmu? bosan itu hanya sementara, tidak untuk selamanya," ucap sang gadis lagi."Aahhh jangan banyak omong. Pokoknya hari ini juga aku ingin mengakhiri hubungan ini," jawab si laki laki dengan tegas."Baiklah, aku bukan orang yang sempurna. Aku juga tidak bisa melarangmu memilih pasangan hidupmu, karena itulah yang akan menjadi teman hidupmu selamanya," ucap si gadis lagi dengan perasaan sedih."Ok, hari ini kita akhiri hubungan kita. Sekarang kamu bebas, aku tidak akan ikut campur lagi," jawab sang laki laki sambil tersenyum sinis."Baiklah, a

DMCA.com Protection Status