All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan: Chapter 21 - Chapter 30

110 Chapters

BAB 21

"Ma, itu tidak benar," suara Egar terdengar tegas, tetapi nada putus asanya tidak bisa disembunyikan.Di hadapannya, seorang wanita paruh baya berdiri dengan mata penuh amarah. Sorot matanya menelanjangi setiap inci tubuh Ilona yang berdiri di samping Egar, menggendong bayi kecil yang kini menangis ketakutan."Apa yang tidak benar?" bentak wanita itu. "Lihat anak itu! Dia seperti anak kekurangan gizi! Apa keluarga kalian tidak mampu membelikan makanan untuk bayi yang bahkan belum genap setahun?!"“Kalian yang katanya salah satu orang terkaya ternyata bahkan tidak bisa membesarkan seorang anak!” sambungnya.Ilona menggigit bibirnya, hatinya mencelos. Apakah benar Yumi terlihat sekurus itu? Apakah mereka benar-benar tidak merawatnya dengan baik? Tapi Ilona tahu, sejak awal Nyonya Asia—wanita yang sekarang menatapnya dengan kebencian—tidak pernah datang menjenguk.Dan Ilona menebak kalau wanita itu adalah ibunya Gia, atau neneknya Yumi dari pihak ibu.Apakah selama ini mereka tidak pedul
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

BAB 22

"Aku akan berusaha semampuku, yang pasti aku tidak akan membiarkan Yumi menderita," gumam Ilona, meskipun suaranya terdengar begitu lemah, seakan meyakinkan dirinya sendiri lebih dari siapapun.Bahkan mungkin orang lain yang mendengarnya saja tidak yakin dengan jawaban yang diberikan oleh Ilona."Aku tidak yakin," suara dingin Nyonya Asia menyambutnya, menusuk ke dalam hatinya seperti pisau tajam.Egar menghela napas berat, mencoba meredakan ketegangan yang semakin memanas. "Ma, Yumi tidak bisa berpisah dari Ilona. Lihat sendiri kondisinya. Yumi kurus seperti ini karena sempat kehilangan Ilona. Sejak awal, Ilona hanya dikontrak sebagai ibu susu selama enam bulan. Saat itu, pertumbuhan Yumi sangat baik. Tapi setelah Ilona pergi karena kontraknya habis, Yumi mulai melemah, tidak mau makan, tidak mau minum susu formula. Aku baru saja menemukan Ilona beberapa hari lalu, dan sekarang Yumi masih dalam masa pemulihan, Ma," jelasnya dengan nada memohon.“Sudah beberapa dokter yang memeriksa Y
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 23

“Tunggu saja kalian semua! Aku tidak akan tinggal diam. Jika kalian ketahuan mengotak atik harta Gia, anak itu akan aku rebut!"Setelah melontarkan kalimat itu dengan penuh kemarahan, Nyonya Asia akhirnya membalikkan badannya dan melangkah pergi. Wajahnya yang penuh emosi masih menyisakan ketegangan di ruangan itu."Aku juga gak akan diam," jawab Nyonya Bira."Ma..." Egar mengingatkan sang ibu agar tidak memperkeruh suasana.Nyonya Bira tampak mendengus."Kita lihat saja! Aku akan terus memantau!" balas Nyonya Asia lagi.Egar menghela napas panjang, mencoba meredakan beban yang menekan dadanya. Sementara itu, Ilona hanya bisa menggeleng kecil. Semuanya masih tentang harta. Mereka sudah kaya raya, namun tetap memperebutkan harta milik seorang anak kecil yang ditinggal mati ibunya. Mereka hanya memikirkan harta, tidak memikirkan Yumi."Ilona, terima kasih. Silakan kalau mau bawa Yumi ke kamar," ujar Egar kepada Ilona dengan suara lebih tenang.Ilona hanya mengangguk tanpa berkata apa p
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 24

"Ilona..."Nama itu keluar begitu saja dari bibirnya, lirih, nyaris seperti desahan angin.Romy menatap ke depan, matanya tak berkedip melihat sosok wanita yang dulu pernah menjadi dunianya. Wanita yang begitu ia cintai—dan yang ia lepaskan. Iya, lelaki itu adalah Romy, mantan suami Ilona, yang telah melepaskannya menuruti keinginan orang tuanya.Dadanya bergemuruh saat melihat Ilona dengan penuh kasih sayang menggendong seorang anak kecil. Senyumnya, tatapan matanya yang lembut, bahkan bagaimana tangannya mengusap rambut bocah itu—semua begitu alami.Tidak ada yang berubah dari Ilona, sekalipun mereka tidak bertemu selama setahun. Senyumnya, wajahnya dan kelembutannya masih tetap sama. dan yang pasti, Romy merindukannya. Tapi, kini semua sudah berbeda."Bukankah anak kita sudah meninggal?"“Itu anak siapa? Apa kamu sudah menikah lagi dan memiliki anak? Tapi, tidak mungkin secepat itu, kan?”Pikiran itu terus berputar di kepalanya, membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Seakan ada
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 25

Ilona keluar dari ruangan dokter dengan wajah berseri. Hari ini adalah hari yang baik. Semua hasil pemeriksaan Yumi hari ini sangat baik, menunjukkan peningkatan yang pesat jauh berbeda dari bulan lalu.Di dalam gendongannya, Yumi tampak asyik mengunyah biskuit kecil yang diberikan dokter sebagai hadiah. Tangannya yang mungil menggenggam erat camilan itu, sementara matanya yang berbinar seolah ikut mengekspresikan kebahagiaan Ilona."Yumi, kamu hebat. Dokter memuji perkembangan kamu. Sebentar lagi, kamu pasti bisa jalan," ujar Ilona dengan suara penuh kasih, sebelum menjawil hidung kecil gadis itu.Yumi hanya tertawa. Ia mungkin belum mengerti betul apa yang dikatakan Ilona, tetapi tawa riangnya sudah cukup membuktikan bahwa ia bahagia.Dan semua itu karena Ilona.Tidak bisa disangkal lagi. Sejak Ilona kembali merawatnya, Yumi mulai pulih. Gadis kecil itu kini lebih sehat, lebih kuat. Ia bukan lagi bayi lemah yang dulu hampir tidak memiliki harapan untuk bertahan hidup. Dunianya adala
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

BAB 26

Mata Romy tak berkedip menatap gadis kecil yang tertidur lelap dalam pelukan Ilona. Ada sesuatu dalam dirinya yang menyesak, rasa asing yang sulit ia namai.Ia mengingat hari-hari ketika mereka masih bersama. Ketika mereka berdua begitu bahagia menanti kelahiran anak mereka, merajut impian untuk keluarga kecil yang sempurna. Namun, takdir berkata lain. Bayi mereka pergi bahkan sebelum sempat melihat dunia, meninggalkan duka yang dalam dan luka yang tak kunjung sembuh.Dan kini, di hadapannya, Ilona menggenggam erat seorang anak kecil—bukan anak mereka."Dia?" tanya Romy sambil menunjuk ke arah Yumi.Ilona mendongak. Mata mereka bertemu, namun Ilona buru-buru mengalihkan pandangannya."Romy? Kenapa kamu di sini?" tanyanya, mengabaikan pertanyaan Romy. Raut wajahnya berubah, ada keterkejutan bercampur kecemasan. Baru kali ini ia melihat Romy kembali setelah setahun berpisah. Dan yang lebih mengejutkan, pria itu tampak jauh berbeda. Tubuhnya lebih kurus, kulitnya lebih pucat, dan sorot m
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

BAB 27

"Ilona, tunggu!"Suara Romy menggema di antara orang yang lalu lalang di rumah sakit, memaksa Ilona menghentikan langkahnya. Ia memeluk Yumi lebih erat, menoleh dengan enggan. Romy sudah mensejajari langkahnya, matanya penuh dengan sesuatu yang tak bisa Ilona artikan—kesakitan, kemarahan, atau mungkin penyesalan."Ada apa?" tanya Ilona datar, tak ingin terjebak dalam percakapan yang akan membuatnya goyah.Romy menatapnya lekat-lekat, lalu dengan suara rendah yang dipenuhi urgensi, ia bertanya, "Di mana kamu tinggal sekarang?"Ilona menghela napas berat. Ia sudah menduga pertanyaan ini akan muncul. Dengan tenang, ia menjawab, "Aku tinggal di rumah keluarga Yumi, karena aku sendiri tidak memiliki rumah. Rumah ibuku diambil oleh saudaranya, karena ternyata sertifikatnya ada di tangan mereka. Aku tidak bisa memberikan alamat kepada sembarang orang, karena disana aku hanya bekerja."Dahi Romy mengerut. "Apa aku kamu anggap orang sembarangan? Apa kamu menganggap kita tidak saling kenal?" Su
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

BAB 28

"Saya tahu, Nyonya." Ilona menjawab singkat dan terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Nyonya Bira. Dia terlalu lelah untuk menanggapi luapan emosi majikannya itu.Kalimat singkat Ilona justru membuat Nyonya Bira semakin murka. Wajahnya menegang, dia menatap Ilona seperti ingin langsung menerkamnya."Diam, kau!" bentaknya tajam, suaranya menggema di seluruh halaman paviliun itu, sehingga beberapa pekerja yang sedang berlalu lalang disana, hanya bisa menatap sekilas lalu mengelus dada. Mungkin mereka juga kasihan kepada Ilona, setiap hari selalu saja menjadi sasaran kemarahan atas salah yang tidak dia lakukan.Yumi, yang masih berada dalam gendongan Ilona, terbangun dengan tubuh gemetar. Gadis kecil itu mengkerut, wajahnya bersembunyi di bahu Ilona, seolah berharap dunia luar menghilang. Ilona menenangk
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

BAB 29

Plak! Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Ilona, sedangkan dia masih berusaha menenangkan Yumi agar tidak menangis dan duduk diam di pelukan Nesha. Ilona terkejut karena itu sangatlah tiba-tiba.Tamparan keras itu masih membekas di pipi Ilona. Rasa perih yang menjalar dari kulitnya tak seberapa dibandingkan dengan sakit hatinya. Ia hanya berusaha menjaga Yumi, hanya ingin gadis kecil itu merasa aman, tapi justru mendapat perlakuan kejam dari Nyonya Bira.Tubuhnya sempat oleng, kepalanya terasa seperti berputar, bahkan pandangannya juga menggelap, Ilona hampir jatuh ke lantai jika saja tak ada tangan kokoh yang menahannya. Tangan itu… milik Egar.Entah sejak kapan Egar datang, namun yang pasti dia datang disaat yang tepat. Dan sepertinya, melihat dari pen
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

BAB 30

Nesha berjalan dengan langkah cepat, berusaha menjauh dari rumah besar itu. Matanya basah oleh air mata, tetapi bukan sepenuhnya karena kesedihan. Ini adalah bagian dari rencana. Sebuah sandiwara yang harus ia mainkan dengan sempurna. Jelas, semua itu terlihat dibuat-buat.“Nesha, kamu mau kemana?” suara Nyonya Bira yang memburu langkahnya membuatnya menghentikan laju kaki.Wanita itu menangis, tangannya gemetar saat menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya. “Tante, aku tidak dibutuhkan di sini. Aku bahkan tidak bisa menenangkan Yumi, bagaimana bisa aku mengambil hati Egar. Sepertinya, aku bukan orang yang tepat untuk Egar,” suaranya terdengar parau, penuh dengan kegetiran.Nyonya Bira memandangnya dengan tatapan penuh kasih sayang. Wanita paruh baya itu menghela napas panjang, mengu
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more
PREV
123456
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status