Semua Bab Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Di dalam mobil yang sempit itu, Wenny tiba-tiba ditindih begitu saja. Dia terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa!Apa yang mau dilakukan Berto?Dia menahan dada Berto dengan kedua tangan, matanya yang hitam pekat dipenuhi rasa kaget dan takut. "Kamu ... mau apa?"Berto merasa sangat kesal. Sejak kecelakaan itu, semuanya jadi kacau.Dia ingin segala sesuatunya kembali seperti semula."Aku ingin bantu kamu mengingat semua kembali." Suaranya dingin, lalu dia membungkuk, hendak mencium Wenny."Jangan!"Wenny panik setengah mati!Apa dia gila?Ini di tengah jalan raya!Pintu mobil bahkan belum ditutup, dan Berto mau memaksanya?Dia tahu pria ini berengsek, tetapi tidak disangka bisa separah ini!"Plak!"Dalam kepanikan, Wenny menampar wajah Berto. Begitu sadar, wajahnya langsung pucat.Ini sudah kedua kalinya dia menampar Berto!Berto, seorang tuan muda yang dibesarkan dalam kemewahan, mana pernah dia diperlakukan seperti ini?Apa dia akan marah besar dan mencekiknya?"A-aku nggak seng
Baca selengkapnya

Bab 12

Tiana mengulurkan tangan dan mengusap kepala Wenny.Wenny langsung memeluk pinggangnya dengan manja.Tiana tidak menolaknya, membiarkan Wenny memeluknya selama beberapa saat. Perlahan, dia merasakan basah di tempat Wenny menyembunyikan wajahnya.Angin malam yang sejuk menerpa rambut panjangnya, sekaligus meniup pergi semua kepedihan dan ketidakrelaan di hati Wenny.Wenny pulang ke rumah bersama Tiana. Setelah mandi, mereka berdua berbaring di tempat tidur, mengobrol panjang lebar hingga tertidur pukul empat pagi.Wenny terbangun karena suara dering telepon. Dengan mata masih mengantuk, dia mengangkatnya, "Halo?"Dari ujung telepon terdengar keheningan sesaat sebelum suara seorang wanita akhirnya terdengar. "Wenny, ini sudah jam sepuluh pagi, kamu masih tidur? Kalau kamu terus begitu, mana bisa pantas menjadi Nyonya keluarga Liwardi?"Mendengar suara itu, Wenny langsung membuka matanya. Itu ibu mertuanya, Hanna Tanuwirya.Hanna adalah orang yang tegas dan sangat mengutamakan aturan. Sej
Baca selengkapnya

Bab 13

Setelah Wenny selesai makan, Tiana memberinya sebuah undangan."Apa ini?"Wenny bertanya dengan bingung, lalu membukanya. Itu adalah undangan ulang tahun kakek keluarga Sentana, dan yang diundang adalah "Nona Sheila."Melihat sebutan itu, dia sempat terdiam sejenak.Tiana duduk di hadapannya, lalu berkata, "Lima tahun lalu, aromaterapimu menyembuhkan insomnia Pak Dharma. Selama ini, dia berusaha menghubungimu, tapi kamu terlalu fokus sama keluargamu dan langsung menolak. Kali ini, dia mengundangmu datang ke perayaan ulang tahunnya. Kalau kamu mau lepas dari masa lalu, kamu harus kembali ke hadapan publik."Wenny mengusap tulisan "Nona Sheila", matanya tampak dipenuhi nostalgia.Nenek Wenny adalah seorang ahli pembuat parfum, dan sejak kecil, Wenny juga tertarik pada wewangian. Dia belajar dari neneknya, lalu menciptakan campuran aromaterapi yang sangat efektif untuk mengatasi insomnia. Semua orang yang sudah mencobanya mengaku tidurnya jadi lebih nyenyak.Suatu hari, Wenny dan neneknya
Baca selengkapnya

Bab 14

Wenny tak terlalu peduli.Mau pria itu hidup atau mati, itu bukan urusannya lagi.Dari sudut matanya, Berto menangkap tatapan dingin dari Wenny. Tepat saat dia hendak bicara, Wenny sudah lebih dulu mengalihkan pandangannya, pura-pura tak peduli.Mata hitam jernih wanita itu penuh dengan sikap acuh tak acuh terhadapnya.Berto menggenggam dokumen di tangannya erat-erat. Rasa gelisah tanpa alasan kembali menguasai dadanya.Suasana di dalam mobil langsung jadi tegang.Untungnya, mereka segera sampai di rumah keluarga Liwardi.Wenny turun dari mobil dan berdiri di samping menunggu Berto.Dia selalu mengingat perannya. Dia harus "kehilangan ingatan", jadi dia tidak tahu harus ke arah mana.Dia tidak boleh sampai ketahuan. Kalau Berto menyadari sesuatu, pria itu pasti akan menyulitkannya, dan perceraian ini akan makin rumit.Berto melangkah masuk dengan kaki panjangnya, sementara Wenny mengikuti di belakangnya. Begitu masuk ke vila, dia melihat Hanna duduk di sofa sambil minum teh."Ibu, kena
Baca selengkapnya

Bab 15

Waktu itu, Wenny tidak sempat memikirkan kenapa sikap Berto begitu dingin. Yang ada di pikirannya cuma satu, mungkin dia sendiri yang kurang baik, makanya anaknya tidak dekat dengannya, bahkan tidak menyukainya.Sekarang dia baru sadar, sebaik apa pun dia, bahkan kalau dia bekerja dan jadi wanita karier sukses sekalipun, mereka tetap tidak akan menyukainya.Karena yang mereka suka adalah Yuna, bukan Wenny.Mata Wenny yang hitam jernih mulai dipenuhi rasa dingin. Wajahnya juga makin tidak peduli. "Kalau kalian nggak puas, ya sudah, cari saja orang lain buat jadi ibunya."Wajah Hanna langsung mengeras. "Wenny, apa maksudmu?"Namun, Wenny sama sekali tidak takut. Dia menatap Hanna lurus-lurus. "Putramu nggak suka sama aku. Kebetulan aku juga hilang ingatan dan nggak suka sama dia. Jadi, kita langsung cerai saja. Aku lihat kalian semua nggak puas denganku, jadi cari saja seseorang yang lebih sesuai dengan selera kalian."Begitu dia selesai bicara, ekspresi Hanna berubah, tetapi dia tidak b
Baca selengkapnya

Bab 16

"Uh ... kamu gila, ya?" Wenny meronta hebat. Merasakan reaksi dari tubuh pria itu, membuatnya makin berusaha melepaskan diri!Dia mencoba memukul Berto, tetapi pria itu sudah memperkirakannya. Dengan cepat, Berto melepas dasinya dan mengikat kedua tangan Wenny ke tiang tempat tidur.Dia terus mencium bibir Wenny dengan ganas, terobsesi dengan rasa manisnya. Dia memang sangat menyukai tubuh Wenny. Lima tahun menikah, dia tidak pernah membatasi dirinya di ranjang.Saat gairahnya memuncak, dia bahkan berusaha menyesuaikan diri dengan suasana hati Wenny. Setelah melihat Wenny sudah tenggelam dalam gairah, barulah dia mengambil kendali sepenuhnya.Namun, kali ini, dia tidak tertarik dengan itu.Yang dia inginkan hanya satu, mengembalikan ingatan Wenny.Mengembalikan wanita yang dulu ... hatinya hanya dipenuhi oleh dia dan Chiro.Namun, tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Memanfaatkan kelengahan itu, Wenny menggigit bibirnya dengan kuat.Rasa anyir darah menyebar di antara bibir mereka. Berto men
Baca selengkapnya

Bab 17

Berto tidak meliriknya sedikit pun, hanya berkata dengan dingin, "Kamu sudah mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu padanya, wajar kalau dia tidak mau menemui kamu."Heh!Wenny tertawa sinis dalam hati. Hanya karena dia bilang tidak menginginkan anak seperti dia, anak itu langsung sakit hati?Lalu bagaimana dengan dirinya? Saat anak itu dulu mengatakan bahwa dirinya memalukan, apa Berto pernah peduli bagaimana perasaannya?Wenny tidak ingin melibatkan Chiro dalam masalah antara dirinya dengan Berto. Bagaimanapun juga, anak itu masih kecil dan tidak punya kuasa untuk mengambil keputusan apa pun.Dia berkata, "Perceraian ini urusan kita berdua, Berto. Bisa nggak kamu jangan bertele-tele? Dengan cara begini, kelihatan banget kalau kamu bukan pria sejati."Berto yang sedang merapikan kerah bajunya, berhenti sejenak. Matanya yang hitam pekat menatap tajam ke wajah Wenny, dan seketika itu juga, ada perasaan tertekan yang menyelimuti mereka.Wenny sadar dia baru saja kelepasan bicara, na
Baca selengkapnya

Bab 18

Chiro tahu betul seberapa besar perasaan Wenny pada Berto!Meskipun dia hanya pulang seminggu sekali, dia bisa melihatnya dengan jelas!Selama ayahnya ada di rumah, pandangan Wenny selalu tertuju pada pria itu. Wenny selalu sibuk memberi perhatian, menanyakan kabar dengan penuh kehangatan.Bahkan ketika ayahnya terlihat kesal, Wenny tetap pura-pura tidak melihat dan terus berusaha menarik perhatiannya.Kadang-kadang, Chiro sendiri sampai merasa muak melihatnya.Bahkan dia sempat terpikir, ayahnya hebat juga, bisa tahan dengan ibu yang begitu menyebalkan.Dia sendiri tidak tahan, makanya dia hanya pulang seminggu sekali.Namun, sekarang Wenny bilang dia tidak suka ayahnya?Chiro sama sekali tidak percaya!Chiro menekan bibirnya, lalu tiba-tiba berkata, "Kalau kamu cuma mau melakukan sesuatu dan memakai perceraian untuk mengancam Papa, aku sarankan jangan. Papa akan marah."Mendengar itu, Hanna juga menatap Wenny dengan dingin. "Kamu sengaja main akal-akalan?"Wenny benar-benar merasa in
Baca selengkapnya

Bab 19

Yuna menahan emosi yang menggebu. Keningnya berkerut saat dia berkata, "Tapi kalau kalian bercerai, bagaimana dengan Chiro? Dia masih kecil dan sangat membutuhkan ibu."Berto menyimpan ponselnya tanpa menjawab pertanyaan itu. Kemudian dia berdiri dan mulai minum bersama Zidan dan yang lainnya.Ada perasaan aneh di dalam hati Yuna, tetapi itu tidak masalah. Berto sendiri yang bilang akan bercerai, berarti kesempatan untuknya sudah datang!Kali ini, dia pasti tidak akan menyia-nyiakannya!....Berto mabuk malam itu, dan Zidan pun mengantarnya pulang ke Griya Rosentia. Dia meletakkan Berto di sofa, lalu berdiri dengan tangan di pinggang sambil memanggil."Kak Wenny, cepat datang dan urus suamimu ini!"Namun, meski sudah dipanggil dua kali, tidak ada yang menjawab.Zidan bingung, lalu berkeliling di ruang tamu. "Kak Berto, di mana Kak Wenny?"Berto tergeletak di sofa, mabuk dan tidak sadarkan diri.Zidan tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, setelah sampai di rumah, Wenny pasti akan meng
Baca selengkapnya

Bab 20

Wenny dan Tiana masuk ke dalam lift. Tepat ketika pintu lift hampir tertutup, sebuah tangan tiba-tiba menyelip masuk, membuat sensor pintu lift mendeteksi gerakan dan otomatis terbuka.Wajah Berto yang tampan dan tegas, muncul di hadapan mereka.Penerima tamu bertanya dengan sopan, "Pak Berto, apa Anda ingin naik bersama?"Berto melangkah masuk dengan tenang. Meskipun hanya ada beberapa orang, suasananya tiba-tiba terasa sesak dan membuat sulit bernapas.Jari-jari Wenny mengepal, hatinya kaget luar biasa!Kenapa Berto juga ada di sini?Dia menatap ke cermin lift. Melihat topeng kupu-kupu emas masih melekat di wajahnya, hatinya agak tenang.Syukurlah, untung topengnya masih ada, dan pil pengubah suara juga sudah diminum. Dia tidak akan mengenali Wenny!Pintu lift perlahan tertutup, Berto memiringkan tubuh dan melihat ke arah Wenny, "Halo."Wenny menjaga sikapnya tetap dingin dan menjaga jarak, "Halo."Suaranya lembut dan terdengar asing.Berto mengenal suara Wenny dengan sangat baik, be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status