“Maaf, Kak, saya baru saja habis mandi.”Beth berlari menuju gerbang. Rambut pendeknya yang masih setengah basah menempel di pelipisnya, sisa airnya menetes ke leher. Ia buru-buru membuka kunci, lalu mendorong gerbang berat itu hingga berderit.Mobil hitam berkilap meluncur masuk tanpa terburu-buru, seperti predator yang tahu buruannya tak akan lari ke mana-mana. Saat kendaraan itu berhenti, pintu terbuka, dan keluarlah Erica, ibu mertuanya, diikuti dua putrinya, Claire dan Amy.Jantung Beth mencelos. Ia menelan ludah, instingnya langsung menjerit. Mereka tidak pernah memberi kabar jika hendak datang.“Kenapa Ibu dan Kakak tidak telepon dulu?” tanyanya, suaranya sedikit bergetar. “Kalau telepon, pasti saya tunggu.”Claire hanya mendelik. Amy mendengus pendek.“Buat apa telepon? Ini rumah adikku, bukan rumahmu,” ucapnya sambil menyampirkan tas mahalnya ke pundak Beth, seolah Beth ini hanya gantungan hidup yang kebetulan berbentuk manusia.Beth buru-buru menangkapnya sebelum jatuh. Belu
Last Updated : 2025-02-15 Read more