Semua Bab Kekuatan Super Si Satpam Biasa: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Rio melihat berbagai macam orang di tempat ini. Hal ini benar-benar membuka wawasannya.Pukul sebelas malam, saat Rio sedang semangat-semangatnya menggunakan kemampuan tembus pandangnya untuk mengintip para tamu wanita, tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang. "Rio!""Kak Joran, bikin kaget saja!" Rio langsung terperanjat. Dia sempat mengira bahwa aksi mengintipnya ketahuan.Joran adalah seorang pesulap yang sering tampil di bar ini, jadi dia cukup akrab dengan Rio yang bertugas menjaga pintu belakang. Joran adalah salah satu dari segelintir teman Rio."Lihat apa yang kubawakan?" Joran mengeluarkan sebuah paha ayam yang dibungkus kertas cokelat, seperti sedang memainkan trik sulap."Terima kasih, Kak Joran! Kenapa kamu tahu aku belum makan malam?"Rio memang tidak berbasa-basi karena memang perutnya sudah keroncongan. Dia hanya makan beberapa bungkus mie instan tadi, sehingga perutnya kelaparan. Dia pun langsung menyantapnya dengan lahap.Joran tersenyum. "Pelan-pelan makannya, aku j
Baca selengkapnya

Bab 12

Pukul empat pagi, Rio akhirnya selesai bekerja dan naik ke mobil milik Joran. Joran juga seorang perantau, sudah bertahun-tahun dia bekerja keras di Kota Jouston. Namun, sekarang dia sudah punya rumah kecil dan mobil sendiri. Mobilnya memang bukan mobil mewah, tapi tetap saja harganya sekitar ratusan juta dan jenisnya SUV pula.Joran mengajak Rio ke sebuah warung camilan. Meski sudah lewat jam empat subuh, tempat itu masih ramai oleh orang-orang yang makan. Ada nasi goreng, mie goreng, sate bakar, dan makanan lainnya."Kenapa kamu nggak nanya alasan aku nyuruh kamu menjauhi perempuan itu?" Joran memang sudah lama akrab dengan Rio, jadi dia selalu berbicara terus terang dengannya."Kamu nggak mungkin nyakitin aku. Kalau kamu suruh aku menjauh darinya, berarti dia yang bisa nyakitin aku. Aku 'kan nggak bego," kata Rio.Joran tertawa, "Tapi kamu nggak penasaran gimana cara dia bisa nyakitin kamu?" katanya sambil mengunyah."Gimana cara dia nyakitin aku?" Akhirnya Rio bertanya juga.Joran
Baca selengkapnya

Bab 13

"Kakakku benar-benar nggak beruntung!" Pemuda itu menghela napas saat berkata, "Wanita secantik ini belum sempat dinikmatinya, sepertinya dia nggak bakal tenang setelah meninggal, bukan?""Nenek bilang, kamu ini pembawa sial untuk suami, jadi dia memperingatkanku untuk menghindarimu. Jujur saja, aku juga sempat takut. Meskipun aku takut, saudara-saudaraku di sini belum tentu takut, bukan?""Mm mm ...." Di sekeliling pemuda itu berdiri enam pria bermantel hitam. Saat ini, tatapan mereka tampak berbinar.Wanita secantik Aulia ini memang terkenal di Kota Jouston. Konon katanya, Aulia memiliki rasi "harimau putih". Tentu saja, orang yang memiliki rasi ini juga terkenal karena membawa sial bagi suaminya!Lima tahun lalu, cucu tertua dari Keluarga Fortran di Kota Jouston menikahi Aulia. Pernikahannya saat itu menggemparkan seluruh daerah di sekitarnya. Acara pernikahan mereka luar biasa megah, sampai-sampai masih diingat oleh banyak orang sampai sekarang.Keluarga Fortran mengadakan pesta be
Baca selengkapnya

Bab 14

Aulia sama sekali tidak menggubris keenam pria bermantel hitam itu. Dia terus memprovokasi Gilbert, "Ternyata kamu memang penakut ya? Tapi ingat baik-baik, kalau aku nggak mati hari ini, suatu hari nanti aku sendiri yang akan membunuhmu.""Kamu mungkin nggak akan sempat menunggu hari itu datang.""Bambang, lakukan. Gilir dia," perintah Gilbert dengan wajah pucat.Bambang dan kelima pria lainnya langsung mengelilingi Aulia. Namun, di saat itu, suara dari walkie-talkie di pinggang Bambang tiba-tiba berbunyi. "Kak Bambang, ada taksi baru saja datang.""Hah?" Keenam pembunuh itu tertegun. Bahkan Gilbert pun langsung mengernyitkan dahi.Bambang menekan tombol di walkie-talkie dan bertanya, "Ada apa?""Taksi itu sudah pergi, tapi seorang pria turun dari mobil. Umurnya sekitar 20-an, sekarang dia sedang berjalan masuk ke arah lobi depan.""Pak Gilbert, gimana?" Bambang melirik ke arah Gilbert.Gilbert langsung mengambil alih walkie-talkie dari tangan Bambang. "Tanya dia mau apa. Kalau nggak a
Baca selengkapnya

Bab 15

Krak!Rio mendengar suara retakan tulang dada dari tubuh pria bermantel hitam itu. Dalam sekejap, pria itu menyemburkan darah dari hidung dan mulut, lalu tergeletak di lantai dengan mata memelotot.Rio memang seorang satpam. Namun, dia tidak pernah belajar bela diri, bahkan nyaris belum pernah benar-benar berkelahi.Ledakan tenaga barusan sepenuhnya berasal dari dorongan insting dan rasa nekat karena situasi yang mendesak. Dia bahkan tidak tahu apakah pria itu akan mati atau tidak. Bahkan saat ini, kedua tangannya masih gemetar hebat.Satu hal lagi, tadi dia menggunakan kemampuan mengendalikan benda.Rio tidak menyangka bahwa rasanya semudah itu saat dia mengendalikan pulpen tadi. Bahkan, dia merasa tidak perlu menatap benda itu untuk menggerakkannya, cukup dengan niat dan pikirannya saja.Ini adalah penemuan tak terduga baginya.Rio menarik napas panjang berulang kali untuk memaksa dirinya tetap tenang. Kemudian, dia mencabut belati bermata tiga dari pinggang pria itu.Belati itu mema
Baca selengkapnya

Bab 16

Gilbert memang punya sifat yang sangat keji.Begitu dia melihat bahwa Aulia begitu peduli pada pemuda yang baru saja menerobos masukini, dia malah semakin bersemangat. Dia langsung menyuruh Bambang untuk menangkap Rio hidup-hidup, agar bisa menyaksikan sendiri bagaimana Aulia dipermalukan tepat di depan matanya.Aulia pun segera menangkap maksud busuk Gilbert. Wanita yang tadinya tegar itu, akhirnya mulai menangis dan berteriak, "Rio! Dasar berengsek! Aku nggak butuh kamu! Pergi dari sini, sekarang juga!"Namun, Rio sama sekali tak menggubris kata-kata itu. Dia hanya menggenggam erat belati bermata tiga di tangannya dan menarik napas dalam-dalam. Dia sadar bahwa dirinya tidak boleh kacau dan panik saat ini.Begitu fokusnya pecah, hari ini dia akan mati mengenaskan. Semua mayat pelayan yang tergeletak di lantai adalah contoh terbaik akan hal ini.Selain itu, meskipun Rio hanya seorang satpam yang tidak memiliki dasar kemampuan bela diri, setidaknya dia punya kekuatan supranatural. Kekua
Baca selengkapnya

Bab 17

Kemudian, Bambang menyerigai kejam sambil mengarahkan belatinya ke betis Rio. Rio tersentak panik. Dalam detik itu, matanya refleks kembali melirik pisau di atas piring buah. Saat itu juga, pisau itu tiba-tiba memelesat ke udara dan meluncur secepat kilat menerobos kerumunan ....Crat!Pisau buah itu menancap di belakang kepala Bambang. Lengan Bambang yang hendak menghantamnya pun terhenti. Tubuhnya mematung seketika.Aulia yang tergantung di udara, melihat semuanya dengan jelas. Karena posisinya tergantung tinggi, dan pisau itu berada di dekatnya.Sebaliknya, orang-orang lainnya membelakangi arah datangnya pisau, jadi mereka tidak tahu bagaimana pisau itu bisa terbang sendiri dan menancap tepat di kepala Bambang.Aula terkejut hingga menganga. Bibirnya yang mungil itu pun terbuka lebar. Dia benar-benar terpana.Sementara itu, Gilbert dan yang lainnya juga tercengang. Namun, mereka langsung berbalik dan berdiri dekat satu sama lain untuk memposisikan Gilbert di tengah-tengah. Mereka be
Baca selengkapnya

Bab 18

"Sialan, dasar tukang pamer. Habisi mereka."Gilbert akhirnya meledak karena frustrasi. Sebab, dia tidak menyangka bahwa Aulia ternyata punya pelindung. Selain itu, orang kepercayaannya, Bambang, telah dihabisi Rio.Oleh karena itu, Gilbert ingin sekali menghancurkan pasangan ini sekarang juga. Di saat itu juga, Rio tiba-tiba berdiri dan memejamkan matanya.Ngung ....Ngung ... ngung ... ngung ....Pisau buah yang sudah tergeletak di lantai itu tiba-tiba saja memantul ke udara dengan sendirinya, lalu melayang di depan Rio. Mata pisaunya mengarah tepat ke Gilbert dan anak buahnya! Semua orang yang melihat adegan ini langsung terpana, termasuk Aulia yang juga tampak sangat terkejut dan bingung.Sebab ... pemandangan seperti ini biasanya cuma ada di film, bukan? Namun, di dunia nyata, Rio benar-benar bisa melakukan hal seperti itu?Ekspresi Gilbert langsung berubah drastis. Dengan panik, dia mendorong kedua anak buah yang berdiri di depannya, "Cepat maju, serang! Aku nggak percaya dia bis
Baca selengkapnya

Bab 19

Setelah itulah, Rio baru menarik tangannya dan meletakkannya di atas pundak Aulia. Saat ini, Aulia masih dalam keadaan linglung. Saat mencium aroma tubuh Rio, Aulia merasa sekujur tubuhnya seolah-olah menjadi lemas. Ingin sekali rasanya dia mendekap dalam pelukan Rio tanpa bergerak sama sekali."Aku nggak bisa jalan lagi. Kamu gendong aku ke lantai dua."Aulia benar-benar sudah kehabisan tenaga. Setelah digantung begitu lama, kedua lengannya bahkan sulit untuk mengangkat barang. Ditambah lagi rasa takut yang belum hilang sepenuhnya, membuat kakinya terasa lemas sekali.Rio tidak banyak berpikir dan langsung mengangkatnya."Ugh ...."Aulia hanya merasa bahwa dada pria ini terasa sangat luas dan hangat. Saat itu juga, dia merasakan sebuah rasa aman yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.Namun, mungkin karena gerakan Rio terlalu besar, pakaian yang diselimutkan di tubuhnya pun melorot. Rio menunduk dan melihatnya sekilas, wajahnya langsung memerah. Kemudian, dia buru-buru memalingkan
Baca selengkapnya

Bab 20

Saat Aulia melihat Rio terdiam di tempat, dia pun menghela napas pelan. Dia lalu bangkit dari kursi dan berjalan pelan ke sisi Rio sambil berkata lembut, "Ada beberapa hal yang aku nggak mau libatkan kamu di dalamnya."Rio menatap Aulia dalam-dalam, lalu tanpa berkata apa pun, dia langsung berbalik dan pergi. Apa pun alasan Aulia menyuruhnya pergi, Rio bisa merasakan bahwa Aulia sama sekali tidak berniat buruk padanya.Oleh karena itu, kalau Aulia memang tidak ingin dirinya ikut campur, maka pergi adalah pilihan yang paling tepat. Namun, baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba Aulia memanggilnya, "Rio, tunggu sebentar."Rio menoleh dan menatap Aulia dengan bingung.Aulia buru-buru kembali ke belakang meja kerjanya, lalu membuka brankas dengan sidik jari. Dari dalam, dia mengeluarkan beberapa gepok yang seratus ribuan. Setidaknya ada lebih dari 20 ikat lebih.Selain uang, di dalamnya juga ada beberapa perhiasan emas dan perak, serta sebuah kotak kecil.Tanpa banyak penjelasan, Aulia s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status