Behind The Scene
Rambatannya begitu kacau. Kuku yang tak lagi terurus menembus kain, lantas membungkuk usai rasa sakit melanda. Dijambaknya rambut panjang nan kusut.
"Aku menyuruhmu makan dengan tangan, bukan mulut!"
Jemari tergantikan oleh kepala menempel di betis, menangis keras. "Kemaren tanganku membusuk, apa yang harus aku lakukan?"
Arlan menendang dengan kasar. "Berapa kali aku katakan, tanganmu bahkan seluruh tubuhmu utuh! Kecuali otakmu yang makin hari tidak berfungsi!"
Moza menatap suaminya, lantas tertawa. "Kau tahu dari mana jika otakku sudah rusak? Bisakah kau carikan aku otak baru?"
Sindrom cotard namanya, seolah mengira satu atau lebih tubuhnya membusuk, bahkan parahnya kematian telah tiba sejak lama. Lantas apa yang membuat Moza menderita sindrom tersebut? Juga Arlan yang menggunakan berbagai cara untuk memperistri Moza, berakhir dengan menyakitinya? Mari kita temukan jawabannya pelan-pelan dengan mengikuti alur cerita.
101.5K DibacaOngoing