All Chapters of Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan: Chapter 71 - Chapter 79

79 Chapters

Bab 71

“Apa anda tidak ingin menjadikan kami sebagai langganan anda, tuan?” tanya Wanita berambut pirang itu. Sementara wanita yang berambut pendek itu masih memanjakan Markus dengan mengulum milik pria tersebut. “Lokasi kita terlalu jauh. Andai saja kalian tinggal dekat denganku, mungkin aku akan lebih sering memanggil kalian. Tapi jujur aku suka bosan, aku lebih suka main gonta-ganti dengan wanita yang berbeda. Biar tahu rasanya,” ucap Markus.Wanita berambut pirang itu sedang duduk di samping Markus dengan bersandar manja di bahu pria tersebut. Sementara tangannya bergerilya di atas dada pria itu. “Tapi berjanjilah kalau anda datang ke kota ini, kami dapat bagian memuaskan anda, Tuan,” pintanya penuh godaan.“Tentu saja. Aku akan meminta pihak hotel untuk menghubungi kalian, bila aku datang lagi ke kota ini dan menginginkan kalian,” jawabnya. Markus mencium bibir wanita berambut pirang itu. Melahapnya dengan rakus dan penuh nafsu. Dia sudah terbiasa dimanjakan 2 perempuan penghibur se
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Bab 72

Napasnya tersengal karena hasrat tak terbendung juga gerakan dengan tempo cepat di atas tubuh wanita itu.Wanita berambut pirang itu hanya tersenyum. Matanya merem melek menikmati sentuhan Markus. Lalu tatapan tajam Markus tertuju pada wanita berambut pendek.“Sini mendekat,” kata Markus pada wanita berambut pendek itu. Wanita itu segera mendekat ke arah Markus. Pria itu langsung dengan rakus melahap bibir merah dan tipis sang wanita. Menghisap begitu dalam lidah wanita itu, juga sesekali menggigit bibir bawahnya yang sangat seksi.Suara desahan mereka menggema di ruangan itu. Pria itu mencabut miliknya dari milik wanita berambut pirang itu. Lalu meminta perempuan yang satunya berlutut membelakanginya. Markus mulai melakukan penyatuan dari arah belakang. Jeritan kesakitan terdengar jelas dari wanita itu, saat Markus beberapa kali mencoba menusuk bagian belakang sang wanita. Tentu saja sangat sakit, bahkan bisa dipastikan akan meninggalkan luka di area belakang miliknya. Namun demi
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Bab 73

Di sisi lain, Alex kembali ke rumah utama. Suasana rumah tampak sepi, tapi dalam pikirannya penuh gejolak. Saat menutup pintu utama, matanya langsung menangkap sosok Sophia yang sedang menaiki tangga menuju lantai tiga. Tanpa membuang waktu, Alex bersuara.“Sophia… Aku mau bicara,” ucapnya datar.Langkah Sophia terhenti. Dia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini. Sejak Markus menyebut soal wanita dan anak kecil yang mirip Alex, pikirannya tak pernah tenang. Cemburu sudah menumpuk, tapi dia memilih diam. Dia ingin tetap terlihat tidak tahu apa-apa tentang wanita itu dan anaknya di mata Alex—meski dalam hati, dia nyaris hancur.Setelah menarik napas panjang untuk menenangkan diri, Sophia turun lagi dan mendekati Alex yang menunggu di ruang tamu lantai satu.“Duduk,” kata Alex, tanpa memberi pilihan lain.Sophia mengangguk. Ia duduk, meski tubuhnya terasa kaku. Matanya menatap wajah suaminya yang tak pernah menampakkan sedikit pun rasa peduli padanya.“Aku mau kita bercerai,” kata Alex
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Bab 74

Sophia kembali duduk di sofa ruang tamu dengan ponsel di tangannya. Jemarinya cepat mengetik pesan untuk Markus, tanpa ragu, tanpa jeda.“Cepatlah datang ke kota New Capitol. Aku ingin tahu siapa perempuan di masa lalu Alex yang kembali dengan seorang anak. Aku ingin melihat tampangnya seperti apa.”Belum sampai satu menit, centang dua biru muncul. Markus langsung membalas pesan perempuan itu.“Wanita di masa lalu Alex lebih dari sekadar mantan. Dia sangat cantik. Bukan hanya dari tampilan luar, tapi juga sikap dan kepribadiannya. Banyak pria di kantor GG Corporation mengaguminya. Tapi pada akhirnya, Alex yang berhasil memilikinya.”Markus tidak pernah mengada-ngada. Memang itulah kenyataannya, jujur dulu hasratnya tak bisa dikendalikan ketika dia hampir saja berhasil memperkosa perempuan itu. Namun sayangnya Angelica berhasil kabur meski akhirnya kembali tertangkap oleh komplotan mereka. Semua anak buah Nyonya Abigail dan Tuan Daniel mengakui kalau kekasih Alex meski berasal dari ka
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Bab 75

Setelah bayangan Alex benar-benar hilang dari pintu utama, Sophia langsung membalikkan badan. Langkahnya cepat, penuh tekanan. Dia naik ke lantai tiga tanpa menoleh lagi. Napasnya memburu, matanya tajam. Begitu sampai di kamarnya, tanpa berpikir panjang dia menarik kursi rias dan membantingnya ke lantai. Suaranya menggema keras. Botol parfum, alat make-up, dan cermin kecil terlempar dari meja dan jatuh berserakan. Beberapa ada yang pecah. Tapi Sophia tak peduli.Sang anak sampai terkejut dan menangis histeris. Pengasuhnya segera merengkuh tubuh bayi mungil itu lalu dibawa keluar dari dalam kamar sang mama. Sang pengasih tahu akhir-akhir ini sedang ada masalah berat antara kedua majikannya.Sophia memukul meja dengan kedua tangannya. Wajahnya merah padam. Giginya bergemeletuk menahan emosi. Dia seperti bom yang siap menghancurkan dunia kapan saja. Suara-suara lirih kemarahan keluar dari mulutnya, hampir seperti gumaman, tapi penuh dengan ancaman."Aku yang sah jadi istrinya. Aku yang
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Bab 76

"Ada apa, William? Tegang amat! Ada yang darurat kah?" tanya Alex dengan suara datar.William tampak tergesa-gesa masuk lebih jauh ke dalam rumah itu, biar bisa segera berada di dekat atasannya untuk menyampaikan kabar penting. Tapi baru saja dia duduk, suara Olivia terdengar seperti sambaran petir di siang bolong.“Om William cari suster Lila ya? Tadi siang Via dengar Om William telepon suster Lila," sahut Olivia polos, tanpa merasa ada yang salah dengan ucapannya.Kalimat biasa itu membuat wajah William tambah pucat seketika. Ia tampak seperti maling yang tertangkap basah. Tangannya bahkan sempat gemetar saat mencoba merapikan jaket kulitnya, berusaha menutupi kegugupannya.Olivia memiliki kecerdasan seperti sang papa, jadi jangan pikir kalau anak kecil yang sering menangis itu karena menahan sakit saat belum dioperasi adalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Sekarang dia menyadari, kalau dirinya sudah tidak kesusahan lagi seperti dulu. Apalagi suster Lila, yang tidak bisa menutup
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Bab 77

Mobil menepi di tempat yang sepi, suster Lila mendorong mundur tempat duduknya, dan menurunkan sedikit sandarannya. William berjongkok persis di depan sang kekasih setelah memastikan mobil terparkir dengan baik, meski sempit dia tak peduli karena hasratnya sudah tidak bisa dikendalikan.“Naikkan kakimu, La,” ucapnya.Suster Lila membuka celana dalamnya, lalu melebarkan pahanya setelah kedua kakinya naik ke tempat duduknya. William mulai menjilati bagian intim berwarna merah itu, sesekali menghisapnya tanpa rasa jijik sama sekali. Lidahnya bermain-main di dalam sana, matanya terpejam. Sementara suster Lila meremas dadanya sendiri, sambil menahan diri agar tak berteriak di dalam mobil.“Pindah ke belakang sebentar ya, aku gak tahan. Nanti di apartemen ronde kedua,” ujar William.Saat hasratnya sudah tak bisa dikendalikan, ponsel William tiba-tiba berdering. Ia mengerling layar, dan mendapati nama Sophia tertera di sana.Belum sempat mereka pindah ke belakang, sudah ada gangguan menyeba
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Bab 78

"Maksud Anda mau apa, Nyonya?" tanya William datar."Ya, mau menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Alex," jawab Sophia tanpa ragu.Dahi William mengernyit. Matanya menyipit, menatap Sophia lama seolah memastikan dia tidak salah dengar. Ada nada tidak percaya dalam sikapnya."Anda yakin mau menyetujui persyaratan yang sangat berat ini, Nyonya? Anda boleh membacanya lagi kalau perlu, supaya tidak menyesal di kemudian hari," kata William. Suaranya terdengar hati-hati. "Menurut saya, Nyonya, ini terlalu memberatkan. Kalau Anda mau dengar saran saya, lebih baik Anda lakukan tes DNA saja."Sophia terdiam. Tubuhnya terasa kaku. Lidahnya kelu. Ia tak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi, William benar. Di sisi lain, dia tak mungkin menjalani tes itu karena tahu hasilnya tidak akan memihak padanya.William, melihat Sophia membeku, melanjutkan bicaranya. "Kalau memang Anda yakin anak itu benar-benar darah daging Tuan Muda, Anda tidak perlu takut. Tes DNA akan membuktikan. Kalau hasilnya po
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more

Bab 79

Sophia menatap dokumen yang terbentang di depannya. Wajahnya datar, tanpa ekspresi. Semua syarat yang diajukan Alex terhampar jelas, menusuk hatinya, tapi dia sudah kebal. Tak ada lagi rasa malu atau sakit. Yang ada hanya tekad untuk mempertahankan apa yang tersisa dari hidupnya bersama Alex.Tanpa banyak pikir, Sophia mengambil pulpen yang sudah disiapkan William. Namun sebelum ia sempat membubuhkan tanda tangan, William bergerak cepat."Tunggu dulu, Nyonya," kata William, menghentikan gerakan tangannya.Sophia meliriknya dengan tatapan malas. "Apa lagi?" tanyanya dingin."Perlu saksi. Ini soal legalitas," jawab William cepat. Tanpa menunggu persetujuan Sophia, ia segera berjalan menuju ke depan cafe.Sophia tidak menanggapi. Baginya, siapa pun saksinya tidak penting. Yang penting surat ini segera selesai.Beberapa menit kemudian, William kembali membawa seorang pria berpakaian seragam kafe, lengkap dengan papan nama kecil di dadanya."Ini pak Andre, manajer kafe. Dia akan jadi saksi
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status