Home / Urban / Kekuatan Super Si Satpam Biasa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kekuatan Super Si Satpam Biasa: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

Benson menangkupkan tangan dengan hormat, tetapi pandangannya tertuju pada Rio karena dia ingin melihat batu itu lebih dekat.Rio tersenyum. "Pak, silakan lihat sepuasnya! Semua orang juga boleh melihatnya!""Wah!" Begitu mendengarnya, orang-orang langsung bersemangat. Beberapa bahkan langsung maju dengan senter mereka dan mulai menerangi batu itu dari berbagai sudut.Sementara itu, Zafir tampak semakin gembira. Batu ini benar-benar menunjukkan warna hijau! Itu adalah kabar baik baginya!Kalau kualitas satu batu saja sudah begitu baik, berarti kemungkinan besar seluruh batu mentahnya juga begitu. Dia tidak akan kesulitan menjualnya nanti.Cheryl juga ikut berdesakan ke depan. Saat melihat sudut yang terbuka itu, dia pun kebingungan. Rio benar-benar mendapatkan giok hijau? Itu artinya, bukannya rugi, si penjudi gila ini malah akan untung besar?"Semua minggir, biarkan Master Benson melihatnya."Mendengar itu, orang-orang segera memberi ruang. Benson berjalan mengelilingi batu, menyentuh
Read more

Bab 32

"Kakek, dia nggak tahu cara berjudi batu! Siapa yang memotong tiga kali saat berjudi? Kalau kali ini nggak ada warna hijau, batu itu bisa kehilangan nilainya!"Celine, cucu Benson, merasa anak muda ini benar-benar tidak waras. Jelas-jelas bisa langsung mendapatkan keuntungan besar, tetapi malah memilih mengambil risiko lebih besar. Apa pria ini tidak suka uang?"Pak Jaka, berhenti." Saat Jaka hampir memotong bagian ketiga, Cheryl buru-buru maju dan menghentikannya."Rio, kamu nggak boleh memotong lagi. Jual saja sekarang! Percaya padaku, aku nggak mungkin menjerumuskanmu. Kalau dijual sekarang, kamu bisa dapat 20 sampai 40 miliar. Tapi, kalau kamu potong lagi dan nggak ada warna hijau, 10 miliar pun belum tentu dapat," nasihat Cheryl dengan suara rendah."Jadi, cepat jual saja, jangan potong lagi. Percayalah, aku tahu kamu sedang beruntung, jadi jangan sia-siakan keberuntunganmu ini. Paham?"Rio tersenyum. "Kak Cheryl, aku tahu apa yang kulakukan. Aku merasa keberuntunganku masih ada.
Read more

Bab 33

Rio bukan hanya sukses, tetapi sukses besar!"Anak Muda, apa aku boleh melihatnya lagi?" Benson menunjuk batu giok tersebut."Tentu saja, semua boleh lihat! Lagi pula, aku nggak berencana menyimpannya. Aku akan langsung menjualnya di sini!""Nggak perlu dilihat lagi. Aku langsung tawar 438 miliar! Aku menambah uangmu 100 kali lipat, gimana?" Saat ini, seorang pria bersetelan berdiri dengan dua pengawal di belakangnya."Gila! Seratus kali lipat?""Ini benar-benar bukti nyata pepatah yang bilang judi bisa buat kaya, juga bisa buat miskin!""Astaga, keberuntungan anak ini luar biasa sekali!"Jantung Rio berdegup kencang. Lebih dari 400 miliar? Darahnya seolah-olah mengalir deras ke kepala, dia sampai merasa pusing."Hanya dengan 400 miliar lebih kamu ingin mendapat barang sebagus ini? Itu nggak adil, 'kan?" Saat ini, seorang wanita paruh baya mengenakan gaun tradisional keluar bersama rombongan besar.Anting dan gelangnya terbuat dari giok hijau kaisar. Sekilas saja, Rio bisa langsung men
Read more

Bab 34

Rio tidak berani berlama-lama di Aula A. Begitu uang masuk ke rekeningnya, dia langsung berpamitan kepada Cheryl dan keluar melalui pintu belakang.Dia tidak ingin diperlakukan seperti makhluk aneh, apalagi harus berhadapan dengan ekspresi Cheryl yang seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup. Cheryl adalah tipikal wanita matre. Kalau tidak, mana mungkin dia mau menjadi wanita simpanan Zafir?Setengah jam kemudian, Rio datang ke loket Bank Jayaraya. Dia menyerahkan kartu identitas dan kartu banknya kepada petugas di dalam loket dan berkata, "Aku ingin menarik uang tunai 4,6 miliar."Petugas bank itu masih muda, sekitar 23 atau 24 tahun, sepertinya baru lulus kuliah. Saat mendengar Rio ingin menarik uang senilai 4,6 miliar, dia tertegun sejenak.Perlu diketahui, menarik uang tunai dalam jumlah besar harus membuat perjanjian terlebih dahulu."Pak Rio, apa kamu sudah membuat janji sebelumnya?" tanya petugas bernama Fenny itu dengan penasaran.Rio pun terdiam sejenak. Sebagai orang yang seb
Read more

Bab 35

Wajah Fenny merah padam. Sebenarnya dia ingin menjadikan Rio sebagai kliennya, tetapi karena belum mengenalnya dengan baik, dia merasa malu untuk langsung mengatakannya.Harus diketahui bahwa pegawai bank seperti dirinya memiliki target penyimpanan dana yang harus dipenuhi. Hal itu berkaitan langsung dengan insentif serta bonus.Jika dia bisa meyakinkan Rio untuk membuka rekening di banknya dan menyimpan 1 triliun di sana, target tahunan untuk tahun ini, tahun depan, bahkan hingga tahun berikutnya sudah terpenuhi. Dia akan mendapatkan bonus, tunjangan, dan insentif.Jika dia bisa membujuk Rio untuk membeli produk investasi, komisinya akan semakin besar. Tentu saja, Fenny tidak berniat menipu Rio atau mencari komisi dari produk investasi. Dia hanya ingin menyelesaikan targetnya.Saat melihat Rio pergi, Fenny diam-diam menghafalkan nomor telepon yang tertera di layar komputer.Sementara itu, Rio keluar dari bank dan berdiri di tepi jalan yang ramai dengan lalu lintas. Untuk sesaat, dia t
Read more

Bab 36

Tidak jauh dari Bank Jayaraya, ada sebuah salon rambut. Saat Rio sedang gunting rambut, Fenny duduk dengan tenang seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya.Dia tidak berani berbicara, apalagi membahas soal keuangan. Bagaimanapun, salon ini terlalu ramai dan dia tahu bahwa menjaga privasi klien adalah hal yang sangat penting. Jadi, dia hanya bisa menunggu.Sebenarnya, sejak menerima telepon dari Fenny, Rio sudah bisa menebak maksudnya."Bu Fenny, umurmu berapa?""Aku 24 tahun. Kita seumuran, tapi aku lebih muda darimu," jawab Fenny. Dia sudah melihat kartu identitas Rio sebelumnya, jadi dia tahu detail informasi pribadinya."Kalau begitu, aku panggil kamu Fenny saja. Fenny, kenapa mencariku? Kalau ada sesuatu, katakan saja. Aku nggak suka menebak-nebak.""Baik, baik." Fenny merasa gugup sampai keringat muncul di ujung hidungnya. Dia melirik sekilas ke arah tukang pangkas, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin mengajak Pak Rio membuka rekening di bank kami dan menyimpan sejumla
Read more

Bab 37

Di dalam toko eksklusif itu tidak banyak orang. Saat Rio dan Fenny masuk, jelas ada beberapa staf yang sedang menganggur, tetapi tidak ada satu pun yang datang untuk melayani mereka.Rio mengernyit. "Begini ya pelayanan mereka?""Biar aku panggil mereka." Fenny tahu para staf ini sering memandang rendah pelanggan. Mereka hanya mau melayani orang yang terlihat kaya raya, bukan orang biasa. Namun, karena yang belanja kali ini adalah Rio, dia hanya bisa menahan diri.Dia berjalan mendekati para staf dengan senyuman ramah. "Maaf, ada yang bisa bantu kami pilih pakaian nggak?"Beberapa staf wanita hanya meliriknya sekilas. "Kami sibuk, lihat-lihat saja sendiri."Setelah itu, mereka kembali mengobrol di dekat meja kasir, sesekali melirik ke arah Fenny dan Rio dengan tatapan meremehkan.Fenny merasa darahnya mendidih, tubuhnya sedikit bergetar karena menahan amarah. Diremehkan seperti ini benar-benar menyakitkan. Namun, dia segera menenangkan diri. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik
Read more

Bab 38

Tak ada yang menyangka Rio akan memborong begitu banyak barang. Di dalam butik mewah dengan nama merek Inggris itu, Rio membeli 4 set pakaian, 2 pasang sepatu, dan 3 ikat pinggang untuk dirinya sendiri.Kemudian, dia juga membelikan Fenny 2 set pakaian, 2 tas, serta beberapa perhiasan. Awalnya, Fenny menolak. Namun, saat melihat tatapan dingin Rio, entah kenapa dia setuju begitu saja.Dengan demikian, Rio menghabiskan 7,5 miliar untuk Fenny, sedangkan untuk dirinya sendiri habis lebih dari 10 miliar.Dalam waktu kurang dari sejam, Rio menghabiskan sekitar 18 miliar di butik-butik mewah yang bahkan sebelumnya tidak dia kenal.Di seberang sana, staf butik Hugo melongo. Delapan belas miliar! Siapa yang tidak tahu menjual barang mewah bukan perkara mudah? Semua orang tahu betapa sulitnya mencari uang!Ditambah lagi, penjualan di Lion Plaza memang tidak terlalu bagus. Lokasinya yang dekat dengan Pulau Merak membuat orang-orang kaya lebih memilih belanja di sana. Di Pulau Merak, barang dijam
Read more

Bab 39

Nada dering ponsel berbunyi belasan kali sebelum akhirnya berhenti, sementara Rio tetap duduk santai dan melanjutkan merokok.Beberapa saat kemudian, ponsel kembali berdering. Kali ini pun panggilannya masih dari Aulia.Rio membiarkan ponsel berdering hingga 7 atau 8 kali sebelum akhirnya mengangkatnya. "Halo, Kak Aulia?""Rio, kamu nggak di rumah ya? Aku sudah pulang, cepat balik dan temui aku di atas." Setelah mengatakan itu, Aulia langsung menutup teleponnya.Meskipun bukan perintah, ini sudah menjadi kebiasaannya. Dalam pikirannya, setiap kali dia menelepon, Rio harus segera datang menemuinya.Selama ini, Rio selalu dikenal sebagai pria yang baik, perhatian, dan lembut. Bukan penjilat karena kata itu terdengar terlalu kasar, melainkan gentleman.Setiap kali berinteraksi dengan Rio, Aulia selalu bisa menangkap ekspresi khasnya. Gugup, malu, ragu-ragu untuk melihat. Itu membuatnya merasa puas.Pria mana yang tidak tergoda dengan tubuhnya? Dia juga yakin Rio menginginkannya. Itu sebab
Read more

Bab 40

Delon dan Fenny bertemu berkat perkenalan dari rekan kerja mereka di bank. Meskipun mereka bekerja di cabang yang berbeda, profesi yang sama membuat mereka memiliki banyak kesamaan.Ditambah lagi, mereka berdua adalah lulusan baru sehingga hubungan asmara mereka berkembang dengan cepat.Setelah 4 bulan bersama, mereka sudah cukup memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing.Fenny cantik dan memiliki pekerjaan bagus. Jadi, meskipun dia memiliki kekurangan, itu bukan hal besar.Namun, Delon berbeda. Dia memiliki tiga kekurangan yang cukup mencolok. Yang pertama, suka membual. Yang kedua, setelah minum alkohol, dia menjadi kasar, suka memaki, dan main tangan. Faktanya, dia pernah memukul Fenny sekali.Namun, setelah itu, dia berlutut di depan Fenny, menampar dirinya sendiri, dan bersumpah tidak akan pernah minum lagi. Akhirnya, Fenny memaafkannya.Sebenarnya, memukul orang saat mabuk tidak bisa disalahkan pada alkohol. Alkohol tak bersalah.Yang bersalah adalah orang itu sendiri, kare
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status