Emily mengabaikan panggilan Arnold. Ia bergegas masuk ke dalam rumah, namun belum sempat menutup pintu, tangan Arnold lebih dulu menahan daun pintu. "Tunggu!" seru Arnold. Emily tak membalas. Ia membatalkan niat menutup pintu dan langsung berjalan menuju kamarnya. "Emily!" panggil Arnold lagi, kali ini berdiri di depan pintu kamar, menahan diri untuk tidak masuk. "Emily, Sayang. Aku ingin bicara. Keluar, Sayang!" serunya sambil mengetuk pintu berulang kali. Namun Emily tetap diam. Rupanya, ia masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri, mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Setelah selesai, ia keluar dengan pakaian rapi dan wajah yang sudah dipoles tipis dengan makeup. Panggilan Arnold masih terdengar samar dari balik pintu. Emily menatap pantulan dirinya di cermin, lalu bergumam pelan, "Kita lihat seberapa sabar kamu kali ini." Satu jam berlalu, dan Arnold masih bertahan. Tak ada suara keras, tak ada bantingan, hanya panggilan lembut dan ketukan sabar. Setelah merasa cukup,
Last Updated : 2025-04-05 Read more