Semua Bab Cinta Tuan Muda: Bab 21 - Bab 30

65 Bab

Perang di mulai

Aku menatap Mahendra dengan perasaan campur aduk. Kata-katanya barusan masih terngiang di kepalaku.“Dimas tidak hanya mengincarmu. Dia juga punya hubungan dengan sesuatu yang lebih berbahaya.”Tanganku mencengkeram ujung sofa, mencoba meredam kegelisahan yang merayapi dadaku.“Apa maksudmu?” tanyaku dengan suara nyaris bergetar.Mahendra menatapku tajam, lalu meletakkan ponselnya di meja. “Aku menyuruh seseorang menyelidiki Dimas, dan hasilnya... dia terlibat dalam bisnis gelap.”Aku membelalakkan mata. “Bisnis gelap?”Mahendra mengangguk. “Dia terhubung dengan jaringan pinjaman ilegal dan perdagangan wanita. Ada banyak perempuan yang menjadi korbannya.”Jantungku berdegup kencang. Aku tidak menyangka Dimas sejahat itu.“Dan dia menginginkanku?” suaraku bergetar.Mahendra mengepalkan tangannya. “Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”Aku menunduk, mencoba menenangkan diri. Namun, kepalaku dipenuhi bayangan menakutkan tentang apa yang bisa terjadi jika Dimas benar-benar mendapatkan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Api yang Membara

Aku duduk di dalam mobil Mahendra, jantungku berdebar tak karuan. Hari ini, untuk pertama kalinya, aku akan memasuki kantor pusat perusahaan milik pria itu—bukan sebagai tamu biasa, tetapi sebagai seseorang yang ingin dia lindungi… atau lebih tepatnya, seseorang yang ingin dia tunjukkan pada dunia.“Kenapa aku harus ikut?” tanyaku pelan, mencoba mengendalikan kegugupanku.Mahendra, yang duduk di sebelahku, menatap ke depan dengan ekspresi tenang. “Karena ini bukan hanya tentangmu. Ini tentang menunjukkan kepada Dimas bahwa dia tidak bisa menyentuhmu lagi.”Aku menelan ludah. “Tapi kalau dia makin marah?”Mahendra tersenyum tipis, seakan pertanyaanku adalah hal yang lucu. “Kalau dia berani, maka dia sudah menandatangani hukuman untuk dirinya sendiri.”Ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat bulu kudukku meremang. Aku tahu Mahendra bukan pria yang main-main. Jika dia sudah berkata seperti itu, berarti dia benar-benar siap menghancurkan Dimas.Mobil berhenti di depan gedung pencakar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Rahasia yang Terungkap

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Kata-kata Aditya terus berputar di kepalaku. Apa yang dia maksud dengan "bermain api"? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan Mahendra dariku?Aku berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Rasanya ada yang mengganjal. Selama ini, aku percaya Mahendra, tapi semakin banyak orang yang mencoba memperingatkanku. Kakaknya, sekretarisnya, bahkan beberapa karyawan di perusahaannya yang pernah secara tidak langsung memberi isyarat.Akhirnya, aku duduk di tepi ranjang, menghembuskan napas berat. Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku harus mencari tahu sendiri.Tanpa berpikir panjang, aku mengambil ponsel dan mulai mencari informasi tentang keluarga Mahendra. Ada banyak berita tentang keberhasilan perusahaan mereka, namun ada satu artikel lama yang menarik perhatianku."Skandal Lama Keluarga Wijaya: Persaingan Kakak-Adik yang Penuh Intrik"Jantungku berdebar saat membukanya.Aditya Wijaya dan Mahendra Wijaya, dua pewaris utama Wijaya Corp, dikabarkan sempat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Ancaman yang Tak Terduga

Malam itu, setelah percakapan intens dengan Mahendra, aku merasa pikiranku tidak bisa tenang. Aku terus memikirkan Aditya. Apakah benar dia ingin menghancurkan hubungan kami? Ataukah ini hanya ketakutan Mahendra semata?Aku berdiri di balkon kamar, membiarkan angin malam menyapu wajahku. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan, memberikan pemandangan yang menenangkan. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.Ponselku bergetar di atas meja. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal."Nikmati waktumu dengan Mahendra selagi bisa. Segera, semuanya akan berubah."Jantungku berdegup kencang. Tanganku sedikit gemetar saat aku membaca ulang pesan itu. Siapa yang mengirim ini? Aditya? Ataukah seseorang yang lain?Tanpa berpikir panjang, aku segera menelepon Mahendra."Liana?" Suaranya terdengar waspada."Aku baru saja menerima pesan aneh," kataku cepat. "Seseorang mengancamku. Aku tidak tahu siapa."Mahendra langsung serius. "Kirimkan padaku. Aku akan menyelidikinya."Aku segera mengirim tangkap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Kebenaran yang Terungkap

Aku masih memandangi tulisan itu dengan tangan gemetar. Pikiranku berputar-putar, mencoba memahami bagaimana seseorang dari masa laluku bisa kembali dan meninggalkan pesan menakutkan seperti ini.Mahendra mengambil kertas itu dari tanganku, matanya menyelidiki setiap detail. “Liana, siapa yang menulis ini?”Aku menggigit bibirku, hatiku terasa berat untuk mengucapkannya. “Aku… aku tidak yakin, tapi aku punya firasat.”Mahendra menghela napas, lalu menggenggam tanganku dengan lembut. “Katakan padaku, siapa yang kau curigai?”Aku menatapnya, keraguan memenuhi dadaku. “Seseorang dari masa laluku… seseorang yang dulu sangat mencintaiku, tapi juga menghancurkanku.”Wajah Mahendra mengeras. “Kau pernah dianiaya oleh seseorang?”Aku mengangguk pelan. “Dulu, aku pernah bertunangan dengan seorang pria bernama Radit. Awalnya, dia tampak baik dan penuh perhatian, tapi seiring waktu, dia menjadi obsesif. Dia mengontrol hidupku, membatasi pergaulanku, bahkan pernah mengancamku jika aku meninggalka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bayangan yang Mengintai

Aku berusaha mengabaikan tatapan para karyawan yang memandangku dengan penuh tanya saat Mahendra masih menggenggam tanganku di lobi. Jantungku masih berdebar kencang, bukan hanya karena genggamannya, tetapi juga karena perasaan tidak nyaman mengetahui bahwa Radit sudah menemukan tempat kerjaku.Mahendra menoleh padaku, lalu mengecilkan suaranya agar hanya aku yang bisa mendengar. “Mulai sekarang, kau harus selalu berada dalam pengawasanku. Jika ada hal mencurigakan, segera beri tahu aku.”Aku menelan ludah dan mengangguk.Saat itu juga, Rani—teman sekantorku—berjalan mendekat dengan ekspresi penuh selidik. “Liana… kau datang bersama Pak Mahendra?” bisiknya.Aku belum sempat menjawab, Mahendra sudah mendahuluiku. “Ya, dan dia akan tinggal di tempatku sementara waktu.”Rani membelalakkan mata. “APA?”Aku hampir tersedak mendengar cara Mahendra mengatakannya. “M-Mahen! Jangan bicara seperti itu, nanti orang-orang salah paham!”Mahendra malah tersenyum tipis. “Biar saja.”Aku menutup waja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bayangan di Balik Kegelapan

Malam itu, aku merasa lebih waspada dari sebelumnya. Mahendra memutuskan untuk membawaku ke penthouse-nya, dengan alasan bahwa tempat itu jauh lebih aman daripada apartemenku.“Aku punya sistem keamanan yang ketat di sini,” katanya saat kami masuk ke dalam lift. “Radit tidak akan bisa mendekat tanpa ketahuan.”Aku hanya mengangguk, meski jauh di dalam hati, aku masih merasa gelisah. Radit bukan orang yang mudah menyerah. Jika dia bisa menemukan tempat kerjaku, maka bukan tidak mungkin dia juga akan menemukan tempat ini.Sesampainya di penthouse, aku terkejut melihat betapa luas dan mewahnya tempat itu. Dinding kaca besar menampilkan pemandangan kota yang gemerlap di malam hari. Interiornya bernuansa monokrom dengan furnitur mahal yang tertata rapi.“Mulai sekarang, kau tinggal di sini,” ujar Mahendra dengan nada tegas.Aku menoleh padanya. “Tapi… aku tidak bisa terus bergantung padamu, Mahen.”Dia mendekat, menatapku dalam. “Kau bukan bergantung padaku, Liana. Kau sedang kulindungi.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Perlindungan di Balik Bahaya

Pagi datang lebih cepat dari yang kuharapkan. Aku masih belum bisa tidur setelah kejadian semalam. Bayangan sosok ber-hoodie itu masih menghantui pikiranku. Mahendra pun terlihat sama gelisahnya, meskipun dia berusaha menyembunyikannya dariku.Saat aku melangkah ke ruang makan, aroma kopi menguar di udara. Mahendra sudah duduk di kursi, dengan laptop terbuka di depannya. Dia tampak serius, sesekali mengetik sesuatu sambil menyeruput kopinya."Apa yang kau lakukan?" tanyaku sambil menarik kursi di depannya."Memeriksa rekaman CCTV," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Aku ingin tahu bagaimana dia bisa masuk ke area apartemen ini tanpa terdeteksi."Aku menggigit bibir. "Apakah kau menemukannya?"Mahendra menghela napas panjang, lalu memutar laptop ke arahku. "Lihat ini."Di layar, terlihat sosok pria ber-hoodie hitam berjalan menyusuri koridor dengan hati-hati. Dia menundukkan kepala, menghindari sorotan kamera. Tapi saat dia berhenti sejenak di depan pintuku, aku bisa mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Ancaman yang Semakin Dekat

Aku duduk di tepi ranjang Mahendra, masih memegang ponsel dengan tangan gemetar. Pesan dari Radit terasa seperti bayangan gelap yang terus mengintai di setiap langkahku.Mahendra berjalan mondar-mandir di depan jendela kamar, kedua tangannya terkepal erat. Aku tahu dia sedang berusaha menahan amarahnya."Kita tidak bisa membiarkan dia berkeliaran bebas," katanya akhirnya. "Aku akan mencari tahu dari mana pesan ini dikirim."Aku hanya mengangguk, masih merasa ketakutan. Mahendra mendekat dan berlutut di depanku, tangannya menggenggam tanganku erat."Kau aman di sini," katanya lembut. "Aku akan memastikan itu."Aku ingin percaya padanya, tapi Radit selalu punya cara untuk membuatku merasa tak berdaya.~~*Keesokan paginya, suasana di rumah Mahendra terasa lebih tegang. Mahendra sibuk dengan panggilan telepon, sementara beberapa pria berbadan tegap datang dan pergi, berbicara dalam nada serius.Aku duduk di ruang makan bersama ibunya, yang tampak lebih tenang meskipun aku bisa melihat so
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bahaya yang Makin Dekat

Aku menggigit bibir bawahku, mencoba menahan rasa panik yang mulai merayapi tubuhku. Foto-foto itu… mengapa dia harus memata-mataiku? Apa yang sebenarnya Radit inginkan dariku?Mahendra menutup amplop itu dengan ekspresi gelap di wajahnya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.“Cari dia. Segera,” katanya tegas, lalu menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari seberang.Aku menatapnya dengan cemas. “Kita harus bagaimana sekarang?”Dia menoleh padaku, lalu menggenggam tanganku erat. “Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu.”Aku ingin percaya padanya, tapi di sudut hatiku, aku tahu bahwa Radit bukan orang yang bisa dianggap remeh. Jika dia benar-benar mengawasiku selama ini, maka dia pasti sudah menyiapkan rencana yang lebih besar.~~*Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku hanya berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit, sementara Mahendra duduk di sofa di sudut kamar, masih berkutat dengan ponselnya.“Mahendra?” panggilku pelan.Dia mengangkat w
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status