Home / Romansa / Pria Perkasa Penakluk Wanita / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pria Perkasa Penakluk Wanita: Chapter 141 - Chapter 150

312 Chapters

141 Tuntaskan Aku Dulu, Leon

Leon mendengar sesuatu. Karena itu, Leon segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Leon. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Leon terpaksa mengiyakannya.Leon bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Leon itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Leon ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Leon untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Leon. Enakkkk. Ini enak bang
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

142 Tertindih dengan Beban Berat

Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Leon biarkan Ayu bergoyang. Leon tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Leon.Batang perkasa Leon ini tidak pernah mengecewakan Leon, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Leon yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Leon sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Leon sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia dambakan selam
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

143 Cari Uang lagi Untukku

Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Leon dan sudah terlanjur bergoyang, maka Leon terpaksa pasrah.Leon biarkan Tasya memainkan milik jumbo Leon dengan gerakan cepat di atas tubuh Leon.Leon mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Leon membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Leon. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Leon.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarkan tubuh seindah in
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

144 Pengakuan Saras

Mata Leon membulat. "Sudahlah, kamu tidak usah ikut campur soal ini."Wanita itu memegang tangan Leon. "Ingat, kamu mulai jatuh cinta kepadaku seperti aku yang jatuh cinta padamu. Iya kan? Sejak kita dekat, aku sudah menganggapmu sebagai suamiku jadi aku akan berjuang untukmu.""Kamu tidak perlu seperti ini.""Aku harus. Kalau memang ibu mertuamu itu mengancammu, maka kita bisa melawannya, Leon. Kalau perlu, kita bisa memenjarakan ibu mertuamu itu.""Sudahlah, Alicia. Sudahlah. Biarkan seperti apa adanya. Kamu tidak perlu masuk campur dalam urusan keluargaku." Leon menggeleng-gelengkan kepalanya."Ini tidak bisa seperti ini. Kamu seperti tertekan, Leon. Kamu diancam. Karena itu kamu tidak bisa membantu membiayai perawatan istrimu. Iya kan?""Iya. Tapi sudahlah.""Nggak boleh seperti ini, Leon. Kamu diancam terus, sampai kapan akan berakhir? Lagian, sebenarnya kamu punya masalah apa, sih? Cerita padaku, Leon." Alicia berbisik kepada Leon.Leon sempat terdiam. Dia sempat terlihat ingin
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

145 Pengakuan Saras 2

"Mama ... mama." Air mata kembali jatuh mengembang di pipi Saras."Mamamu kenapa, Saras?""Aku tidak sanggup mengatakannya.""Kenapa, Saras? Katakan padaku."Sementara itu, tanpa seorang pun tahu, sebenarnya selain Alicia yang menguping lewat gorden yang menutup sekeliling ranjang, ada satu orang lagi yang sedang yang secara tidak sengaja dari tadi mendengar pembicaraan antara Saras dan Leon itu.Orang itu adalah Nanea. Sejak tadi dia merawat Saras. Dia memang sempat berpamitan kepada Saras tapi kemudian dia kebelet ingin ke WC.Saat Nanea mau keluar dari WC, dia mendengar suara percakapan di dalam kamar. Ternyata Leon sudah datang.Karena itu, Nanea menunggu momen bagus untuk keluar dari kamar mandi karena dia mendengar ada perbincangan mesra antara Saras dan Leon di luar.Hanya saja belakangan Nanea semakin penasaran dengan perbincangan antara Leon dan Saras itu. Karena itu dia memasang telinganya baik-baik."Kenapa mamamu, Saras? Dan katakan padaku apa maksudmu kalau kamu tidak lag
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

146 Pengakuan Saras 3

"Saat itu masih sore. Aku dapat orderan sore." Saras menutup matanya. Nampaknya ada trauma yang dalam pada peristiwa itu sehingga dia berat untuk menceritakan hal ini.Leon teringat saat dia melihat Saras pertama kali setelah peristiwa kecelakaan itu, Saras berada dalam keadaan trauma. Dia terus menangis dan memeluk Leon saat Leon datang.Saat itu, Leon pikir Saras trauma gara-gara Saras jatuh saat berkunjung di apartemen teman kantornya seperti cerita dari Wina.Leon sangat menyesal karena dia tidak menyelidiki lebih jauh. Saat itu dia cuma fokus untuk menghibur Saras dan tidak curiga dengan kecelakaan yang menimpa Saras pada saat itu.Kini Leon tahu kalau kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa tapi kecelakaan yang luar biasa."Apa yang terjadi, sayang. Apa yang terjadi pada saat itu? Aku harus mengetahuinya, Saras."Saras memejamkan matanya. Mengambil nafas. Kemudian dia mulai bicara."Seperti biasanya, mama yang mengatur semuanya. Dia yang promosi tentang aku, dia yang berhubungan d
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

147 Dia Sangat Kejam

"Bagaimana, dokter?" tanya Leon dengan wajah khawatir."Tidak apa-apa, pak. Sudah berhasil diatasi. Karena kondisinya sehingga membuat istri anda sempat mengalami masa kritis tetap dia sudah melewati masa-masa itu dan semoga dia bisa tetap siap menghadapi jadwal operasi yang akan dilakukan besok," kata dokter itu sambil tersenyum."Terima kasih, dokter." Leon menarik nafas lega setelah mendengar kata-kata dari dokter itu.pSetelah itu dokter mengatakan istilah-istilah medis tentang keadaan Saras istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh Leon.Leon cuma bisa mengangguk-angguk dan beberapa kali memastikan kalau keadaan Saras benar-benar sudah membaik."Berdoa saja supaya kondisi istri Anda makin membaik, ya?" pungkas dokter itu."Iya, dok. Terima kasih, dok."Setelah itu, dokter meninggalkan Leon. Leon kembali duduk di tempatnya menunggu tadi.Mengingat keadaan Saras, maka Leon putuskan untuk memberitahu Tuti supaya dia bisa memohon pada Tante Lisa untuk mengambil cuti setidaknya hingg
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

148 Membela Istri

Sebelum menjawab pertanyaan Mochtar ini, Leon nampak celingukan.Setelah Leon merasa posisi dia dan Mochtar agak jauh dari orang-orang lain, sehingga orang-orang lain tidak bisa mendengar pembicaraan antara dia dan Mochtar, maka Leon memulai ceritanya."Papa masih ingat dengan Udin, kan?" tanya Leon."Udin? Ini Udin yang mana ya? Oh iya. Udin yang reseh itu, kan? Yang saudara jauhnya Wina itu, kan? Yang datang dari kampung terus cuma jadi benalu di rumahku, nggak mau kerja, maunya cuma makan tidur mulu tapi karena kata Wina dia itu yatim piatu dari desa, maka aku terpaksa membiarkan Udin tinggal di rumah hingga sebulan lebih.""Iya, pa. Udin yang itu.""Untung saja dia tiba-tiba pergi ke luar negeri. Kata Wina mau kerja di Kapal. Kalau gak kan gondok juga lihat orang satu itu."Leon terdiam mendengar kata-kata Mochtar itu."Terus kenapa? Ada apa dengan Udin?""Sebenarnya, dia tidak kerja di kapal luar, pa.""Hah? Terus?""Ada suatu peristiwa yang menyangkut dirinya.""Peristiwa apa?"
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

149 Merawat Tanpa Pamrih

"Apa maksudmu, Alicia?" Leon mengerutkan keningnya sambil menatap Alicia.Baru saja Alicia akan menjawab, tiba-tiba mata Alicia dan Leon sama-sama terarah ke arah pintu emergency room karena dokter yang sebelumnya kini sudah berdiri di depan pintu dan nampak mengangguk ke arah Leon.Leon langsung mendekati dokter itu. "Bagaimana, dokter? Bagaimana keadaan istriku?""Dia sudah baikan. Dia cuma sempat shock tadi dan dia akan segera dikembalikan ke kamar tapi kata perawat dia akan dipindahkan ke kamar VVIP karena sudah ada pembayaran lebih lanjut untuk pemindahan istri anda ke VVIP.""Oh. Iya. Makasih, dokter.""Oke. Bapak tunggu aja di sini nanti ada perawat yang akan segera membawa istri anda ke ruang VVIP.""Iya, makasih, dokter.""Sama-sama. Aku tinggal dulu, ya?""Iya, dokter." Leon agak bingung karena sebelumnya saat bersama Rossi, Leon tidak meminta Rossi untuk memindahkan Saras ke VVIP.Kemudian Leon menatap ke arah belakang, menatap ke arah Alicia yang tadi sempat bilang kalau A
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

150 Anak Ajaib

Muncullah beberapa dokter dan perawat yang minta izin untuk memeriksa kondisi Saras lebih lanjut.Nanea memberi isyarat kepada Leon untuk keluar dari kamar VVIP ini.Leon langsung mempersilakan para dokter dan perawat itu untuk melakukan tugas mereka. Setelah itu, dia putuskan untuk duduk di luar.Baru saja Leon duduk, Leon melihat seseorang dari kejauhan sana yang sebelumnya duduk di depan ruang VVIP yang lain, kini mendatangi Leon.Leon langsung mengangkat tangannya saat melihat kedatangannya karena orang itu adalah Brian, kenalan Leon yang juga kerap kali menunggui istrinya. Dialah orang yang pertama kali menunjukkan tentang klub malam Tante Lisa kepada Leon."Woi, Leon. Akhirnya pindah juga ke tempat terbaik. Aku sudah heran, sih, penghasilan kamu itu kan langsung berlimpah dalam beberapa hari saja kamu kerja tapi kok masih juga belum pindah ke VVIP ini kek aku."Leon cuma tertawa. "Sebelumnya ada masalah, Brian, yang bikin aku belum bisa mindahin istriku ke sini tapi sekarang mas
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
32
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status