(Bab 29: Pengorbanan Agung)Angin dingin menerpa puncak Gunung Tengkorak, membawa salju yang menusuk tulang. Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue berdiri di antara reruntuhan pertempuran melawan Lord Vashta. Kemenangan terasa pahit. Lord Vashta telah dikalahkan, tetapi dengan harga yang sangat mahal. Lie Feng, pahlawan negeri ini, terluka parah. Ia bersandar pada sebuah batu, napasnya tersengal-sengal, wajahnya pucat pasi. Darah segar masih mengalir dari luka dalam di dadanya.Mei Lin, dengan wajah penuh kepanikan, menangani luka-luka Lie Feng. "Lie Feng," katanya, suaranya bergetar karena khawatir, "Lukamu sangat parah. Kita harus segera mendapatkan bantuan."Lie Feng tersenyum lemah, mencoba untuk meringankan kekhawatiran Mei Lin. "Jangan khawatir, Mei Lin. Kita telah menang. Negeri ini selamat. Itulah yang terpenting." Nyeri yang menusuk dadanya hampir membuatnya kehilangan kesadaran, namun ia berusaha untuk tetap tegar. Ia tahu, dalam lubuk hatinya, bahwa lukany
Last Updated : 2025-03-23 Read more