All Chapters of Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai: Chapter 41 - Chapter 50

50 Chapters

Bab 41

"Carlos, jangan ngomong lagi ...," pungkas Verona.Di dalam kamar, Tamara diam-diam mengambil earphone, memutar musik, dan memutuskan untuk tidak menggubris semua percakapan mereka. Terserah saja kalau mereka mau sandiwara, tapi dia sama sekali tidak tertarik untuk menontonnya.Dua jam pun berlalu begitu saja. Tamara berniat pergi cuci muka dan sikat gigi lebih awal agar tidak bertemu dengan dua orang itu.Saat membawa perlengkapan mandi ke luar kamar, dia mendengar obrolan mesra Carlos dan Verona dari ruang tamu. Begitu mendengar suara pintu, Carlos menoleh dan langsung melihat pintu kamar mandi tertutup.Hari ini, Tamara terasa sangat berbeda. Bukannya sedang marah, tapi lebih terkesan seperti tidak acuh.Selama Tamara berada di kamar mandi, Carlos terus menatap pintunya. Di sisi lain, Verona yang melihatnya begitu terpaku, matanya sekilas memancarkan tatapan penuh dengki.Sepuluh menit berlalu, saat pintu kamar mandi terbuka, Carlos langsung berdiri dan melangkah cepat untuk mendeka
Read more

Bab 42

Carlos masuk dapur, mencoba mengakali sedikit makanan. Nasi sisa diseduh dengan air panas. Jangan salah, rasanya ternyata lumayan juga. Mungkin karena nasi itu dimasak oleh Tamara? Rasanya manis dan harum saat dimakan.Keesokan paginya, saat Tamara bangun lebih awal seperti biasa, dia langsung sadar nasi di penanak nasi tinggal setengah. Dia mengernyit sambil mencoba mengingat.'Apa nasinya terbuang sedikit waktu aku buang lauk semalam ya?'Tamara malas memikirkan lebih lanjut. Karena nasinya tidak cukup lagi untuk dimasak nasi goreng, dia akhirnya menggoreng telur dan sosis.Carlos bangun pagi-pagi demi sarapan. Namun, saat melihat menunya ternyata adalah makanan barat, dia langsung mengernyit. "Kenapa bukan nasi goreng?""Nasinya nggak cukup," jawab Tamara dengan tanpa ekspresi.Carlos terdiam sejenak saat teringat bahwa dia yang menghabiskan nasinya semalam. Dia merasa bersalah, tetapi tidak berani mengakuinya. "Kalau begitu, yang sisa itu tetap masakkin nasi goreng untukku saja."T
Read more

Bab 43

"Kaget karena lihat aku yang datang ya?" Verona tersenyum, lalu berkata dengan setengah bercanda, "Atau kamu kecewa karena yang datang bukan Rara?"Carlos langsung mengerutkan kening. Tanpa berpikir panjang, dia membantah, "Mana mungkin. Jangan buat aku jijik."Verona tersenyum tipis, lalu melangkah mendekat. Saat itu Carlos menambahkan, "Ngantar makanan itu kewajiban dia. Masa aku pelihara dia cuma untuk numpang hidup? Aku cuma nggak mau kamu capek, kamu nggak seharusnya kerjakan hal begitu.""Aku cuma sekalian lewat saja, kok. Lagi pula, belakangan ini aku nggak ada jadwal peragaan busana, jadi cuma kerja setengah hari," jawab Verona."Taruh saja di meja. Nanti aku suruh asisten antarin kamu ke studio," kata Carlos sambil bangkit menuju sofa."Nggak usah buru-buru, aku temanin kamu sebentar ya," kata Verona sambil tersenyum dan duduk merapat di sebelahnya.Carlos tidak menjawab. Begitu kotak makan dibuka, aroma yang sedap langsung menyebar. Dia mencicipi sesuap makanan dengan hati-ha
Read more

Bab 44

Resepsionis itu menundukkan kepala dan tidak berani membantahnya. Ihsan yang mengikuti di belakang Verona, memutar matanya dengan sinis saat melihat sikap Verona yang angkuh ini. Bahkan istri sah saja tidak searogan pelakor ini. Hanya saja, entah kenapa Carlos menyukai wanita ini ....Saat ini, di rumah.Tamara sedang sibuk memperbarui dan menyunting CV miliknya. Ada celah dua tahun di riwayat kerjanya. Meskipun dia bisa saja masuk lewat koneksi perusahaan kakak seniornya, tetap saja bagian HR harus menyetujuinya dulu.Ponselnya sudah bergetar tujuh atau delapan kali. Tamara bahkan tidak meliriknya sama sekali.Pasti Carlos lagi. Mungkin terlalu senggang sehabis makan, sekarang dia mulai bertingkah lagi. Marah-marah sambil membela Verona-nya. Memangnya tadi siapa yang nyuruh Verona ngantar makanan? Jelas-jelas dia sendiri yang ngotot ingin pergi.Namun, karena dokumen perceraian sudah diberikan, Tamara pikir seharusnya Verona tidak akan main kotor lagi dengan meracuni makanan lalu menj
Read more

Bab 45

Lima hari yang lalu, Carlos pulang dan kembali bertengkar dengan Tamara malamnya. Dia memarahi Tamara dan menganggapnya malas karena menyuruh Verona yang mengantar makanan. Dia juga bahkan menuduh Tamara bersikap dingin dan tidak membalas pesannya.Namun yang membuatnya terkejut adalah, Tamara tidak membantah satu kata pun. Dia hanya diam dan mendengarkan semuanya tanpa emosi. Justru Verona yang mengambil alih dan mengaku bahwa dirinya sendiri yang ingin mengantar makan.Setelah itu, selama beberapa hari berturut-turut, memang hanya Verona yang datang mengantarkan makanan.Carlos mengatupkan bibirnya. Tamara sudah terlalu lama bersikap dingin dan seenaknya, sampai-sampai dia merasa sudah tak sanggup lagi menoleransinya. Sepertinya dia memang sudah terlalu memanjakan Tamara, hingga perempuan itu kini bahkan tidak tahu lagi bagaimana menempatkan diri.Dengan wajah muram, Carlos berdiri. Dia sudah memutuskan, malam ini dia akan memberi Tamara "pelajaran".Pukul lima sore.Verona lebih dul
Read more

Bab 46

"Nggak berharga? Hehe, iya benar. Bagimu, semua itu memang nggak berharga." Tamara memelototinya dengan sekujur tubuh yang gemetaran dan menggertakkan gigi.Padahal Verona yang membuang barangnya, tapi Carlos malah menuduhnya perhitungan. Melihat wajahnya yang hampir menangis dan mata berkaca-kaca, Carlos langsung tertegun."Cuma sebuah kalung, 'kan? Kubelikan lagi saja untukmu sebagai ganti rugi," ujar Carlos dengan nada melunak."Aku nggak butuh ganti rugi darimu! Bagiku, seberapa banyak pun uangnya, nggak akan bisa beli nilai kalung itu!" ujar Tamara dengan bibir bergetar, lalu berbalik dengan penuh amarah."Jangan nggak tahu diri! Aku sudah bilang mau bantu Verona ganti rugi, kamu masih mau apa lagi?" Carlos juga mulai emosi dan membentaknya.Yang menjawab hanyalah suara pintu kamar yang dibanting tertutup. Carlos pun semakin marah.Padahal dia belum sempat menegur sikap Tamara selama beberapa hari ini, sekarang malah dirinya yang kena semprot duluan."Carlos, maaf ya, ini semua sa
Read more

Bab 47

Di seberang.Carlos mengirimkan pesan dari ponselnya untuk mencari informasi soal barang-barang yang akan dilelang malam ini terlebih dahulu. Karena terlalu fokus, dia sama sekali tidak melihat wajah Verona yang saat itu tampak penuh cemburu dan kesal.Usai makan malam, Carlos mengantar Verona ke tempat pelelangan.Sepanjang perjalanan, Verona masih berpikir optimis. Dia yakin Carlos pasti akan membelikannya sesuatu juga. Soal kalung buat Tamara ... nanti tinggal dia rebut saja.Membayangkan hal itu, sudut bibir Verona terangkat. Dia mengepalkan tangannya pelan dan mendengus dingin dalam hati.Saat lelang resmi dimulai."Verona, gimana menurutmu kalung ruby ini?" tanya Carlos sambil menunjuk katalog ke arahnya.Verona langsung tersenyum malu-malu. Sesuai dugaan, Carlos tidak akan melupakannya. "Warna dan kilaunya cantik sekali, cerah tapi tetap anggun," jawabnya dengan suara manja dan penuh harapan.Carlos mengelus dagunya dan menilai, "Memang terlalu mencolok. Nggak cocok untuk Tamara
Read more

Bab 48

Mendengar ucapan itu, ekspresi riang di wajah Carlos perlahan memudar. Dia terdiam beberapa detik, lalu mengernyit sambil menatap ke depan. "Aku bukan lagi menghibur dia dan aku juga nggak punya perasaan apa-apa.""Tapi bukankah kalung itu ... kamu beli untuk dia?" tanya Verona dengan menggertakkan gigi.Carlos kembali diam. Kali ini, lebih lama dari sebelumnya. Entah berapa menit kemudian, akhirnya dia membuka mulut dengan canggung, "Aku beliin untuk bantu kamu ganti rugi. Jangan mikir yang aneh-aneh.""Aku sama dia cuma nikah kontrak, dipaksa sama Kakek. Seumur hidup aku nggak akan jatuh cinta sama dia."Kalau sebelumnya Verona mungkin akan percaya kata-katanya, kali ini tidak. Sebab, waktu Carlos menawar kalung mahkota mawar tadi, dia bahkan tidak menanyakan pendapat Verona dan langsung menawar gila-gilaan.Sebaliknya, Carlos bahkan tidak pernah mengatakan hendak membelikannya apa pun. Bukankah sudah jelas sekali perbedaan antara dicintai atau tidak?Sesampainya di kompleks, di dala
Read more

Bab 49

"Kasih saja sama siapa pun yang suka. Aku nggak butuh," ujar Tamara dengan tenang.Carlos hampir gila karena kesal. Dia menatap wajah Tamara, ekspresinya tetap sama tenang, datar, dan dingin. Persis seperti sedang menghadapi orang asing yang tidak punya hubungan apa pun dengannya."Kalau nggak ada urusan, silakan keluar. Aku mau tidur," kata Tamara mengusirnya dengan tegas."Baru jam sepuluh! Mau tidur apaan?!" Carlos membentak."Aku sudah beliin kamu sesuatu, bukan? Apa lagi yang masih membuatmu nggak puas? Hah? Coba ngomong!" teriaknya.Tamara terpaksa mundur setengah langkah. Sikap Carlos saat ini benar-benar seperti hendak memukulnya. Seketika, rasa takut menguar di dadanya.Dipukul saat masih dalam ikatan pernikahan hanya dihitung sebagai kekerasan dalam rumah tangga, bukan penganiayaan berat. Carlos paling-paling hanya akan dipenjara tiga tahun.Saat keduanya masih saling bersitegang, tiba-tiba ponsel Tamara yang tergeletak di atas ranjang berdering. Tamara langsung berlari untuk
Read more

Bab 50

Tamara menatap pria di depannya dengan penuh kebencian dan menggertakkan gigi sambil menahan diri untuk tidak berkata apa pun lagi.Anjing rabies, maniak, gila .... Semua kata kasar ini rasanya masih belum cukup untuk menggambarkan Carlos. Pintu dikunci rapat. Bahkan dua kunci tambahan juga dipasang. Carlos sendiri berjaga di depan pintu.Tamara hanya menghela napas, lalu berbalik masuk ke kamarnya. Tidak ada gunanya bicara dengan orang gila. Melihat Tamara masuk, wajah Carlos sedikit melunak. Namun tidak lama kemudian, sebuah kotak perhiasan dilempar keluar dari kamar.Carlos menatap kotak itu dengan geram, giginya kembali bergemeletuk. Akan tetapi, dia tidak memungutnya.Mendengar keributannya sudah mereda, Verona yang berada di kamar tamu pun membuka pintu dan keluar dengan hati-hati. Dia memungut kalung itu, lalu melihat ke Carlos yang berdiri di depan pintu dan berkata dengan perhatian, "Carlos ... mungkin kamu salah paham sama Rara? Bagaimanapun, dia cinta sekali sama kamu.""Sal
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status