Tangan Yuna dilepaskan tiba-tiba. Dia menundukkan kepalanya sedikit, ada kilatan dingin di matanya, tetapi wajahnya tetap menunjukkan ekspresi lembut dan penuh perhatian. Lalu dia bertanya, "Chiro, gimana perasaanmu sekarang?"Suara Chiro terdengar serak dan pelan, "Tante Yuna, aku sudah nggak apa-apa."Berto masuk, dan anak kecil itu langsung melihat ke arahnya. "Papa, aku mau pulang."Berto menjawab, "Setelah infusnya selesai, kita pulang."Anak kecil yang terbaring di ranjang rumah sakit itu mengatupkan bibir mungilnya, lalu berkata pelan, "Aku mau pulang ke Griya Rosentia."Begitu mengatakan itu, suaranya mulai bergetar, air mata menggenang di matanya.Melihat itu, sorot mata Berto meredup, dan terselip kemarahan di dalamnya. Dia makin kesal dengan tindakan Wenny. Kalau saja dia tetap tinggal, mana mungkin anaknya akan merasa sesedih ini?Seperti dibuang begitu saja.Dia menahan emosinya, lalu berkata dengan suara rendah, "Tidur saja dulu, setelah bangun nanti, kita langsung pulang
Baca selengkapnya