Home / Romansa / The Sexy Stranger / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of The Sexy Stranger : Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

11. Seharusnya Aku Berhenti Menggodamu

Pagi hari ini di Lakeview Inn dimulai dengan langit yang masih kelabu, tampak sisa-sisa badai semalam meninggalkan embun dingin yang masih menyelimuti udara. Namun suasana terasa jauh lebih hangat dan damai di dalam kamar. Ryuu sudah terjaga lebih dulu. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil mengamati ketiga orang yang masih terlelap di sisinya. Akio dan Ayaka terlihat tidur dalam posisi berantakan, tangan dan kaki mereka saling bertumpuk, sementara selimut mereka hampir jatuh dari kasur. Dengan sabar, Ryuu pun membetulkan posisi tidur kedua bocah itu. Ia menarik selimut mereka hingga ke bahu, memastikan tubuh kecil mereka tetap hangat. Namun sebelum ia berdiri, manik gelapnya tertumbuk pada sosok di sisi lain tempat tidur. Elle. Gadis itu masih tampak sangat pulas. Napasnya berhembus dengan teratur, dan wajahnya tampak begitu damai dalam tidur. Ryuu memiringkan kepalanya sedikit, memperhatikan bagaimana helaian rambut cokelat kemerahan itu jatuh berantakan di atas bantal
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

12. Ketika Badai Telah Reda

Elle menggigit bibirnya gugup saat melihat bagaimana Ryuu masih menatapnya dengan intens. Ada sesuatu di mata pria itu yang membuat napasnya tercekat... sesuatu yang mendalam, berbahaya, dan menghipnotis. Gadis itu tersentak ketika tubuhnya tiba-tiba ditarik mendekat dalam satu gerakan cepat, lalu tiba-tiba saja Ryuu telah mengangkat dan mendudukkannya di atas meja makan. Seketika Elle pun menahan napasnya dengan dada yang naik turun tak beraturan, serta kedua tangannya yang otomatis berpegangan pada bahu Ryuu demi keseimbangan. "R-Ryuu~~" "Sshh..." Jari Ryuu menyentuh dagu Elle, mengangkat wajahnya sedikit agar ia bisa menatap mata gadis itu lebih dalam. "Kamu terlalu menggemaskan pagi ini," bisiknya dengan suaranya yang dalam. "Dan aku pun tidak ingin lagi menahan diri." Kemudian bibirnya kembali menyentuh bibir Elle, untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini... Ryuu tidak terburu-buru. Ia mengeksplorasi dengan lembut untuk menguji respons Elle, menikmati set
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

13. Perangkap

"Aku hanya ingin memastikan Elle benar-benar baik-baik saja." Nada suara Bradley terdengar santai tapi tajam. Matanya yang biru memandang lurus ke arah Ryuu, seolah menantang pria itu untuk membantah. Ryuu melukiskan seringai kecil di wajahnya, sebelum melipat kedua tangannya di dada. Tatapan dari maniknya yang gelap dan dingin menelusuri sosok Bradley dari kepala hingga kaki, sebelum ia akhirnya menjawab. "Selama ada aku di sini yang bersamanya, berarti Elle pasti akan baik-baik saja. Jadi lain kali, kamu tidak perlu repot-repot datang untuk mengecek." Bradley menghela napas tajam dan tersenyum meremehkan. "Kamu bicara seperti punya hak atas Elle. Kamu hanya tamu di penginapan ini, bukan seseorang yang benar-benar ada dalam hidupnya." Mendengar kalimat Bradley membuat Ryuu menaikkan kedua alisnya yang lebat, lalu tertawa kecil. "Tamu, hm?" Lalu pria bersurai hitam itu tiba-tiba mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. "Setidaknya aku ada di sisinya sekarang. Bukan se
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

14. Tidak Sabar

Langit sore mulai membakar cakrawala ketika Ryuu, Ayaka, dan Akio akhirnya berangkat ke kota. Elle berdiri di beranda penginapan, memperhatikan mobilnya yang membawa mereka perlahan menghilang di tikungan jalan berbatu. Udara dingin pegunungan menyapu lembut kulitnya, membawa serta keheningan yang aneh. Seharusnya ia merasa lega, karena tidak ada gangguan, tidak ada pertanyaan aneh dari Ayaka, serta tidak ada tatapan tajam dan menusuk dari Ryuu. Namun... mengapa justru kini terasa hampa? Elle menggeleng pelan, berusaha untuk mengabaikan perasaan aneh itu. Ia harus fokus, karena masih ada banyak pekerjaan yang harus dibereskan. Saat melangkah masuk ke dalam penginapan, pikirannya masih berkecamuk pada kata-kata Ayaka tadi pagi. "Kalau Daddy? Kamu juga suka Daddy, kan?" Sial. Gadis kecil itu benar-benar pandai menjebaknya. Dan akhirnya yang bisa Elle lakukan, hanyalah menganggukkan kepala sebagai jawaban. Mencoba mengabaikan senyum miring khas Ryuu yang penuh a
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

15. Kucing

Napas Elle terputus-putus saat bibir Ryuu kembali menelusuri lehernya, meninggalkan jejak panas di kulitnya. Tubuhnya menegang dalam dekapan pria itu. Bukan karena takut, melainkan karena sesuatu yang lebih rumit dan lebih menggelitik. Jemari Ryuu yang besar dan kokoh melayang di atas kulit halusnya, perlahan menjelajah setiap lekuk tubuhnya. Elle menggigit bibirnya dengan jantung yang berdegup liar. Sensasi ini begitu asing, begitu menggetarkan dan... sedikit menakutkan. Ryuu menyentuh bagian pinggir karet celana piyamanya, mengusap garisnya perlahan dengan gerakan yang sensual, sebelum mulai menariknya ke bawah. Gerakan itu membuat Elle tersentak. Serta-merta gadis itu menahan tangan Ryuu, dan menatap lekat manik gelapnya yang penuh hasrat namun kini penuh tanya. Elle menarik napas sejenak untuk mengumpulkan keberaniannya. Lalu dengan suara yang agak bergetar, ia berbisik pelan, “Ryuu… tunggu.” Ryuu pun berhenti seketika. Matanya yang menggelap karena gelora kini me
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

16. Kedamaian Yang Terusik

**BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA** Langit pagi masih belum sepenuhnya terang ketika Ryuu membuka matanya. Tidak, ia tidak bisa tidur sama sekali semalaman tadi, tapi hanya menutup mata saja. Ia menoleh ke samping, dan manik gelapnya pun bertemu dengan Elle yang masih terlelap. Napas gadis itu teratur, bibirnya sedikit mengerucut dalam tidurnya, sementara selimut melorot hingga memperlihatkan bahu mulusnya yang penuh jejak-jejak merah yang ditinggalkan Ryuu tadi malam. Ia pun tersenyum kecil, merasa puas sekaligus juga sedikit tersiksa, karena menahan hasratnya. Ryuu mengulurkan tangannya. Ia bermaksud untuk menyentuh Elle, tapi akhirnya kemudian malah mengurungkan niatnya. Jika terus memandangi Elle seperti ini, bisa-bisa ia malah khilaf nanti. Dengan hati-hati, Ryuu pun bangkit dari tempat tidur dan mengenakan kemeja yang tergeletak di lantai, lalu melangkah keluar dari kamar tanpa suara. Pagi ini ia sudah memiliki rencana, yaitu memberikan kejutan kecil untuk Elle...
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

17. Perpisahan

Suara halus mesin mobil mewah yang berhenti di depan penginapan, membuat Elle tersadar dari obrolannya dengan Ayaka dan Akio. Gadis itu pun menoleh, dan matanya langsung membulat saat melihat mobil hitam mengilap dengan kaca gelap yang tiba-tiba muncul begitu saja, seperti hantu di tengah senja. Dua pria berbaju hitam keluar dari dalamnya, lalu berdiri tegak di samping mobil dengan ekspresi tanpa emosi. Jelas sekali bahwa mereka bukan orang sembarangan. Ayaka dan Akio yang tampak sudah paham dengan situasi ini, segera saja bangkit dari tempat duduk mereka. “Elle, nanti aku akan kembali lagi!” seru Ayaka ceria, lalu tanpa ragu gadis kecil itu pun memeluk tubuh Elle dengan erat. Akio tidak seantusias adiknya, tapi ia masih menyempatkan diri untuk menatap Elle dan tersenyum. “Terima kasih untuk semua makanan lezatnya, Elle.” Elle tersenyum, membalas pelukan Ayaka dan mengusap kepala Akio lembut. “Hati-hati di jalan, ya.” Begitu kedua anak itu masuk ke dalam mobil, s
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

18. Menginginkanmu

BRAK! Tiba-tiba, suara keras seperti ledakan kecil membuat Elle menjerit kaget. Kaca jendela di sisi tempat duduk Bradley hancur berantakan, pecah berkeping-keping akibat hantaman keras dari luar. Butiran kaca berserakan di dalam mobil, dan Elle pun spontan mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya. Namun sebelum ia bisa memahami apa yang sedang terjadi, sepasang tangan besar masuk melalui jendela dan mencengkeram kerah kemeja Bradley dengan kasar. "Sialan!" Bradley pun mengumpat. Tapi belum sempat ia bereaksi apa pun, tubuhnya telah ditarik dengan kekuatan luar biasa. SREEKK!! Suara robekan kain terdengar di udara saat kerahnya hampir tercabik. Lalu hanya dalam hitungan detik, pria itu telah terseret keluar dari jendela dengan kacanya yang telah pecah. Elle menjerit lagi dengan sekujur tubuhnya yang gemetar ketakutan. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat saat ia menyaksikan sesuatu yang sulit dipercaya. Bradley terkapar di atas aspal, ters
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

19. Interupsi

Cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui celah tirai, membelai kulit Elle yang masih terlelap. Perlahan kedua matanya pun mulai mengerjap, meski kelopaknya masih terasa berat. Begitu sepenuhnya terjaga, Elle baru menyadari sesuatu. Ia hanya sendirian. Gadis itu menghela napas pelan, sebelum menoleh ke samping hanya untuk mendapati ranjang di sebelahnya sudah kosong. Seprai yang berantakan dan sisa kehangatan di bantal menandakan bahwa Ryuu sempat tidur di sana, namun kini telah pergi entah ke mana. Perasaan kecewa pun mulai merayapi hatinya. Apakah Ryuu benar-benar pergi begitu saja setelah semua yang terjadi semalam? Namun sebelum pikirannya melantur lebih jauh, aroma harum yang menggoda tiba-tiba memenuhi udara dan tercium olehnya. Manik hazel Elle pun melebar seketika, dengan bibirnya yang perlahan melengkung dalam sebuah senyuman. Ryuu masih di sini. Dengan perasaan lega yang terasa menghangatkan dada, ia buru-buru bangkit untuk turun dari ranjang. Namun
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

20. Berubah

Setelah mobil polisi yang membawa Ryuu pergi, Elle menutup pintu dengan perasaan cemas yang menghantui. Tanpa membuang waktu, dia bergegas menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Bradley. Namun sayangnya panggilannya tidak dijawab, hanya berakhir pada nada sambung yang hampa. Kegelisahan pun semakin menguasai pikirannya. Saat Elle hendak mencoba menelepon kembali, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dari arah pekarangan. Gadis itu pun menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu berjalan menuju jendela untuk melihat siapa yang datang. Dan betapa terkejut Elle saat melihat Catherine yang keluar dari mobil dengan wajah kusut dan ekspresi marah yang jelas terlihat. Elle pun buru-buru membuka pintu sebelum Catherine sempat mengetuk. "Kamu! Apa yang sudah kamu lakukan, Elle? Dasar pengganggu! Bradley sekarang terbaring di rumah sakit karena ulahmu!" Tanpa basa-basi, Catherine langsung membentaknya dengan mata berkilat murka. Kata-kata tajam itu menus
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status