All Chapters of Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Di ruang rawat, Tamara sedang tengkurap di ranjang, menggunakan tablet grafis untuk latihan dan membangun kembali keterampilan tangannya. Di sampingnya, ponsel tiba-tiba berdering. Dia melirik sekilas, lalu melemparkannya kembali ke samping.Panggilan itu mati dalam 40 detik. Awalnya dia mengira pria itu akan berhenti, tetapi ternyata masuk lagi panggilan kedua.Lalu yang ketiga, lalu keempat, tiada henti. Seolah-olah ingin mengulangi kejadian pagi tadi, seratus panggilan bertubi-tubi.Tamara benar-benar tidak mengerti. Untuk apa Carlos meneleponnya di jam segini? Suruh dia pulang masak makan malam? Bukankah dia tahu Tamara sedang dirawat?Karena takut pria itu akan bertingkah gila lagi dengan langsung menerobos masuk dan melampiaskan emosi, Tamara meletakkan pena digital, menarik napas panjang, dan akhirnya menjawab.Sebelum sempat mengucap "halo", suara keras langsung menyambar dari ujung sana. "Kenapa baru angkat? Sebaiknya kamu kasih aku alasan yang masuk akal!"Tamara membatin, 'H
Read more

Bab 22

Kecemburuan bertambah semakin liar, dia harus segera bertindak.Di dalam ruang perawatan.Tamara mengernyitkan alis dan tidak terlalu memikirkan kalimat terakhir yang diucapkan Carlos. Dia membuka aplikasi media sosial dan melihat ada transferan dari pria itu.Pria itu mengirimkan 120 juta dengan catatan "biaya operasi."Tanpa ragu, dia langsung mengembalikan uang itu. Kalau tidak, apa dia harus menunggu hingga saat perceraian nanti untuk ditagih kembali?Baris pertama ruang pameran.Melihat Tamara tidak menerima uang darinya, Carlos mengirim pesan untuk menanyakan alasannya. Tamara membalas.[ Nggak operasi, jadi nggak perlu. ][ Carlos: Bukannya kamu harus dirawat inap? Itu biaya rawat inap. ]Tamara melihat pesan itu lalu membalas.[ Cuma segitu, aku masih bisa bayar sendiri. ]Setelah membalas, dia mematikan ponsel dan meletakkannya di samping.Carlos kembali mengirim pesan. Pertama menanyakan "segitu" yang dimaksud Tamara itu tepatnya berapa. Lalu kedua, dia kembali mentransfer ua
Read more

Bab 23

"Kalau malam ini ada kerugian, langsung hubungi asistennya saya."Mata direktur langsung berbinar. Dia paling suka dengan orang yang tegas dan lugas seperti ini. Sambil tersenyum, dia berkata, "Nggak ada kerugian, kok. Lagi pula kami memang seharusnya mengantisipasi kejadian tak terduga."Kalau Verona sudah pulih, dia bisa ikut lagi di peragaan berikutnya. Posisinya akan selalu kusisakan untuknya."Carlos berdiri, tapi tetap menyerahkan kartu nama asistennya, lalu berbalik menolong Verona.Melihat Verona pincang dan hampir jatuh lagi, Carlos pun kembali menggendongnya dari depan. Verona tampak malu-malu bersandar manja di pelukannya dan tangannya melingkar di leher Carlos.Di luar ruangan.Para wartawan yang gesit sudah siap siaga di depan pintu. Begitu melihat momen itu, mereka langsung mengabadikannya.Verona yang ketakutan langsung membenamkan wajahnya ke dada Carlos, sementara Carlos menghardik dingin, "Hapus semua foto itu. Kalau nggak, siap-siap perusahaan kalian ditutup."Tak la
Read more

Bab 24

"Terus gimana, dong? Kartu identitasku masih di tasku, jadi aku nggak bisa ke hotel lain ...," tanya Verona dengan tak berdaya."Ke rumahku saja," jawab Carlos.Verona terdiam sejenak, lalu berkata sambil menunduk, "Sepertinya nggak bagus kalau begitu. Aku nggak mau kamu dan Rara bertengkar demi aku.""Dia nggak berhak ngurusin aku. Itu rumahku sendiri, terserah aku mau ngizinkan siapa menginap," balas Carlos dengan nada dingin.Mendengar hal itu, Verona masih setengah menolak dengan wajah yang berlinang air mata. Carlos langsung membawanya dengan paksa ke apartemennya.Begitu naik lift dan sampai di lantai tujuan, Verona mengikuti di belakang Carlos. Dia sengaja menghapus bedak di lehernya dan membiarkan bekas ciuman yang tersembunyi terlihat jelas.Saat pintu terbuka, Verona mengira akan langsung melihat Tamara. Namun, ruangan itu tampak kosong dan sunyi. Dia melangkah ke ruang tamu sambil mengedarkan pandangannya, lalu berkata pelan, "Rara tidur ya? Kita jangan ganggu dia."Carlos m
Read more

Bab 25

Mengingat hal itu, Tamara menggigit bibirnya. Dia benar-benar menyesal dan marah pada dirinya sendiri karena tidak lebih dulu merobek atau membakar buku harian itu. Namun, kemudian dia teringat, buku itu disimpan dalam laci yang dikunci. Seharusnya Verona tidak bisa membukanya.Tamara berusaha menenangkan diri kembali. Saat hendak mematikan ponsel, sebuah notifikasi berita muncul dengan judul yang sangat mencolok.[ Pewaris Keluarga Suratman Hadiri Show, Menerobos Panggung demi Seorang Wanita. ]Tatapan Tamara terhenti dua detik. Pewaris keluarga Suratman ... siapa lagi kalau bukan Carlos?Kemudian, dia melihat kata "seorang wanita". Saat tersadar, jemarinya sudah menekan tautan berita itu. Halaman itu terbuka dan menampilkan foto Carlos sedang menggendong seorang wanita, sementara wanita itu bersandar penuh di pelukannya.Dilihat dari samping wajahnya saja, Tamara langsung tahu bahwa wanita itu adalah Verona.Tamara menggulir layar ponsel. Beberapa gambar lainnya menunjukkan foto jara
Read more

Bab 26

Carlos membantu Verona berdiri dengan stabil. Namun di saat itu juga, tali bajunya tanpa sengaja melorot dari bahu.Dari sudut pandangnya sekarang, Carlos bisa melihat jelas belahan dadanya. Di atasnya bahkan masih ada bekas cumbuan yang intim tadi malam. Sementara itu, baju yang dikenakan Verona ... adalah milik Tamara.Seketika, perasaan bersalah menghantamnya keras, seolah-olah dia baru saja berselingkuh tepat di hadapan Tamara. Telapak tangannya mulai berkeringat dan dia langsung memalingkan wajah."Carlos, pegang tangan kiriku, aku mau cuci muka," kata Verona sambil mendongak.Carlos langsung mengambil handuk kecil dan memeras airnya, lalu menyerahkannya kepada Verona. Setelah selesai mengelap wajah, Verona mencoba berdiri sendiri sambil bersandar ke meja wastafel."Aku sudah nggak apa-apa, makasih ya, kamu bisa ke ...."Sebelum ucapannya selesai, tubuh Verona kembali goyah. Namun, kali ini Carlos sudah siap. Dia langsung merangkul pinggang Verona dan menahannya dengan mudah."Jan
Read more

Bab 27

Meski topik panas di media sosial sudah ditarik tepat waktu, di rumah lama Keluarga Suratman, Arham tetap mengetahui berita itu. Pagi-pagi sekali dia sudah marah besar dan menelepon Carlos untuk menginterogasinya.Carlos sedang dalam perjalanan ke kantor saat dimaki habis-habisan oleh Arham. Dia hanya diam dan tidak membalas sepatah kata pun."Tamara itu anak baik. Apa kamu nggak merasa bersalah? Dua tahun ini dia sudah banyak berkorban, kamu sama sekali nggak lihat semua itu?" Arham benar-benar kecewa.Carlos mengatupkan bibir. Berkorban? Maksudnya cuma masak? Cuci baju pakai mesin, bersih-bersih pakai robot, jelas-jelas selama dua tahun ini justru dia yang menanggung semuanya.Selain itu, Tamara tidak tahu berterima kasih sama sekali. Tamara bahkan menampar dirinya kemarin."Kalau kamu memang nggak bisa menghargainya, jangan sampai menyesal nanti. Sisa waktunya tinggal setengah bulan lagi ...." Suara Arham terus berlanjut di seberang.Carlos tidak sabar mendengarkan ceramah kakeknya
Read more

Bab 28

"Gimana supnya? Enak?" tanya Verona dengan penasaran.Sup ini adalah hasil pesan antar dari. Dia yakin bisa menaklukkan selera Carlos dengan rasanya."Enak. Kamu pintar masak," ucap Carlos setelah mencicipi.Padahal, sup itu terasa terlalu berminyak. Kuahnya kental seperti hasil dari dapur pabrik skala besar. Rasanya generik. Dia jauh lebih menyukai masakan Tamara yang tidak terlalu asin ataupun berminyak. Rasanya tidak bisa seperti masakan dari luar."Kalau enak, minum banyak ya. Nanti setiap hari aku masakkin untuk kamu," kata Verona dengan semangat.Mendengar kata "setiap hari", Carlos menyeruput sup sambil berkata, "Besok kubantu ambil dokumenmu. Setelah itu, kamu tinggal di hotel milik perusahaan. Di sana nggak ada paparazi yang berani muncul."Mendengar hal itu, Verona menggigit bibirnya diam-diam. Dua detik kemudian, dia kembali tersenyum,"Oke .... Terima kasih ya, Carlos."Mereka melanjutkan makan. Saat Verona ingin menyendokkan lagi sup untuk Carlos, dia langsung menolaknya.
Read more

Bab 29

Verona pun mulai mengarahkan asistennya untuk memindahkan barang-barangnya. Meski belum bisa menempati kamar utama, setidaknya bisa "mengusir" Tamara dari kamarnya saja sudah cukup memuaskan.Saat melihat mereka memindahkan barang-barang Tamara, Carlos mengernyit dan ikut masuk ke kamar. Dia melihat sang asisten sedang mencoba membuka lemari, jadi dia pun ikut membantu.Tenaga pria tentu lebih kuat. Lemari yang terkunci itu berhasil dibuka paksa oleh Carlos dalam beberapa kali hentakan. Bahkan bagian kuncinya sampai bengkok.Di dalamnya tidak ada banyak barang. Hanya ada sebuah buku kecil berwarna biru muda. Carlos mengambilnya dan membuka halaman pertama. Seketika dia tahu apa isi buku itu."Siapa sih orang normal yang masih nulis buku harian," ejek Carlos dengan nada meremehkan. Namun, tangannya tetap ingin membuka halaman selanjutnya.Di saat itu juga, sebuah tangan muncul dari atas dan langsung menarik buku itu dari tangannya."Nggak boleh ngintip buku harian wanita ya. Aku bakal j
Read more

Bab 30

Padahal Carlos jelas-jelas sangat perhatian pada Tamara, tapi kenapa dia malah terlibat dengan wanita lain? Bahkan, dia membawa pelakor itu pulang ke rumahnya.Pesanan makanan sudah dikirim, tapi Ihsan sedikit berjaga-jaga. Dia mengatakan bahwa makanan itu adalah kiriman dari Keluarga Suratman, bukan dari Carlos langsung. Sebab, dia khawatir kalau Tamara tahu, makanan itu malah langsung dibuang ke toilet.Di rumah sakit.Tamara makan makanan bergizi yang datang tadi. Karena pengirimnya atas nama "Keluarga Suratman", dia langsung berpikir, ini pasti atas perintah Arham.Namun, dahinya berkerut. Apa Carlos sendiri yang memberitahukan soal dirinya dirawat?Hanya saja, tidak ada pesan apa pun dari Arham di ponselnya sampai sekarang. Tamara juga tidak mengirim kabar lebih dulu karena kalau dia mulai bicara, kondisi lukanya yang sebenarnya bisa terbongkar.Beberapa hari ini dia hidup sangat nyaman. Siang harinya diisi dengan menonton video pembelajaran dan latihan menulis. Dia sudah cukup ya
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status