All Chapters of Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris: Chapter 141 - Chapter 150

223 Chapters

Bab 141 Kebangkitan Warisan Kuno

Angin malam berhembus semakin dingin. Dari arah kegelapan, bayangan-bayangan bergerak dengan cepat dan diam. Arka menajamkan pandangannya, tubuhnya sudah siaga. Dari kegelapan itu, muncullah beberapa sosok berjubah hitam dengan simbol naga berwarna merah darah di dada mereka. Langkah mereka ringan, namun setiap gerakan penuh tekanan. Seorang pria dengan rambut perak panjang maju ke depan, tatapannya tajam seperti elang. Suaranya dalam dan penuh wibawa. "Akhirnya, warisan Klan Naga Langit muncul kembali. Kami telah menunggu saat ini selama bertahun-tahun." Arka tetap diam, tetapi matanya penuh kewaspadaan. Genta berbisik pelan, "Siapa mereka?" Salah satu pengawal militer yang diperintahkan Panglima berbicara lirih, "Itu... simbol Klan Kuno. Mereka salah satu klan terkuat yang pernah ada. Klan yang menyimpan rahasia bela diri tingkat puncak sejak ratusan tahun lalu." Tetua keluarga
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 142 Mengguncang Kota Telnologi

Suasana di ruang pertemuan Wijaya Corporation cabang Bandung terasa tegang. Seorang pria berpakaian serba hitam dengan wajah penuh keringat duduk di hadapan Arka, Raka, dan Genta. William berdiri di sampingnya dengan tangan bersedekap. "Orang ini adalah salah satu kaki tanganku di Bogor. Dia membawa informasi penting." Arka mengangguk, lalu menatap pria itu dengan tajam. "Katakan, apa yang kau ketahui?" Pria itu menarik napas dalam, lalu berkata dengan suara bergetar. "Saya telah mengamati pergerakan keluarga besar dan para pengusaha di Bogor. Mereka mulai gelisah sejak proyek energi terbarukan perusahaan Anda berkembang di Bandung. Mereka menganggap ini ancaman besar bagi dominasi mereka di industri energi." Genta menatapnya dengan penuh selidik. "Lanjutkan." Pria itu menelan ludah. "Bogor memang kota yang lebih kecil dibanding Bandung, tetapi para pengusaha di sana memiliki teknologi mutakhir dalam bisnis m
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 143 Pertempuran Dengan "Sepuluh"

Malam itu, langit di atas Bandung tampak kelam, seolah menyimpan firasat buruk. Arka berdiri di dalam kantornya, menatap keluar jendela dengan ekspresi serius. Panggilan dari Panglima tadi siang masih terngiang di kepalanya. Genta memasuki ruangan dengan wajah serius. "Arka, kita sudah mengirim mata-mata untuk menyelidiki teknologi yang dikembangkan oleh keluarga besar di Bogor." Arka menoleh. "Hasilnya?" Raka yang baru masuk ruangan melemparkan berkas ke meja. "Informasi dari Panglima benar adanya. Para keluarga besar di Bogor ternyata memiliki teknologi yang jauh lebih maju dari yang kita bayangkan. Mereka bekerja sama dengan negara adidaya secara diam-diam." Genta mengangguk. "Bahkan, mereka sudah mengembangkan pasukan tempur berbasis teknologi tinggi yang dipadukan dengan ilmu bela diri kuno. Ini bukan hanya ancaman bisnis, Arka. Ini ancaman bagi negara." Arka mengambil berkas itu dan membacanya dengan sa
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 144 Misi Rahasia di Bogor

Malam itu, di salah satu markas militer rahasia, Panglima menatap layar monitor dengan ekspresi serius. Di layar itu terpampang berbagai data dan rekaman terkait teknologi ilegal yang dikembangkan oleh keluarga besar di Bogor. Panglima menarik napas dalam sebelum akhirnya menghubungi Arka melalui saluran khusus. "Arka, ada misi yang harus kau jalankan." Di kantor Wijaya Corporation cabang Bandung, Arka duduk di kursinya dengan tenang, mendengarkan suara Panglima di telepon. "Misi apa, Panglima?" "Kami mendapat informasi bahwa keluarga besar di Bogor telah melakukan kerja sama ilegal dengan pihak luar negeri untuk mengembangkan teknologi tempur berbasis kecerdasan buatan. Proyek 'Sepuluh' hanyalah permulaan. Jika kita tidak menghentikan mereka sekarang, negara ini akan berada dalam bahaya besar." Arka mengangguk. "Jadi, kau ingin aku menyusup ke dalam jaringan mereka?" "Tepat. Kau
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 145 Pertemuan Rahasia dan Dua Musuh Baru

Malam itu, suasana di sebuah hotel mewah di Bogor terasa lebih tegang dari biasanya. Sepuluh pengusaha elit telah berkumpul di ruang pertemuan eksklusif, menunggu kedatangan Arka, Raka, dan Genta. Mereka telah lama menantikan kesempatan untuk mendobrak dominasi lima keluarga besar yang selama ini menekan bisnis mereka. Saat Arka dan timnya memasuki ruangan, semua mata tertuju padanya. Salah satu pengusaha, seorang pria berusia lima puluhan dengan janggut rapi, berbicara lebih dulu. "Tuan Arka, kami tahu Anda datang ke Bogor untuk investasi energi terbarukan. Kami tertarik untuk bekerja sama, tetapi ada masalah yang harus Anda ketahui." Arka duduk dengan santai, menatap pria itu dengan tenang. "Masalah seperti apa?" Seorang wanita berambut pendek, yang merupakan CEO perusahaan teknologi terbesar di Bogor, menjawab. "Lima keluarga besar. Mereka tidak hanya mendominasi ekonomi, tetapi juga memiliki hubu
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 146 Perlawanan Kekuatan Keluarga Bogor

Di laboratorium canggih milik Wijaya Corporation, sekelompok ilmuwan terbaik tengah bekerja keras menganalisis dua chip yang diambil dari tubuh Delapan dan Sembilan. Arka berdiri di depan layar monitor besar, mengamati hasil pemindaian awal. Seorang ilmuwan senior bernama Dr. Surya menjelaskan, "Chip ini memiliki sistem kendali berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan dengan teknologi yang belum pernah kita lihat sebelumnya." Raka yang berdiri di samping Arka bertanya, "Apakah ada kemungkinan chip ini dikendalikan dari jarak jauh?" Dr. Surya mengangguk. "Sangat mungkin. Ada jejak sinyal frekuensi tinggi yang mengindikasikan bahwa seseorang bisa mengontrol pergerakan mereka secara langsung." Arka menyipitkan matanya. "Kalau begitu, kita bisa melacak sumbernya?" Dr. Surya mengetik cepat di komputer. "Kami akan mencoba, tapi mereka pasti memiliki sistem enkripsi yang rumit. Ini bukan teknologi biasa."
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 147 Kejatuhan Pakubumi dan Masa Depan Bogor

Di markas militer, Panglima berdiri dengan ekspresi serius di depan layar yang menampilkan rekaman satelit dari pertempuran antara Arka dan Pakubumi. Ledakan energi dari bentrokan mereka membuat tanah di sekitar lokasi pertarungan bergetar hebat. Seorang perwira mendekatinya. "Jenderal, pertempuran ini bisa menyebabkan kehancuran besar. Apa kita turun tangan sekarang?" Panglima mengepalkan tangannya. "Tidak. Kita tunggu dulu. Jika Arka menunjukkan tanda-tanda akan kalah, aku sendiri yang akan turun." Dia berbalik, lalu memberi perintah tegas, "Siapkan tim elit! Kita bergerak ke Bogor sekarang!" Dalam hitungan menit, sekelompok kendaraan militer meluncur dengan kecepatan tinggi menuju lokasi pertarungan. Sementara itu, di medan pertempuran, Arka dan Pakubumi terus bertarung tanpa henti. Setiap jurus yang mereka keluarkan membuat angin berdesir kencang, menciptakan tekanan yang nyaris tak tertahankan bagi siapa
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 148 Kembali Ke Jakarta

Setelah kekalahan keluarga besar Bogor dan sanksi dari pemerintah, suasana bisnis di kota itu berubah drastis. Para pengusaha yang sebelumnya merasa tertekan kini bisa menjalankan usaha mereka dengan lebih adil dan transparan. Arka dan Raka menghabiskan beberapa minggu terakhir di Bogor untuk memastikan transisi bisnis berjalan dengan baik. Mereka menunjuk William sebagai kepala cabang Wijaya Corporation untuk wilayah Bandung dan Bogor. Di sebuah ruang pertemuan di kantor cabang Wijaya Corporation, William duduk bersama Arka dan Raka. "Saya tidak menyangka akan mendapatkan tanggung jawab sebesar ini," ucap William dengan nada serius. Arka tersenyum. "Kau adalah orang yang tepat untuk posisi ini. Aku butuh seseorang yang bisa menjaga stabilitas bisnis di kedua kota ini. Aku percaya padamu, William." Raka menambahkan, "Kami akan kembali ke Jakarta. Tapi jika ada masalah, jangan ragu untuk menghubungi kami."
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 149 Bayangan Musuh Dari Luar Negeri

Di dalam ruang konferensi utama Wijaya Corporation, Arka, Raka, dan Genta duduk mengelilingi meja panjang. Di depan mereka terbentang peta Indonesia dengan beberapa titik kota yang telah ditandai sebagai target ekspansi. Arka menunjuk tiga kota utama: Surabaya, Medan, dan Makassar. "Sebelum kita berpikir ke luar negeri, kita harus memastikan dominasi kita di dalam negeri," kata Arka dengan nada serius. Genta mengangguk setuju. "Surabaya adalah pusat industri besar, Medan adalah pusat perdagangan di Sumatra, dan Makassar adalah gerbang timur. Dengan tiga kota ini, kita bisa menguasai jalur bisnis nasional." Raka menambahkan, "Tapi ekspansi besar-besaran seperti ini pasti akan menarik perhatian banyak pihak. Apakah kita sudah siap menghadapi kemungkinan perlawanan?" Arka tersenyum tipis. "Aku sudah memperhitungkan itu. Tapi kita tidak akan bergerak secara terang-terangan. Kita akan menyusup perlahan, membeli sa
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 150 Pertarungan Melawan Sang Jagal

Di ruang kontrol militer, layar-layar besar menampilkan rekaman CCTV dari bandara internasional Jakarta. Seorang pria berbadan kekar dengan wajah dingin melangkah dengan percaya diri melalui jalur kedatangan. "Dia tidak menyusup seperti sebelumnya," kata salah satu agen intelijen. "Dia datang secara terang-terangan." Panglima yang berdiri di tengah ruangan menyipitkan matanya. "Ini berarti mereka tidak lagi bersembunyi. Mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka secara langsung." Arka yang duduk di kursi depan layar mengamati gerakan pria itu dengan tajam. "Dia tidak sendirian. Lihat di belakangnya, ada beberapa orang yang mengikuti. Ini bukan hanya satu orang, ini operasi penuh." Belum sempat mereka menganalisis lebih jauh, ledakan besar mengguncang pusat kota Jakarta. BOOM!!! Layar yang menampilkan pemandangan kota berubah menjadi kabut tebal dari asap hitam yang membubung ke langit.
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status