Home / Rumah Tangga / Usai Bangun dari Koma / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Usai Bangun dari Koma: Chapter 41 - Chapter 50

74 Chapters

Pertumpahan Darah

Keyla tak bisa menahan air matanya. Mendengar Ayunda berkata seperti itu—dengan suara yang nyaris tak terdengar, seperti pecahan kaca yang menyayat hati—membuat dadanya terasa sesak.“Ayunda, kamu ikut aku, ya. Nggak usah mikirin apa-apa dulu. Istirahat dulu, pulihkan dirimu,” ucap Keyla tegas namun lembut. Tanpa menunggu jawaban, ia memapah Ayunda pelan, membagi tangan antara menggendong bayinya dan menggandeng perempuan yang dulu selalu kuat itu yang kini terlihat rapuh seperti dedaunan kering di ujung musim.Perjalanan ke kontrakan Keyla hanya butuh sepuluh menit, tapi terasa panjang karena langkah Ayunda yang lemah dan lambat. Sesampainya di sana, Keyla langsung menyuruh Ayunda duduk di kasur tipis yang terhampar di sudut ruangan kecil itu. Tempatnya sederhana, tapi bersih dan hangat.Keyla mengambil kain basah, lalu membersihkan luka di tangan dan lutut Ayunda dengan hati-hati.“Aku tahu kamu mungkin nggak mau cerita sekarang, tapi aku di sin
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Pulang Ke Rumah

Ayunda langsung memeluk suaminya begitu melihat wajahnya yang lebam-lebam dan kepala yang diperban. Hatinya remuk melihat kondisi Ardan seperti itu. Ia memeluknya erat, seolah tak ingin melepasnya lagi."Ar," bisiknya lirih, nyaris tak terdengar, hanya getaran emosi yang bisa dirasakan dari suara itu.Ardan menghela napas panjang, lalu membalas pelukan Ayunda dengan lemah. Ia merasa hancur, bukan karena luka di tubuhnya, tapi karena perasaan bersalah yang terus menggerogoti."Aku ... aku minta maaf, Ayunda. Aku gagal melindungimu. Aku nggak pantas jadi suami kamu," gumamnya pelan.Ayunda menggeleng cepat, air mata mengalir di pipinya. "Jangan bilang begitu. Kamu sudah berjuang. Kamu pulang dengan selamat, itu yang paling penting."Ardan menatap wajah istrinya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kamu nggak apa-apa, kan?" tanyanya, suaranya parau.Ayunda mengangguk sambil terus menggenggam tangannya. "Aku baik-baik saja sekarang,
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Sesi Terapi

Keesokan paginya, Ayunda diantar oleh Oma Ola, Ardan, dan William—yang duduk di balik kemudi. Beberapa anak buah mereka mengiringi dari depan dan belakang, memastikan keamanan selama perjalanan menuju tempat terapi. Tujuan mereka satu: membantu Ayunda pulih dari trauma mendalam dan rasa takut yang masih menghantui.Sesampainya di sana, Ardan memilih untuk menemani Ayunda masuk ke dalam ruangan terapi. Ia duduk tak jauh dari wanita itu, menyaksikan bagaimana Ayunda berjuang melawan bayang-bayang mengerikan yang terus membayangi pikirannya. Melihat wanita yang ia sayangi menggigil dan sesekali menahan air mata membuat hatinya mencelos. Ia ingin menarik Ayunda ke dalam pelukannya, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja—tapi ia tahu, proses ini harus dijalani dengan pelan-pelan.Sementara itu, William berjaga di luar. Pandangannya waspada, tapi pikirannya berkecamuk. Ia masih teringat wajah lelaki tua paruh baya yang malam itu mencoba menyeret Ayunda—lelaki yang
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Danu Kembali

Ardan bercerita bahwa lelaki tua bengkak itu sudah tewas, mencoba menenangkan hati Ayunda yang masih trauma. Ayunda mengangguk pelan, meski matanya masih menyimpan ketakutan. Sejak kejadian itu, ia menjalani terapi rutin dan bergantung pada obat penenang untuk menjaga kestabilan pikirannya.Pintu mendadak terbuka. William masuk dengan napas memburu, wajahnya tegang.“Aku tidak percaya,” katanya sambil membanting map ke meja. “Danu—dia yang melaporkan kematian Bimo ke polisi. Dan sekarang Keyla dijadikan tersangka!”“Sialan, si Danu itu,” ulang William, menatap Ardan dengan sorot kecewa. “Justru dia yang memutarbalikkan semuanya.”Keyla yang sedang menyuapi anaknya sontak menghentikan gerakannya. Ia terdiam sejenak, lalu memaksakan senyum ke arah Ayunda.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya lembut.Ayunda bangkit, melangkah pelan lalu memeluk Keyla erat-erat. Suaranya parau menahan tangis.“Maaf … kalau saja ak
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Ayunda Kembali

Ardan mencoba untuk mengalihkan rasa takut Ayunda ke hal-hal yang positif. Ia selalu memberikan dukungan dan meyakinkan Ayunda."Bimo sudah mati Ayunda. Kamu jangan takut, aku ingin Ayunda yang dulu Ayunda yang seperti dulu pemberani dan cerdas bukan Ayunda yang seperti ini bagaimana dengan anak kita nanti?" Ardan mengelus perut Ayunda yang memang sudah memasuki bulan ketujuh ini.Ayunda terdiam merasapi setiap perkataan yang dikatakan oleh suaminya itu. Begitu juga dengan Oma Ola yang memberikan semangat agar Ayunda berani melawan semuanya jika Ayunda takut seperti ini maka para penjahat itu akan semakin senang.Ayunda merasa jika dirinya harus bangkit dan ia tidak bisa terus-terusan seperti ini."Benar, aku harus bangkit. Aku tidak boleh seperti ini aku tidak boleh lemah!"Ardan tersenyum melihat tekad yang mulai tumbuh di mata istrinya. Ia menggenggam tangan Ayunda erat, seolah ingin mentransfer seluruh kekuatan dan keberaniannya.
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Sidang Pertama

Seminggu setelah surat pengadilan itu datang, akhirnya mereka semua hadir dalam sidang pertama di pengadilan.Ayunda mendorong kursi roda sang suami dengan langkah mantap. Wajahnya terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, dan perutnya yang mulai membuncit menjadi pertanda kehidupan baru yang tengah mereka nantikan. Ardan, yang duduk di kursi roda, tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia bahagia melihat istrinya kembali cerah dan penuh semangat.“Kita hadapi semuanya sama-sama,” ujar Ayunda lembut, menggenggam tangan Ardan sejenak.Di belakang mereka, Oma Ola mendorong stroller bayi Keyla yang tampak tertidur pulas. Di sisi lain, William berjalan berdampingan dengan dua pengacara ternama, yang biasanya menangani kasus-kasus besar di dunia hiburan. Wajahnya tampak tenang, namun sorot matanya menunjukkan kesungguhan.Saat mereka memasuki ruang sidang, suasana menjadi sedikit tegang. Ayunda duduk di kursi saksi, sementara di seberangnya, Danu duduk bersama pengacaranya dan beberapa orang
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Satu Keluarga

Ayunda benar-benar kembali menata hidupnya. Perlahan namun pasti, ia mulai membenahi perusahaan Ardan yang sempat terabaikan saat hidupnya berada di titik terendah. Kini, dengan semangat dan keyakinan baru, ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri kembali, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.Malam itu, rumah sudah sunyi. Jam dinding menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Ardan yang baru terbangun karena tidak mendapati istrinya di tempat tidur, mendorong kursi rodanya menuju ruang kerja."Ayunda, ini sudah malam. Kamu sedang apa?" tanyanya lembut, heran melihat sang istri masih duduk di depan laptop, dikelilingi kertas dan catatan.Ayunda menoleh dan tersenyum kecil. Wajahnya lelah tapi matanya berbinar penuh semangat. “Aku sedang menyusun strategi bisnis. Aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dan aku juga nggak mau kalau sampai Danu mengambil alih peluang ini.”Ardan menatapnya dalam diam. Di satu sisi, ia bangga melihat Ayunda yan
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Wiliam dan Kayla Berlayar

Hari ini adalah jadwal Ayunda untuk melakukan USG kandungan. Kehamilannya telah memasuki bulan kedelapan. Ayunda sudah tidak sabar menanti kelahiran buah hatinya, begitu pula Ardan dan Oma Ola yang sangat menantikan kehadiran cicit pertama mereka."Aku sudah nggak sabar ingin melihat si kembar," ujar Ardan dengan senyum kecil, matanya berbinar penuh harap.Ardan, yang kini duduk di kursi roda, telah berdamai dengan keadaannya. Dulu, ia sempat takut Ayunda akan meninggalkannya karena kondisinya yang tak lagi sempurna. Namun, ketakutannya itu tak terbukti. Ayunda tetap memilih bertahan, mendampinginya, dan kini tengah mengandung anak-anak mereka—sepasang bayi kembar yang menjadi simbol cinta mereka.Di ruang USG, Ayunda sudah berbaring di ranjang pemeriksaan. Perutnya yang besar telah diolesi gel bening, dan alat pemindai mulai digerakkan perlahan oleh sang dokter. Ia menggenggam tangan Ardan yang duduk di samping ranjang, jari-jarinya saling menguatkan.“Lihat ini…” ucap dokter sambil
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Hasil Sidang

Sidang kedua akhirnya digelar dengan suasana yang lebih tegang dari sebelumnya. Bukti-bukti yang dikumpulkan William, termasuk rekaman CCTV dan dokumen pendukung lainnya, telah diserahkan kepada pengacara Kayla. Di ruang sidang, semua fakta mulai terungkap satu per satu. Danu tidak bisa mengelak lagi, meskipun tetap mempertahankan wajah sombong dan senyum miringnya seolah semuanya masih berada dalam kendalinya.Hakim mengetuk palu, menyatakan Kayla tidak bersalah. Suara itu menggema di ruang sidang, disambut haru oleh Kayla dan pengacaranya. William yang duduk di barisan belakang tersenyum lega, sementara Ayunda menggenggam erat tangan Ardan.Namun, kelegaan itu tak sepenuhnya lengkap. Ardan dan Ayunda tahu—Danu memang licik. Bukti kejahatan lainnya, yang seharusnya bisa menyeret Danu ke penjara, lenyap tanpa jejak. Data yang sempat dikumpulkan hilang misterius, saksi kunci menghilang begitu saja. Danu pandai bermain di wilayah abu-abu hukum, membuat dirinya selalu
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

Danu Tertangkap

Danu berjalan mondar-mandir di dalam ruangan dengan dinding berwarna putih. Nafasnya memburu, gerakannya gelisah. Di dinding, foto-foto Ayunda dari masa remaja hingga dewasa terbingkai rapi, seolah ruangan itu adalah kuil obsesinya. Wajah Ayunda terpampang di mana-mana—senyumnya, tatapannya, bahkan potret candid yang seharusnya tidak dimiliki oleh sembarang orang.Wajah Danu memerah karena amarah yang ia pendam terlalu lama. Semua rencananya berantakan. Ia gagal memenjarakan Keyla, padahal ia yakin wanita itu adalah kunci untuk menekan Ayunda dan Ardan.Kini Mahesa pun memutuskan hubungan. Mantan sekutunya itu menolak mentah-mentah setiap tawaran yang ia berikan. Bahkan Mahesa menyebut Danu sebagai “orang gila yang terjebak dalam obsesinya sendiri.”“Sialan kamu, Mahesa!” teriak Danu sambil membanting gelas ke dinding. Pecahan kaca berserakan, tapi ia tidak peduli.Ia menatap kembali salah satu foto Ayunda yang tergantung di hadapannya—Ayunda ters
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status