Langit Makassar masih kelam ketika Arka berdiri di pelataran vila yang dikepung. Asap tipis dari ledakan kecil masih membumbung, sementara suara benturan senjata dan teriakan pendek bergema dari arah barat. "Raka, koordinasikan pergerakan di sisi kanan. Genta, amankan jalur mundur. Aku akan menghadapi pemimpinnya," ujar Arka, matanya menatap tajam ke arah sosok berjubah hitam yang berdiri di atas gerbang batu. "Siap, Arka. Mereka menggunakan pola serangan dari Bayangan Utara," kata Raka sambil melompat ke arah kanan bangunan. "Aku sudah pasang ranjau getar di jalur belakang. Kalau mereka mundur, mereka akan kaget," ucap Genta sambil menarik pedangnya. Sosok berjubah itu turun perlahan. Gerakannya seperti bayangan, tenang namun mematikan. "Aku Murai," katanya datar. "Murid dari adik Raksa, dan pewaris terakhir dari doktrin bayangan sejati." "Raksa sudah tumbang. Kau datang terlambat," jawab Arka
Last Updated : 2025-04-10 Read more