All Chapters of Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

[ Kalau nggak, nanti orang akan mengira etika kerja asistenku buruk. ]Ihsan berpikir dalam hati, 'Hehehe ... apa Anda nggak merasa semakin dijelaskan malah semakin mencurigakan?'Hanya saja sebagai karyawan, Ihsan terpaksa menyimpan semua keluhan ini dalam hati. Mana mungkin dia berani membantah?Mobil melaju dengan kecepatan stabil. Tamara menoleh ke arah jendela untuk memandangi pemandangan di luar. Dia tidak ingin bertanya mengapa Carlos tahu kapan dia keluar dari rumah sakit, apalagi menanyakan alasan kenapa pria itu menjemputnya.Lagi pula, jawabannya cuma ada dua kemungkinan. Entah itu ingin "membungkam mulutnya" supaya tidak mengadu di depan Arham, atau mungkin karena merasa bersalah. Bagaimanapun, Carlos-lah yang membuatnya patah tulang.Di kursi belakang, Carlos juga tidak bicara. Tatapannya tertuju pada bagian belakang kepala Tamara, lalu bergeser ke arah punggung kakinya.Bekas luka melepuh itu sudah hilang, kini hanya tersisa sedikit kemerahan yang samar. Langkahnya juga s
Read more

Bab 32

Tamara menarik napas panjang dalam hati dan berusaha menahan diri agar tidak bertengkar. Hanya sebuah tempat tidur, tidur di mana juga sama saja. Lagi pula, waktunya tinggal sepuluh hari lagi. Dia masih sanggup bertahan."Barang-barangku di mana?" tanya Tamara dengan tenang.Carlos yang sempat melihat wajahnya kesal barusan, lalu mendapati ekspresinya kembali datar, menjawab, "Verona suruh asistennya beresin dan pindahin ke kamar tamu kecil."Tamara berjalan ke kamar tamu kecil. Begitu pintunya dibuka, dia mendapati barang-barangnya berserakan di lantai dan tercampur tak karuan. Kalau orang lain melihat, mungkin akan menyangka itu tumpukan sampah.Di belakangnya, Ihsan juga ikut terkesiap. 'Nyonya benar-benar ditindas habis-habisan sama pelakor. Bukan cuma kamarnya yang direbut, sekarang bahkan harus tidur di gudang.'Carlos yang mengikutinya juga tentu melihat situasi tersebut. Dia terdiam sejenak, lalu mengernyit dan berkata, "Kenapa asistenmu itu letakkin barang orang asal-asalan?"
Read more

Bab 33

"Nggak ke mana-mana, cuma sudah nggak suka lagi," jawab Tamara dengan ekspresi datar.Mendengar itu, punggung Carlos yang semula menegang langsung sedikit mengendur. Dia kemudian memberi perintah pada Ihsan, "Turun ke bawah, sekalian belikan selimut dan satu set sprei di supermarket."Ihsan mengangguk dan segera keluar. Carlos kembali ke ruang tamu.Tamara mulai membereskan barangnya sendiri. Sebagian besar masih lengkap, tapi ....Tiba-tiba dia berdiri dan melangkah cepat ke kamar lamanya. Dia hendak membuka laci paling bawah dengan kunci cadangan. Namun, sebelum sempat melakukannya, sebuah tangan muncul dari belakang dan menarik laci itu lebih dulu.Di dalamnya kosong. Tamara terdiam, lalu menoleh perlahan dan tatapannya langsung bertemu dengan wajah Verona yang sedang menyeringai penuh kemenangan."Mana bukuku?" tanya Tamara."Buku apaan? Aku nggak tahu?" Verona berpura-pura tidak mengerti."Memangnya bukan kamu yang buka laci ini?" tanya Tamara menggertakkan giginya.Sebelum Verona
Read more

Bab 34

Saat Tamara masuk ke kamar mandi untuk mengganti air, dia melihat bahwa sikat gigi dan perlengkapan lain miliknya telah hilang. Yang tersisa hanyalah barang-barang milik Verona yang diletakkan berjejer dengan milik Carlos.Sudut bibir Tamara terangkat membentuk senyum sinis. Dia sudah tinggal di sini selama dua tahun. Namun, hanya butuh dua minggu sejak kemunculan Verona untuk menghapus semua jejak keberadaannya. Seolah-olah dialah yang jadi pihak ketiga sekarang.Sementara itu, di depan gedung studio model.Sebuah Rolls-Royce hitam berhenti dengan elegan di pintu masuk. Pintu terbuka dan Verona melangkah turun. Dia sengaja menoleh setengah badan dan melambaikan tangan ke arah Carlos di dalam mobil untuk memastikan semua orang di lobi bisa melihat jelas siapa pria di balik kemudi.Setelah mobil itu pergi, Verona berdiri di tempat sambil melambaikan tangan dengan senyum cerah. Begitu dia berbalik, wajahnya langsung berubah menjadi penuh percaya diri dan angkuh."Wah, Verona, pacarmu nga
Read more

Bab 35

Pukul sepuluh, Tamara turun untuk membeli bahan makanan, lalu memasak sesuai dengan keinginan seseorang. Tiga jenis hidangan, tak kurang satu pun, semuanya selesai tepat waktu dan diantar ke kantor.Ini adalah pertama kalinya dalam dua tahun pernikahannya dia muncul di "tempat umum". Meskipun tidak tahu angin apa yang membuat Carlos tiba-tiba meminta seperti ini, Tamara hanya perlu meletakkan makanan di meja resepsionis.Setelah menjelaskan maksud kedatangannya kepada resepsionis, wanita itu menatapnya dengan pandangan curiga. Ekspresinya tidak ramah saat berkata, "Silakan pergi sebelum saya panggil satpam. Perusahaan kami menolak menerima tamu yang tidak berkepentingan."Tamara mengulum bibirnya dan terdiam dua detik. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk mengirim pesan ke Carlos. Namun, saat membuka ruang obrolan, dia malah ragu dan akhirnya langsung menelepon Ihsan.Tamara berinisiatif berjalan ke luar untuk menelepon. Setelah berbincang sejenak, dia tinggal menunggu Ih
Read more

Bab 36

"Maaf, Nona. Apa saya boleh tanya hubungan Anda dengan Pak Carlos?" tanya resepsionis itu."Pembantu masak," ujar Tamara dengan nada datar.Resepsionis di meja depan tampak ragu. "Eh ... ada ya pembantu semuda ini?"Kalau memang benar, kenapa Ihsan bilang begitu tadi? Sebelum dia sempat bertanya lebih jauh, pintu lift telah terbuka dan Tamara pun naik ke lantai paling atas.Setibanya di lantai tujuan, Tamara melihat Ihsan yang sudah menunggunya. Begitu melihatnya, pria itu langsung mengambil kotak makanan dari tangannya dan berkata pelan, "Nyonya, sebenarnya tadi aku mau turun untuk jemput Nyonya, tapi ....""Selain itu, Nyonya bisa nyuruh aku kapan saja. Benaran," tambahnya dengan tulus.Tamara tahu, Ihsan sangat baik. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Kamu saja yang antarin ke dalam. Aku pergi dulu.""Nyonya nggak ikut masuk?" tanya Ihsan heran."Aku malas lihat wajah busuknya," jawab Tamara dingin.Ihsan dalam hati menceletuk, 'Deskripsi itu cocok sekali.'Tamara menekan tombol lift
Read more

Bab 37

Carlos berusaha menenangkan dirinya sendiri, lalu mulai menyantap makanannya. Begitu suapan pertama masuk, aroma daging iga asam manis itu nyaris membuatnya pingsan saking nikmatnya. Perasaan puas dan bahagia langsung mencapai puncak.Dari samping, terdengar suara makan yang semakin cepat dan rakus. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengira ada yang sedang kelaparan. Tamara menoleh sekilas, ekspresinya tidak bisa menyembunyikan rasa jengkelnya.Seberapa dalamnya perasaan cinta Tamara pada pria ini dulu, sebesar itu juga kebenciannya pada Carlos sekarang. Hanya saja, untuk saat ini, dia belum bisa pergi. Dia masih harus menumpang hidup di rumah Carlos.Hanya dalam waktu 10 menit, tiga jenis lauk, sepiring nasi, dan semangkuk sup itu dihabiskan Carlos hingga tak bersisa.Dengan puas, dia menyeka mulut dan tangannya dengan tisu basah. Sementara itu, Tamara sudah maju untuk membereskan kotak makan. Setelah itu, dia langsung berbalik dan pergi tanpa banyak bicara.Melihat betapa cepatnya T
Read more

Bab 38

"Memangnya dulu kamu pernah peduli sama aku?" tanya Tamara dengan ekspresi datar saat mendongak menatapnya.Carlos terdiam seketika dan ekspresinya tampak tercengang.Tamara kembali ke kamar tamu kecil dan meninggalkan pria itu berdiri terpaku di tempat. Tatapannya kosong. Namun, tebersit sorot mata penyesalan dan rasa bersalah di dalamnya.Melihat Carlos pulang lebih awal, Tamara pun bersiap untuk keluar membeli bahan makanan."Kamu mau ke mana?" tanya Carlos saat melihat Tamara baru saja pulang, sekarang malah hendak pergi lagi."Supermarket," jawab Tamara dengan suara datar.Dulu, Carlos tidak pernah peduli, bahkan hampir tidak pernah berbicara dengannya. Entah kenapa hari ini dia jadi banyak bicara.Setelah mendapatkan jawabannya, Carlos melihat tas belanja berbahan kain di tangan Tamara. Tiba-tiba, dia juga ikut-ikutan memakai sepatu dan diam-diam mengikuti dari belakang.Suara langkah kaki terdengar dari belakang, tapi Tamara tidak menoleh. Mereka pun sampai di lift bersama. Tama
Read more

Bab 39

Setelah menjemput Verona dan tiba di rumah, Carlos mendapati Tamara sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Dia masuk ke dapur dan berdiri di samping Tamara sambil memperhatikannya menggoreng masakan.Bahkan, dia sempat mencuri sepotong daging sapi rebus. Jarak mereka begitu dekat hingga nyaris bersentuhan.Di pintu dapur, Verona yang melihat pemandangan ini sontak menggertakkan giginya dengan kuat. Entah itu hanya perasaannya atau bukan, Verona merasa Carlos jadi semakin dekat dengan Tamara sejak kepulangannya."Rara, kamu lagi masak apa? Wanginya ...." Verona tersenyum tipis sambil menyelip di antara kedua orang itu."Carlos ini ya, kamu baru pulang masa langsung nyuruh Rara masak? Seperti pembantu saja," ucap Verona sok membela.Sorot mata Tamara tampak dingin. Dia paham bahwa Verona sedang menyindirnya."Masak itu memang tugasnya," jawab Carlos seolah-olah itu adalah hal yang wajar."Kamu ini ya .... Sepertinya kamu merasa masakanku nggak enak ya? Selama Rara dirawat set
Read more

Bab 40

"Tamara, kamu kenapa sih? Tambah garam lagi?" tanya Carlos sambil menoleh."Duh, dua masakan lainnya juga asin sekali ...." Verona ikut mencicipi dan langsung berkomentar.Kemudian, dia menatap Tamara sambil menggigit bibirnya, lalu berkata pelan, "Satu hidangan asin mungkin masih bisa dibilang nggak sengaja, tapi kalau semuanya asin ....""Rara, aku tahu kamu nggak senang lihat aku makan masakanmu. Tapi Carlos juga harus makan, lho. Kamu begini ...."Verona berpura-pura menahan diri, lalu mengubah ekspresinya menjadi seolah-olah besar hati dan menoleh ke Carlos, "Carlos, jangan marah ya .... Rara cuma cemburu sama aku. Aku numpang di rumah kamu, terus minta dia masakkin juga .... Dia cuma terlalu cinta sama kamu.""Tamara, kamu ini umur berapa? Masih main beginian? Kekanak-kanakan sekali kamu ini?" bentak Carlos sambil menepuk meja dengan keras."Verona cuma numpang sebentar. Bukannya aku sudah bilang dari awal? Gantiin kamarmu juga cuma sementara. Bisa nggak kamu lebih dewasa sedikit
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status