All Chapters of Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris: Chapter 121 - Chapter 130

223 Chapters

Bab 121 Lawan yang Semakin Dekat

Langit malam tampak kelam, diselimuti awan pekat yang menghalangi sinar bulan. Angin bertiup pelan, membawa kesunyian yang menusuk hingga ke dalam hati. Arka berdiri di balkon apartemennya, menatap kosong ke arah langit. Pertarungannya dengan Reza masih membekas dalam ingatannya. "Jurus itu… aku pernah melihatnya sebelumnya." Ia mengingat perjalanannya di gua kuno bertahun-tahun lalu. Saat itu, ia bertemu dengan seorang pria berjubah hitam yang kekuatannya begitu misterius. Pria itu adalah bagian dari bayangan hitam, kelompok yang selama ini ia cari. "Apakah mungkin Reza telah berguru pada mereka?" gumam Arka dalam hati. Tangannya mengepal erat. Jika benar, maka ini bukan hanya sekadar perebutan warisan keluarga. Ada kekuatan besar yang mulai bergerak di balik layar. Di tempat lain, jauh dari hiruk-pikuk kota, sekelompok pria berjubah hitam berkumpul dalam bayang-bayang. "Arka semakin kuat," ka
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 122 Warisan yang Diperebutkan

Malam di Jakarta terasa lebih kelam dari biasanya. Hujan gerimis membasahi jalanan, seakan menjadi pertanda akan datangnya sesuatu yang besar. Di dalam kamarnya, Arka duduk diam, matanya menatap ke luar jendela dengan penuh pemikiran. Arka masih mengingat pertarungannya dengan Reza, setiap jurus yang digunakan Reza mengandung unsur bayangan hitam. "Jurus jurus itu sangat familiar," gumamnya. Jika benar, maka bayangan hitam masih terus mengincarnya. Dan jika mereka masih mengawasi, itu berarti pertarungan yang lebih besar sedang menantinya. Di sebuah tempat tersembunyi, seorang pria berjubah hitam berdiri di atas gedung tinggi, mengamati kota Jakarta dari kejauhan. "Jadi warisan Klan Naga Langit benar-benar jatuh ke tangan bocah itu…" gumamnya dengan suara dingin. Salah satu anak buahnya mendekat. "Tuan, apakah kita akan bergerak sekarang?" Pria berjubah hitam tersenyum tipis. "T
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 123 Jejak Warisan dan Bayangan Musuh

Pagi itu, matahari bersinar lembut di langit Jakarta. Arka duduk di ruang kerjanya, memandangi berkas-berkas proyek sosial yang sedang dikerjakan perusahaannya. Setelah pertarungan sengit melawan pria berjubah hitam, ia menyadari bahwa ancaman belum benar-benar berakhir. Namun, di tengah ketegangan yang terus mengintainya, ia tetap fokus pada misinya: membangun sesuatu yang lebih besar dari sekadar bisnis, sesuatu yang bisa membantu banyak orang. "Arka, ini data terbaru mengenai proyek amal di beberapa daerah," ujar Raka sambil meletakkan berkas di meja. Arka membuka lembaran laporan itu. "Bagus. Sejauh ini, respons masyarakat seperti apa?" Kiara yang duduk di seberangnya menjawab, "Sangat positif. Banyak orang yang sebelumnya tidak memiliki akses pendidikan dan kesehatan kini bisa merasakannya. Bahkan, beberapa pengusaha mulai tertarik untuk ikut berkontribusi." Arka tersenyum tipis. "Ini bukan tentang keuntungan, tapi ten
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 124 Pertarungan Takdir

Langit malam tampak kelam tanpa bintang. Angin berhembus kencang, membawa hawa dingin yang menyelimuti hutan terpencil di pinggir kota. Di tempat inilah, Arka dan Genta berdiri menatap tiga sosok berjubah hitam yang berdiri tegak di hadapan mereka. "Jadi kaulah Arka, penerus Klan Naga Langit," ujar salah satu dari mereka dengan suara serak. Arka mengamati ketiganya dengan tatapan tajam. "Dan kalian siapa?" Pria di tengah melangkah maju. "Kami adalah utusan dari Klan Kuno Timur. Kami datang bukan untuk berbicara… tapi untuk menguji apakah kau benar-benar layak mewarisi kekuatan itu." Genta menegangkan tubuhnya. "Berarti kalian tidak akan membiarkan kami pergi tanpa pertarungan." Pria berjubah hitam itu tersenyum dingin. "Benar. Ini adalah pertarungan takdir. Hanya yang terkuat yang boleh mempertahankan warisan kuno." Tanpa aba-aba, salah satu dari mereka melesat ke arah Arka dengan kecepatan lua
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 125 Kembalinya Bayangan

Pertarungan antara Arka dan tiga utusan Klan Kuno Timur baru saja berakhir dengan kemenangan Arka. Keringat menetes di dahinya, namun ia berdiri tegak, tubuhnya hampir tidak terluka, menunjukkan betapa dalamnya kekuatan yang ia miliki. Di sampingnya, Genta mengamati dengan cermat, tatapan penuh kekhawatiran masih terpatri di wajahnya. "Itu terlalu mudah," kata Genta pelan, matanya masih terfokus pada tubuh tiga utusan yang terkulai lemas di tanah. "Mereka bahkan lebih kuat daripada yang kita duga." Arka tidak menjawab, pikirannya melayang. Ia teringat pada setiap gerakan yang dilakukan oleh lawannya, setiap jurus yang mereka gunakan. Beberapa di antaranya terasa familiar, seakan pernah ia saksikan di tempat lain—di gua kuno, tempat yang pernah ia jelajahi dalam perjalanan mencari jawaban tentang kekuatan yang mengalir dalam darahnya. "Reza…" bisik Arka dalam hati. "Apakah kau benar-benar berguru kepada mereka?" Genta mengalihkan pandangan
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 126 Pertanda Kegelapan

Langit semakin pekat. Awan hitam berputar, menyelimuti bulan dan bintang. Udara yang semula hanya dingin berubah menjadi mencekam. Angin berembus liar, membawa bisikan samar yang terdengar seperti jeritan dari dunia lain. Arka dan Genta berdiri tegak, napas mereka tertata, meski dada mereka masih naik turun setelah pertarungan yang baru saja mereka menangkan. Namun, insting mereka memberi peringatan—ini belum selesai. Di kejauhan, bayangan-bayangan mulai bermunculan. Siluet mereka semakin jelas di bawah remang langit yang gelap. Sosok yang berjalan paling depan begitu familier. Langkahnya berat namun penuh wibawa, seolah tanah sendiri tunduk di bawah telapak kakinya. "Raksa," Arka menggumam pelan, matanya menyipit. Genta mengepalkan tangan. "Jadi dia akhirnya muncul… pemimpin Klan Bayangan Hitam." Raksa berhenti beberapa langkah di depan mereka, dikelilingi anak buahnya yang bergerak tanpa suara. Di balik tub
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 127 Ancaman dari Dalam dan Luar

Suara gemuruh itu semakin mendekat. Tanah bergetar hebat, seolah ada raksasa yang sedang melangkah mendekati mereka. Angin berputar liar, membawa hawa panas yang menusuk. Namun, Arka hanya menatap lurus tanpa rasa gentar. Genta di sampingnya tampak tegang, matanya menyipit berusaha menembus kegelapan yang menyelimuti tempat itu. "Mereka datang," gumam Genta. Arka mengangguk. "Klan Kuno…" Dari kejauhan, sosok-sosok berjubah panjang dengan aura mistis mulai terlihat. Mata mereka bersinar keemasan, menandakan bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Klan Kuno yang pernah berseteru dengan Klan Naga Langit di masa lalu. "Arka!" Salah satu dari mereka berbicara dengan suara berat. "Serahkan rahasia Klan Naga Langit! Itu bukan milikmu!" Namun, Arka tetap tenang. Tanpa berkata apa pun, ia membalikkan badan dan berjalan pergi. Genta terkejut. "Kau tidak akan menghadapi mereka?"
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 128 Dibalik Ancaman

Pesan misterius yang masuk ke perangkat komunikasi Arka tidak membuatnya panik. Ia tetap duduk tenang di kursinya, menatap layar yang menampilkan satu kalimat singkat: "Kami akan datang untukmu. Bersiaplah." Genta yang berdiri di sampingnya membaca pesan itu sekilas, lalu melirik Arka dengan cemas. "Ancaman lagi?" tanyanya. Arka mengangguk pelan. "Sepertinya begitu. Tapi selama ancaman ini hanya datang dari para pengusaha dalam dan luar negeri, aku masih bisa menghadapinya dengan tenang." Genta menghela napas. "Jadi… yang bisa membuatmu waspada hanya jika ancaman itu datang dari Bayangan Hitam?" Arka menatap tajam ke arah jendela kantornya yang menghadap ke kota. "Ya. Raksa terlalu licik. Tipu dayanya banyak, dan yang lebih berbahaya, aku belum bisa membaca kekuatannya." Ketika Arka hendak menutup pesan itu, perangkat komunikasinya berbunyi lagi. Kali ini bukan dari ancaman pengu
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 129 Prinsip yang Tak Terduga

Angin malam bertiup kencang, membawa hawa dingin yang menusuk. Dari kegelapan, sosok Raksa perlahan muncul, diikuti oleh bayangan-bayangan hitam yang bergetar seperti kabut pekat. Arka dan Genta langsung bersiaga, merasakan aura kehadiran musuh bebuyutan mereka semakin mendekat. Namun, ada sesuatu yang lebih mengejutkan dari sekadar kemunculan Raksa. "Arka," suara Raksa terdengar dingin. "Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Aku selalu mengawasi perkembanganmu. Tapi kali ini… aku tidak datang sendirian." Dari belakang Raksa, seorang pria bertubuh tegap melangkah maju. Rambutnya yang panjang berkibar diterpa angin, dan sorot matanya penuh kepercayaan diri. Arka dan Genta sama-sama terkejut. "Reza?!" seru Genta tak percaya. Arka menatap tajam ke arah pria yang dulunya adalah sahabat sekaligus saingannya di Wijaya Corporation. "Jadi, kau memilih jalan ini, Reza?" Reza menyer
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 130 Musuh yang Mengintai

Malam itu, angin berhembus perlahan di kediaman Arka. Cahaya bulan samar menerangi halaman rumahnya yang luas. Setelah pertarungan sengit melawan Reza, Arka dan Genta akhirnya kembali. Namun, pikiran Arka masih dipenuhi oleh berbagai pertanyaan. Genta duduk di kursi teras sambil meneguk teh hangat. "Kau terlihat gelisah, Arka." Arka menatap langit, lalu menghela napas. "Reza bukan lawan yang sulit bagiku. Tapi ada sesuatu yang menggangguku… Raksa sepertinya punya rencana lebih besar. Dan dia tidak hanya ingin mengalahkanku, tapi juga menguasai sesuatu yang lebih besar." Sebelum Genta bisa menjawab, langkah kaki terdengar mendekat. Sosok tinggi dengan jubah gelap muncul dari balik bayangan. Arka dan Genta langsung waspada, tetapi begitu cahaya bulan menyinari wajah pria itu, mata Arka membelalak. "Ayah?" Genta pun terkejut. "Tuan Wijaya?" Pria itu tersenyum ti
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status