Share

Jalan Raya Maut #2

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 18:24:50

Debu beterbangan di udara, menyelimuti kota yang hancur. Bau belerang menyengat hidung, sisa-sisa ledakan "Matahari Hitam" yang hampir menghancurkan segalanya. Lie Feng berdiri di tengah-tengah reruntuhan, napasnya tersengal-sengal. Ia menatap kota yang dulu ramai, kini hanya menyisakan puing-puing bangunan dan jalanan yang hancur.

"Berapa banyak korban jiwa?" tanya Lin Xue, suaranya bergetar. Ia membantu seorang anak kecil yang terluka keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

Zhao memeriksa mayat-mayat yang berserakan. "Lebih dari seratus," katanya, suaranya berat. "Banyak yang terluka parah."

Jian mengangguk, "Kita harus segera mencari bantuan medis."

Mei Lin mengobati luka-luka para korban yang selamat, jari-jarinya bergerak cepat dan terampil. Tuan Gu membantu mengorganisir evakuasi dan pencarian korban selamat lainnya.

Meskipun mereka berhasil menggagalkan rencana Kelompok Naga Hitam, kerusakan yang terjadi sangat besar. Kota ini hancur, banyak nyawa melayang,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Festival Topeng

    Kota Raya bersinar gemerlap di bawah cahaya bulan purnama. Ribuan lentera menghiasi jalan-jalan, menciptakan suasana meriah untuk Festival Topeng tahunan. Topeng-topeng warna-warni menghiasi wajah para peserta, menyembunyikan identitas mereka di balik kedok anonimitas. Di tengah keramaian ini, Lie Feng, Lin Xue, Mei Lin, Tuan Gu, Zhao, dan Jian menyamar sebagai peserta festival. Misi mereka: menginfiltrasi pertemuan rahasia Kelompok Naga Hitam yang akan berlangsung di tengah festival.Lie Feng, mengenakan topeng sederhana berwarna hitam, mengamati kerumunan dengan Jurus Mata Dewa. Kemampuannya untuk melihat melalui penyamaran dan mengidentifikasi individu berdasarkan aura spiritualnya sangat penting untuk misi ini. "Lin Xue," bisiknya, "Apakah kalian sudah siap? Aku akan mulai memindai kerumunan."Lin Xue, dengan topeng bunga sakura yang indah, mengangguk. "Kami sudah siap. Mei Lin dan Tuan Gu akan berjaga-jaga di sekitar kita, sedangkan Zhao dan Jian akan menjaga j

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Festival Topeng #2

    Setelah berhasil menggagalkan rencana Kelompok Naga Hitam di Festival Topeng, Lie Feng dan timnya kembali ke markas rahasia mereka, sebuah gua tersembunyi di balik air terjun. Suasana tegang namun lega menyelimuti ruangan."Kita berhasil," kata Lie Feng, suaranya masih sedikit bergetar. "Tapi ini baru permulaan. 'Mereka pasti tidak akan tinggal diam'," lanjutnya, matanya menatap tajam ke arah Lin Xue.Lin Xue meletakkan topeng bunga sakuranya di atas meja. "Kau benar," katanya, "Mereka pasti akan merencanakan serangan balasan. 'Kita perlu mempersiapkan diri untuk yang terburuk'."Mei Lin memeriksa racunnya, memastikan persediaannya masih cukup. "'Racunku mungkin bisa melumpuhkan mereka sementara'," katanya, "Tapi kita butuh strategi yang lebih efektif. 'Kita perlu sesuatu yang lebih kuat, lebih permanen'."Tuan Gu mengangguk, "'Jurus suara memang efektif untuk mengalihkan perhatian,' tetapi kita perlu mempertimbangkan cara yang lebih terencana. 'Kita perlu lebih ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Perburuan di Hutan Bambu

    Mentari pagi menyinari dedaunan hijau hutan bambu yang lebat. Angin berbisik di antara batang-batang bambu yang tinggi menjulang, menciptakan suasana yang tenang namun menegangkan. Lie Feng, Lin Xue, Mei Lin, Tuan Gu, Zhao, dan Jian berdiri di tepi hutan, siap untuk memulai misi penyelamatan mereka. Target mereka: seorang informan penting yang telah diculik oleh Kelompok Naga Hitam."Informan itu adalah kunci untuk mengungkap rencana jahat mereka selanjutnya," kata Lie Feng, matanya menatap tajam ke dalam hutan bambu. "Kita harus menyelamatkannya sebelum terlambat."Lin Xue, yang selalu teliti, memeriksa peralatannya. "Aku telah memasang alat pelacak di informan itu sebelum dia diculik," katanya. "Itu akan membimbing kita ke lokasi mereka."Mei Lin, yang selalu waspada, memeriksa racunnya. "Aku telah menyiapkan racun yang lebih kuat," katanya. "Kali ini, kita tidak boleh lengah."Tuan Gu, yang selalu tenang, mengangguk. "Aku akan menggunakan jurus suaraku u

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Penyamaran di Kapal Dagang

    Pelabuhan Laut Selatan hiruk pikuk. Kapal-kapal berlayar hilir mudik, mengangkut berbagai barang dagangan. Di tengah keramaian, Kapal Naga Emas, kapal dagang besar milik Kelompok Naga Hitam, menunggu keberangkatan. Lie Feng dan timnya, menyamar sebagai awak kapal, siap menyusup."Rencana kita sederhana," kata Lie Feng, berbisik di sebuah gudang terpencil. "Lin Xue, kau juru masak. Mei Lin, asistennya. Tuan Gu, pelaut biasa. Zhao dan Jian, pengawas kargo. Aku akan mengamati dan bertindak jika diperlukan."Lin Xue mengangguk. "'Identitas palsu sudah siap. Kita gunakan nama samaran.'"Mei Lin memeriksa kipasnya yang elegan. "'Racun sudah siap, tapi aku juga akan menggunakan Jurus Kipas Dewa Angin untuk mengendalikan situasi jika diperlukan.'"Tuan Gu mengelus busurnya. "'Jurus Panah Indra siap. Aku akan memberikan dukungan jarak jauh dan menciptakan celah.'"Zhao dan Jian memeriksa senjata mereka. "'Kita akan berjaga-jaga di sekitar kargo. Jangan lengah.'"Lie

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Rumah Boneka

    Rumah boneka itu berdiri megah di pinggiran kota, sebuah bangunan mewah yang tampak tak mencolok dari luar. Namun, di balik fasadnya yang elegan tersembunyi sebuah rahasia gelap: tempat pertemuan rahasia Kelompok Naga Hitam. Lie Feng dan timnya telah menerima informasi intelijen tentang pertemuan penting yang akan diadakan di sana."Rumah boneka ini dijaga ketat," kata Lie Feng, mengamati bangunan tersebut dari kejauhan menggunakan teropong. "Kita harus berhati-hati. Kita tidak boleh terdeteksi."Lin Xue, yang selalu teliti, memeriksa peralatannya. "Aku telah memasang alat penyadap di sekitar rumah boneka ini," katanya. "Kita akan bisa mendengarkan pembicaraan mereka dari jarak jauh."Mei Lin, yang selalu waspada, memeriksa racunnya. "Aku telah menyiapkan racun yang lebih kuat," katanya. "Kali ini, kita tidak boleh lengah."Tuan Gu, yang selalu tenang, mengangguk. "Aku akan menggunakan jurus suaraku untuk menciptakan kekacauan jika diperlukan," katanya. "Kita

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Lembah Bayangan

    Sinar matahari pagi yang redup menerobos kabut tebal di atas Lembah Bayangan, menciptakan pemandangan yang suram dan menakutkan. Ngarai dalam dan gelap itu dihiasi tebing-tebing curam dan sungai deras yang airnya hitam pekat. Lie Feng dan timnya berdiri di tepi, siap menghadapi perjalanan berbahaya menuju kuil terpencil."Lembah Bayangan penuh jebakan dan makhluk berbahaya," kata Lie Feng, mengamati lembah dengan mata tajam. "Kita harus sangat berhati-hati."Lin Xue, dengan teliti, memeriksa peralatannya. "Saya telah memasang alat pelacak, tapi medan yang sulit mungkin mengganggu fungsinya di beberapa area."Mei Lin, waspada, menarik napas dalam-dalam. "Saya telah mempersiapkan berbagai jenis racun, dengan kekuatan yang disesuaikan dengan berbagai ancaman yang mungkin kita temui." Dia menunjuk pada berbagai botol kecil yang tersimpan rapi di dalam tasnya.Tuan Gu, dengan tenang, menarik busurnya. "Saya akan siap menggunakan Jurus Panah Indra untuk memberikan dukunga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran di Pasar Malam

    Riuh rendah pasar malam membungkus Lie Feng dan kawan-kawannya dalam dekapan hiruk pikuk. Aroma jajanan kaki lima bercampur dengan bau asap kembang api, menciptakan koktail sensori yang pekat. Namun, malam yang semestinya meriah ini berubah menjadi medan pertempuran yang mencekam. Seorang pembunuh bayaran dari Kelompok Naga Hitam, sosok yang diselimuti bayangan dan aura kematian, berdiri tegak di tengah kerumunan. Gerakannya begitu cepat, bagai kilat yang menyambar, membuat Lie Feng dan teman-temannya kewalahan."Sialan! Dia terlalu kuat!" teriak Jian, salah satu teman Lie Feng, sambil menghindar dari serangan pedang pembunuh bayaran itu. Pedang itu menari-nari di udara, meninggalkan jejak cahaya mematikan."Kita harus bekerja sama!" seru Mei, wanita tangguh yang selalu setia mendampingi Lie Feng. Ia mengayunkan kipas besi miliknya, menciptakan angin puyuh kecil yang berhasil mengalihkan perhatian pembunuh bayaran itu sejenak.Namun, setiap serangan mereka hanya mampu melukai sed

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran di Pasar Malam #2

    Lie Feng, Jian, dan Mei, Lin Xua, Tuan Gu dan Zhou meninggalkan pasar malam yang kini kembali ramai, meski masih tercium aroma anyir darah samar-samar. Suasana riuh rendah pedagang dan pengunjung berusaha menutupi jejak pertempuran sengit yang baru saja terjadi. Namun, bayangan pembunuh bayaran dari Kelompok Naga Hitam masih menghantui pikiran mereka.Lie Feng membawa pembunuh bayaran itu, yang kini terikat erat, menuju tempat persembunyian mereka. Jian dan Mei berjalan di sampingnya, waspada terhadap kemungkinan serangan lanjutan. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diselingi suara langkah kaki mereka di atas jalanan yang masih sedikit berdebu."Kita harus berhati-hati," kata Jian, memecah keheningan. "Kelompok Naga Hitam tidak akan tinggal diam setelah ini.""Tentu saja," jawab Lie Feng. "Mereka pasti akan mengirimkan orang lain.""Apakah kita cukup kuat untuk menghadapi mereka semua?" tanya Mei, suaranya sedikit khawatir. Meskipun mereka telah berhasil mengalahkan seorang pem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru #2

    Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan warna jingga keemasan. Udara pagi masih sejuk, membawa kesegaran yang menenangkan. Di halaman Perguruan Naga Teratai, para petarung berkumpul untuk latihan rutin. Namun, latihan kali ini berbeda. Lie Feng telah memperkenalkan metode pelatihan baru yang menekankan pada pengembangan kekuatan batin dan kerja sama tim yang lebih efektif."Hari ini, kita akan fokus pada intuisi," kata Lie Feng, suaranya tenang tetapi tegas. "Kemampuan untuk merasakan bahaya sebelum ia datang adalah senjata paling ampuh yang kita miliki.""Bagaimana kita melatih intuisi kita?" tanya Jian, salah satu petarung muda, dengan penasaran. "Apakah kita harus berlatih merasakan getaran di tanah seperti yang terjadi sebelumnya?""Itu salah satu caranya," jawab Lin Xue. "Tetapi intuisi itu lebih dari sekadar merasakan getaran fisik. Itu adalah kemampuan untuk merasakan energi di sekitar kita, untuk merasakan bah

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru

    Matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, cahaya keemasannya menerangi wajah-wajah para petarung yang berkumpul di halaman luas. Suasana berbeda dari beberapa minggu lalu. Ketegangan dan ketakutan telah sirna, diganti oleh suasana yang tenang tetapi penuh dengan kekuatan baru. Mereka telah melewati ujian api, dan dari uji itu, mereka muncul lebih kuat dan lebih bijak.Lie Feng berdiri di depan mereka, senyum tersungging di bibirnya. "Teman-teman," katanya, suaranya bergema di seluruh halaman, "kita telah melewati masa yang sangat sulit. Kita telah menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan ancaman yang sangat besar. Tetapi kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah membangun kembali kepercayaan kita, dan dari abu kehancuran, kita telah menemukan kekuatan baru.""Kekuatan baru itu bukan hanya tentang kemampuan bertarung kita," lanjutnya, "tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kekuatan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status