All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan: Chapter 31 - Chapter 40

110 Chapters

BAB 31

Ruang makan yang semula tenang kini berubah menjadi panggung kemarahan. Piring-piring porselen yang tersusun rapi di atas meja terasa seperti saksi bisu pertengkaran yang tak terhindarkan."Mana wanita jalang itu?!" suara lantang Nyonya Bira menggema di seluruh ruangan, membuat beberapa pelayan menunduk ketakutan.Ia memutar tubuhnya ke segala arah, mencari sosok yang kini telah menghilang. Amarahnya meledak seketika. Ilona pergi tanpa seizinnya, dan itu lebih dari cukup untuk membuatnya naik pitam.Semua rencana yang telah ia susun dengan susah payah berantakan begitu saja. Padahal, betapa sulitnya mencari waktu luang bagi Nesha—wanita yang dianggapnya paling pantas untuk Egar.Nesha, anak salah satu saudara jauh Nyonya Bira yang juga seorang model yang meskipun tidak begitu terkenal, tetap merasa dirinya luar biasa sibuk. Nyonya Bira telah berusaha keras untuk menjodohkannya dengan putranya, Egar. Baginya, kehadiran seorang figur publik dalam keluarga akan menaikkan pamor mereka. Se
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 32

Suara bentakan menggema di dalam rumah, mengguncang keheningan yang sebelumnya hanya diisi oleh suara napas berat."Cukup, Egar! Cukup! Jangan membelanya lagi!" teriak Nyonya Bira, matanya membelalak penuh kemarahan.Tapi Egar tetap berdiri tegak, tatapannya tak goyah. Rahangnya mengeras, tangannya terkepal di sisi tubuhnya."Karena aku tahu mana yang salah dan tidak, Ma!" suaranya tegas, menusuk seperti pedang.Ilona hanya terdiam mendengar pertengkaran itu. Dengan cepat, ia beranjak ke tempat tidur, menepuk-nepuk tubuh kecil Yumi yang mulai menggeliat gelisah."Ssst… Yumi, tidur sayang…" bisiknya pelan, berusaha menenangkan bayi itu.Yumi menggumam kecil, kelopak matanya masih berat. Tapi suara bentakan yang berulang kali terdengar dari luar membuatnya semakin rewel. Ilona menghela napas, lalu bangkit dari tempat tidur. Dengan langkah hati-hati, ia keluar dari kamar dan menutup pintunya perlahan agar Yumi tidak terganggu lebih jauh. Namun, ia tidak mengatakan apa pun. Ia hanya berdi
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 33

"Pikiran Mama terlalu sempit," ujar Egar kecewa."Bukan pikiran Mama, tapi pikiran kamu!" bentak Nyonya Bira, nadanya penuh kemarahan.“Ma, tolonglah demi Yumi.”“Mama tidak mau tahu, dia harus angkat kaki dari rumah ini. Dasar tidak tahu diri, babu maunya jadi ratu!” kesal Nyonya Bira yang kemudian segera beranjak meninggalkan tempat itu, kembali ke rumah utama.Di dalam kamar, tangisan Yumi sudah mereda. Gadis kecil itu kembali tenang dalam tidurnya, sama sekali tidak menyadari badai besar yang kembali menghantam kehidupannya. Dia akan kehilangan Ilona lagi. Padahal, baru tiga bulan mereka kembali bersama.Di sudut kamar, Ilona mengemasi barang-barangnya dengan tangan gemetar. Air mata deras mengalir di wajahnya, memburamkan pandangannya. Sesekali ia melirik ke arah Yumi yang terlelap di tempat tidur kecilnya. Hatinyanya remuk. Rasanya tidak tega meninggalkan gadis kecil itu. Tapi, jika ia bertahan, tubuhnya akan hancur. Ia hanyalah manusia biasa, bukan batu yang bisa terus menerima
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 34

"Lepas..." ucap Ilona lemah, tangannya mendorong dada Egar dengan sisa tenaga yang dimilikinya.Nafas Ilona tersengal-sengal, dia menatap Egar dengan penuh kebingungan. Dan tangannya memegang bibir, bibir yang baru saja dicium oleh Egar.Egar tidak bergerak. Matanya masih terpaku pada Ilona, mencoba memahami perasaan yang menggelegak dalam dadanya. Baru kali ini dia menyadari sepenuhnya—dia tidak ingin kehilangan Ilona, bukan hanya karena Yumi, tapi karena dirinya sendiri.Dia membutuhkan wanita itu. Dan kini, di matanya Ilona adalah wanita impiannya. Dia begitu lembut, penuh kasih dan yang terpenting Ilona menyayangi Yumi dengan sangat tulus."Maaf," lirihnya sambil menunduk. Dia merasa bersalah telah mencium Ilona, tapi disisi lain, bibir wanita itu seperti candu yang sulit dilepaskan. Sentuhannya masih terasa di sana, dan dia ingin merasakannya lagi.Apalagi semenjak kepergian Gia, dia seperti tanah yang tandus dan gersang. Kini, tanah itu seperti tersiram hujan. Bibir tipis itu me
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 35

"Aku tidak bisa."Ilona berkata lirih, hampir seperti bisikan yang tertahan di tenggorokannya. Dia tidak bisa menuruti permintaan Egar. Bukan karena dia tidak ingin, bukan karena dia tidak merasakan ketulusan pria itu—tapi karena dia tahu, selama dia masih di sini, Nyonya Bira tidak akan pernah berhenti mencari masalah dengannya.Egar menatapnya tajam. "Mengapa?" tanyanya, tidak mengerti alasan Ilona menolak.Ilona menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Mantan suamiku adalah orang kaya. Kami menikah tanpa restu. Dia berhasil melawan orang tuanya sekali, tapi tidak selamanya. Saat aku melahirkan dan anakku meninggal, dia tidak bisa lagi melawan keinginan mereka. Pada akhirnya, dia memilih keluarganya dan meninggalkanku. Aku tidak bisa jatuh ke lubang yang sama, Egar."Tangannya bergerak meraih koper yang sudah siap di sampingnya, tetapi sebelum dia sempat menggenggamnya, tangan Egar dengan cepat menahan pergelangannya."Aku bukan mantan suamimu, Ilona," ujar Egar tegas. Ada
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 36

"Ilona tidak akan pergi, dia akan tetap disini, Ma."Ilona berdiri membatu di tempatnya, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata Egar masih bergema di telinganya. "Ilona tidak akan pergi!"Ia tidak pernah menyangka Egar akan melakukan ini—berdiri di hadapannya seperti perisai, melindunginya dari Nyonya Bira yang sejak awal membenci keberadaannya."Apa maksudmu, Egar? Wanita ini sendiri yang tadi bilang akan pergi! Kenapa sekarang kau menahannya, biarkan dia pergi. Jangan khawatir, dunia ini begitu luas, mama pasti akan menemukan pengasuh untuk Yumi. Dan juga, Nesha pasti bisa menjadi ibu yang baik untuk Yumi," suara tajam Nyonya Bira memenuhi ruangan."Aku tidak membutuhkan Nesha, Ma!""Dia calon istrimu! Nesha yang akan disini, dan jalang itu yang harus angkat kaki dari rumah ini," jawab Nyonya Bira bersikeras.Egar tidak goyah. Ia menatap ibunya dengan dingin, lalu dengan mantap berkata, "Ilona akan tetap di sini. Tidak ada yang bisa mengusirnya, termasuk Mama. Dan aku tidak pernah m
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 37

Angin malam berhembus menusuk, membawa dinginnya penderitaan yang baru saja dimulai. Egar berdiri tegak di depan rumah mewah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya, tapi kini bukan lagi miliknya. Di sisinya, Ilona menggenggam tangan Yumi erat-erat, seolah takut kehilangan gadis kecil itu."Keluar sekarang juga!" Suara penuh kemarahan Nyonya Bira masih menggema di telinga mereka."Baik, Ma."Egar menerima keputusan itu tanpa perlawanan. Ilona menatapnya, menggeleng pelan. "Kau tidak harus melakukan ini, Egar. Aku bisa pergi sendiri."Tapi Egar hanya tersenyum tipis, tatapannya penuh keteguhan. "Aku sudah memilih, Ilona. Aku tidak akan meninggalkanmu."Dengan perut kosong dan hanya pakaian di badan, mereka melangkah keluar. Egar sempat menuju garasi, ingin membawa mobilnya—satu-satunya aset yang bisa membantunya bertahan untuk sementara waktu. Tapi sebelum ia sempat masuk ke dalamnya, suara dingin ibunya menghentikannya."Aku katakan, jika kau pergi dari rumah ini, jangan membawa ap
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 38

"Kita akan tinggal disini sementara," ujar Egar kepada Ilona setelah tiba di sebuah apartemen."Tempat siapa?""Temanku. Tenang saja, kita akan aman disini. Tidak sembarangan orang bisa masuk," jawab Egar."Tapi, kita bisa masuk.""Karena aku sering kesini. Penjaga sudah kenal."Iya, dini hari itu Egar akhirnya membawa Ilona dan Yumi dari hotel pergi ke apartemen ini. Salah satu sahabat kepercayaannya.Egar bersandar di sofa apartemen Riko, tangannya terlipat di dada, matanya menatap kosong ke arah jendela. Ia pikir setelah meninggalkan rumah, semuanya akan menjadi lebih baik. Tapi ternyata, ibunya tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah.Ilona duduk di lantai, sibuk menemani Yumi bermain sambil makan. Tawa kecil bocah itu menjadi satu-satunya suara yang menghangatkan ruangan. Setidaknya, untuk sementara, mereka merasa aman di tempat ini.Di dapur, Riko menatap Egar dengan alis terangkat. "Jadi, lo seriusan kabur dari nyokap lo? Sudah gede gini masih kaburan.""Iya," jawab Ega
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 39

Suasana kantor Nyonya Bira begitu hening, hanya suara jam dinding yang berdetak pelan di ruangan luas itu. Egar berdiri tegak di depan meja ibunya, sorot matanya tajam, penuh kemarahan yang ditahan.Akhirnya, dia memutuskan menemui wanita paruh baya itu, berharap masih ada sedikit saja rasa sayang seorang ibu kepadanya. Berharap Nyonya Bira masih peduli pada cucunya."Ma, apa maksud Mama?" tanyanya, mencoba menahan emosinya.Wanita paruh baya itu meletakkan kacamatanya di atas meja, lalu tersenyum.Senyum yang bukan penuh kasih sayang, melainkan senyum penuh kemenangan. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Seperti catur yang sudah ia mainkan sejak awal, akhirnya Egar kembali ke hadapannya."Akhirnya kau tahu jalan pulang," jawabnya tenang, mengabaikan pertanyaan Egar.Egar mengepalkan tangannya. Ia bukan kembali untuk menyerah, tapi untuk menyelesaikan semuanya.Ibunya, kini telah menunjukkan siapa dia sebenarnya. Ibunya telah menjadi monster yang bahkan tidak punya hati terhadap an
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 40

Langit malam membentang luas di atas kota, gemerlap lampu jalanan seperti lautan cahaya yang berpendar di kejauhan. Di dalam apartemen kecil milik Riko, Ilona duduk di sudut ruangan dengan tatapan kosong. Egar berdiri di hadapannya, wajahnya penuh dengan keteguhan yang sulit dibaca.“Kenapa kamu mengambil keputusan seperti ini?” suara Ilona pelan, nyaris berbisik.Egar tidak menjawab seketika. Ia menatap Ilona dalam-dalam, seolah berusaha meyakinkannya hanya dengan sorot matanya. “Aku tidak bisa membiarkanmu pergi lagi,” jawabnya akhirnya.Hati Ilona mencelos. Dia tidak pernah meminta Egar untuk ikut. Tidak pernah sekalipun ia meminta siapa pun menemaninya dalam perjalanan yang bahkan belum jelas tujuannya.“Aku bukan siapa-siapa, Gar. Kalaupun aku pergi, semuanya akan seperti biasa saja. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang dirugikan. Kalau seperti ini, semuanya malah kacau,” Ilona berusaha menekan perasaannya, mencari celah agar Egar mengerti.“Aku tidak peduli.”Jawaban itu membu
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
123456
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status