"Maaf, Nona. Apa saya boleh tanya hubungan Anda dengan Pak Carlos?" tanya resepsionis itu."Pembantu masak," ujar Tamara dengan nada datar.Resepsionis di meja depan tampak ragu. "Eh ... ada ya pembantu semuda ini?"Kalau memang benar, kenapa Ihsan bilang begitu tadi? Sebelum dia sempat bertanya lebih jauh, pintu lift telah terbuka dan Tamara pun naik ke lantai paling atas.Setibanya di lantai tujuan, Tamara melihat Ihsan yang sudah menunggunya. Begitu melihatnya, pria itu langsung mengambil kotak makanan dari tangannya dan berkata pelan, "Nyonya, sebenarnya tadi aku mau turun untuk jemput Nyonya, tapi ....""Selain itu, Nyonya bisa nyuruh aku kapan saja. Benaran," tambahnya dengan tulus.Tamara tahu, Ihsan sangat baik. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Kamu saja yang antarin ke dalam. Aku pergi dulu.""Nyonya nggak ikut masuk?" tanya Ihsan heran."Aku malas lihat wajah busuknya," jawab Tamara dingin.Ihsan dalam hati menceletuk, 'Deskripsi itu cocok sekali.'Tamara menekan tombol lift
Read more