author-banner
Alen D.
Alen D.
Author

Novel-novel oleh Alen D.

Maha Dimensi

Maha Dimensi

Maha Dimensi atau Affandra Bhaumik adalah seorang pria yang bukan seorang manusia, bukan juga malaikat dan sudah hidup selama hampir 10.000 tahun. Akan tetapi, untuk usia dunia manusia, dia masih berusia 35 tahun. Dunia tiga dimensi; dimensi terang, dimensi biru dan dimensi gelap yang berada di bawah kendali sang Maha. Hingga satu malam, 20 tahun sebelum masa berakhirnya kehidupan Maha sebuah malapetaka muncul, satu makhluk dari dunia Gelap berhasil memasuki dunia Biru –dunia manusia-. Dalam pengejaran pasukan penjaga dimensi Bumi, makhluk itu melepaskan kekuatannya pada seorang anak kecil, tidak lain adalah seorang manusia. Maha kehilangan jejak si makhluk Gelap. 20 tahun berikutnya, anak kecil bernama Deolinda itu tumbuh menjadi seorang wanita manis dengan kekuatan yang dia bawa dan selalu menjadi rahasia untuk diri sendiri dan Tuhan. Namun, di usia dewasa itulah kehidupannya mulai berjalan. Sejak menjadi karyawati di Bhaumik Group, sebagai pegawai Divisi Human Capital, Deolinda mulai harus berhati-hati memakai kekuatannya. Karena seseorang berhasil mengetahui aktivitas di luar kemampuan seorang manusia. Berhasilkah Maha menemukan si anak tersebut? Bagaimanakah kisah Maha dan takdirnya? Akankah Maha menyelesaikan tugasnya dengan baik? Lalu, bagaimana dengan Deolinda, bisakah dia melewati kesulitan dalam mengendalikan kekuatannya? Follow @alend1100 ya.
Baca
Chapter: Sesuatu dalam Diri
Mata Deolinda membulat hampir keluar, seketika warna matanya pun berubah untuk se-detik ketika Affandra mengatakan sesuatu.“Jangan pernah melihat sosoknya, jika tidak ingin merindukan bentuk yang telah lama hilang. Sedikit lagi, dia akan menghilang. Bahkan, untuk berada dalam ingatan makhluk yang pernah menjadi pengikut setianya.”Setelah mengatakan itu, Maha menyunggingkan senyum licik.“Maksud ucapan Bapak tadi apa?” Deolinda benar-benar bingung dan tidak mengerti. “Memangnya apa yang akan terjadi kalau dia muncul?”“Raganya sudah lenyap ....”“Kalau sudah lenyap, kenapa harus takut?” Sambung Deolinda memotong.“Tidak dengan jiwanya,” lanjut Maha yang geram dengan kelakuan wanita ini. “Dan, jiwa sekarang bisa mengambil alih raga yang menjadi inangnya.”Deolinda paham. Sangat jelas maksud dari ucapan pria ini.“Artinya saya bisa mati?”“Tidak. Tentu saja tidak mati.” Affandra tersenyum. “Hanya saja, jiwa kalian akan tertukar. Mafalda akan mengendalikanmu, mengurung jiwamu yang seben
Terakhir Diperbarui: 2023-01-05
Chapter: Berita Viral
Maha membawa Deolinda meninggalkan ruangan. Mereka yang tinggal di sana, menatap takjub, terpesona akan aksi gentle dari seorang Affandra Bhaumik. “Dimas benar-benar ‘gak punya kesempatan ya,” ujar Kirana sinis. Mata melirik dengan sorot mengejek. Yang sedang diomongi hanya mampu menatap pemilik suara dan hanya mampu menahan marah saja. Semua kembali ke meja masing-masing dan kembali bekerja. Di luar, Deolinda melepas tangan Affandra yang “entah kenapa” tadi disambut. Memastikan tidak ada orang di sekitar mereka. “Semua sedang sibuk bekerja saat ini. Tak ada satu makhluk pun berada di tempat ini, jadi tidak perlu khawatir.” Maha menjelaskan lalu memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celana. “Lalu, kenapa Bapak datang ke ruangan saya?” Deolinda menyipitkan mata, seolah-olah menyelidiki. “Kepala dan telingaku.” Singkat, jelas dan padat jawaban Maha. Sayang sekali, Deolinda tidak paham maksudnya. “Memangnya kenapa dengan kepala dan telinga Bapak? Sakit?” tanya Deolinda terdenga
Terakhir Diperbarui: 2023-01-05
Chapter: Jangan Ikut Campur!
Memang, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Ingin lebih dan lebih lagi. Bukan hanya manusia, Mafalda pun sama. Ingin menguasai dunia melalui Affandra Bhaumik dan bermaksud menyingkirkan wanita-wanita di sekitarnya.“Hitan, kau sudah tahu bagaimana caranya menyingkirkan tunangan Affandra?” tanya Mafalda di tempat gelapnya.“Maafkan saya, Yang Mulia. Nona Deolinda tidak bisa saya dekati. Dia tinggal di paviliun utama rumah Bhaumik.” Hitan melaporkan dengan penuh rasa takut.Tanpa dipikirkan, sudah tahu sosok dengan wujud manusia berjenis kelamin wanita adalah satu-satunya yang dia takuti di alam raya ini. Hitan sudah bersiap untuk menerima hukuman.“Nanti saja, urusan manusia bernama Deolinda itu bisa belakangan. Sekarang—“ Mafalda menoleh dan menatap Hitan. “Cari manusia yang bisa kau jadikan penguntit untuk Mulan. Kumpulkan semua informasi tentang dia. Jika perlu, semua manusia yang menjadi pelayan di rumah Affandra.”“Baik, Yang Mulia,” jawab Hitan dengan s
Terakhir Diperbarui: 2023-01-05
Chapter: Anastasia VS Mulan
Mulan tidak percaya kemudian menatap sekitar dengan mata penuh tanda tanya.“Kenapa aku ada di sini?” Baru saja dia menyadari sesuatu. “Aku ke sini jalan sendiri?” gumam Mulan tak mengerti.“Oh, iya. Aku melamun tadi, astaga ... aku sampai lupa.” Sebuah suara berbicara dalam pikirannya.“Hai, Mulan, maaf sudah membuat kamu menunggu lama,” sapa Anastasia dan langsung duduk di depan Mulan.“Tadi aku dihubungi oleh manejer model ini.” Lagi, suara dalam pikiran Mulan bicara.‘Bagus, kau kini sudah paham skenarioku,’ ucap Anastasia dalam hati. ‘Di jarak dekat begini, sangat mudah menggunakan Mireco yang terbatas ini.’Mafalda membawa Mulan ke hadapannya untuk mempelajari karakter perempuan yang sedang berlakon di rumah Bhaumik.Mulan hanya mengangguk saja. Namun, ada sesuatu yang salah dari cara menatap.“Yang Mulia,
Terakhir Diperbarui: 2022-04-22
Chapter: Mulan, si Wanita Iblis
“Aku akan menyusun drama dengan judul “Anak Brokenhome”,” kata Mulan, “yang menderita dan sangat kesepian. Nanti, akan kuatur waktu dan tempat yang tepat untuk membuat Tuan Muda melihatku. Seolah-olah tanpa sengaja, aku akan menangis, bersedih. Bukankah para lelaki menyukai kondisi itu? Setelah aku menceritakan penderitaanku perlahan dan pasti, aku akan membuat adegan yang tanpa sengaja memeluknya, selanjutnya terbawa suasana, kami pun berciuman. Mesra, lembut dan hangat, lalu akan berakhir di atas ranjang panas. Kami akan bercinta penuh hasrat dan gairah.”Panjang lebar Mulan membisikkan rencana jahatnya ke Delon.“Kau gila?” beo Delon.‘Benar-benar wanita tak berhati. Kaya, cantik dan berpendidikan tinggi tak membuat seseorang memiliki hati dan perilaku baik. Benar-benar perempuan iblis,’ ucapnya dalam hati.Setelah mendengar rencana Mulan, Delon mengakui perempuan ini adalah iblis berbe
Terakhir Diperbarui: 2022-04-21
Chapter: Keserakahan Manusia
Mulan duduk menunggu ditemani secangkir latte panas dan sepotong “red velvet”di kafe milik model ternama, Anastasia Roesandi.“Dasar lelet. Orang itu mau duit, ‘gak sih?” gerutu Mulan yang sudah menunggu lima menit.“Jangan menggerutu begitu, nanti cantiknya hilang, Manis.” Suara berat pria mengejutkannya.“Berengsek! Kau hampir membuatku terkena serangan jantung,” gerutu Mulan dengan mata yang menatap tajam.Pria itu tertawa dengan kencang. “Kau terlalu berlebihan, Mulan. Jangan bermimpi terlalu tinggi, kalau jatuh pasti sakit sekali.”“Tidak perlu berfilofosi, Delon. Kau bukan filsuf.”“Tapi ....”“Cukup, aku menyuruhmu datang untuk memberikan pekerjaan, bukan untuk menggurui, paham!” tegas Mulan.“Baiklah, Manisku.” Delon memanggil pelayan dan memesan secangkir espreso dengan “double shoot&rdqu
Terakhir Diperbarui: 2022-04-20
She Is

She Is

Jeje dan Wiwi sepasang suami istri yang awal pernikahan mereka adalah sebuah perjodohan. Wiwi sudah mengajukan gugatan cerai karena perasaan bersalah kepada seorang wanita yang sudah seperti kakak kandung untuk dia, wanita bernama Laras. Laras adalah kekasih dari masa lalu dari Jeje, sang suami. Belum lagi Jeje adalah seorang pria kaya raya pun seorang penerus. Antara Jeje dan Wiwi pun mermiliki hubungan yang baik. Wiwi sudah menjadi yatim piatu dan sebatang kara sejak usia 12 tahun. Jeje sudah menganggap Wiwi seperti adik sendiri. Namun, mereka masuk dalam ikatan pernikahan. Wiwi, yang sempt kehilangan memori masa lalu, tiba-tiba saja mengingat kembali sebagian dari memori yang hilang. Laras yang memahami rasa bersalah itu, menjelaskan dengan baik. Mengatakan kalau semua tidak sama dengan apa yang dia pikirkan. Akankah Wiwi dapat menerima semua peristiwa dalam hidupnya? Follow Instagram @alend1100
Baca
Chapter: Kabar Baik itu Milik Jeremi
“A-apa itu?” tanya Jeremi.Lebih tepatnya dia kehabisan kata-kata melihat wanita yang sudah bergelar Ny. Jeremi William Dirgantoro dengan perut yang membesar. Bergeming di tempat dia duduk dan hanya memandangi perut besar itu kemudian berganti menatap wajah Widi. Begitu seterusnya untuk waktu yang cukup lama.“Sudah? Capai juga berdiri lama begini,” keluh Widi.Mata Jeremi mengikuti gerakan sang istri. Tak ada kata yang diucapkan, hanya diam membisu sekaligus segala pertanyaan muncul di kepala. Lagi, Jeremi menatap bergantian, perut dan kemudian wajah Widi. Sedangkan Widi, dia memandangi kebodohan yang tergambar dimuka Jeremi.“Nah.” Widi menyodorkan makanan yang sudah dia siapkan untuk Jeremi. “Biasanya suka itu, kan?”Tak ada respon dari Jeremi. Rasa terkejut luar biasa masih melekat padanya. Masih belum mengerti sedikit pun tentang keadaan saat ini. Padahal, sudah sejak duduk
Terakhir Diperbarui: 2021-06-06
Chapter: Mengejutkan
Laras dan Widi duduk bersebelahan. Setelah melalui pemeriksaan yang sangat ketat, mereka kini menunggu di ruang besuk tahanan. Dengan rantang berisi makanan rumah yang dimasak oleh Widi. Untuk sebagian besar wanita yang mengunjungi suami di dalam tahanan pasti menunjukkan berbagai macam ekspresi. Baik sedih, bahagia, rindu atau bentuk emosi lainnya. Tapi, tidak untuk Widi. Tak ada emosi yang muncul di wajah itu. Datar saja.“Kamu masak apa untuk suamimu?” tanya Laras yang sudah penasaran akan isi dalam kantong besar dari bahan kain itu.“Masak seperti yang Mbak Laras sebutin tadi.” Jawaban yang jujur dan apa adanya.Laras menatap Widi tidak percaya. Kehabisan kata-kata lebih tepat. Memang susah untuk membuat wanita hamil tua ini untuk sedikit membuka hati dan pikirannya tentang rasa cinta.“Ya … bukan hanya yang aku suruh, ‘kan? Setidaknya, ada tambahan lain. Steak, mungkin.” Laras menatap Widi dengan harap
Terakhir Diperbarui: 2021-06-04
Chapter: Dan, Memutuskan!
Benar. Pertanggungjawaban di hadapan Tuhan. Widiatika melemah mendengar nama agung itu disebut. Satu-satunya hal yang membuat dia takut di dunia ini adalah Tuhan. Tak pernah khawatir tentang masa depan hanya karena dia sebatang kara, semua itu semata karena Tuhan saja. “Ke-kenapa membawa nama Tuhan?” tanya Widi mulai gundah. Kena, batin Laras tersenyum. “Iya. Tuhan!” Merasa menemukan kelemahan dari Widi, Laras sedikit memberikan tekanan dan mencoba memengaruhi dia. “Secara hukum kalian bisa saja bercerai. Tapi, secara agama apa bisa? Gereja tidak pernah mengizinkan perceraian.” “Mbak ….” Widi menatap Laras dengan sorot mata gundah dan cemas. “Jangan bilang kalau kamu tidak tahu.” Laras semakin melancarkan aksi, berusaha memengaruhi perasaan Widi. “A-aku tahu,” jawab Widi pelan. “Tapi ….” Widi berhenti dan hanya menggantung kalimat di tenggorokan. “Sudah tahu, tapi bersikeras juga?” Laras masih mengamati Widi. Sampai pa
Terakhir Diperbarui: 2021-06-01
Chapter: Cerita Masa Lalu
Widiatika Pangestu menatap Laras dengan ragu. Kebingungan terpancar di air muka, bingung untuk memulai dari mana cerita itu. Cerita tentang memori yang sempat hilang.“Aku bingung untuk memulai dari mana, Mbak.”“Ceritakan yang kamu ingat saja.”“Jeremi … hm … kenapa melakukan kejahatan padaku? Di usiaku yang masih 12 tahun?”Akhirnya, keraguan itu pun menguar. Rasa malu yang awal menyelimuti perlahan ditepis. Hubungan yang kuat di antara mereka tidak semata-mata membuat dia bebas untuk menceritakan semua permasalahan.Laras meraih tangan Widi dan menggenggam tangan dengan penuh kelembutan. Dia tersenyum dan menatap sang adik angkat seraya mengatakan melalui sorot mata, kalau semua akan baik-baik saja.“Jangan paksa jika mentalmu memang tidak siap. Ceritakan semampu saja.”“Yang aku tahu, hubungan kita bertiga itu sebatas kakak dan adik sja. Kalian sudah menganggapku
Terakhir Diperbarui: 2021-05-21
Chapter: Tentang Awal Lalu
Perempuan itu berdiri di depan rumah tahanan yang berada di timur kota megapolitan. Tubuh yang sedang berbadan dua itu tidak sanggup harus berdiri terlalu lama. “Bu, duduk saja dulu.” Suara lembut seorang wanita paruh baya membuyarkan lamunan, membuat dia menoleh dan kemudian tersenyum. “Terima kasih, Bu,” ucap perempuan itu. Dia duduk di kursi yang disodorkan. Setelah itu, mata menatap isi warung kecil milik wanita paruh baya. “Ibu menjual es teh?” tanya perempuan itu. “Ada, Bu.” “Saya pesan satu, Bu.” “Tunggu sebentar, ya.” Sambil menunggu pesanan, perempuan itu kembali menatap ke pintu gerbang rutan yang tertutup rapat. Beberapa kali dibuka karena pengunjung keluar masuk untuk membesuk keluarga mereka. Perempuan itu menarik napas kemudian mengeluarkan dengan berat. Tubuh yang duduk tegak serta matahari yang lumayan menyengat, padahal waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi, waktu bagian barat. “Kenapa tid
Terakhir Diperbarui: 2021-05-20
Anda juga akan menyukai
DMCA.com Protection Status