Langit terbelah. Cahaya keperakan membentuk lorong spiral, menghubungkan kapal raksasa dengan altar batu di bawah. Angin memutar hebat, memaksa pepohonan merunduk. Laut di sekitar pulau beriak seperti tengah bernapas, liar dan penuh tekanan tak kasatmata. Arka berdiri di tengah altar, tubuhnya berselimut aura transparan berpendar biru keperakan. Sisik-sisik halus di lengannya berdenyut, menyatu dengan detak bumi di bawahnya. Di belakangnya, Raka dan Genta bersiap, waspada. Tapi hanya Arka yang melangkah ke cahaya. “Sendirian?” Genta bertanya, suara tertahan angin. “Ini bukan pertarungan,” Arka menjawab, lirih namun pasti. “Ini penghakiman. Dan aku yang ditimbang.” Begitu ia masuk ke dalam lorong cahaya, gravitasi lenyap. Tubuhnya melayang tanpa bobot, ditarik perlahan menuju kapal langit. Di lambung yang terbuka, enam sosok berjubah perak berdiri melingkar. Di tengah mereka, berdiri pria bermata tiga
Last Updated : 2025-04-14 Read more