Share

Persiapan

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-24 22:16:19

Beberapa hari berlalu. Lie Feng berlatih keras di lapangan latihan. Setiap ayunan Pedang Dewa Abadi penuh kekuatan dan ketepatan. Keringat membasahi tubuhnya.

Master Jian mengawasi. "Kecepatanmu meningkat, Lie Feng, tapi ketepatan dan kekuatan seranganmu masih perlu ditingkatkan," katanya.

"Aku akan berusaha, Master Jian," jawab Lie Feng, terengah-engah. "Aku tak akan mengecewakanmu."

"Ingat," kata Master Jian, "Pedang Dewa Abadi bukan hanya tentang kecepatan dan kekuatan, tapi juga kontrol. Kau harus mampu mengantisipasi gerakan lawan dan merespon dengan tepat. Kelompok Naga Hitam memiliki banyak ahli bela diri."

Sementara itu, Lin Xue memimpin pelatihan tim intelijen. "Kita harus selalu waspada," katanya. "Kelompok Naga Hitam sangat berbahaya. Kesalahan sekecil apapun bisa fatal."

"Bagaimana jika kita tertangkap?" tanya salah satu anggota tim.

"Itulah mengapa kita harus selalu siap," jawab Lin Xue. "Setiap anggota harus memiliki identitas palsu dan rencana cadangan. Kita haru
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Penyamaran di Pesta Teh: Aroma Maut

    Udara dipenuhi aroma melati dan teh pucuk pilihan, tetapi bagi Lie Feng, itu hanyalah penyamaran bagi bahaya yang mengintai. Kediaman Lord Wei, salah satu bangsawan terkaya dan berpengaruh yang diduga memiliki hubungan erat dengan Kelompok Naga Hitam, berkilauan dengan lampu kristal. Lie Feng, menyamar sebagai pedagang teh dari negeri jauh bernama Xiang, berbisik kepada Lin Xue, yang anggun dalam gaun hijau zamrudnya, "Kau lihat? Lord Wei di sana, dikelilingi oleh orang-orang penting. Kita harus berhati-hati." Lin Xue mengangguk, matanya mengamati ruangan dengan tajam. "Aku sudah mencatat beberapa wajah. Mereka adalah target utama kita. Zhao dan Jian sudah siap. Mei, kau sudah menemukan informasi yang kita butuhkan?" Mei, menyamar sebagai pelayan, mendekati mereka, "Daftar anggota Kelompok Naga Hitam ada di dalam kotak kayu berukir naga di meja di sudut ruangan. Dua pengawal berjaga di sana. Kita perlu rencana." Lie Feng tersenyum tipis, "Jangan khawatir, Mei. Aku punya rencana.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Penyamaran di Pesta Teh #2

    Mereka bertukar pandang, mata mereka penuh tekad. Pertempuran melawan Kelompok Naga Hitam masih jauh dari selesai. Mereka harus bekerja sama, menggunakan semua keahlian mereka, untuk melindungi diri dan menyelamatkan negeri ini dari ancaman yang mengerikan. Lie Feng membuka tas yang diberikan Mei, menemukan sebuah perangkat kecil yang tampak sederhana namun canggih. "Ini alat komunikasi rahasia yang dibuat oleh Jian," jelas Mei, "Kita bisa menggunakannya untuk berkomunikasi dengan tim di tempat yang aman." Lie Feng mengangguk, menaruh perangkat itu di sakunya. "Bagus. Sekarang, kita harus segera meninggalkan tempat ini. Lord Wei pasti akan mengirimkan pasukannya untuk menangkap kita." Lin Xue memeriksa peta yang terbentang di atas meja, "Kita bisa menuju ke arah utara, melalui hutan bambu. Itu adalah jalur yang jarang dilalui, dan sulit untuk dilacak." "Itu rencana yang bagus," kata Jian, "Aku sudah menyiapkan beberapa alat untuk membantu kita melewati hutan bambu. Kita harus b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Infiltrasi di Penjara Batu Hitam

    Angin malam berdesir dingin menerpa wajah Lie Feng, membawa aroma lembap dan besi berkarat dari Penjara Batu Hitam. Benteng batu hitam yang menjulang itu tampak seperti rahang monster yang siap menelan siapa pun yang berani mendekat. Di balik tembok-temboknya yang tebal, terkurunglah Mei Lin, informan kunci yang memegang rahasia Kelompok Naga Hitam. Misi mereka malam ini: membebaskannya.Lie Feng, mengenakan seragam petugas penjara yang usang namun rapi, berbisik kepada Lin Xue, yang menyamar sebagai pengawal wanita, "Rencana tetap sama. Aku akan mengalihkan perhatian di gerbang utama. Kau dan tim akan menyusup dari sisi selatan."Lin Xue mengangguk, matanya tajam mengamati tembok penjara yang tinggi, "Zhao dan Jian sudah siap di sisi selatan. Mei akan mengurus Mei Lin setelah kita berhasil masuk."Zhao, menyamar sebagai petugas penjara senior, bertugas mengendalikan sistem keamanan. Jian, menyamar sebagai teknisi, siap untuk menonaktifkan sistem pengawasan. Mei,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Infiltrasi di Penjara Batu Hitam #2

    Mereka menghabiskan sisa malam untuk menyusun rencana yang matang. Mereka mempertimbangkan setiap kemungkinan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan. Mereka tahu, misi ini sangat berbahaya, tetapi mereka harus melakukannya. Mereka harus menghentikan Kelompok Naga Hitam dan menyelamatkan negeri ini dari kehancuran.Keesokan harinya, mereka berangkat menuju kuil kuno di pegunungan terpencil. Perjalanan mereka panjang dan melelahkan, tetapi mereka tidak menyerah. Mereka tahu, misi ini sangat penting. Mereka harus berhasil.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka akhirnya sampai di kuil kuno tersebut. Kuil itu tampak megah dan misterius, tersembunyi di balik pepohonan yang lebat. Udara di sekitar kuil terasa dingin dan mencekam.Lie Feng menatap kuil tersebut, "Ini dia. Kuil tempat Bintang Jatuh disimpan."Mereka mulai menyusup ke kuil tersebut, hati-hati mengamati sekeliling. Mereka menggunakan semua keahlian mereka untuk menghindari para prajurit

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Misi di Kuil Tersembunyi

    Kabut pagi menyelimuti puncak gunung, menciptakan suasana misterius di sekitar Kuil Tersembunyi. Kuil kuno, tersembunyi di balik air terjun yang megah, merupakan tempat pertemuan rahasia Kelompok Naga Hitam. Misi tim kali ini: menginfiltrasi kuil dan mendapatkan informasi tentang pemimpin Kelompok Naga Hitam, sosok misterius yang dikenal hanya sebagai "Sang Naga".Lin Xue, mengenakan pakaian peziarah sederhana, memimpin tim. Lie Feng, Zhao, Jian, Mei Lin, dan Tuan Gu menyamar sebagai pengikutnya. "Ingat," bisik Lin Xue, "Kita harus berhati-hati. Kuil ini dijaga ketat oleh para pengawal yang terlatih, dan Sang Naga sendiri memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Mei Lin dan Tuan Gu, siapkan jurus-jurus kalian."Lie Feng mengangguk, "Aku sudah merasakan aura spiritual yang kuat dari dalam kuil. Sang Naga pasti berada di sana. Kita perlu siap menghadapi kekuatannya yang luar biasa."Mereka mendekati kuil, melewati jalan setapak yang terjal dan berliku. Air terjun yang megah mencip

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Misi di Kuil Tersembunyi #2

    Lie Feng menatap peta yang baru saja mereka dapatkan, garis-garisnya menunjukkan lokasi tempat persembunyian Kelompok Naga Hitam. "Tempat ini tersembunyi di tengah hutan belantara, dijaga ketat oleh para prajurit yang setia," katanya, suaranya bergema di ruang utama kuil yang sunyi."Kita harus menyusun rencana yang matang," kata Lin Xue, "Mereka pasti sudah mempersiapkan diri untuk serangan balik.""Benar," kata Zhao, "Kita tidak bisa gegabah. Kita harus mempertimbangkan semua kemungkinan."Mei Lin, yang berdiri di samping Lie Feng, menambahkan, "Kita harus menggunakan kekuatan spiritual kita secara strategis. Mereka mungkin memiliki senjata rahasia yang dapat mengalahkan kita dengan mudah.""Jangan khawatir, Mei Lin," kata Tuan Gu, "Aku sudah mempelajari beberapa jurus baru yang dapat melumpuhkan kekuatan spiritual musuh. Aku akan membantu Lie Feng dan Zhao.""Baiklah," kata Lie Feng, "Kita akan menyerang dalam waktu tiga hari. Zhao dan Jian akan memimpin pasuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jalan Raya Maut

    Matahari terik membakar Jalan Raya Maut, jalur sempit dan berliku yang dijaga ketat oleh Kelompok Naga Hitam. Di ujung jalan raya itu terletak Desa Tersembunyi, sebuah pemukiman kecil yang diyakini menyimpan informasi penting tentang rencana jahat Kelompok Naga Hitam selanjutnya. Misi tim kali ini: mencapai Desa Tersembunyi dan mendapatkan informasi tersebut.Lie Feng, dengan pakaian sederhana dan wajah yang tak terbaca, bersiap untuk menggunakan Jurus Kecepatan Dewa. "Lin Xue," katanya, "Mei Lin, Tuan Gu, kalian siap menciptakan pengalih perhatian? Ini akan menjadi ujian kecepatan dan kecerdikan kita."Lin Xue mengangguk, "Kami sudah siap. Zhao dan Jian akan mengurus pos penjagaan pertama. Mereka akan menggunakan bom asap dan granat suara untuk menciptakan kekacauan. Mei Lin dan Tuan Gu akan menangani pos penjagaan kedua. Mei Lin akan menggunakan ilusi, Tuan Gu akan menggunakan suara untuk membingungkan mereka.""Baiklah," kata Lie Feng, "Aku akan bergerak cepat. Kalian harus me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jalan Raya Maut #2

    Debu beterbangan di udara, menyelimuti kota yang hancur. Bau belerang menyengat hidung, sisa-sisa ledakan "Matahari Hitam" yang hampir menghancurkan segalanya. Lie Feng berdiri di tengah-tengah reruntuhan, napasnya tersengal-sengal. Ia menatap kota yang dulu ramai, kini hanya menyisakan puing-puing bangunan dan jalanan yang hancur."Berapa banyak korban jiwa?" tanya Lin Xue, suaranya bergetar. Ia membantu seorang anak kecil yang terluka keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.Zhao memeriksa mayat-mayat yang berserakan. "Lebih dari seratus," katanya, suaranya berat. "Banyak yang terluka parah."Jian mengangguk, "Kita harus segera mencari bantuan medis."Mei Lin mengobati luka-luka para korban yang selamat, jari-jarinya bergerak cepat dan terampil. Tuan Gu membantu mengorganisir evakuasi dan pencarian korban selamat lainnya.Meskipun mereka berhasil menggagalkan rencana Kelompok Naga Hitam, kerusakan yang terjadi sangat besar. Kota ini hancur, banyak nyawa melayang,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru #2

    Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan warna jingga keemasan. Udara pagi masih sejuk, membawa kesegaran yang menenangkan. Di halaman Perguruan Naga Teratai, para petarung berkumpul untuk latihan rutin. Namun, latihan kali ini berbeda. Lie Feng telah memperkenalkan metode pelatihan baru yang menekankan pada pengembangan kekuatan batin dan kerja sama tim yang lebih efektif."Hari ini, kita akan fokus pada intuisi," kata Lie Feng, suaranya tenang tetapi tegas. "Kemampuan untuk merasakan bahaya sebelum ia datang adalah senjata paling ampuh yang kita miliki.""Bagaimana kita melatih intuisi kita?" tanya Jian, salah satu petarung muda, dengan penasaran. "Apakah kita harus berlatih merasakan getaran di tanah seperti yang terjadi sebelumnya?""Itu salah satu caranya," jawab Lin Xue. "Tetapi intuisi itu lebih dari sekadar merasakan getaran fisik. Itu adalah kemampuan untuk merasakan energi di sekitar kita, untuk merasakan bah

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru

    Matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, cahaya keemasannya menerangi wajah-wajah para petarung yang berkumpul di halaman luas. Suasana berbeda dari beberapa minggu lalu. Ketegangan dan ketakutan telah sirna, diganti oleh suasana yang tenang tetapi penuh dengan kekuatan baru. Mereka telah melewati ujian api, dan dari uji itu, mereka muncul lebih kuat dan lebih bijak.Lie Feng berdiri di depan mereka, senyum tersungging di bibirnya. "Teman-teman," katanya, suaranya bergema di seluruh halaman, "kita telah melewati masa yang sangat sulit. Kita telah menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan ancaman yang sangat besar. Tetapi kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah membangun kembali kepercayaan kita, dan dari abu kehancuran, kita telah menemukan kekuatan baru.""Kekuatan baru itu bukan hanya tentang kemampuan bertarung kita," lanjutnya, "tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kekuatan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status